Anda di halaman 1dari 3

10910910910ivv1234567891011121

31415161718910910910910910910910
910910
910910ivv1234567891011121314151617189109109109109109109109umour oleh korpus
siliaris dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Tekanan intraokular normal adalah 10-
22 mmHg, variasi harian sekitar 2-8 mmHg, tertinggi pada pagi hari, dan terendah pada sore
hari.

Epidemiologi ( www.depkes.go.id )
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak di seluruh
dunia. Berdasarkan data WHO 2010, diperkirakan sebanyak 3.2 juta orang mengalami kebutaan
akibat glaukoma. Berdasarkan survey kesehatan, sebesar 1.5% penduduk Indonesia mengalami
kebutaan dengan prevalensi kebutaan akibat glaukoma sebesar 0.20%.

Klasifikasi (ilyas sidharta)


Glaukoma Primer (Vaughan Ophtalmology)
Glaukoma primer sudut terbuka (kronis)
Penyebab dari glaukoma primer sudut terbuka adalah proses degeneratif
pada trabekula meshwork dan kanalis Schlemm. Proses degeneratif ini
berbeda dengan proses degeneratif yang normal. Hal ini menyebabkan
berkurangnya drainase dari cairan aqueous humour dan berakibat
meningkatnya tekanan intra okular.
Glaukoma primer sudut tertutup (akut)
Glaukoma primer sudut tertutup akut terjadi karena faktor predisposisi mata
secara anatomis. Terjadinya peningkatan tekanan intra okular adalah akibat
dari tersumbatnya drainase cairan aqueous humour menuju trabekula
meshwork yang tertutup. Gejala klinis dapat muncul secara akut sebagai
kegawatdaruratan klinis atau asimptomatik sampai terjadinya kehilangan
penglihatan.
Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain yang menyerang
bola mata,
dian

11 * 1 11
11 1 1 11
apse iris yang menyebabkan leukoma adheren
Glaukoma setelah tindakan pembedahan
Glaukoma sumbatan siliaris (glaukoma maligna)
Sinekia anterior perifer
Glaukoma Absolut
Glaukoma absolut merupakan stadium akhir dari glaukoma sudut tertutup
atau sudut terbuka yang tidak terkontrol, dimana sudah terjadi kebutaan
total akibat tekanan bola mata yang tinggi. Pada glaukoma absolut sering
terjadi penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan
neovaskulariasasi pada iris, keadaan ini mengakibatkan rasa nyeri.

Pato

213121312131
21112111211121112111211121112111211121112111211121112111211121112111211101110111
011101110111011101110111011101110111tic cup.
Secara fisiologis aqueous humour diproduksi oleh badan siliar yang terdapat di belakang
iris. Setelah dibentuk, cairan aqueous humour akan mengalir menuju kamera okuli anterior dan
akan didrainse melalui trabekular Meshwork dan kanalis Schlemm. Pada glaukoma terdapat
kegagalan dalam proses tersebut sehingga terjadi penumpukan cairan aqueous humour di kamera
okuli anterior yang kemudian akan juga menumpuk pada kamera okuli posterior. Hal ini akan
menyebabkan peningkatan tekanan intra okular dan dapat mengakibatkan rusaknya retina.

Gejala Klinis ( www.depkes.do.id & ilyas sidharta)


Gejala yang dialami oleh penderita glaukoma sangat beragam tergantung jenis
glaukoma yang diderita, apakah akut atau kronik. Apabila menderita
glaukoma akut, gejalanya akan sangat jelas karena penderita akan
merasakan sakit kepala, mual, muntah, penurunan penglihatan secara
mendadak, melihat pelangi disekitar lampu dan mata terlihat merah.
Sedangkan glaukoma yang bersifat kronik tidak menimbulkan gejala.
Penderita tidak merasakan apapun, namun perlahan terjadi kerusakan saraf
sehingga berdampak pada penurunan penglihatan. Glaukoma yang bersifat
kronis sering disebut sebagai pencuri penglihatan karena berkembang
tanpa ditandai dengan gejala yang nyata.

Pemeriksaan
1. Pemeriksaan lapang pandang
Penyakit glaukoma dapat mengakibatkan kelainan lapang pandang
yang disebabkan oleh serabut saraf yang rusak. Pemeriksaan ini
dapat menggunakan beberapa cara seperti tes konfrontasi, tes
menggunakan tabir Bjerrum, atau dengan alat perimetri (Goldmann,
Friedmann, atau Humphrey).
2. Gonioskopi
Pemeriksaan ini merupakan suatu cara untuk melihat langsung
keadaan sudut bilik mata. Dengan gonioskopi dapat ditentukan
klasifikasi glaukoma, apakah glaukoma
de


3 33
h33 33 33 33
33 33 h3ta
bentuk dari saraf optik dapat menggambarkan ada atau tidaknya
kerusakan akibat glaukoma.
3. Pemeriksaan tekanan bola mata
Palpasi Palpebra
Pneumometri
Tonometri Schiotz

Anda mungkin juga menyukai