1. PENDAHULUAN 1
2. KLASIFIKASI RIG 2
3. TUJUAN PEMERIKSAAN RIG 14
4. KUALIFIKASI PERSONEL 14
5. ACUAN / STANDARD 14
6. KATEGORI INSPEKSI 16
7. LINGKUP DAN PROSEDUR 18
8. PEMERIKSAAN RIG 22
9. METODE PEMERIKSA 24
10. PERHITUNGAN TENIS STRUKTUR 76
11. LAPORAN PEMERIKSAAN 80
12. CONTOH ITP 81
13. CONTOH SILO 82
14. LIST DOCUMENT TEKNIS 83
1. PENDAHULUAN
Untuk menemukan dan mengambil sumber sumber energi tersebut, digunakan alat bantu
yang disebut RIG. RIG adalah alat yang terdiri dari beberapa komponen untuk melakukan/
melaksanakan kegiatan pemboran. Pemboran adalah kegiatan/pekerjaan bawah tanah beserta
fasilitasnya yang digunakan untuk melakukan pekerjaan pengeboran (drilling), perbaikan
sumur (workover) dan pemeliharaan sumur pada usaha pertambangan minyak, gas bumi
maupun panas bumi.
Migas merupakan sumber energi dan sumber penerimaan negara yang relatif dominan
mendorong pertumbuhan ekonomi dan membutuhkan dukungan, industri penunjang,
memerlukan teknologi tinggi, padat modal, resiko tinggi, SDM dengan kompetensi dan
kualifikasi tertentu serta memerlukan kaidah keteknikan yang baik untuk mencapai
optimalisasi, efisiensi dan keselamatan Migas
- perangkat pengaturan dan pengawasan keteknikan di bidang usaha kegiatan Migas
- instalasi dan peralatan memenuhi standar
- SNI/SKKNI wajib dalam pengawasan keteknikan Migas
Adapun wujud dari paradigma keselematan migas meliputi : keselamatan pekerja, umum,
lingkungan dan instalasi
2. KLASIFIKASI RIG
Secara umum berdasarkan wilayah (lokasi) kerjanya, rig dibagi dalam 2 (dua ) jenis :
1. Onshore : Rig yang bekerja pada wilayah daratan.
Onshore rig dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu :
- Mobile Mounted Rig
- Trailer Mounted Rig
- Conventional Rig
Ada 2 jenis conventional rig yaitu :
- Land rig
- Heli rig
2. Offshore : Rig yang bekerja pada wilayah perairan
Offshore rig dibagi menjadi beberapa type yaitu :
- Barge Mounted Rig
- Jackup Rig
- Drillship Rig
- Tender Supported Rig
- Semi Submarsible Rig
- Permanent Platform Rig
Rotary Drilling
A The vertical distance from the top of the base plate to the battom of the crown block
support boam.
B The distance between heel to heel of adjacent legs at the top of the base plate.
C The window opening moasured in the clear and parallel to the center line of the derrick
side from top of base plate.
D The smaliest clear dimension at the top of the derrick that would restrict passage of
crown block.
E - The clearonce between the horisontal header of the gin pole and the top of the crown
support boam,
2.1. ONSHORE
2.1.1. Mobile Mounted Rig : Mast atau derrick berada pada mobil (carrier) atau satu
chasis dengan mobil
Berdasarkan bentuk fisiknya, ada yang single mast dan
double mast.
Rig jenis ini memiliki mobilitas yang tinggi dan biasanya
dapat digunakan untuk pekerjaar, kerja ulang (workover),
well services dan drilling (explorasi). Umumnya
mempunyai kemampuan drawwork di bawah 750 Hp.
2.1.2. Trailer Mounted Rig : Mast atau derrick berada pada trailer atau terpisah dari
Mobil (carrier).
Bentuk rig seperti ini umumnya Double Mast dan untuk
perpindahan lokasi ditarik trailer atau truk. Fungsinya
digunakan sebagai rig drilling (explorasi), mempunyai
dimensi yang lebih besar dari jenis Mobile Rig dan
mempunyai kemampuan drawwork 750 Hp atau lebih.
