Juklak-Konselor Mnyusui PDF
Juklak-Konselor Mnyusui PDF
269
Ind
p
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PELATIHAN KONSELING MENYUSUI
DAN
PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
JAKARTA
2007
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI
613.269
Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat.
p Pedoman penyelenggaraan pelatihan konseling
menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui.
-- Jakarta: Departemen Kesehatan, 2007
I. Judul 1. BREASTFEEDING-EDUCATION
ii
KATA PENGANTAR
Air Susu Ibu (ASI) adalah anugerah Tuhan untuk bayi yang tidak dapat digantikan oleh makanan
atau minuman apapun. Hanya ASI yang dapat memenuhi semua kebutuhan bayi untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal. ASI aman, bersih dan mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat
melindungi bayi dari berbagai macam penyakit dan infeksi. Lebih dari itu, ASI tersedia setiap saat
dan gratis sehingga tidak merepotkan ibu untuk memberikannya.
Dalam rangka mencapai derajat kesehatan anak yang optimal, semua negara di dunia diharapkan
mengimplementasikan rekomendasi tersebut sesuai dengan kondisi masing-masing negara.
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan telah menindaklanjuti rekomendasi tersebut
dengan menerbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor: 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia, yang menetapkan bahwa
pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, dan semua tenaga kesehatan agar menginformasikanya kepada semua ibu yang baru
melahirkan.
Dalam rangka meningkatkan akses ibu, keluarga dan masyarakat terhadap informasi tentang pola
makan terbaik bagi bayi dan anak sampai usia 2 tahun, setiap fasilitas kesehatan yang
menyediakan pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin,
Puskesmas dan jaringannya, bidan praktek swasta, dan sebagainya, perlu memiliki tenaga konselor
menyusui yang mampu membantu ibu dan keluarganya dalam melakukan inisiasi menyusu dini dan
menyusui eksklusif selama 6 bulan.
Terkait dengan maksud tersebut, Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan
bermaksud menyediakan tenaga konselor menyusui melalui pelatihan konseling menyusui dan
pelatihan fasilitator dengan menggunakan modul pelatihan WHO/UNICEF metode 40 jam. Sejalan
dengan era desentralisasi yang memungkinkan banyak pihak melaksanakan pelatihan konseling
menyusui, maka dalam rangka memperoleh standar pelatihan yang berkualitas, disusunlah
Pedoman Penyelenggaran Pelatihan Konseling Menyusui dan Fasilitator Konseling Menyusui ini.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran dan keahliannya dalam
menyusun pedoman ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya. Saya mengharapkan kritik dan saran perbaikan demi penyempurnaan pedoman ini di
masa mendatang.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Pengertian 3
BAB VI PENUTUP 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun;
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 35 menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup;
3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000 kelahiran
hidup; dan
4. Menurunkan prevalensi gizi kurang pada anak balita dari 25,8 menjadi 20,0%.
Upaya peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) berperan sangat besar terhadap pencapaian
dua dari empat sasaran tersebut, yaitu menurunnya angka kematian bayi dan menurunnya
prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health Organization/United Nations Childrens
Fund (WHO/UNICEF), pada tahun 2003 melaporkan bahwa 60% kematian balita langsung
maupun tidak langsung disebabkan oleh kurang gizi dan 2/3 dari kematian tersebut terkait
dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Oleh karena itu
penting sekali penerapan pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak.
Terkait dengan hal tersebut, WHO/UNICEF dalam Global Strategy on Infant and Young Child
Feeding tahun 2002, merekomendasikan bahwa pola makan terbaik untuk bayi dan anak
sampai usia 2 (dua) tahun adalah:
1. Inisiasi menyusu dini dalam 30 sampai 60 menit setelah bayi lahir;
2. Memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan;
3. Mulai memberikan makanan pendamping ASI sejak bayi berusia 6 bulan;
4. Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia dua tahun atau lebih.
Penelitian Gareth Jones, dkk, mengemukakan bahwa menyusui dapat mencegah 13%
kematian balita (Lancet 2003:362), sedangkan Karen M. Edmond, dkk, dalam penelitian di
Ghana menyatakan bahwa 16% kematian neonatus dapat dicegah bila bayi mendapat ASI
pada hari pertama, dan angka tersebut meningkat menjadi 22% bila bayi melakukan inisiasi
menyusu dini dalam 1 jam pertama setelah lahir (Pediatric, March 2006).
Dalam hal pemberian ASI secara eksklusif, Departemen Kesehatan melalui Keputusan Menteri
Kesehatan No: 450/Menkes/SK/IV/2004 telah menetapkan bahwa pemberian ASI secara
eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai dengan bayi berumur 6 bulan, dan
semua tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru melahirkan
untuk memberikan ASI secara eksklusif.
1
Upaya peningkatan pemberian ASI selama ini mulai memberikan hasil yang menggembirakan.
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005 dan 2006 menunjukkan telah
terjadi peningkatan cakupan pemberian ASI secara eksklusif sampai 6 bulan. Jika pada tahun
2005 cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 18,1%, cakupan tersebut meningkat menjadi
21,2% pada tahun 2006. Sedangkan cakupan ASI eksklusif pada seluruh bayi dibawah 6 bulan
(06 bulan) meningkat dari 49,0% pada tahun 2005 menjadi 58,5% pada tahun 2006.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan target cakupan pemberian ASI secara
eksklusif pada tahun 2010 pada bayi 0-6 bulan sebesar 80%. Oleh karena itu untuk mencapai
target pemberian ASI secara eksklusif, upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif perlu
dilanjutkan dan terus ditingkatkan, yaitu melalui kegiatan:
1. Memberdayakan ibu dan meningkatkan dukungan anggota keluarga agar semakin banyak
bayi baru lahir yang melakukan inisiasi menyusu dini, dan semakin banyak ibu mampu
menyusui dengan benar.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan menyediakan tenaga konselor
menyusui di sarana pelayanan kesehatan, dan revitalisasi sarana pelayanan kesehatan
sayang ibu dan bayi.
3. Menciptakan lingkungan kondusif yang memungkinkan ibu tetap menyusui sebagaimana
mestinya.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, keberadaan tenaga konselor menyusui menjadi sangat
penting. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa peranan tenaga konselor menyusui
sangat besar terhadap peningkatan pemberdayaan ibu, peningkatan dukungan anggota
keluarga serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang pada gilirannya akan
meningkatkan cakupan pemberian ASI secara eksklusif di Indonesia. Oleh karena itu
keberadaan tenaga konselor menyusui perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Tenaga konselor menyusui diperoleh melalui suatu proses pelatihan konseling menyusui
dengan menggunakan standar kurikulum atau modul yang baku. Selama ini standar kurikulum
atau modul pelatihan konseling menyusui menggunakan modul WHO/UNICEF metode 40 jam
yang telah diakui secara internasional.
Seiring dengan era desentralisasi dimana setiap daerah dimungkinkan untuk melaksanakan
pelatihan konseling menyusui dan bahkan pelatihan fasilitator konseling menyusui, maka untuk
menjamin kualitas pelatihan yang optimal diperlukan standarisasi penyelenggaraan pelatihan,
baik pelatihan konseling menyusui maupun pelatihan fasilitator konseling menyusui.
Berdasarkan kepentingan tersebut maka disusun pedoman penyelenggaraan pelatihan
konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2
2. Tujuan Khusus
C. Pengertian
1. Konseling
Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah antara konselor dan klien yang
bertujuan membantu klien untuk memutuskan apa yang akan dilakukan dalam mengatasi
masalah yang dialami oleh klien. Dalam komunikasi tersebut konselor bukan memberi
nasihat tetapi memberikan informasi dan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya klien
memilih dan memutuskan sendiri alternatif yang terbaik untuk dirinya.
2. Konselor
Konselor adalah orang yang memberikan konseling
3. Konselor menyusui
Konselor menyusui adalah orang yang telah mengikuti pelatihan konseling menyusui
dengan modul pelatihan standar WHO/UNICEF 40 jam.
4. Fasilitator
Fasilitator adalah konselor menyusui yang telah mengikuti pelatihan fasilitator selama 10
hari, yang mencakup 5 hari pertama berlatih sebagai fasilitator diantara sesama konselor
menyusui, dan 5 hari berikutnya praktik menjadi fasilitator pada pelatihan konseling
menyusui, dengan didampingi oleh fasilitator senior/Master Trainer (MT).
3
BAB II
MODUL PELATIHAN
Pelatihan konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui menggunakan modul
WHO/UNICEF metode 40 jam, yang dilaksanakan dalam waktu 5 hari berturut-turut atau lebih dari
5 hari dengan sistem pembelajaran bertahap sesuai dengan kondisi setempat.
4
Sesi 8: Praktik Pelayanan Kesehatan
Disampaikan selama 90 menit, dilaksanakan di dalam kelas dengan cara penyampaian
materi, tanya jawab, diskusi kelompok.
Peralatan yang digunakan adalah poster Sepuluh Langkah Keberhasilan Menyusui.
