EKSTRAKSI PADAT CAIR Leaching
EKSTRAKSI PADAT CAIR Leaching
PERCOBAAN-VI
II. Tujuan : Untuk menentukan kadar lemak dan minyak dalam kemiri
Potensi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak bercampur untuk
pemisahan analitis. Ekstraksi pelarut merupakan suatu langkah penting dalam
urutan menuju ke suatu produk murni dalam laboratorium organik, anorganik atau
biokimia seringkali suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan, dalam
beberapa menit (Day dan underwood,1986).
1. Batang Pengaduk
2. Batu Didih
3. Ember
4. Gelas Kimia
5. Gelas Ukur
6. Pisau
a. Heating Mantel
b. Klonsong
d. Kondensor
f. Pipa Shifon
g. Selang
8. Sendok Tanduk
9. Timbangan Analitik
1. Aluminium Foil
2. Kemiri
3. Kertas Saring
4. Petroleum Eter
5. Tissue
6. Vaseline Album
3. Dibungkus dengan kertas saring bagian atas dan bawah disumbat kapas.
4. Ditimbang labu didih/labu alas bulat dan batu didih yang akan digunakan.
5. Diisi labu alas bulat tersebut dengan cairan penyari (petroleum eter) hingga
2/3 volume labu terebut dan beberapa butir batu didih.
= 107,2925 - 1,70
= 0,0325 gram
VIII. Pembahasan
Semakin tinggi temperatur, laju pelarutan zat terlarut oleh pelarut semakin
tinggi dan laju difusi pelarut ke dalam serta keluar padatan, semakin tinggi pula.
Temperatur operasi untuk proses ekstraksi kebanyakan dilakukan di bawah
temperatur 100 karena pertimbangan ekonomis.
Pada proses ekstraksi, banyak pilihan pelarut yang digunakan. Beberapa hal
yang harus dipertimbangkan dalam memilih pelarut adalah sebagai berikut :
a). Selectivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan kompenen lainnya
dari bahan yang diekstrak. Dalam hal ini, larutan ekstrak yang diperoleh harus
dibersihkan yaitu dengan pelarut kedua.
b). Kelarutan
c). Kerapatan
Pelarut harus bahan kimia yang stabil dan inert terhadap komponen
lainnya di dalam system.
Pada proses ekstraksi biasanya pelarut dan solut dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau rektifikasi. Oleh karena itu titik didih kedua bahan tidak
boleh terlalu dekat. Dari segi ekonomi akan menguntungkan bila titik didih pelarut
tidak terlalu tinggi.
Rasio pelarut yang dipakai terhadap padatan harus sesuai dengan kelarutan zat
terlarut atau solut pada pelarut. Semakin kecil kelarutan solut terhadap pelarut,
semakin besar pula perbandingan pelarut terhadap padatan, begitu juga
sebaliknya. Dengan demikian perbandingan dan pelarut yang akan mampu
memberikan hasil ekstraksi yang diharapkan.
Syarat-syarat lain yang harus dipenuhi oleh pelarut yaitu pelarut sedapat
mungkin harus murah,tersedia dalam jumlah yang besar,tidak beracun,tidak
korosif,tidak mudah terbakar,tidak eksplosif bila tercampur dengan udara,tidak
menyebabkan terbentuknya emulsi, dan stabil secara kimia maupun termis. Karena
hampir tidak ada pelarut yang memenuhi semua syarat diatas, maka untuk setiap
proses ekstraksi harus dicari yang paling sesuai.
Pada percobaan ini dilakukan untuk mengekstraksi pelarut secara padat cair
dimana sampel yang digunakan adalah kemiri yang telah dihaluskan. Penghalusan
kemiri dilakukan agar proses ekstraksi pelarut dapat berjalan dengan baik sehingga
pelarut dapat mengekstraksi lemak yang terdapat di dalam sel kemiri tersebut.
Lemak dalam minyak kemiri diisolasi dengan metode soxhletasi.
IX. Lampiran
http://yanialkarim.blogspot.co.id/2016/01/ekstraksi-padat-cair.html
Penjelasan Leaching atau Ekstraksi Padat-cair
Posted by Haris Kreatif
Penjelasan Leaching atau Ekstraksi Padat-Cair - Ketika kita mempunyai suatu campuran bahan
kimia yang kita ingin pisahkan, kita dapat memisahknnya dengan proses ekstraksi. Dan campuran
tersebut harus dikontak dengan fase yang berlainan, dapat berupa cair dengan cair, solid dengan
fluida, gas dengan cair maupun uang dengan cair.