2.2. OFFSHORE
2.2.1. Barge Mounted Rig : Mast atau derrick berada di barge dan dipergunakan untuk
daerah rawa, canal yang dangkal. Barge tersebut akan
dipergunakan untuk operasi dan sebagai alat transport
yang mempergunakan system balancing.
Barge akan didorong dengan boat selama move ke lokasi
baru.
2.2.2. Jackup Rig : Mast atau derrick berada diatas working platform yang
ditopang dengan leg.
Rig tsb paling efficient untuk move dan digunakan dilaut
kurang lebih 400 ft. Leg tersebut akan diturunkan sampai
ke dasar laut dan working platform akan diangkat keatas
air. Gap antara laut dan working platform harus tinggi
untuk menghindari ombak.
Rig tsb digunakan untuk explorasi dan produksi. BOP
diletakan pada dasar laut dan tersambung dengan Riser
sampai dengan surface. Rig dilengkapi dengan
compensator untuk menstabilkan posisi drilling string
apabila rig dalam keadaan goyang akibat gelombang dan
jangkar.
2.2.3. Drill Ship Rig : Mast atau derrick berada diatas kapal, sehingga lebih
efficient untuk move dan tidak bergantung pada
kedalaman laut. Kerugian dari Drill ship ialah tidak stabil
pada laut lepas yang berombak. Untuk menstabilkan
posisi ,kapal dilengkapi dengan Thruster. Drill ship rig
biasanya digunakan untuk Wild cat dan development
drilling
2.2.4. Tender Supported Rig : Mast atau derrick akan diangkat dan di install pada
platform production parmanent yang berada pada laut
yang dangkal.
Tender supported rig pada umumnya dipergunakan untuk
work over dan semua facility mempergunakan atau
diletakan di barge.
Gambar Tender Supported Rig
2.2.5. Semi Submarsible Rig : Rig atau derrick diletakan diatas structure yang
mempergunakan system balancing sehingga rig tersebut
dapat digunakan pada laut dalam. Semi submarsible rig
dilengkapi dengan propeller sehingga rig tersebut dapat
moving jarak dekat tanpa mempergunakan kapal bantu
(tug boat dll).
2.2.6. Permanent Platform Rig : Rig atau derrick diletakan pada platform untuk selama
nya (parmanent) dan rig tersebut pada umumnya tidak
didapat di Indonesia.
Permanent platform rig banyak didapat di laut utara atau
daerah Amerika Utara dimana sering terjadi salju
sehingga tidak efficient untuk moving.
3. TUJUAN
Sertifikasi Rig adalah merupakan pemeriksaan berkala terhadap konstruksi Rig dan
kelengkapannya yang bertujuan untuk :
Mengantisipasi adanya cacat / kelainan padJa struktur rig secara dini dengan mengunakan
metode NDE
Mengetahui kemampuan Rig dengan melakukan perhitungan dengan mengunakan metode
elemen hingga (finite element method) dan verifikasi dengan pengukuran beban lapangan
( field stress measurement )
Mengetahui degradasi kemampuan menara
Memenuhi criteria kelayakan operasional untuk memenuhi pernyaratan mendapatkan
rekomendasi yang dikeluarkan oleh Dit. Jend. MIGAS ( SILO / Surat Ijin Layak Operasi)
4. KUALIFIKASI PERSONEL
Inspector yang melakukan pemeriksaan rig harus memiliki kualifikasi seperti yang
diisyaratkan oleh API dan standard lain yang terkait :
NDE Inspector - ASNT Level II
Oilfield Engineer - S1 Teknik dengan minimum pengalaman dalam bidang
structural, mechanical dan operasi rig
5. ACUAN/ STANDARD
Dalam API RP 8B terdapat empat kategori inspeksi seperti diuraikan di bawah ini :
a. Kategori I
Pengamatan peralatan selama operasi untuk mengetahui apakah ada indikasi kinerja
yang tidak sempurna. Pengamatan visual ini harus dilakukan setiap hari.
