Anda di halaman 1dari 10

Sinopsis Ilmu Pengetahuan Populer

BETERNAK AYAM KAMPUNG

Oleh;

Nama : Fathurrohman
Kelas : IX C
No. Absen : 09

SMP NEGERI 3 BAWANG


TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DAFTAR ISI
BAB I MANFAAT BETERNAK AYAM KAMPUNG
BABA II SYARAT KANDANG YANG BAIK/SEHAT
BAB III PAKAN AYAM
BAB IV PEMILIHAN BIBIT AYAM KAMPUNG
BAB V CARA PEMELIHARAAN AYAM KAMPUNG
BAB VI PENYAKIT AYAM DAN CARA PENCEGAHANNYA

BAB I
MANFAAT BETERNAK AYAM KAMPUNG

Ayam kampung dienal dengan sebutan ayam buras (bukan ras) atau ayam
sayur. Jenis ayam ini sejak dahulu sudah dikenal dan telah menyatu dengan
kehidupan masyarakat petani di pedesaan. Hasil yang diperoleh dari beternak ayam
kampung ini berupa daging dan telur yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Bahkan, kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan bulunya pun bermanfaat
sebagai bahan lukisan atau sulak.
Keuntungan beternak ayam kampung adalah :
1. Sebagai pengahasil daging dan telurnya sebagai sumber gizi
2. Sebagai tambahan pendapatan
3. Mudah cara pemeliharaannya
4. Modalnya sedikit (kecil)
5. Cepat berkembanngbiak
6. Sebagai tabungan (sewaktu-waktu dapat dijual)

BAB II
SYARAT KANDANG YANG BAIK/SEHAT
a. Kandang berbentuk panggung beralaskan bambu berbentuk kikis atau bilah-
bilah kecil dengan jarak - 1 cm supaya kotoran dapat jatuh ke bawah;
b. Kandang sebaiknya sebagaian terbuka supaya udara dalam kandang tidak
lembab supaya pertukaran udara lancar;
c. Di sekitar kandang tidak ada air yang menggenang dan tidak ada pohon-pohon
besar yang menghalangi sinar matahari masuk ke kandang;
d. Kandang sebainya menghadap ke timur, supaya sinar matahari pagi dapat
masuk ke kandang;
e. Di skeitar kandang sebaiknya diberi penghalang/pagar yang tinggi untuk masuk
menghindar hembusan angin kencang secara langsung;
f. Atap kandang sebaiknya terbuat dari genteng/asbes.

Peralatan kandang yang diperlukan diantaranya :


1. Tempat makan dan tempat minum (dari plastik atau bambu)
2. Tempat bertengger (20-25 cm per ekor)
3. Alat-alat pembersih kandang (sapu, sikat, skop, dan alat pembuang kotoran)

BAB III
PAKAN AYAM
Secara tradisional ayam kampung diberi pakan berupa beras, menir, sisa-sisa
nasi, jagung, sayuran, kecambah, dan daun singkong. Di samping itu, ayam kampung
dibiarkan lepas mencari pakan sendiri sebagai pakan tambahan.

Pakan ayam kampung yang baik terdiri dari :


1. Daun-daunan, seperti rumput-rumputan, sayur-sayuran yang berwarna hijau;
2. Biji-bijian, misalnya kacang hijau, jagung, padi dan beras;
3. Sisa-sisa produksi pertanian yang berupa dedak atau sisa makanan berupa nasi.

Bahan-bahan pakan ayam kampung juga tersedia di toko-toko unggas (poultry


shop), seperti tidak halus, jagung, sagu, bungkil, kedelai, tepung ikan, tepung tulang,
bungkil kacang tanah, kacang hijau, bungkil kelapa, dan ada juga yang berupa pakan
jadi. Bahan-bahan yang jarang tersedia di toko-toko unggas tetapi tersedia di desa
adalah singkong, sorgum, ubi jalar, talas, biji kecip, berkicot, serangga dan cacing.