Sesi 13: Praktik Klinik 2 (Membangun percaya diri dan memberi dukungan; Mengatur posisi bayi
pada payudara).
Disampaikan selama 120 menit, dilaksanakan dengan kerja kelompok dan latihan
keterampilan.
Peralatan yang digunakan adalah daftar keterampilan percaya diri dan dukungan untuk
tiap peserta dan fasilitator, lembar bantuan pengamatan menyusui, daftar keterampilan
mendengar dan mempelajari, dan ceklis diskusi praktik klinik
5
Peralatan yang digunakan adalah lembar balik atau papan tulis, lembar jawaban untuk
latihan 14
6
Sesi 25: Praktik Konseling
Disampaikan selama 75 menit dilaksanakan di dalam kelas dengan cara kerja kelompok
4 - 5 orang dengan 1 fasilitator, dan praktik konseling berpasangan.
Peralatan yang digunakan adalah KMS, lembar cadangan ceklis keterampilan konseling.
Sesi 29: Praktik Klinik 4 (Konseling Kepada Ibu Dalam Berbagai Situasi)
Disampaikan selama 120 menit dilaksanakan di dalam kelas dipimpin oleh seorang
fasilitator, praktik keterampilan konseling di bangsal atau klinik oleh setiap 2-3 pasangan
yang diawasi oleh 1 orang fasilitator.
Peralatan yang digunakan adalah cadangan lembar ceklis keterampilan konseling,
formulir riwayat menyusui dan lembar bantuan lembar pengamatan menyusui, 1 lembar
salinan ceklis diskusi praktik klinik, formulir kemajuan praktik klinik masing-masing
peserta.
7
Sesi 33: Promosi Susu Formula
Disampaikan selama 60 menit, dilaksanakan di dalam kelas dan memerlukan permainan
peran memilih susu formula.
Peralatan yang digunakan adalah beberapa kaleng bekas susu formula dan wadah bekas
makanan pendamping ASI yang biasa dipergunakan sebagai pengganti ASI, foto copy
majalah atau surat kabar setempat yang mengiklankan promosi susu formula atau bahan
apa saja yang didistribusikan produsen susu formula.
8
BAB III
PENYELENGGARAAN PELATIHAN KONSELING MENYUSUI
A. Ketentuan Peserta
1. Kriteria Peserta
Peserta pelatihan konseling menyusui adalah: dokter dan dokter spesialis, bidan, perawat,
ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya dengan syarat:.
a. Ditugaskan oleh pimpinan dari tempat bekerja
b. Bersedia mengikuti seluruh proses pelatihan dari awal hingga akhir
c. Memiliki motivasi yang tinggi terhadap pencapaian keberhasilan menyusui dan yakin
bahwa menyusui itu penting
d. Setelah mengikuti pelatihan, bersedia menjadi konselor menyusui.
3. Jumlah Peserta
Jumlah peserta pada setiap kelas atau angkatan adalah maksimal 20 orang.
5. Kewajiban Peserta
a. Mentaati ketentuan dan tata tertib pelatihan
b. Aktif mengikuti semua sesi modul pelatihan, termasuk praktik klinik
c. Menyelesaikan tugas-tugas pelatihan yang diberikan oleh fasilitator, baik di kelas dan di
tempat praktik klinik selama pelatihan berlangsung
d. Memberikan umpan balik dengan mengisi formulir evaluasi harian.
6. Hak Peserta
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai
b. Memperoleh buku panduan peserta dan konseling kit (boneka, nasogastric tube, model
payudara, spuit 5 ml, 10 ml, 20 ml, cangkir, botol tempat ASI)
c. Memperoleh sertifikat telah mengikuti pelatihan konseling menyusui
B. Ketentuan Fasilitator
1. Kriteria Fasilitator
a. Memiliki sertifikat sebagai fasilitator konseling menyusui
b. Bersedia hadir pada seluruh proses pelatihan.
2. Tugas Fasilitator
a. Mempersiapkan materi yang akan disampaikan dan merancang kebutuhan untuk
praktik pelatihan konseling menyusui
b. Menyampaikan materi pelatihan konseling menyusui
c. Memberi umpan balik terhadap kelangsungan proses pembelajaran
9
d. Menyiapkan dan memimpin peserta untuk praktik klinik
e. Membantu peserta yang mengalami kesulitan dalam proses pelatihan
f. Membawa buku panduan fasilitator, panduan peserta dan konseling kit
g. Menyiapkan dan melaksanakan evaluasi proses pembelajaran
h. Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi proses pembelajaran
3. Hak Fasilitator
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai
b. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku
c. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
10
D. Ketentuan Panitia Penyelenggara
11
BAB IV
PENYELENGGARAAN PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI
A. Ketentuan Peserta
1. Kriteria Peserta
Peserta pelatihan adalah konselor menyusui, dengan syarat:
a. Ditugaskan oleh pimpinan dari tempat bekerja.
b. Bersedia mengikuti seluruh proses pelatihan.
c. Aktif dalam melakukan konseling menyusui.
d. Bersedia menjadi fasilitator setelah mengikuti pelatihan fasilitator konseling menyusui.
3. Jumlah Peserta
Jumlah peserta pada setiap kelas atau angkatan adalah minimal 4 orang dan maksimal 8
orang.
5. Kewajiban Peserta
a. Membawa buku panduan peserta dan konseling kit (boneka, model payudara,
nasogastric tube, Spuit 5 ml, 10 ml dan 20 ml, cangkir, Botol penyimpan ASI).
b. Mentaati ketentuan dan tata tertib pelatihan
c. Aktif mengikuti semua sesi modul pelatihan, termasuk praktik klinik
d. Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh Master Trainer (MT), baik di kelas
maupun di tempat praktik klinik selama pelatihan berlangsung
e. Memberikan umpan balik setiap sesi selesai
6. Hak Peserta
a. Memperoleh buku panduan fasilitator
b. Memperoleh pelayanan akomodasi dan konsumsi yang memadai.
c. Memperoleh sertifikat telah mengikuti pelatihan fasilitator konseling menyusui.
d. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
12
2. Tugas Fasilitator Senior/ Master Trainer (MT)
a. Mempersiapkan materi yang akan disampaikan dan merancang kebutuhan untuk
praktik pelatihan konseling menyusui
b. Menyampaikan materi pelatihan konseling menyusui, bila dianggap perlu
c. Memperhatikan dan mengamati presentasi yang dilakukan oleh peserta
d. Mengingatkan ketidaksesuaian materi pelatihan dan praktik bila dianggap perlu
e. Memberi umpan balik terhadap kelangsungan proses pembelajaran
f. Menyiapkan dan memimpin peserta untuk praktik klinik
g. Membantu peserta yang mengalami kesulitan dalam proses pelatihan
h. Menyiapkan dan melaksanakan evaluasi proses pembelajaran
i. Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi proses pembelajaran
13
3. Hak Master of Training (MoT)
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai
b. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku
c. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
d. Menetapkan peserta yang berhak memperoleh sertifikat
14
BAB V
PROSES PELATIHAN
Untuk 1 angkatan pelatihan, terdapat 2 kegiatan pokok yang harus direncanakan secara mantap,
yaitu kegiatan persiapan dan pelaksanaan.
A. Persiapan
1. Penetapan waktu
a. Jadwal pelatihan hendaknya ditetapkan 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan pelatihan
b. Waktu pelatihan selama 5 hari efektif.
2. Tempat Pelatihan
a. Tempat pelatihan diupayakan dekat dengan lokasi praktik klinik
b. Pelatihan diselenggarakan dalam ruangan kelas dan praktik klinik. Dibutuhkan 2 ruang
kelas, yaitu 1 ruang untuk pleno dan 1 ruang untuk pembelajaran kelompok.
c. Praktik klinik dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan persalinan dan bayi baru lahir dengan jumlah kelahiran minimal 8 bayi per
hari, misalnya rumah sakit, rumah bersalin, puskesmas perawatan dan jaringannya.
5. Penetapan Fasilitator
a. Fasilitator yang akan terlibat dalam pelatihan ditetapkan sejak jadwal pelatihan disusun
b. Fasilitator ditetapkan oleh MoT
c. Undangan permintaan untuk fasilitator dikirim paling lambat 2 minggu sebelum
pelaksanaan pelatihan.
15
6. Penyiapan dan Pengiriman Undangan Peserta
a. Undangan untuk peserta dikirim paling lambat 2 minggu sebelum pelaksanaan
pelatihan.
b. Surat undangan peserta memuat informasi tentang persyaratan peserta dan hal-hal
yang harus dibawa, antara lain:
1) Surat tugas dari pimpinan
2) Pasfoto ukuran 4x6 (2 lembar) menghadap depan
3) Formulir biodata yang telah diisi
4) Surat pernyataan yang diperlukan sebagai persyaratan peserta
c. Form biodata yang sudah diisi dikembalikan ke panitia 1 minggu sebelum pelatihan
dilaksanakan.
d. Terhadap calon peserta yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam
undangan, panitia berhak menolak.