Inspeksi kategori I dilakukan oleh : kru yang mengetahui fungsi dan cara kerja
peralatan.
b. Kategori II
Inspeksi Kategori I plus inspeksi selanjutnya untuk mengetahui apakah ada korosi,
cacat (deformation), komponen yang longgar atau hilang, deteriorisasi, pelumasan
yang tidak benar, retak eksternal yang nampak serta penyesuain. Inspeksi ini
khususnya merupakan inspeksi secara visual, kecuali jika terdapat masalah. Inspeksi
ini harus dilakukan sekurang-kurangnya sekali 6 bulan atau 12 bulan tergantung pada
penggunaannya.
Inspeksi kategori II dilakukan oleh : kru yang mengetahui fungsi dan cara kerja
peralatan.
c. Kategori III
Inspeksi Kategori II plus pemeriksaan non-destruktif tambahan (NDE) dan meliputi
inpeksi secara visual serta dimensional terhadap area ktritis yang terpapar. Inspeksi
ini dapat mencakup pembongkaran untuk mendapatkan akses terhadap komponen
tertentu dan untuk mengidentifikasi keadaan aus yang melebihi toleransi yang
diijinkan oleh pabrik pembuatnya. Inspeksi Kategori III Test-Non Destructive (NDT)
harus dilakukuan terhadap peralatan berikut dalam keadaan terbongkar sekali setiap
12 bulan: elevator, links, bails, lugs, spiders, slips dan tongs. Inspeksi Kategori III
NDT harus juga dilakukan terhadap peralatan berikut dalam keadaan terbongkar
sekali setiap 24 bulan : kelly, kelly cock, kelly spinner, pin dan koneksi boks,
traveling block, kait (hook) dan swivel, tergantung pada kondisi pemakaiannya dan
hasil inspeksi didokumentasikan.
Inspeksi kategori III dilakukan oleh : kru yang mengetahui fungsi dan cara kerja
peralatan dan Third Party yang mempunyai ijin dan lisensi untuk melakukan
pekerjaan NDT.
d. Kategori IV
Inspeksi Kategori III plus inspeksi lanjutan yang dilakukan terhadap peralatan yang
dibongkar karena diperlukan untuk melaksanakan NDT terhadap semua komponen
penahan beban utama menurut yang ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.
Inspeksi kategori IV dilakukan oleh : Third Party yang mempunyai ijin dan lisensi
untuk melakukan pekerjaan N DT.
Kategori IV disyaratkan untuk pengurusan Surat Ijin Layak Operasi dari Ditjen Migas.
Data-data lain yang dikumpulkan untuk kebutuhan ijin kelayakan operasi adalah :
Maintenance program
Maintenance Record (hasil NDT, dll)
Historical Rig
Spare part list
Crew rig Certificate (Competency Certificate)
Training program ( untuk crew )
List of equipment
Corrective action
Certificate of equipment
- Tools
- Weight indicator
- BOP certificate
- Drilling line / Wire rope certificate
- Crane / Pesawat angkat - Migas
Jika terdapat perbaikan pada struktur dan substuktur maupun peralatan lainnya yang
membutuhkan pengelasan, harus membuat prosedur terlebih dahulu dan dibuatkan
dokumentasi serta dokumen tersebut diverifikasi pada saat pemeriksaan / inspeksi
dilaksanakan.
Dokumen yang dikumpulkan adalah :
WPS
PQR
Welder certificate
Rig dalam operasi secara umum didukung oleh beberapa system dimana setiap system terdiri
dari beberapa peralatan.
Jumlah peralatan tergantung dari type rig, kondisi, kegiatan dan kemampuan rig.
8.7.Other Equip - V
- Door
- Pipe bridge
- Hand rail
- Stair
- Drilling Instrumentation
- Driller Console
- Air winch
- Engine drawwork
9. METODE PEMERIKSAAN
STRUKTUR EQUIPMENT
HOISTING EQUIPMENT
9.1.1. MAST & SUBTRUCTURE / CARRIER (API SPEC 4E & 4F, API RP 4G,
IADC)
Note : - Item No.9 s/d 12 untuk Rig model telescopic - Visual report dari IADC terlampir
- Mast harus memiliki plat nama (name plate) API 4F yang menjelaskan rating beban,
guying patern, pembebanan tali dan rating angin.
