Email: dwiyono.hari.fis@um.ac.id
PENDAHULUAN
Tanah vertisol merupakan salah satu ordo ku liat montmorilonit. Vertisol didomina-
dalam taksonomi tanah yang mengem- si oleh fraksi liat montmorilonit yang ter-
bang apabila dikenai air, mengkerut dan sebar merata pada setiap horizon (A, AC,
keras apabila kering. Sifat unik vertisols C) (Rafi'i,1985). Sifat kembang kerut
terkait dengan kembang kerut, sehingga yang tinggi pada tanah vertisol selain
terjadi pencampuran vertikal (pedoturba- bermasalah dalam hal pengelolaan, juga
tion), geser lateral, dan pembentukan re- dapat menyebabkan bangunan rumah
tak, slickensides dan gilgai (Kovda, et al. yang ada di atasnya cepat mengalami ke-
2010). Pada berbagai penggunaan tanah retakan.
vertisol mengalami permasahan pada si- Sifat kembang kerut tanah vertisol
fat kembang kerut, sebagai akibat perila- yang menjadikan permukaan tanah berge-
1
Dosen Jurusan Geografi FIS UM
47
48
Dwiyono Hari Utomo. Morfologi Profil Tanah Vertisol Di Kecamatan Kraton, Kabupaten
Pasuruan
lombang, retak, pecah, dan terbelah, me- suk terperosok ke dalam retakan. Peristi-
rupakan fenomena pedologis yang khas. wa tersebut menjadikan horison subepi-
Tanah vertisol yang dimanfaatkan sebagai pedon terisi partikel tanah yang berasal
lahan pertanian, maka faktor pembatas dari horison epipedon, kondisi ini meng-
terletak pada ketersediaan air. Walaupun kacaukan horison, bahkan terjadi proses
ketersediaan air yang cukup menjadikan pedoturbasi. Pada penggunaan lahan per-
tanah mengembang, tetapi mudah diolah, tanian dengan tanaman semusim horison
dibajak atau dipacul. Pada kondisi kering, epipedon kaya dengan bahan organik
tanah vertisol padat, pejal, keras, dan re- yang terlapuk ataupun yang belum terla-
tak-retak, sulit diolah. Tanaman pada puk pasca panen. Bahan organik ini ke-
kondisi kering, akan layu dan mati, kare- mudian ditemukan di horison subepipe-
na tanah mengambil cairan dalam tubuh don yang menunjukkan adanya pembali-
tanaman. kan horison.
Tanah vertisol memiliki sifat fisika, Vertisol memiliki lapisan solum ta-
kimia, dan biologi yang berbeda setiap nah yang agak dalam atau tebal yaitu an-
horizon utama dalam profilnya. Pemben- tara 100-200 cm, berwarna kelabu sampai
tukan tanah vertisol dipengaruhi oleh fak- hitam, sedang teksturnya lempung berliat
tor pembentuk tanah seperti bahan induk, sampai liat. Kandungan liat tanah vertisol
iklim, topografi, organisme, dan waktu. ini mencapai >30% pada seluruh horizon,
Tetapi pada penelitian ini perhatian utama dengan sifat mengembang dan mengke-
pada faktor topografi atau toposekuen. rut. Pada keadaan kering tanah mengkerut
Pada topografi yang bervariasi mengala- menjadi pecah-pecah dan sebaliknya saat
mi proses erosi, sedimentasi, dan fluvial basah tanah mengembang dan lengket.
yang menghasilkan bentuklahan yang Ritme ini terjadi pada wilayah yang
bervariasi. Dengan demikian, morfologi mempunyai musim kemarau dan musim
profil tanah vertisol memiliki variasi sifat penghujan secara tegas. Retakan-retakan
fisika, kimia, dan biologi pada setiap tanahnya pada saat kering ini lebarnya
bentuk lahannya, maka perlu untuk dikaji dapat mencapai 25 cm dan dalamnya da-
morfologi profil pada variasi bentuk la- pat mencapai 60 cm, keras berbongkah-
hannya. bongkah. Vertisol mempunyai kemam-
puan meremah sendiri (self churning),
Morfologi Profil Tanah Vertisol
adanya timbulan mikro gilgai, cermin se-
Klasifikasi tanah yang disusun oleh sar, dan struktur tanah berbentuk baji be-
USDA dalam soil taxonomy, vertisol se- rukuran sangat kasar (Sutanto, 2015), dan
bagai salah satu ordo tanah. Vertisol be- ditemukan slickenside (Kovda, et al.