16
10. Penyiapan Sertifikat
Proses permintaan ke Pusdiklat/Dinas Kesehatan Propinsi sebagai berikut:
a. Mengajukan permohonan akreditasi dan blangko sertifikat minimal 2 minggu sebelum
pelaksanaan pelatihan dengan melampirkan:
1) Kerangka acuan
2) Kurikulum pelatihan
3) Jadwal pelatihan
4) Daftar fasilitator termasuk MT dan MoT
5) Daftar Panitia (SK Panitia)
6) Form evaluasi pelatihan
7) Biodata calon peserta (dapat disusulkan)
8) Pasfoto menghadap depan ukuran 4x6 (2 lembar).
B. Pelaksanaan
1. Pembukaan
Pelatihan diupayakan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat, dihadiri oleh
undangan terkait, termasuk Pimpinan/kepala unit lokasi praktik klinik.
2. Pertemuan Fasilitator
Setiap hari di akhir proses pembelajaran, fasilitator mengadakan pertemuan untuk
mengevaluasi proses pembelajaran.
3. Proses Pembelajaran
a. Proses pembelajaran diawali dengan penjelasan MoT tentang tujuan pelatihan,
langkah-langkah proses pembelajaran dan metode yang digunakan termasuk praktik
klinik.
b. Peserta diminta untuk mengungkapkan harapan yang ingin dicapai selama mengikuti
pelatihan dan kekhawatiran terhadap hal-hal yang akan ditemui selama pelatihan
secara tertulis.
c. Proses pelatihan dikelola secara team teaching.
d. Setiap hari di akhir pembelajaran, peserta diminta menuliskan materi yang belum jelas.
e. Apabila suasana pembelajaran menunjukkan adanya kejenuhan, fasilitator melakukan
penyegaran suasana.
f. Proses pembelajaran dilakukan dalam beberapa kelas yaitu:
1) Kelas pleno (seluruh peserta), metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya
jawab, simulasi, diskusi kelompok.
2) Kelompok sedang (peserta dibagi dua kelas yang berjalan paralel), metode yang
digunakan adalah ceramah dan tanya jawab, simulasi, diskusi kelompok, dan
bermain peran.
3) Kelompok kecil (4 orang), metode yang digunakan adalah, diskusi kelompok dan
bermain peran. Praktik klinik termasuk dalam kelompok ini.
g. Selama pelatihan, praktik klinik untuk mempraktikkan ketrampilan konseling dan
manajemen laktasi terhadap ibu dengan berbagai kondisi dilakukan sebanyak 4 kali.
17
C. Evaluasi
1. Evaluasi terhadap fasilitator oleh peserta, dilakukan setiap hari dengan menggunakan
formulir evaluasi fasilitator.
2. Evaluasi terhadap materi/modul pelatihan oleh peserta dilakukan setiap hari, dengan
menuliskan materi/modul apa yang masih belum jelas.
3. Evaluasi proses penyelenggaraan secara keseluruhan, dilakukan diakhir kegiatan
pelatihan.
4. Tindak lanjut hasil evaluasi, setiap malam fasilitator mengolah hasil evaluasi dan
menentukan tindak lanjut.
5. Evaluasi pasca pelatihan.
18
BAB VI
PENUTUP
Penyusun pedoman ini sangat mengharapkan agar para penyelenggara pelatihan konseling
menyusui dapat dengan tertib mengikuti seluruh isi pedoman. Mudah-mudahan dengan mengikuti
pedoman penyelenggaraan pelatihan konseling menyusui ini dapat dihasilkan konselor menyusui
yang berkualitas sesuai harapan semua pihak.
19
Lampiran 1: Contoh Kerangka Acuan
KERANGKA ACUAN
PELATIHAN KONSELING MENYUSUI
DAN PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI
A. Latar Belakang
Menyusui eksklusif selama 6 bulan merupakan salah satu upaya yang paling strategis untuk
akselerasi penurunan angka kematian bayi dan prevalensi gizi kurang. Program menyusui
berkaitan juga dengan kesepakatan global antara lain, deklarasi Innocenti (Italia) tahun 1990
tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap pemberian ASI.
Kebutuhan gizi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya sampai umur 6 bulan dapat
dipenuhi cukup hanya dari ASI. Pemberian makanan yang bergizi dan aman untuk bayi dan
anak merupakan salah satu prinsip pemenuhan hak dasar anak. Pemenuhan kebutuhan gizi
bayi dan anak secara universal disadari sebagai komponen penting untuk mencapai status
kesehatan yang baik sebagaimana dinyatakan pada Convention of the Rights of the child.
Peningkatan Pemberian ASI telah menjadi kesepakatan global berdasarkan hasil World Summit
Conference for Children tahun 1990 tentang kesejahteraan anak di dunia, dan Deklarasi
Innocenti tentang Promotion and Support of Breast Feeding tahun 1990. Menyusui eksklusif
kepada bayi bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar anak sebagai hak anak tetapi juga
sangat bermanfaat untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini didukung
oleh World Health Organization (WHO) dan United Nations Childrens Fund (UNICEF) yang
telah menekankan pentingnya ibu menyusui secara eksklusif selama 6 bulan penuh, sebagai
salah satu upaya prioritas untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kualitas
hidup anak.
Menyadari hal tersebut, perlu upaya yang terarah sehingga peningkatan pemberian ASI dapat
dilaksanakan oleh keluarga dan masyarakat. Salah satu cara adalah meningkatkan
pengetahuan anggota keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat tentang pentingnya
pemberian ASI adalah melalui pelatihan konseling ASI dan pelatihan fasilitator konseling
menyusui, khususnya kepada para tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan
kesehatan terdepan dalam hal ini rumah sakit.
B. Tujuan
1. Umum
Tersedianya tenaga konselor menyusui/fasilitator konseling menyusui di rumah sakit dan
lapangan yang dapat mendukung tercapainya target cakupan menyusui eksklusif.
2. Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan tenaga kesehatan tentang pentingnya ASI untuk bayi dan
ibu;
b. Meningkatnya pemahaman tenaga kesehatan tentang tugas konselor menyusui;
c. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam melakukan
konseling menyusui.
20
d. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam melakukan
pelatihan konseling menyusui.
C. Proses
Pemberian materi dan simulasi praktek dilakukan di ruang kelas, sedangkan praktek klinis
dilakukan di rumah sakit
Di rumah sakit, peserta pelatihan fasilitator/konselor menyusui akan langsung
mempraktikkan materi yang diperoleh di dalam kelas kepada pasien yang meliputi,
bagaimana cara menyusui yang baik, bagaimana mengatur posisi bayi untuk memperoleh
ASI, bagaimana bonding yang baik, bagaimana menciptakan terjalinnya kasih sayang
antara ibu dan anak, dll.
Praktek di RS akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan sesi yang diberikan di dalam
kelas
Pasien yang menjadi sasaran mencakup bayi umur 0-6 bulan, 7-24 bulan, baik pasien rawat
inap maupun rawat jalan. Apabila ditemukan bayi dengan indikasi medis yang biasanya
lahir belum cukup bulan ditangani peserta dengan didampingi fasilitator utama, bisa juga
dengan pendamping/pembimbing yang memang ditugaskan oleh pimpinan institusi.
Indikasi-indikasi medis tersebut antara lain, bayi yang di vacum, BBLR, bayi dengan lidah
pendek (prenulum), bayi dengan hidrocephalus, bayi yang di inkubator dan bayi kembar.
Membantu ibu yang bermasalah misalnya, ibu dengan payudara bengkak, ibu dengan
puting susu yang terbenam, ibu dengan payudara yang tidak bisa mengeluarkan ASI, dll.,
Pada bayi dan ibu yang bermasalah, dianjurkan bayi tetap diberi ASI yang diperah dengan
menggunakan alat NGT (nasogastrotube), sementara kepada ibu tetap dianjurkan untuk
konseling kepada petugas kesehatan;
Pada setiap akhir sesi, fasilitator/konselor bersama course director dan peserta
mengadakan evaluasi, baik terhadap materi, fasilitator, dll. Evaluasi bisa dilakukan di rumah
sakit maupun setelah kembali ke kelas;
D. Peserta
Peserta konseling menyusui adalah Tim Konseling Menyusui rumah sakit atau instansi
lainnya, yaitu: dokter spesialis anak, dokter spesialis obstetri dan ginekologi dan bidan serta
pengelola program menyusui Dinkes Propinsi.
Setiap angkatan peserta calon konselor berjumlah maksimal 20 orang dengan rasio
fasilitator terhadap peserta adalah 1: 4-5.
Jumlah peserta pelatihan fasilitator konseling menyusui adalah 4-8 orang, dengan rasio
fasilitator terhadap peserta adalah 1:4 (termasuk 1 fasilitator senior Master Trainer/MT).
Dalam prakteknya, peserta akan dibagi 2 kelompok yang dibagi pada 2 RS
Peserta akan melakukan praktek ke RS/klinik sebanyak 4 kali kunjungan dengan
didampingi fasilitator.
Master of Training (MOT) pada pelatihan konseling menyusui adalah pengelola program
gizi dari instansi kesehatan atau fasilitator senior dari LSM peduli ASI.