BAB IV
PEMILIHAN BIBIT AYAM KAMPUNG

a. Calon Pejantan
1. Ayam harus sehat
2. Tubuh tegap dan gagah
3. Bulu bersih mengkilap
4. Mata Jernih
5. Jengger dan pial berwarna merah
6. Kaki kuat
7. Berumur antara 1 dan 3 tahun

b. Calon Induk
1. Bulu berih
2. Jengger dan pial berwarna merah
3. Berumur antara 2 bulan dan 6 tahun

c. Ciri-ciri induk
1. Berproduksi 2. Tidak Berproduksi (kering)
a) Segar a) Pucat
b) Jernih b) Layu
c) Halus c) Kasar
d) Basah, besar d) Kering, kecil
e) Tulang pinggul lebar e) Tulang pinggul sempit
f) Jarak tulang pingul 3 jari f) Tulang pinggul sempit
dewasa
3.
d. Perbandingan jumlah induk dan pejantan
1. Paling sedikit satu pejantan dewasa dengan satu pejantan betina dewasa
(induk) dan paling banyak satu pejantan dengan 15 betina;
2. Lebih baik satu pejantan dewasa dengan 5-9 induk betina, ayam-ayam induk
berproduksi harus dijaga agar tetap bersatu dengan pejantan.
4.
5.
6.
7.
8.
9. BAB V
10. CARA PEMELIHARAAN AYAM KAMPUNG
11.
12. Secara pintas memelihara ayam ampung tidak banyak peranannya
alam kehidupan masyarakat tani di pedesaan. Hal itu disebabkan oleh rasa pesimitis
sebagai akibat ayam selalu mendapat ancaman penyakit tetelo (ND) dan umumnya
tujuan pemeliharaan ayam hanya untuk tabungan hewan kesayangan. Hal itu terbukti
walaupun jumlahnya sudah cukup banyak jarang sekali ayam dipotong untuk
dimakan sendiri dan hanya kalau betul-betul memerlukan ang ayam baru dijual.
13. Beberapa cara pemeliharaan ayam kampung berdasarkan pengalaman
di beberapa daerah adalah sebagai berikut :
1. Pemeliharaan Cara Alamiah
a. Ayam dipelihara dengan cara dilepas begitu saja untuk mencari makan
sendiri;
b. Sarang untuk induk bertelur dibuat seperti kerucut agar dayatetes telur yang
dierami tinggi;
c. Induk ayam bertelur 3 kali setahun, rata-rata 13 butir setiap kali masa
bertelur;
d. Biasanya peternak hanya mengeramkan telur ayamnya rata-rata 10 butir
selebihnya (3 butir) tidak dapat ditetaskan busuk;
e. Setiap induk hanya menghasilkan 30 ekor anak ayam pertahun;
f. Dengan cara pemeliharaan ini kematian anak masih cukup tinggi oleh
berbagai sebab, seperti serangan tetelo, serangan binatang buas, kedinginan
dan kecelakaan, kematian anak ayam dapat mencapai 50% atau lebih,
sehingga yang selamat menjadi besar hanya sedikit.
14.
15. Cara pemeliharaan seperti ini tidak banyak memberikan keuntungan.
Oleh karena itu, pelru diperbaiki.
16.
2. Pemeliharaan Cara Sederhana
a. Cara ini mirip dengan cara alamiah. Bedanya cara ini perlu ada kandang
untuk istirahat dan pengaman di waktu malam hari. Induk ayam yang
menetaskan dan anaknya dipelihara dalam satu kurung dan diberi maka
kurang lebih selama 2 minggu sambil menunggu anak ayam berbulu lengkap
dan kuat kondisi badannya. Hal ini untuk mencegah kematian.
b. Dengan cara ini dibiarkan mengerami telurnya selama sampai dewasa,
sekkitar 80%-90% dari resiko kematian menjadi berkurang.
c. Induk ayam dibiarkan mengerami telurnya dan mengasuh anaknya dalam 1
tahun masa bertelurnya menjadi 3 kali;
d. Dengan jumlah telur yang dieramkan hanya 10 butir setiap kali masa
bertelurnya dan resiko kematian kecil dalam 1 tahun setiap ekor induk akan
menghasilkan ayam siap potong atau siap jual sebanyak 24-27 ekor dan telur
yang dikonsumsi atau dijuan 9 butir.
17.
3. Pemeliharaan Cara Semiintensif
a. Caranya sama dengan cara sederhana, perbedaannya induk tidak mengasuh