rasal dari bahasa latin verto yang artinya 2010). Gilgai merupakan mikrotopografi
terbalik, yang terbalik adalah horisonnya, dan disebut juga crabhole, (Buol, et al.
yaitu epipedon berada di subepipedon. 2011). Vertisol mengandung 30-90% liat
Peristiwa ini terjadi karena adanya pere- (Legros, 2012), liat montmorilonit (alu-
takan tanah pada saat kering, retakan da- minous,slightly magnesian clay minerals)
pat melampau horison A (epipedon) dan atau ( ) ( , ) yang
bagian tanah yang ada di permukaan ma-
49
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016
Rata-
liat blocky hitam 2.46 1.1 55.02 st 7 bb bb
rata
90 cm
1-1A liat blocky hitam 2.49 0.96 61.38 st 7 bb bb
1-1B liat blocky hitam 2.3 0.99 57.13 st 7 bb bb
1-1C liat blocky hitam 1.93 0.93 51.77 st 7 bb bb
1-1D liat blocky hitam 2.94 1.16 60.54 st 7 bb bb
Rata-
liat blocky hitam 2.41 1.01 57.7 st 7 bb bb
rata
30 cm
2-3A liat blocky hitam 2.65 1.23 53.6 st 7 bb bb
2-3B liat blocky hitam 2.48 1.07 56.82 st 7 bb bb
2-3C liat blocky hitam 2.68 1.06 60.27 st 7 bb bb
2-3D liat blocky hitam 2.56 1.11 56.82 st 7 bb bb
Rata-
liat blocky hitam 2.59 1.11 56.88 st 7 bb bb
rata
60 cm
2-2A liat blocky coklat 2.77 1.17 57.68 st 7 bb bb
2-2B liat blocky coklat 2.38 1.09 54.32 st 7 bb bb
2-2C liat blocky coklat 2.61 1.08 58.67 st 7 bb bb
2-2D liat blocky coklat 2.57 1.15 55.19 st 7 bb bb
Rata-
liat blocky coklat 2.58 1.12 70.93 st 7 bb bb
rata
90 cm
2-1A liat blocky coklat 2.76 1.07 61.14 st 7 bs bb
2-1B liat blocky coklat 2.7 1.12 58.54 st 7 bs bb
2-1C liat blocky coklat 2.59 1.12 56.82 st 7 bs bb
2-1D liat blocky coklat 2.48 1.07 56.82 st 7 bs bb
Rata-
liat blocky coklat 2.63 1.09 58.33 st 7 bs bb
rata
Tabel lanjutan
Porosi- Konsis- Orga-
Sampel Tekstur Struktur Warna BJ BV pH Kapur
tas tensi nik
30 cm
3-2A liat blocky hitam cokl 2.75 1.28 53.33 st 7 bs bb
3-2B liat blocky hitam cokl 2.61 1.22 53.33 st 7 bs bb
3-2C liat blocky hitam cokl 2.58 1.09 57.58 st 7 bs bb
3-2D liat blocky hitam cokl 2.67 1.24 53.33 st 7 bs bb
Rata-
liat blocky hitam cokl 2.65 1.21 54.39 st 7 bs bb
rata
60 cm
3-1A liat blocky hitam cokl 2.71 1.15 57.58 st 7 bs bb
3-1B liat blocky hitam cokl 2.75 1.28 53.33 st 7 bs bb
3-1C liat blocky hitam cokl 2.73 1.16 57.58 st 7 bs bb
52
Dwiyono Hari Utomo. Morfologi Profil Tanah Vertisol Di Kecamatan Kraton, Kabupaten
Pasuruan
30 cm
53
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016
60 cm
90 cm
PEMBAHASAN
Profil tanah vertisol bervariasi keda- elevasi, yaitu 4-7 mdpl. Variasi elevasi
lamannya sampai batas regolith, yaitu an- dimaksudkan untuk melihat proses erosi
tara 100-200 cm. Pada kedalaman ini ti- dan sedimentasi. Hasil pengamatan tidak
dak tegas batas horisonnya,hal ini dapat ditemukan hasil erosi, hal ini menunjuk-
terjadi karena tanah vertisol tidak memi- kan bahwa wilayah Kecamatan Kraton
liki horison eluviasi, sehingga tidak ter- relatif datar. Pada elevasi 7 mdpl keteba-
bentuk horison illuviasi atau horison B. lan profil 200 cm, elevasi 6 mdpl keteba-
Horison vertisol terusun daari horison O lan profil 150 cm, elevasi 5 mdpl keteba-
yang tipis diatas horison A dan C tanpa lan profil 150 cm, dan elevasi 4 mdpl ke-
horison B atau disebut horison A/C. To- tebalan profil 100 cm.