Pelatih adalah fasilitator pusat dan daerah yang telah mengikuti pelatihan fasilitator. Dalam
tim fasilitator terdapat fasilitator senior.
21
F. Panitia
Panitia terdiri dari Panitia Pengarah, Panitia Pelaksana dan Instruktur atau Pendamping Praktek
dari rumah sakit/klinik
Waktu : 5 hari efektif (tidak termasuk hari perjalanan pergi dan pulang)
Tempat : Hotel/Wisma/gedung Diklat (untuk sesi penyajian materi dan
Diskusi Kelompok), RS/RSB/RSIA (untuk sesi praktek klinik)
H. Biaya
Dibebankan pada DIPA RKA-KL dan sumber dana lainnya
Besar biaya praktek klinik dialokasikan Rp 20.000,00 per orang per kali kunjungan dan untuk
pembimbing dialokasikan Rp 50.000,00 per kali kunjungan (disesuaikann dengan kondisi
setempat).
22
Lampiran 2. Contoh Jadual
JADUAL PELATIHAN
PELATIHAN KONSELING MENYUSUI
DAN PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI
23
No Waktu Sesi Materi Kelas/ Kelompok Penanggung
( Hari/Jam) Jawab
5 Hari 4
07.30 07.45 - Persiapan Praktik Klinik 3 Kelas Fasilitator
07.45 08.30 - Perjalanan ke tempat praktik klinik Kelompok Sedang Panitia
08.30 10.30 24 Praktek Klinik 3 Kelompok Kecil Fasilitator
10.30 11.00 - Kembali dari tempat pelatihan Kelompok Sedang Panitia
11.00 -12.30 21 ASI Tidak Cukup Kelas Fasilitator
12.30 13.00 22 Menangis Kelompok Sedang Fasilitator
13.00 14.00 - Ishoma - -
14.00 15.00 23 Latihan ASI tidak cukup dan menangis Kelas Fasilitator
15.00 15.30 - Coffee Break + Ashar - -
15.30 17.00 25 Praktik Konseling Kelompok Kecil Fasilitator
17.30 19.00 - - - -
19.00 20.00 31 Gizi, Kesehatan dan Kesuburan Wanita Kelas Fasilitator
20.00 21.00 33 Promosi Komersial Susu Formula Kelas Fasilitator
6 Hari 5
07.30 07.45 - Persiapan Praktik Klinik 4 Kelas Fasilitator
07.45 08.30 - Perjalanan ke tempat praktik klinik Kelompok Sedang Panitia
08.30 10.30 29 Praktek Klinik 4 Kelompok Kecil Fasilitator
10.30 11.00 - Kembali dari tempat pelatihan Kelompok Sedang Panitia
11.00 13.30 - Ishoma - -
13.30 14.30 28 Mempertahankan menyusui Kelompok Sedang Fasilitator
14.30 15.30 - Coffee Break + Ashar - -
15.30 16.00 27 Meningkatkan Produksi ASI & Relaktasi Kelompok Sedang Fasilitator
16.00 17.00 26 BBLR & Bayi Sakit Kelompok Sedang Fasilitator
17.00 18.00 30 Merubah Praktik Kelompok Kecil Fasilitator
18.00 19.00 - Ishoma - -
19.00 20.00 - Evaluasi Kelas Fasilitator
20.00 21.00 - Penutupan Kelas Panitia
7 Hari + 1
Sampai Pukul Check out - -
12.00
24
Lampiran 3. Daftar Ceklis Kebutuhan Pelaksanaan Pelatihan Konseling Menyusui dan Fasilitator
Konseling Menyusui
Ceklist :
Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari )Disatukan dalam satu kartu
Keterampilan Percaya Diri dan Dukungan )
Ceklis Keterampilan Konseling ) Masing-masing satu kartu
Formulir :
Formulir Mengamati Menyusui (Masing-masing 4)
Formulir Kajian Riwayat Menyusui (Masing-masing 4)
Formulir Menilai dan Merubah Praktik
Dokumen Pelatihan :
Jadwal Pelatihan
Kuesioner Evaluasi
Setiap orang mendapat satu paket buku dan ceklist, kecuali disebutkan lain.
Direkomendasikan total 20 peserta dan 5 fasilitator : 30 paket
Kartu Cerita :
Kumpulan Riwayat-riwayat
Kumpulan Cerita-cerita Konseling
Ceklis :
Ceklis diskusi praktik klinik
Dokumen Pelatihan :
Jadwal persiapan untuk fasilitator
25
C. Daftar Ceklis Materi Pelatihan untuk Setiap Pelatihan
Infant Feeding : The Physiological Basis, Bulletin of the World Health Organization,
Supplement to volume 67, 1989 (tersedia di WHO)
26
D. Daftar Ceklis Perlengkapan dan Alat Tulis
Computer
Penahan flipchart atau papan tulis hitam 2 per kelompok dengan 8-10 peserta
Bantalan flipchart 8
Spidol - Hitam 4
Biru 4
Merah 4
Hijau 4
Kapurtulis 2 Kardus
Penghapus kapur 2
Name tag 30
Note book 30
Folder 30
Pensil No. 2B 60
Bolpen Biru 60
Penghapus 30
Stabilo 10 (untuk fasilitator)
Stepler 3
Steples 1 kardus
Gunting 3 pasang
Rautan 6
Selotip 6 rol
27
E. Daftar Ceklis Barang untuk Simulasi
Untuk Sesi 20
Contoh kontainer untuk mengumpulkan ASI (leher 2 atau lebih
lebar dengan penutup, contoh botol selai)
Jika digunakan di daerah setempat :
Pompa payudara 1 untuk tiap model yang digunakan
Untuk Sesi 26
Contoh cangkir yang biasanya tersedia, sekecil
mungkin dan mudah dibersihkan, dapat 2 atau lebih
digunakan untuk bayi dengan berat lahir rendah.
Sendok teh
Untuk Sesi 33 1
Kaleng yang biasa digunakan untuk susu formula, 1
susu bubuk, atau produk lain pengganti ASI,
tandai dengan harga yang berlaku.
(Kaleng Kosong juga cukup. Simpanlah untuk 6 kaleng
digunakan di pelatihan lainnya).
28
F. Daftar Ceklis Informasi Latar Belakang dan Sumber-Sumber
Untuk sesi 2
Data bayi menyusu di daerah setempat
Informasi mengenai aktivitas promosi menyusui
Untuk sesi 8
Kebijakan Rumah Sakit Sayang Bayi bila tersedia
Untuk sesi 20
Seorang ibu yang bersedia untuk memerah ASI
Untuk sesi 26
% BBLR di negara
Untuk sesi 32
Peraturan setempat mengenai hak-hak perburuhan dan persalinan
Informasi mengenai fasilitas seperti tempat penitipan bayi.
Untuk Sesi 33
Status dinegara ini mengenai salinan Kode Etik Pemasaran Produk Susu Formula
Dengan kode lokal bila tersedia
Contoh iklan susu formula setempat seperti di majalah
Contoh barang-barang promosi seperti kalender, poster, hadiah yang diberikan kepada petugas
kesehatan.
Upah minimum untuk buruh wanita di kota dan di desa
29
Lampiran 4
A. Pendahuluan
Salah satu materi dalam pelatihan konseling menyusui adalah praktik klinik di Rumah
Sakit/Rumah Sakit Bersalin. Melakukan praktik klinik di RS/RSB merupakan salah satu
persyaratan yang harus dikerjakan oleh peserta, untuk mempraktikkan sesi-sesi dalam modul
yang telah didapat di kelas. Disamping itu peserta juga perlu melatih kemampuan dan
keterampilan konselingnya, sehingga dapat mempraktikkan kepada ibu yang membutuhkan.
Praktik juga diperlukan untuk memberikan bantuan kepada para ibu yang baru melahirkan di
RS/RSB yang mempunyai masalah dengan menyusui seperti, ASI tidak keluar, bagaimana
posisi menyusui yang benar, puting susu ibu terpendam serta memberikan motivasi kepada ibu
agar percaya diri untuk dapat menyusui.
Praktik klinik di RS/RSB dilakukan secara bertahap sebanyak 4 (empat) kali kunjungan sesuai
dengan sesi yang telah didapat di kelas.
B. Tujuan
Tujuan Umum:
Tersedianya tenaga konselor menyusui di rumah sakit dan lapangan yang dapat memberikan
pelatihan konseling menyusui
Tujuan Khusus:
1. Mempraktikkan setiap sesi dalam panduan konseling menyusui dengan benar
2. Mempraktikkan kemampuan dan keterampilan konseling menyusui
3. Memahami tentang tugas-tugas sebagai konselor/fasilitator konseling menyusui
D. Peserta Pelatihan
Dalam praktik, peserta dibagi dalam kelompok kecil (4-5 orang) didampingi 1 orang fasilitator
(rasio fasilitator terhadap peserta yaitu 1:4-5).