anaknya, tetapi begitu anak ayam selesai ditetaskan langsung dipisahkan dari
induknya dan dipelihara atau dibesarkan dengan indu buatan selama kurang
2 minggu;
b. Induk buatan dapat berupa kurungan, terbuat dari seng/tripleks dengan
pemanasan bola lampu. Selama dalam kurungan atau indukan, anak ayam
diberi makan dan air minum selama 2 minggi. Anak ayam dilepaskan untuk
mencari makan di alam bebas;
c. Induk ayam perlu dimandikan paling tidak 1 minggu sekali, terutama setelah
menetaskan telurnya;
d. Dengan cara ini induk akan cepat bertelur lagi, dan 1 tahun dapat bertelur
sebanyak 6 kali. Berarti, tiap induk pertahun menghasilkan 48-54 ayam siap
potong siap jual dan 18 butir telur siap dikonsumsi atau dijual.
18.
4. Pemeliharaan Cara Intensif
a. Ayam dipelihara dalam kandang atau halaman yang dipagar keliling dan
tidak dibiarkan lepas mencari makan sendiri;
b. Ayam diberi makan campuran konsentrat dan dedak atau jagung atau jenis
lainnya dalam perbandingan tertentu;
c. Cara ini lebih banyak membutuhkan modal dan menyita waktu untuk
memberi makan dan minum;
d. Ayam dapat dipelihara dalam jumlah sangat besar;
e. Biaya produksi, seperti pakan, obat-obatan, dan kandang-kandangan tenaga
cukup besar;
f. Tanah untuk kandang/pemeliharaan harus tersedia;
g. Untung dan ruginya bergantung pada perimbangan biaya produksi dan harga
jual.
19.
20.
21. BAB VI
22. PENYAKIT AYAM KAMPUNG DAN CARA PENCEGAHANNYA
23.
1. Penyakit ND/Tetelo
24. Tanda-tanda pad ayam :
a. Nafsu makan berkurang sampai hilang
b. Lesu
c. sesak nafas dan ngorok
d. Mencret, warna kotoran putih hijau
e. kelumpuhan pada kaki (sebagian atau seluruhnya)
f. Leher terputar kebelakang atau kepala miring
g. Angka kematian tinggi akibat penularan cepat
25.
26. Cara penularan penyakit tetelo ini sebagai berikut :
1. Melalui sentuhan dengan ayam sakit
2. Bersentuhan dengan bahan tercemar seperti tinja, Bangka penderita
3. Melalui udara pernapasan
4. Melalui makanan yang tercemar bibit penyakit
27.
28. Tindakan pencegahan yang harus dilakukan :
1. Ayam yang sehat divaksinasi tetelo secara teratur
2. Makanan dan lingkungan dijaga kebersihan kandangnya
3. Ayam yang mati akibat tetelo harus dibakar atau dikubur
4. Vaksinasi dilakukan di tempat yang teduh
5. Jadwal vaksinasi tetelo pada ayam kampung biasanya dilakukan mulai umur
minggu dan setiap 4 bulan sekali untuk ayam dewasa.
29.
2. Penyakit Cacar/Fowl Fox
30. Tanda-tanda pada ayam :
1. Terlihat bungkul-bungkul atau bintil-bintil pada kulit di sekitar kepala,
jengger dan pial.
31. Pengobatan :
1. Diberi yodium setelah bungkulnya dileas
2. Divaksinasi cacar melalui selaput ari ayam
32.
33.
34.
3. Penyakit Pilek/Snot
1. Suara ayam serak-sera dalam rongga mulut terdapat lendir.
35. Pengobatan :
1. Diberi obat anti pilek (dapat dibeli ditoko unggas/poltryshope)
2. Diberi obat tradisional (diberi air rebusan daun serai atau jahe yang
diminumkan 3x sehari sattu sendok makan.
36.
4. Penyakit Cacingan :
37. Tanda-tanda pada ayam :
1. Bulu kasar dan jarang
2. Tubuh kurus
3. Kotoran basah
38.
39. Pengobatan :
1. DIberi obat cacing (dapat dibeli di toko unggas)
2. Diberi obat tradisional
a) Bubuk buah pinang jambe yang dicampurkan dengan nasi sedikit
kemudian dimasukan ke rongga mulut ayam;
b) Air rebusan daun jambu biji/jambu batu yang diminumkan.

Anda mungkin juga menyukai