pografi datar sampai bergelombang. Titik Vertisol dicirikan adanya pembali-
pengambilan profil tanah berdasarkan kan horison karena proses kembang kerut
54
Dwiyono Hari Utomo. Morfologi Profil Tanah Vertisol Di Kecamatan Kraton, Kabupaten
Pasuruan
tanah. Horison permukaan (epipedon) di- ukuran 1-2 mm tanpa putus, pada kondisi
temukan pada horison sub permukaan lembap, dan dalam kondisi lembap-basah
(sub epipedon) seperti bahan organik tanah sangat lekat. Keberadaan tekstur
yang masih belum terlapuk sempurna di- liat terkait dengan berat jenis, berat vo-
temukan pada horison sub epipedon. Sifat lume, porositas, konsistensi, dan kemam-
kembang kerut tanah disebabkan pemba- puan kembang kerut. Kandungan liat se-
sahan dan pengeringan pada mineral liat makin dalam semakin tinggi.
montmorilonit tipe 2:1. Tanah mengem- Berat jenis antara 2,41-2,81g/cm3,
bang jika air mengisi seluruh ruang pori berat volume antara 1,01-1,21 g/cm3, po-
atau dalam kondisi jenuh, dan mengkerut rositas antara 54,39-61,25%, dan konsis-
jika tanah kering yang berkepanjangan. tensi sangat teguh. Berat jenis semakin
Sifat kembang kerut ini berlangsung se- besar maka semakin kecil kemampuan
suai dengan periode musiman, yaitu anta- mengembang (swelling), sebaliknya berat
ra musin penghujan dan musim kemarau. jenis semakin kecil maka semakin besar
Pada keadaan kering tanah mengkerut kemampuan mengembang (swelling). Pe-
menjadi pecah-pecah dan sebaliknya saat ngembangan terjadi pada kandungan air
basah tanah mengembang dan lengket. yang banyak, sedangkan kandungan air
Retakan-retakan tanahnya pada saat ker- sedikit, tanah menyusut bahkan retak, pe-
ing ini lebarnya mencapai 15 cm, dalam- cah, dan mengeras (Taboada, 2003).
nya mencapai 50 cm, keras, dan berbong- Tanah yang bertekstur halus mem-
kah-bongkah. punyai berat jenis yang lebih kecil diban-
Tiga mineral penting di daerah tropis dingkan dengan tanah yang bertekstur ka-
yaitu gibbsite (formed in the complete ab- sar. Hal ini disebabkan oleh total ruang
sence of silica), kaolinite and montmoril- pori yang lebih banyak pada tekstur liat
lonite (Duchaufour,1982). Montmorilonit dibandingkan dengan pasir, sehingga po-
sebagai contoh smektit yang mempunyai rositas liat lebih besar dibandingkan den-
formula kimia (1/2 Ca, Na)(Al,Mg, gan porositas pasir. Nilai porositas yang
Fe)4(Si, Al)8O20(OH)4.nH2O. Smektit me- besar menunjukkan ruang total pori yang
rupakan liat yang memiliki struktur T-O- banyak dibandingkan dengan volume pa-
T, satu liat Alumina Oktahedral diapit datannya. Semakin halus teksturnya se-
oleh dua liat Silika Tetrahedral. Terdapat makin besar porositasnya, sehingga teks-
sejumlah Mg dan Fe yang tersubstitusi ke tur dan porositas merupakan hubungan
dalam lapisan oktahedral. H2O dapat te- terbalik.