Pada setiap angkatan pelatihan, peserta akan melakukan praktik ke RS/RSB sebanyak 4 kali
kunjungan
C. Proses
30
1. Praktik Klinik I:
Mendengarkan dan mempelajari menilai proses menyusui
Tujuannya:
Pada akhir sesi, peserta mampu:
Mempraktikkan mendengarkan dan mempelajari
Mempraktikkan menilai proses menyusui
dengan ibu dan bayi di bangsal atau klinik
Peralatan yang perlu dibawa, antara lain: ceklis diskusipraktik klinik, lembar bantuan
pengamatan menyusui, lembar daftar keterampilan mendengarkan dan mempelajari
2. Praktik Klinik II
Membangun percaya diri dan memberikan dukungan mengatur posisi bayi pada
payudara
Tujuannya:
Pada akhir sesi, peserta mampu:
Berlatih membangun percaya diri dan memberikan dukungan
Mengatur posisi bayi pada payudara bersama ibu dan bayi di bangsal atau klinik
Peserta dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan dibimbing oleh
seorang fasilitator senior atau berpasangan.
Peralatan yang perlu dibawa, antara lain: daftar keterampilan percaya diri dan dukungan,
ceklis diskusipraktik klinik, lembar bantuan pengamatan menyusui, lembar daftar
keterampilan mendengarkan dan mempelajari
Tujuannya:
Pada akhir sesi, peserta mampu:
Mengkaji riwayat menyusui
Mempraktikkan keterampilan yang diperoleh dari Praktik I dan II
Berlatih menggunakan keterampilan-keterampilan dengan ibu-ibu dalam beberapa
situasi, antara lain: pasca persalinan normal/caesar, kesulitan menyusui, berbagai kondisi
payudara, bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi kembar, bayi sakit, dll.
31
Peralatan yang perlu dibawa, antara lain: formulir kajian riwayat menyusui, ceklis
keterampilan konseling (rangkuman dari semua keterampilan), ceklis diskusi praktik klinik.
4. Praktik Klinik IV
Konseling kepada Ibu dalam berbagai situasi
Tujuannya:
Pada akhir sesi, peserta mampu:
Mempraktikkan semua keterampilan dari praktik klinik I, II dan III
Jika peserta telah menyelesaikan praktik klinik III dan IV, mereka akan bertemu dengan
ibu-ibu dalam berbagai situasi sbb : pasca persalinan normal/caesar, kesulitan
menyusui, berbagai kondisi payudara, bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi kembar,
bayi sakit, dll
Peserta bekerja berpasangan dengan dibimbing oleh seorang fasilitator. Tiap fasilitator
mengawasi 2-3 pasang dalam kelompoknya.
Peralatan yang perlu dibawa, antara lain: formulir riwayat menyusui, ceklis keterampilan
konseling (rangkuman dari semua keterampilan), lembar bantuan pengamatan menyusui,
ceklis diskusi praktik klinik.
32
Lampiran 5. Manuskrip Simulasi Praktik Klinik
A. Sesi 6
Simulasi B. Pertanyaan tertutup yang hanya dapat ibu jawab dengan Ya atau Tidak
PK: Selamat pagi, Bu (nama). Saya (nama), bidan di desa. Apa (nama
bayi) sehat?
Ibu: Ya, terima kasih.
PK: Apa Ibu menyusuinya?
Ibu: Ya.
PK: Apa ada kesulitan?
Ibu: Tidak.
PK: Apa (nama bayi) sering menyusu?
Ibu: Ya.
PK: Selamat pagi, Bu (nama)? Saya (nama), bidan di desa. Bagaimana keadaan (nama bayi)?
Ibu: Baik, dia kelaparan.
PK: Boleh saya tahu, bagaimana Ibu memberinya minum?
Ibu: Dia menyusu. Saya cuma memberi susu satu botol kalau sore.
PK: Apa yang membuat Ibu memutuskan untuk memberi botol?
Ibu: Kalau sore dia minum banyak sekali, jadi saya pikir ASI saya
kurang.
33
Simulasi E. Menggunakan respon dan isyarat yang menunjukkan perhatian
PK: Selamat pagi, Bu (sebutukan nama). Apa kabar Ibu dan (sebutkan nama bayi) hari ini?
Ibu: Bayi saya ingin minum terus, dia menyusu setiap saat!
PK: Kira-kira seberapa sering ya Bu?
Ibu: Kira-kira tiap setengah jam.
PK: Apa bayi ibu juga menyusu kalau malam?
Ibu: Iya.
PK: Selamat pagi, Bu (sebutkan nama). Apa kabar Ibu dan (sebutukan nama bayi) hari ini?
Ibu: Bayi saya ingin minum terus, dia menyusu setiap saat!
PK: (Nama bayi) sering sekali menyusu?
Ibu: lya. Minggu ini dia lapar sekali. Saya pikir ASI saya kering.
PK: Bayi ibu sepertinya lebih lapar seminggu ini, ya?
Ibu: Iya, dan saudara saya bilang, saya harus memberi susu botol juga.
PK: Saudara Ibu bilang bahwa bayi ibu perlu tambahan?
Ibu: Iya. Susu formula mana sih yang paling bagus?
PK: Selamat pagi. Apa kabar ibu dan (sebut nama bayi) hari ini?
Ibu: Bayi saya minumnya terlalu banyak, dia menyusu terus!
PK: (Nama bayi) sering sekali menyusu?
Ibu: Iya. Minggu ini dia lapar sekali. Saya pikir ASI saya kering.
PK: Masya Allah!
Ibu: Ya, capek deh. Saudara saya bilang, sebaiknya saya memberi susu botol
supaya bisa istirahat.
PK: Saudara Ibu menyarankan Ibu memberi susu botol?
Ibu: Iya dia bilang saya konyol kalau susah payah begini.
PK: Perasaan Ibu sendiri bagaimana?
Ibu: Yah, saya tidak mau memberi susu botol.
________________________________________________________________
34
Simulasi J. Melanjutkan pertanyaan tentang fakta
PK: Selamat pagi, Bu (sebut nama). Apa kabar Ibu dan (sebut nama bayi) hari ini?
Ibu: (Nama bayi) tidak mau menyusu - kelihatannya sekarang dia tidak suka
ASI saya!
PK: Sejak kapan dia tidak mau menyusu?
Ibu: Baru minggu ini.
PK: Sekarang umurnya berapa?
Ibu: Enam minggu.
Simulasi K. Bersimpati
PK: Selamat pagi, Bu (sebut nama). Apa kabar Ibu dan (sebut nama bayi)?
Ibu: (Nama bayi) tidak mau menyusu, sepertinya sekarang dia tak suka
ASI saya
PK: Oh! Saya mengerti perasaan Ibu. Bayi saya dulu juga tidak mau menyusu
ketika saya kembali bekerja.
Ibu: Lalu apa yang dilakukan?
PK: Selamat pagi, Bu (sebut nama). Apa kabar Ibu dan (sebut nama bayi) hari ini?
Ibu: (Nama bayi) tidak mau menyusu, kelihatannya sekarang dia tidak
suka ASI saya!
PK: Dia menolak menyusu?
Ibu: Iya, dia hanya mengisap sekali, lalu menangis dan menghindar.
_______________________________________________________________________________
Simulasi M. Berempati
PK: Selamat pagi, Bu (sebut nama). Apa kabar Ibu dan (sebut nama bayi) hari ini?
Ibu: (sebut nama bayi) tidak mau menyusu - kelihatannya sekarang dia tidak
suka ASI saya!
PK: Sekarang Ibu merasa bayi ibu tidak menyukai Ibu?
Ibu: Iya, sepertinya dia tidak begitu menyayangi saya mulainya tiba-
tiba saja di minggu ini, setelah neneknya tinggal bersama kami. Neneknya
senang sekali memberinya susu botol!
PK: Ibu merasa, neneknya mau menjadi satu-satunya orang yang
Memberi dia minum?
Ibu: Iya - neneknya ingin merebut dia dari saya!
35
Simulasi N. Berempati terhadap perasaan positif ibu
PK: Selamat pagi, Bu (sebut nama). Bagaimana menyusui (sebut nama bayi), Bu?
Ibu: (Nama bayi) menyusunya baik, dan sekarang dia kelihatan puas tiap
habis menyusu.
PK: Ibu pasti senang ya menyusuinya lancar.
Ibu: Ya, saya senang sekali tidak harus memberi susu botol.
PK: Ibu benar-benar menikmati menyusui, ya. Bagus sekali.
PK: Selamat pagi, Bu (sebutkan nama). Apa (nama bayi) menyusunya normal?
Ibu: Yah - saya rasa begitu.
PK: Apa Ibu menganggap ASI cukup untuk bayi ibu?
Ibu: Nggak tahu, ya... Saya harap sih begitu, tapi mungkin juga tidak
cukup... (Ibu kelihatan cemas).
PK: Apa berat badannya bertambah dengan baik bulan ini? Boleh saya lihat KMS-nya?
Ibu: Nggak tahu, ya...
PK: Selamat pagi, Bu (sebut nama). Bagaimana menyusui (sebut nama bayi)-nya, Bu?
Ibu: Lancar sekali. Kami berdua menikmatinya, lho!