Gambar Drawwork
9.1.3 CROWN BLOCK DAN TRAVELLING BLOCK (API SPEC 8A & 8C, API
RP 8B, IADC)
Shaft Sheaves
Cover Hook
Keausan dari sheave groove dapat diukur dengan menggunakan sheave groove. Jika kaausan
tersebut terlalu besar maka selain dapat memperpendek umur rope juga dapat menaakibatkan
rusaknya sheave sehinpga rope dapat keluar dari sheave.
9.1.5 DEAD LINE ANCHOR (API SPEC 8C, API RP 8B, IADC)
Jumlah lilitan minimum pada drum adalah 4 lilitan, fungsinya adalah untuk
mengurangi gaya yang bekerja pada clamping block. Jika lilitan pada drum terlalu
sedikit, gaya yang bekerja pada rope and masih terlalu besar dan mengakibatkan
clamping block tidak dapat menahan rope end tersebut sehingga dapat terlepas.
Gambar Link
9.1.8 Drilling Line /wire rope (API SPEC 9A, API RP 9B)
Wire rope terdiri dari beberapa kawat yang dipilin sehingga membentuk strand. Kemudian
beberapa strand dipilin membentuk sebuah wire rope. Dibagian tengah dari penampang wire
rope terdapat inti yang dapat terbuat dari fiber (Fiber Core) atau dari independent wire rope
(IWRC)
Dimana :
B = Kekuatan tarik nominal dari rope (Ib)
W = Gaya tarik pada fastline (Ib)
Minimum
Design Factor
Cable-tool line 3
Sand line 3
Rotary drilling line 3
Hoisting setvicc other than rotary drilling 3
Mast raising and lowering line 2.5
Rotary drilling line when setting casing 2
Pulling on stuck pipe and similar infrequent 2
operations
AS an example :
BERMACAM MACAM
KERUSAKAN PADA WIRE ROPE
HOISTING ROPE :
Tiga kawat putus dari satu strand dalam satu lay length
Enam kawat putus dari beberapa strand dalam satu lay length
9.2.1. ROTARY TABLE dan MASTER BUSHING (API SPEC 7, API RP 7L, IADC)
Prosedur pemeriksaan sebagai berikut :
1. Lepaskan Master Bushing dari Rotary Table
2. Bersihkan body dari kotoran, cat, grease,oli dll
3. Periksa Master Bushing dengan MPT/DPT
4. Periksa bukaan Rotary Table
5. Pemeriksaan Gear Rotary Table dengan MPT/DPT
Gambar SPIDER
Gambar Desander
Gambar Desilter
9.3.5 MUD PUMP & HOSE (API RP 7L, API RP 7C -11 F & IADC)
Karena saat pemeriksaan, Mud Pump tidak dalam keadaan repair sehingga pemeriksaan
visual hanya dapat dilakukan pada bagian luar Mud Pump dan peralatan lain yang terikut
pada Mud Pump sebagai berikut :
Pemeriksaan visual:
- Pastikan bahwa mud pump menggunakan dampener untuk mengurangf besarnya fluktuasi
tekanan pada discharge pipe
- Periksa kondisi dari dampener dan pastikan bahwa precharge pressurenya sesuai dengan
rekomendasf dart pabrik pembuat
- Periksa pressure setting dari relief valve
- Periksa kondisi dari sprocket dan chain apakah terdapat indikasi kerusakan, misalignment
atau keausan yang berlebihan
- Buka tutup atas, periksa apakati apakah terdapat goresan-goresan pada piston rod
- Periksa apakah terdapat pelumas dalam Jumlah yang cukup clan apakah sistim pelumasan
bekerja dengan baik
- Periksa apakah supercharging pump dapat bekerja dengan normal
- Periksa apakah posisi inlet pipe ke mixing tank tidak terlalu dekat dengan dasar tanki
lersebut yang dapat mengakibatkan tersedotnya lumpur kedalam mud pump
- Jika tidak menggunakan supercharging pump, Periksa apakah mud pump posisinya tidak
terlalu tinggi relatif terhadap permukaan cairan pada mixing tank
- Pastikan apakah inlet pipe tidak terlalu panjang, dan memiliki banyak belokan sehingga
mengakibatkan pressure loss yang berlebihan pada aliran fluida
- Apakah inlet pipe pada mixing tank terletak didekat return pipe sehingga dapat
menyebabken kavitasi
Gambar Centrifuge
HYDRAULIC EQUIPMENT
PNEUMATIC EQUIPMENT
PRIME MOVER
9.7.3 ENGINE (Drawwork & Electrical Engine) (API RP 7C 11F, API SPEC 7B
11C, IADC )
Spark Arrestor
Pembakaran yang tidak sempurna dan endapan arang pada mesin akan menghasilkan bunga
api yang disemburkan oleh pipa pembuangan. Bunga api ini kalau bertemu dengan udara
yang mengandung gas atau uap bahan bakar dapat mengakibatkan kebakaran.