rabsorbsi ke dalam lembaran T-O-T se- Fase kembang kerut dimulai dari re-
hingga mengembang, oleh sebab itu takan kecil sewaktu musim kemarau, dan
smektit dikenal sebagai expanding clay. terus megalami peretakan yang semakin
Berdasarkan sifat kembang kerut melebar dan dalam. Pada musim hujan,
vertisol, maka tekstur vertisol didominasi retakan terisi oleh air hujan bersama ma-
oleh partikel liat. Hal ini dapat terjadi ka- terial terlarut atau material lain yang ada
rena hanya liat yang mampu melakukan di permukaan. Retakan tertutup, karena
kembang kerut. Sifat liat di lapangan me- tanah mengembang, menghasilkan gun-
nunjukkan tanah dapat digulung dalam dukan atau penggelombangan pada per-
55
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016
mukaan tanah. Musim hujan seterusnya bahan organik menyusup ketika tanah pe-
melakukan erosi permukaan (Duchaufour, cah.
1982) Kandungan kapur ditentukan dengan
Struktur tanah vertisol gumpal cara kualitatif yaitu dengan menetesi HCl
(blocky) pada seluruh profil, dengan kon- 10%. Pada setiap kedalaman terdapat ka-
sistensi teguh atau keras kalau kering. Si- pur yang ditandai buih ketika ditetesi HCl
fat kembang kerut ini menjadikan vertisol 10%. Hal ini menunjukkan bahwa kapur
mempunyai kemampuan meremah sendi- merupakan material terlarut bersama air
ri (self churning) menunjukkan struktur hujan, tetapi dapat juga terjadi karena se-
baji, sebagaimana dinyatakan oleh Kuti- dimentasi. Sebagaimana pernyataan Du-
lek and Nielsen (2001). Bahan induk ver- chaufour (1982) secara umum terjadi di
tisol di Kraton, Pasuruan berdasarkan pe- plain (dataran), dan cekungan yang terisi
ta bahan induk Badan Pertanahan Na- oleh liat yang diperkaya kalsium dan
sional Kabupaten Pasuruan tahun 2004 magnesium, liat mengembang diperkaya
adalah endapan liat dan tuf vulkan. Mont- silikat (montmorilonit). Daerah Geron-
morilonit merupakan komponen utama gan, Kraton mempunyai kemiringan 2%
bentonit yang terbentuk sebagai akibat (datar).
pelapukan tuf vulkan (Chitraningrum, Reaksi tanah netral (pH=7,00). Hal
2008). ini selain kandungan kapur dan organik,
Warna tanah didominasi warna hi- tanah tidak mengalami penjenuhan atau
tam dengan gradasinya, yaitu 10YR 2/1 penggenangan yang dapat menurunkan
(black) dan 10YR 2/2 (very dark brown). pH tanah, dan tidak ditemukan adanya
Hitam kelam (10 YR 2/1) di horison per- bercak kemerahan sebagai akibat drae-
mukaan dan hitam kecoklatan (10 YR nase yang jelek.
2/2) di horison sub permukaan. Peruba-
han warna dapat terjadi karena bahan or- KESIMPULAN
ganik yang lebih banyak di horison per-
mukaan, sedangkan semakin dalam ba- Berdasarkan hasil penelitian dan
nyak mengandung kapur. Kandungan ba- pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
han organik lapisan tanah atas cukup 1. Vertisol didominasi tekstur liat yang
tinggi karena penutup tanah berupa ham- menyebabkan retak di musim kemarau
paran rumput liar dan sisa tanaman semu- dan mengembang di musim hujan. Re-
sim (jagung). Kandungan bahan organik tak dan mengembang menyebabkan
tanah dilakukan dengan cara kualitatif, perubahan volume yang menghasilkan
yatu dengan meneteskan larutan H2O2 permukaan tanah tidak rata atau berge-
10%. Semakin ke bawah kandungan ba- lombang.
han organik semakin menurun, karena 2. Struktur gumpal pada setiap kedala-
bahan organik tidak tercuci (eluviasi) ke- man, hal ini terkait dengan dominasi
cuali dalam bentuk koloid humus. Te- liat, tanah sulit diolah karena keras bi-
muan bahan organik pada kedalaman 30 la kering dan lengket bila basah.
cm menunjukkan bahwa tanah mengala- 3. Profil tanah terobservasi pada kedala-
mi pembalikan horison (verto), karena man 100-200 cm sampai pada batuan
56
Dwiyono Hari Utomo. Morfologi Profil Tanah Vertisol Di Kecamatan Kraton, Kabupaten
Pasuruan
induk yang keras. Pada elevasi 7 mdpl On The Major Soils Of The World.
ketebalan profil 200 cm, elevasi 6 Rome: Food And Agriculture Or-
mdpl ketebalan profil 150 cm, elevasi ganization Of The United Nations.