Proses ekstrasi itu sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu, ekstraksi cair dengan cair dan ekstraksi
padat dengan cair. Leaching itu sendiri adalah proses ekstraksi padat dengan cair. Biasanya untuk
melakukan ekstraksi cair dengan cair digunakan proses distilasi atau evaporasi. Seperti asam asetat
dapat diekstrasi dari air dengan proses distilasi menggunakan pelarut organik.
Pada umumnya senyawa organik atau anorganik terbentuk dari campuran komponen dalam bentuk
padatan. Zat yang akan diekstrak disebut dengan solut, dan solut tersebut akan kita pisahkan
dengan zat yang tidak diingikan dari suatu solid. Solid tersebut akan dikontakkan dengan fase cair.
Ketika fase padat dan fase cair terjadi kontak maka solut akan berdifusi dari solid menjadi fase liquid
sehingga mengakibatkan solut yang sebelumnya tercampur pada solid akan terpisahkan. Proses ini
yang dinamakan leaching. Pada proses ekstraksi padat cair terdapat bahan pelarut yang digunakan
bertujuan untuk memisahkan zat yang bisa terlarut pada bahan padat.
Pada leaching juga terdapat proses yang dinamakan washing yaitu, proses memisahkan komponen
yang tidak diinginkan dari solid menggunakan air.
Ekstraksi padat cair bertujuan untuk mengeluarkan suatu zat terlarut dari padatan atau bisa juga
untuk memurnikan suatu padatan dari zat yang mengkontaminasinya.
Proses leaching banyak ditemukan pada industri-industri. Biasanya ditemukan pada industri biologi
atau industri makanan, terdapat proses yang dilakukan untuk memisahkan suatu produk dari
struktur alaminya. Misalnya dari produksi gula, proses leaching dilakukan untuk memisahkan gula
dari tebu. Contoh lainnya dapat kita lihat pada produksi minyak makan, pelarut yang organik seperti
aseton atau eter digunakan untuk mengekstrak minyak dari kacang-kacangan.
Tahapan-tahapan proses ekstraksi padat cair diawali dengan meresapnya zat pelarut menuju zat
yang akan telarut sehingga terjadi perubahan fase pada zat tersebut, kemudian terjadinya difusi di
cairan dalam partikel yang padat menuju ke luar. Terakhir, terjadinya perpindahan zat terlarut dari
padatan menuju zat pelarut.
Leaching juga dapat kita temukan pada proses logam, diantaranya sebagai berikut :
1. Leaching Emas baca disni Leaching emas
2. Leaching alumunium baca disini Leaching Alumunium
3. Leaching pada tembaga baca disini Leaching tembaga
Ketika kita ingin mempersiapkan bahan solid yang ingin di-leaching, tergantung pada solut yang
tersedia. Apabila senyawa terlarut di kelilingi dengan suatu bahan yang tidak larut, maka pelarut
harus terlebih dahulu berdifusi ke dalam sehingga akan terjadi kontak yang membuat solut menjadi
larut, kemudian solut tersebut akan berdifusi keluar.
Pada material biologi biasanya solut berada dalam sel. Sehingga proses leaching menjadi lambat
karena terhalang oleh membran sel. Sehingga pada pemrosesan leaching material biologi, bahan
yang akan di leaching dipotong-potong tipis terlebih dahulu untuk mempercepat
proses leaching. Dapat kita lihat pada proses pengekstrakan gula pada tebu, terlebih dahulu tebu
tersebut dipotong-potong untuk mempermudah proses leaching.
Secari garis besar proses leaching dilakukan pada 3 tahap. Pertama proses pelarutan solut,
kemudian terjadi proses pemisahan larutan terhadap ampas dan yang terakhir proses mencuci
ampas padat. Berikut ini video tentang proses leaching.
http://www.sisikreatif.com/2016/04/penjelasan-leaching-atau-ekstraksi.html
HOME
CATEGORIES
EBOOK
ABOUT
CONTACT
Untuk memisahkan satu atau lebih komponen dalam campuran, campuran harus
dikontakkan dengan fase lain, proses ini dikenal dengan nama Ekstraksi. Fase lain yang
dikontakkan dapat berupa gas-cair, uap-cair, cair-cair maupun solid-fluida. Proses ekstraksi
sendiri dibedakan menjadi dua macam yaitu, ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat-
cair (leaching). Ekstraksi pelarut (ekstraksi cair-cair) seringkali digunakan sebagai alternatif
untuk melakukan pemisahan selain dengan distilasi atau evaporasi. Contohnya asam asetat
dapat dipisahkan dari air dengan distilasi atau dengan ekstraksi menggunakan pelarut
organik.