PK: Bagaimana berat badannya? Boleh saya lihat KMS-nya?
Ibu: Perawat bilang, bulan ini bayi bertambahnya lebih dari 1/2 kg.
Saya senang sekali.
PK: Wah, jelas bayi mendapatkan semua ASI yang dibutuhkan ya.
_______________________________________________________________________________
B. Sesi 11
36
C. Sesi 18
Riwayat 1
Alasan kunjungan: Saya membawa (nama bayi) untuk imunisasi. Semua baik-baik saja.
Riwayat:
1. Saya memberi bayi formula, sekitar 3 botol sehari, dengan 2 sendok penuh susu bubuk untuk
tiap botol. Bayi mengalami kesulitan menyusu waktu lahir, jadi saya memberinya botol
sementara ibu mencoba menyusui. Bayi sudah menolak menyusu selama dua minggu.
2. Sekarang umurnya 6 minggu dan beratnya 2,5 kilo. Bayi lahir di RS dan beratnya 2 kilo. Buang
air besarnya lunak 2-3 kali sehari.
3. Tidak ada yang membahas soal menyusui di klinik antenatal. Di RS, bayi dirawat di kamar bayi
selama 6 jam. Bidan tidak membantu saya menyusui. Saya boleh pulang setelah 24 jam. Saya
mulai mencoba menyusui setelah 2 hari. Ini kunjungan pertama saya ke puskesmas.
4. Umur saya 19 tahun, dan sehat. ASI ibu banyak, dan saya ingin menyusui. Tapi puting saya
rata, jadi saya tidak bisa.
5. Ini bayi saya yang pertama.
6. Saya ibu rumah tangga, dan suami saya membelikan sekaleng susu formula. Saya belum
berpikir soal KB. Ibu saya tinggal jauh dari sini.
_____________________________________________________________________________
Riwayat 2
Alasan kunjungan: (Nama bayi) kena diare.
Riwayat:
1. Saya sering menyusuinya, dan bayi tidur dengan saya setiap malam. Saya memberinya bubur
tepung encer dalam botol, 2-3 kali sehari. Saya mulai memberi makanan ini saat bayi berumur 6
minggu.
2. Bayi lahir di RS, dan beratnya 3 kilo. Usia 2 bulan beratnya 4,5 kilo, dan sekarang, di usia 4
bulan, beratnya 4,8 kilo. Waktu usianya 6 minggu, bayi sering menangis minta makan; makanya
saya mulai mernberi bubur. Tapi sekarang bayi kurang nafsu makan, dan mencret-mencret.
3. Bayi mulai menyusu segera sejak lahir. Bidan membantu saya dan saya tidak kesulitan.
4. Umur saya 30, dan baik-baik saja. Saya mengandalkan menyusui untuk ber-KB sampai haid
saya mulai lagi.
5. Saya sudah punya dua anak sebelum ini. Saya susui tanpa kesulitan.
6. Saya, suami dan kedua mertua saya bekerja di sebuah pertanian kecil. Ibu mertua sangat
menolong saya. Dia menasehati saya untuk mulai memberi bubur, karena bayi menangis terus.
37
Riwayat 3
Riwayat:
1. Saya menyusui bayi saya beberapa kali sehari, kira-kira 20-30 menit tiap kalinya.
2. Bayi perempuan saya beratnya 4 kilo saat lahir. Sekarang umurnya 3 minggu dan beratnya 4,5
kilo. Bayi baik-baik saja.
3. Bayi lahir dengan operasi Cesar, dan dirawat di kamar bayi serta mendapat susu botol selama
2 hari. Mulai saat itu saya sudah mencoba menyusui, tapi bayi saya kesulitan belajar menyusu.
Bidan menganjurkan susu botol, tapi saya tidak mau memberi botol. Saya berkeras menyusui
sampai sekarang. Tidak ada yang menanyakan soal menyusui di klinik antenatal.
4. Saya 26 tahun, dan sehat. Saya kecewa sebab saya benar-benar ingin rnenyusui, tapi puting
saya nyeri sekali sehingga saya hampir menyerah. Kadang kedua puting saya berdarah.
5. Sebelumnya saya pernah punya bayi. Saya menyusuinya, tapi ASI saya tidak cukup dan bayi
tidak pernah puas. Saya menyerah setelah beberapa minggu.
6. Saya sudah bercerai, tapi ibu saya tinggal dengan saya dan membantu saya menjaga anak-
anak.
Riwayat 4
Alasan kunjungan: "Saya datang untuk kontrol bayi saya yang berusia 6 minggu. Semua baik-baik
saja.
Riwayat:
1. Saya betul-betul sering menyusui bayi perempuan saya. Saya tidak memberinya yang lainnya,
tapi saya membeli empeng yang saya berikan padanya kalau bayi menangis.
2. Saya tak tahu berapa berat lahirnya. Hari ini beratnya 4,9 kilo. Bayi sering menangis, dan
kelihatannya tidak puas. Bayi mengeluarkan kotoran lunak beberapa kali sehari. Lainnya baik-
baik saja.
3. Bayi lahir di rumah, dan mulai menyusu segera sejak lahir. Bayi diberi sedikit air pada hari-hari
pertama. Ibu saya membantu saya untuk menyusui.
4. Saya 15 tahun, dan sudah berhenti sekolah. Saya kuatir menyusui akan mengubah bentuk
tubuh saya. Saya ingin memberi susu botol, seperti di iklan-iklan. Saya akan beli susu, kalau
saya punya uang.
5. Saya belum pernah punya bayi sebelumnya.
6. Saya tinggal di rumah dengan ibu saya, pekerjaannya bertani. Ibu bilang bayi ini sering
menangis karena saya terlalu muda dan mungkin ASI saya kurang. Ibu saya juga ingin
memberinya susu botol.
38
Riwayat 5
Alasan kunjungan: Ada bengkak yang nyeri di payudara saya, dan saya merasa demam.
Riwayat:
1. Saya menyusui bayi saya kapanpun saya ada di rumah, yaitu sekali di pagi hari, dua kali di sore
hari, dan sekali atau dua kali di malam hari. Bayi perempuan saya menyusu 5 menit setiap
kalinya. Saya terlalu sibuk untuk menyusui berlama-lama. Saat saya bekerja, pembantu saya
memberinya susu formula dengan botol. Ini dimulai saat saya harus kembali bekerja kira-kira
sebulan yang lalu. Sebelum itu saya hanya menyusui.
2. Bayi saya sehat. Beratnya 3,5 kilo saat lahir. Sekarang umurnya 4 bulan dan beratnya 5,9 kilo.
Saya tidak tahu berapa kali dia buang air kecil - saya kan tidak di rumah.
3. Bayi lahir di rumah, dan saya langsung menyusuinya. Bidan setempat yang menolong saya.
4. Saya 27 tahun, dan sehat. Saya mengalami bengkak yang nyeri di payudara yang sebelah,
segera setelah saya kembali bekerja. Pernah di suatu akhir pekan, saya teruskan menyusui,
dan payudara saya sembuh sendiri. Tapi sekarang lebih parah.
5. Saya punya anak yang lebih besar. Dulu saya susui dia selama 4 bulan, sampai ASI saya
kering. Saya mulai bekerja ketika bayi berumur 2 bulan, dan memberinya susu botol waktu saya
di luar rumah. Saya sangat sedih ketika harus berhenti menyusui.
6. Saya bekerja di pabrik, dan saya di luar rumah sekitar 10 jam tiap hari. Sampai di rumah saya
sudah lelah. Saya punya pembantu yang mengasuh anak-anak saya. Kedua orang tua saya
tinggal jauh dari sini.
D. Sesi 17
Cerita Ibu G:
1. L berusia 3 bulan dan menyusui sekitar 10-12 kali sehari - kadang tiap 1-2 jam, kadang setelah
5-6 jam. Bayi menyusu sekitar dua kali di malam hari. Ibu G tidak memberi susu tambahan, tapi
kadang memberi air putih dengan sendok.
2. Berat badan L bertambah dengan baik, dan ia sangat sehat. Ia buang air kecil 6-8 kali sehari.
Grafik pertumbuhan di KMS-nya menunjukkan pertambahan berat badan.
3. L lahir di RS, dan mulai menyusu segera setelah lahir. Ia dirawat gabung, dan tidak mendapat
makanan/minuman pramenyusu. Bidan telah membantu, dan tidak mengalami kesulitan
apapun.
4. Umur 25 tahun, dan sehat. tidak menggunakan metode KB apapun dengan anggapan bahwa
menyusui sangat menyehatkan dan ingin meneruskannya.
5. L adalah bayi pertama.
6. Tinggal di rumah, tidak bekerja di luar rumah. Ayah L bekerja sebagai staf administrasi. Ayah L
berpendapat bahwa sekaranglah waktunya bayi berhenti menyusu di malam hari.
______________________________________________________________________________
39
E. Sesi 28. Mempertahankan Menyusui
Bacakan ceritanya:
Ibu E datang membawa bayinya D untuk ditimbang di usia 5 bulan. Bayi D menyusu eksklusif, dan
semua baik-baik saja. Berat badannya naik 800 gr selama bulan lalu, dan sekarang beratnya 7 kg.