(online), (ftp://ftp.fao.org/agl/agll/
5 mdpl ketebalan profil 150 cm, dan
docs/wsrr94e.pdf), diakses 15 Fe-
elevasi 4 mdpl ketebalan profil 100 bruari 2016.
cm. Duchaufour, P. 1982. Pedology, Pedoge-
4. Warna tanah 10YR 2/1 (black) dan nesis and Classification. Sydney:
10YR 2/2 (very dark brown). George Allen & Unwin
5. Berat jenis antara 2,41-2,81g/cm3, be- Foth, Henry D. 1978. Dasar-dasar Ilmu
rat volume antara 1,01-1,21 g/cm3, po- Tanah Edisi ke Enam. Terjemahan
rositas antara 54,39-61,25%, dan kon- Soenartono Adisoemarto. 1994. Ja-
sistensi sangat teguh. karta: Erlangga
6. Bahan organik relatif tinggi dan kapur Kovda, I., Morgun, E., and Boutton, T.W.
2010. Vertic Processes and Speci-
bervariasi.
ficity of Organic Matter Properties
7. Terobservasi tidak ditemukan flora and Distribution in Vertisols. ISSN
dan fauna dalam tanah. 1064_2293, Eurasian Soil Science,
8. Tumbuhan penutup tanah berupa rum- 2010, Vol. 43, No. 13, pp. 1467
put liar, atau tanpa budidaya tanaman 1476. Pleiades Publishing, Ltd.,
(bero), karena tanah kering, keras, dan 2010,(online), (http://agrilifecdn. ta-
retak-retak. mu.edu/boutton/files/2013/01/Verti
csoilprocessesMorgun2010_12
.pdf.),diakses 24 Februari 2015.
DAFTAR RUJUKAN
Kutilek, M. and Nielsen, D.R. 2001. Hy-
Buol, S.W., Southard, R.J., Graham,
drologic Processes in Vertisols. El-
R.C., Mcdaniel, P.A. 2011. Soil
sevier
Genesis And Classification. Sixth
Edition. Iowa: John Wiley & Sons, Soil and Tillage Research. Prague. Czech
Inc. Republic.
Chitraningrum, Nidya. 2008. Sifat Meka- LPTI. 1966. Peta Tanah Tinjau Provinsi
nik.(online), (http://lib.ui.ac.id/file? Jatim skala 1: 250.000.
file=digital/125332-FIS.014-08- Legros, Jean-Paul. 2012. Major Soil
Sifat%20mekanik-Literatur.pdf), Groups of the World Ecology, Ge-
diakses tanggal 24 Februari 2016. nesis, Properties and Classifica-
Dengiz, Orhan; Salam, Mustafa; tion. CRC Press: New York.
Sariolu, F. Esra; Saygin, Fikret; Murthy, R.S.; Bhattacharjee, J.C.; Lan-
and Atasoy, ala. 2012. Morpho- dey, R.J.; And Pofali, R.M. 1982.
logical and Physico-Chemical Cha- Distribution, Characteristics And
racteristics and Classification of Classification Of Vertisols. 12th
Vertisol Developed on Deltaic International Congress Of Soil
Plain,(online), (http://file.scirp.org/ Science New Delhi, India 8-16 Feb-
pdf/OJSS20120100003_96767584. ruary1982,(online), (http://iuss.org/
pdf), diakses tanggal 3 Mei 2016. 19th%20WCSS/Symposium/pdf/20
Driessen, Paul; Deckers, Jozef; Nachter- 35.pdf), diakses 26 Februari 2016.
gaele, Freddy. 2001. Lecture Notes
57
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016