Kebanyakan senyawa biologi, organik, dan anorganik terbentuk dalam campuran dari
berbagai komponen dalam padatan. Untuk memisahkan solut (zat yang ingin diekstrak)
yang diinginkan maupun yang tak diinginkan dari suatu solid, solid dikontakkan dengan fase
liquid/ cair. Kedua fase tersebut akan mengalami kontak dan solut dapat berdifusi dari solid
menuju fase liquid sehingga terjadi solut yang tadinya berada dalam solid dapat dipisahkan.
Proses pemisahan inilah yang disebut dengan leaching. Pada leaching, ketika komponen
yang tidak diinginkan dipisahkan dari solid dengan menggunakan air maka disebut washing.
Leaching banyak dipakai dalam berbagai industri. Pada proses industri biologi dan
makanan banyak produk dipisahkan dari struktur alaminya dengan proses leaching.
Sebagai contoh, gula dihasilkan dari proses leaching dari tebu atau gula bit dengan
menggunakan air. Dalam produksi minyak sayur, pelarut organik seperti heksana, aseton,
dan eter digunakan untuk mengekstrak minyak dari kacang tanah, kacang kedelai, biji
bunga matahari, biji kapas, dan sebagainya. Pada industri farmasi, berbagai produk farmasi
yang berbeda dihasilkan dengan proses leaching akar tanaman, daun, ataupun batang.
Selain untuk berbagai kegunaan di atas leaching juga dijumpai dalam industri pemrosesan
logam. Biasanya logam yang bermanfaat biasanya terdapat dalam campuran dengan jumlah
konstituen tak diinginkan yang cukup besar. Leaching dipakai untuk memisahkan logam
sebagai garam yang terlarut. Misalnya garam tembaga di-leaching dari bijih yang
mengandung berbagai logam dengan menggunakan asam sulfat atau larutan amoniak.
Persiapan dari solid yang akan di-leaching tergantung pada proporsi solut yang ada,
distribusinya pada solid dan sifat alami dari solid. Bila senyawa terlarut dikelilingi oleh bahan
yang tidak larut, pelarut harus berdifusi ke dalam dan lalu berkontak serta melarutkan solut
dan kemudian berdifusi keluar.
Material biologi biasanya memiliki struktur seluler dan solut berada dalam sel.
Prosesleachingnya berlangsung relatif lebih lambat karena dinding sel menyebabkan suatu
halangan untuk berdifusi. Untuk itu biasanya materi biologi yang akan dileaching dipotong
tipis memanjang atau dikecilkan ukurannya lebih dahulu agar sel-sel terpecah sehingga
difusi dapat berlangsung lebih cepat. Contohnya dalam untuk mengekstraksi gula dari tebu,
tebu harus dipotong terlebih dulu.
Pada proses leaching, mekanismenya ialah solven ditransfer menuju permukaan solid,
kemudian solven berdifusi atau masuk ke dalam solid. Lalu, solut yang ada dalam solid
berdifusi ke solven. Kemudian solut yang sudah terlarut dalam solven berdifusi menuju
permukaan lalu ditransfer ke pelarut. Umumnya mekanisme proses ekstraksi dibagi menjadi
3 bagian yaitu:
Perubahan fase solute untuk larut ke dalam pelarut, misalnya dari padat menjadi cairan.
Difusi melalui pelarut di dalam pori pori untuk selanjutnya keluar dari partikel.
Akhirnya perpindahan solute ini dari sekitar partikel ke dalam larutan keseluruhannya.
Setiap bagian dari mekanisme ini akan mempengaruhi kecepatan ekstraksi, namun bagian
pertama
berlangsung dengan cepat maka terhadap kecepatan ekstraksi secara keseluruhan dapat
diabaikan.
Jadi proses leaching dapat dilakukan 3 macam:
1. Pelarutan solute.
Daftar Pustaka
Geankoplis, C.J., 2003, Transport Processes and Separation Process Principles (includes Unit
Operations), 4th ed., pp 776-777, 802-806, Prentice Hall, New Jersey
Budhikarjono, Kusno, 1996, Diktat Kuliah Alat Industri Kimia, edisi pertama, pp. 99 -
101, Institut Sepuluh Nopember, Surabaya..