PK: (Seolah-olah sedang menimbang bayi ibu E dan mencatat pertumbuhannya pada KMS dan
tidak berkata apa. Ketika sudah selesai, memberikan KMS kepada Bu E dan mengatakan
seperti di bawah ini).
PK: Baik Bu, terima kasih. Simpan baik-baik KMS D dan kembali ke sini bulan depan, ya.
40
G. Sesi 33. Bermain peran: Memilih susu formula terbaik
Ibu P dan bapak S adalah orangtua dari seorang bayi usia 4 minggu bernama A.
Bapak S bekerja di kota.
Bapak S pulang kerja dan Ibu P memberitahunya bahwa ia ingin membeli susu formula. Ibu P
berpikir ASI-nya tidak cukup untuk A. A sudah diberi susu botol pada malam hari
waktu di rumah sakit, dengan demikian Ibu P bisa beristirahat. Ibu P melihat
beberapa kaleng susu formula di kantor perawat. Ibu P ingin membeli merek yang
sama, sebab merek itu mungkin baik dan aman jika rumah sakit menggunakannya.
Bapak S tidak tahu banyak tentang menyusui atau susu formula. Ia terutama kuatir soal
biayanya, karena upahnya rendah. Bapak S lebih senang Ibu P menyusui, karena itu
yang lebih murah. Jika Bapak P jadi membeli susu formula, Bapak S mau Ibu P
membeli merek termurah, karena ia pikir semuanya sama saja.
St adalah penjaga toko, yang menjual susu formula. Ia teman Ibu P. Dia menjual merek susu
formula yang dipakai di rumah sakit. Dia juga menyediakan beberapa merek berbeda yang
direkomendasikan dokter kepada pasiennya. St bilang dokter memberi pasien-pasiennya sampel
gratis. Ada juga merek-merek lokal yang lebih murah yang St berikan kepada bayinya sendiri, dan
sekarang anak itu sehat. Dan tersedia juga merek yang lebih mahal yaitu untuk anak yang kena
diare.
St memberitahu Ibu P dan Bapak S soal harga, dan mencoba menunjukkan keunggulan masing-
masing merek - yang ini lebih manis rasanya, atau yang ini lebih mudah dicampur dengan air dingin.
St menunjukkan gambar cantik bayi tersenyum, label yang menarik, atau kaleng anti-semut, atau
sendok takar yang multiguna.
Ibu P dan Bapak S berdiskusi yang manakah yang terbaik buat A, dan melupakan segalanya
tentang menyusui. Mereka ingin tahu apakah mereka sebaiknya membeli merek yang
direkomendasikan oleh dokter yang diceritakan St. Akan tetapi, mereka belum pernah ke dokter itu,
dan tidak kenal dia. Ibu P berpikir apakah mereka sebaiknya membeli merek yang bagus untuk
diare? Harganya mahal, jadi mungkin bagus sekali. Bisa mencegah A diare. Bapak S tetap
berpendapat bahwa yang lebih murah sama saja. St memakainya. Akhirnya, Ibu P mendesak untuk
membeli susu dengan merek yang biasanya digunakan di rumah sakit.
Ibu P bilang ia akan menggunakan susu formula itu sedikit-sedikit, dan dia akan mengatur agar satu
kaleng habis dalam dua bulan.
41
Lampiran 6
2. Materi Dasar :
a. Situasi pemberian ASI dan
Kebijakan PP ASI di
Indonesia
b. Gizi dan Kesehatan Ibu
Materi Inti :
a. Menyusui Praktek klinik
b. Konseling
42
Lampiran 7
43
7. Tanda-tanda pelekatan yang benar, sehingga bayi dapat menyusu dengan efektif:
A. Lebih banyak areola di atas mulut bayi dari pada di bawah
B. Dagu bayi melekat pada payudara ibu
C. Cukup puting saja yang masuk ke dalam mulut bayi
D. A dan B benar
E. Semua Benar
44
13. Manakah informasi relevan untuk bayi usi 3 bulan?
A. Menyusui eksklusi adalah yang terbaik sampai bayi usia 3 bulan?
B. Masa ini adalah masa bayi tumbuh cepat, bayi akan lebih sering ingin menyusu
C. Menyusui penting sampai usia 2 tahun
D. A dan B benar
E. Semua benar
14. Pernyataan yang benar tentang kondisi payudara, kecuali:
A. Puting ibu datar dan payudaranya lentur sehingga bayi tidak dapat menyusu yang baik
B. Bayi dapat menyusu dengan baik pada berbagai bentuk payudara, ukuran dan bentuk
puting
C. Kelenturan payudara lebih penting dari pada bentuk puting
D. Kelenturan payudara meningkat selama kehamilan dan dalam minggu pertama setelah
persalinan
E. Semua benar
15. Untuk menerima apa yang ibu pikirkan dan rasakan dapat direspon dengan cara, kecuali:
A. Mengatakan kembali apa yang ibu katakan
B. Sederhana seperti Oooh dengan anggukan
C. Berempati
D. Bersimpati
E. Semua benar
45
19. Butir Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI antara lain adalah:
A. Dilarang promosi di fasilitas kesehatan
B. Dilarang memberikan sampel gratis kepada ibu-ibu
C. Dilarang memberikan hadiah atau sampel gratis kepada petugas kesehatan
D. Informasi dalam label harus memuat keuntungan menyusui
E. Semua benar
46
Lampiran 8
Berlatihlan menggunakan keahlian ini ketika Fasilitator/Pelatih memimpin sesi/materi, dan beri
komentar pada hal-hal berikut ketika memberi umpan balik.
Gerakan:
Ambil posisi di tengah jangan ambil posisi di pojok atau di belakang meja
Menghadap peserta jangan menghadap ke papan tulis atau layar ketika sedang berbicara
Buat kontak mata dengan semua peserta si seluruh penjuru
Gunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah alami (hindari mengulang ulang suatu gerakan)
Bergerak ke seluruh ruangan dekati peserta pelatihan untuk mendapat perhatian dan respon dari
mereka
Hindari menutupi pandangan peserta perhatikan leher peserta yang terlihat mendongak.
Cara Bicara/Suara:
Pelan dan jelas, dan cukup keras agar bisa didengar oleh semua orang
Alami dan hidup bervariasi
Tulislah kata-kata yang susah di papan tulis, eja-lah dan jelaskan kata itu
Interaksi:
Usahakan untuk berinteraksi dengan semua peserta gunakan nama panggilan yang sesuai
Tanyakan pertanyaan yang disarankan dalam buku bertanyalah kepada peserta yang berbeda
Beri waktu kepada peserta untuk menjawab jangan beritahukan jawaban terlalu cepat beri
petunjuk/isyarat
Beri respons yang membangun dan secara baik kepada semua jawaban perbaiki jawaban yang
salah dengan sopan dan lembut
Libatkan semua peserta termasuk yang pendiam kontrol peserta yang banyak bicara
Hindari diskusi yang menyimpang atau mengalihkan dari topik membingungkan bila perlu
ditunda dulu pembicaraan tersebut
Usahakan untuk memberi jawaban yang memuaskan terhadap semua pertanyaan dari peserta.
47
Penggunaan Materi:
Siapkan secara seksama baca teks dan siapkan peralatan yang dibutuhkan
Siapkan orang yang membantu anda (contoh untuk role-play) sebelum sesi berlatihlah jika
memungkinkan
Jangan menghafal sesi luar kepala ikuti buku Petunjuk yang ada tetapi berbicaralah dengan
bahasa sendiri
Ikuti rencana sesi secara akurat dan lengkap gunakan Petunjuk Pelatih/Fasilitator
Tekankan pada hal-hal yang penting jangan biarkan hal-hal penting terabaikan
Hindarkan membicarakan terlalu banyak hal diluar materi tetapi beri sedikit contoh lokal
Hindari pengulangan kecuali memang berguna
Apabila Saudara merasa penting untuk membaca buku petunjuk, usahakan untuk sekali-sekali
mengarahkan pandangan kepada peserta.
Manajemen Waktu:
Jangan terlalu cepat atau terlalu lambat, usahakan untuk tidak terlalu lama dengan bagian pertama
Jangan sampai kehabisan waktu diantara waktu sesi (misalkan : Latihan Klinik) jelaskan dengan
jelas apa yang harus dilakukan.
48
Lampiran 9
Petunjuk Pengisian:
1. Baca setiap pertanyaan dengan cermat
2. Jawablah pertanyaan dengan melingkari huruf yang sesuai dengan penilaian anda
3. Arti penilaian adalah sebagai berikut:
A. Kurang sekali
B. Kurang
C. Cukup
D. Baik
E. Baik sekali
A. Fasilitator
Tulislah saran-saran Saudara dibawah ini mengenai fasilitator yang sesuai dengan harapan
Saudara
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Agar kita dapat meningkatkan mutu pelatihan dimasa mendatang mohon mengisi kuesioner
dibawah ini :
1. Jelaskan secara ringkas tanggung jawab saudara berkaitan dengan ibu menyusui dan bayinya.
Dimanakah saudara bekerja (misalnya tempat praktik klinik, pusat kesehatan, rumah sakit)?