Oleh karena itu sebagai pencegahan, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Menggunakan spark arrestor untuk mencegah keluarnya bunga api dari pipa exhaust
Meletakkan mesin pada jarak yang aman dari sumur ( min. 100 feet tanpa spark arrestor)
Dalam keadaan darurat dimana mesin harus dihentikan secara tiba-tiba, ada dua cara untuk
melakukan hal tersebut yaitu :
GENERATOR LISTRIK
Generator listrik yang digerakkan oleh mesin tanpa spark arrestor diletakkan pada jarak
min. 100 ft dari sumur
Genset harus dilindungi dari air hujan, karena genset yang basah dapat roenimbulkan
bahaya bagi manusia
Rumah dan badan generator yang terbuat dari metal harus dihubungkan ke tanah
(earthing)
WEIGHT INDICATOR
BEBERAPA JENIS WEIGHT INDICATOR YANG SERING DIGUNAKAN
Sensor gaya harus dikalibrasi secara periodik oleh instansi yang berwenang
Kalibrasi dilakukan terhadap perangkat weight indicator secara utuh, yang terdiri dari
sensor, hose dan indicatornya secara sekaligus
Weight indicator yang mengukur gaya pada fast line, hasilnya harus dikoreksi untuk
menentukan besar gaya yang bekerja pada hook
Weight indicator type deflection, dirancang untuk bekerja pada rope dengan ukuran
tertentu. Oleh karena itu weight indicator untuk 1" wire rope tidak dapat digunakan.untuk
wire rope
Jangan melakukan modifikasi terhadap bagian-bagian dari weight indicator tersebut
karena akan mempengaruhi akurasi dan lineritasnya
Perhitungan teknis adalah perhitungan yang dilakukan terhadap structure yang mendapat
pembebanan ketika beroperasi
Perhitungan teknis dapat dilakukan setelah pemeriksaan terhadap bagian structure dan
substructure selesai dilakukan dan tidak ditemukan kerusakan, retak maupun perubahan
bentuk yang sangat mendasar (deformasi)
Analisa kemampuan rig dilakukan berdasarkan hasil yang didapat pada pemeriksaan
dengan NDE hasil perhitungan dengan FEM yang diverifikasi dengan hasil
pengukuran beban lapangan (Load Test). Hasil analisa merupakan Safe Working Load
yang bisa dilayani oleh menara.
SILO terdahulu
Surat Penunjukan MIGAS
Rekomendasi Penerbitan SILO
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Surat Persetujuan Penunjukpn PJIT dari Pemilik Peralatan Rig
Corrective Action
Berita Acara Pemeriksaan Teknis Keselamatan Operasi
Laporan Umum Hasil Pemeriksaan
Laporan Pelaksanaan Pemeriksaan
Laporan Pemeriksaan Visual
Daftar Peralatan Rig
Sertifikat Peralatan
Laporan Pemeriksaan NDT
Laporan Uji Beban
Catatan Pemeliharaan
Laporan Independent Analysis (Jika diperlukan)
Daftar Crew Rig dan Sertifikat Kompetensi
Dokumen HES, SOP, SMS dan Training Program
Manual dan Spesifikasi Peralatan