2. Menurut saudara apakah ada bagian dari pelatihan ini yang sulit.
49
3. Untuk setiap kegiatan tertulis dibawah ini buatlah tanda centang pada jawaban didalam kotak
yang menurut saudara waktu yang digunakan tersebut terlalu singkat, cukup atau terlalu lama.
4. Menurut Saudara jika ada dukungan tambahan seperti apa yang Saudara pikirkan perlu
sesudah pelatihan ini sehingga Saudara dapat meningkatkan keterampilan konseling di tempat
Saudara?
5. Bagaimana isi dan atau managemen dari kursus ini dapat ditingkatkan untuk peserta dimasa
mendatang?
B. Materi Pelatihan
Tulislah saran-saran Saudara dibawah ini yang berkaitan dengan materi pelatihan baik yang telah
Saudara pahami maupun yang kurang dipahami.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
50
Tuliskan tanda ceklist, dan beri komentar pada kolom manfaat materi pelatihan di bawah ini :
Kondisi payudara
Latihan kondisi
payudara
Menolak menyusu
Mengkaji riwayat
menyusu
Latihan mengkaji
riwayat menyusu
Pemeriksaan
payudara
Memerah ASI
51
Judul Sesi Sangat Bermanfaat Cukup Tidak Komentar
bermanfaat Bermanfaat Bermanfaat
ASI tidak cukup
Menangis
Praktik konseling
Merubah pelayanan
Gizi, kesehatan dan
kesuburan ibu
Ibu bekerja
Promosi komersial
susu formula
52
Lampiran 10
Hari :
Tanggal :
Topik : ....
Pelatih/Fasilitator : ....
Isilah angka penilaian Saudara dengan jujur, serahkan kepada penyelenggara dan tidak perlu
mencantumkan nama.
Keterangan :
90 100 : dengan pujian
85 89.99 : sangat memuaskan
80 84.99 : memuaskan
75 79.99 : baik sekali
70 74.99 : baik
65 69.99 : cukup
< 65 : kurang
53
Lampiran 11. Evaluasi Tahap Proses Pemebelajaran
UMUM IBU
F Ibu tampak sehat F Ibu tampak sakit atau depressi
F Ibu tampak rileks dan nyaman F Ibu tampak tegang dan tidak nyaman
F Terlihat tanda bonding ibu-bayi F Tidak ada kontak mata ibu-bayi
UMUM BAYI
F Bayi tampak sehat F Bayi tampak mengantuk atau sakit
F Bayi tampak tenang dan rileks F Bayi tampak gelisah atau menangis
F Bayi mencari payudara (rooting) bila lapar F Bayi tidak mencari payudara (rooting)
PAYUDARA
F Payudara tampak sehat F Payudara tampak merah, bengkak
F Puting keluar dan lentur F Puting datar/terbenam
F Terasa nyaman, tak nyeri F Payudara atau puting nyeri
F Payudara ditopang dengan baik oleh jari2 F Payudara ditopang dengan jari2 di
yang jauh dari puting areola
POSISI BAYI
F Kepala dan badan bayi dalam garis lurus F Leher dan kepala bayi terputar
F Bayi dipegang dekat badan ibu F Bayi tidak dipegang dekat badan ibu
F Seluruh badan bayi ditopang F Hanya leher dan kepala bayi ditopang
F Bayi mendekat ke payudara, F Bayi mendekat payudara, bibir bawah/
hidung berhadapan dg puting dagu berhadapan dg puting
PELEKATAN BAYI
F Tampak lebih banyak areola diatas bibir F Lebih banyak areola dibawah bibir
F Mulut bayi terbuka lebar F Mulut bayi tak terbuka lebar
F Bibir bawah terputar keluar F Bibir bawah terputar kedalam
F Dagu bayi menempel pada payudara F Dagu bayi tidak menempel payudara
MENGHISAP
F Hisapan lambat, dalam dengan istirahat F Hisapan dangkal dan cepat
F Pipi membulat waktu menghisap F Pipi tertarik kedalam waktu menghisap
F Bayi melepaskan payudara waktu selesai F Ibu melepaskan bayi dari payudara
F Ibu merasakan tanda2 refleks oksitosin F Tidak tampak tanda oksitosin yg jelas
Catatan: .................................................................................................................................................
54
B. Ceklis Diskusi Praktik Klinik
Pertanyaan umum
Bagaimana praktik klinik berlangsung?
Apa yang telah dikerjakan dengan baik? Kesulitan apa yang dihadapi?
Apakah ibu mau bercerita? Apakah ia senang bercerita?
Apakah ibu mengajukan pertanyaan tertentu? Bagaimana respon peserta?
Apa hal terpenting yang telah dipelajari dari ibu? Apakah peserta
menghadapi kesulitan atau situasi yang membantu peserta belajar?
Mengkaji - riwayat
Apa yang telah dipelajari melalui kajian riwayat menyusui?
Apakah peserta mengingat untuk menanyakan sesuatu dari masing-masing
bagian formulir?
Apakah penggunaan formulir membantu anda memahami situasi ibu ?
55
C. Ceklis Keterampilan Konseling
56
D. Formulir Kajian Riwayat Menyusui
57
Lampiran 12
Persiapan sebelum
persalinan:
Apakah ibu hamil diberi
informasi tentang:
- keuntungan ASI/menyusui
- manajemen laktasi
Memulai kegiatan menyusui:
58
Pelayanan YA/TIDAK Apa yang sudah dilakukan dengan baik
dan/atau perbaikan utama yang diperlukan
Jika bersalin lewat operasi
Cesar:
59
Pelayanan YA/TIDAK Apa yang sudah dilakukan dengan baik
dan/atau perbaikan utama yang diperlukan
Memantapkan kegiatan
menyusui (Lanjutan):
Apakah Saudara
menggunakan botol untuk
memberi makan bayi yang
ibunya berniat menyusui?
Apakah Saudara
mengizinkan bayi menyusu
menghisap empeng?
Apakah tersedia suplai gratis
susu formula?
Apakah Saudara mengecek
dukungan yang akan ibu
dapatkan ketika mereka
kembali ke rumah?
Apakah Saudara mampu
merujuk ibu ke sebuah
kelompok pendukung
menyusui?
Mempertahankan kegiatan
menyusui:
60
Pelayanan YA/TIDAK Apa yang sudah dilakukan dengan baik
dan/atau perbaikan utama yang diperlukan
Mempertahankan kegiatan
menyusui (Lanjutan):
61
Pelayanan YA/TIDAK Apa yang sudah dilakukan dengan baik
dan/atau perbaikan utama yang diperlukan
Mempertahankan kegiatan
menyusui (Lanjutan):
Apakah misalnya:
- BBLR
- bayi kembar
- bayi dengan kecacatan
- jika ibu sakit atau
mengalami kecacatan
Apakah Saudara mampu
membantu wanita yang
bekerja jauh dari rumah, tapi
ingin tetap menyusui?
Apakah Saudara
menginformasikan kepada
rekan-rekan kerja Saudara
tentang menyusui, sehingga
mereka juga tahu bahwa itu
sangat penting?
Pendidikan kesehatan:
Apakah ASI/menyusui
menjadi materi ceramah atau
terdapat dalam bahan
ceramah Saudara?
Apakah ASI/menyusui
dimasukkan ke dalam
ceramah Saudara tentang
gizi, dan ceramah Saudara
tentang pengenalan
makanan pendamping ASI
untuk anak?
Apakah Saudara mendorong
ibu bekerja untuk menyusui
eksklusif selama 6 bulan?
Apakah Saudara mendorong
ibu terus menyusui sampai
anak mereka berusia 2 tahun
atau lebih?
62
PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG BISA DILAKUKAN SENDIRI
OLEH PETUGAS KESEHATAN
1. ............................................................................................................................
2. ............................................................................................................................
3. ............................................................................................................................
4. ............................................................................................................................
5. ............................................................................................................................
6. ............................................................................................................................
7. ............................................................................................................................
8. ............................................................................................................................
9. ............................................................................................................................
10 ............................................................................................................................
1. .............................................................................................................................................
2. ............................................................................................................................................
3. .............................................................................................................................................
4. .............................................................................................................................................
63
Lampiran 13. Contoh Surat Pernyataan
SURAT PERNYATAAN
Nama :
NIP :
Pangkat/Golongan :
Jabatan :
Instansi :
Pendidikan :
Alamat Rumah :
Alamat Kantor :
Telepon/HP
Rumah:
Kantor:
Dengan ini menyatakan bersedia mengikuti Pelatihan Konseling Menyusui selama 5 hari effektif dan
mematuhi peraturan dan ketentuan pelatihan. Apabila saya melanggar peraturan tersebut maka
saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
..,.
Hormat saya,
64
Daftar Tim Penyusun:
Sekretariat:
Katmo, S.Sos
Dra. Ni Made Lahery
Rr. Oeripy Yuniarni, SE
Jufri Simangunsong, AMD
65