Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH I

Asuhan
Keperawatan
Gangguan Indra
Penglihatan
Muhammad Ikram
132652
II.F

UPTD AKPER ANGING MAMMIRI


PROVINSI SULAWESI SELATAN
MAKASSAR
2014
Tuan X, 45 tahun berobat di RS karena gangguan penglihatan. Dari hasil
pengkajian di dapatkan : klien mengeluh penglihatan semakin kabur pada kedua
mata sejak 3 bulan yang lalu, tidak dapat membaca pada jarak jauh, tidak ada
riwayat infeksi, trauma, atau penyakit mata lain. Riwayat DM terkontrol, hasil
pemriksaan fisik, TD 180/90, N 72, R 20x/menit, keruh pada lensa OD & OS.
Visus OD 3/9, OS 4/9, TIO dbn (dalam batas normal).

PERTANYAAN

1. Masalah keperawatan apa yang bisa muncul? Tentukan prioritasnya!

2. Jelaskan manejemen ASKEPnya!

3. Sebutkan dan jelaskan tindakan operasi yang bisa dilakukan pada klien?

JAWABAN

1. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus yaitu miopi dan katarak.
Berdasarkan data-data yang terdapat pada skenario, maka prioritas masalah utama
yang muncul adalah katarak.

KATARAK

Definisi katarak

Kata katarak berasal dari bahasa Latin, cataracta, atau dalam bahasa
Yunani, kataraktes, yang artinya terjun seperti air. Kata ini ditafsirkan dari buku-
buku Arab Nuzul EL Ma yang berarti air terjun. Istilah ini dipakai oleh orang
Arab sebab orang-orang dengan kelainan ini mempunyai penglihatan yang seolah-
olah terhalang oleh air terjun. Oleh Constantin Africanus seorang biarawan
Chartago (tahun 1018 1085) yang mengajar di Sarlemo. Sampai saat ini kata
katarak digunakan dan berarti sesuatu kekeruhan yang terjadi pada lensa mata.
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum
kehilangan pandangan secara bertahap (Istiqomah, 2004)

Katarak Kongenital

Etiologi

- Gangguan metabolisme serat serat lensa akibat Virus

- Gangguan Oksigen

- Dilahirkan oleh Ibu yang menderita DM, Rubella Taksoplasma dan Sipilis

Katarak Juvenil

Etiologi

- Katarak Juvenil terlihat setelah usia 1 tahun dapat terjadi karena:

- Lanjutan katarak congenital yang makin nyata

- Penyakit lain, katarak komplikata yang terjadi akibat : glaucoma, ablasi

retina,diabetes ataupun trauma tumpul atau tajam. (Ilyas, 2008)

Manifestasi klinik

Penurunan tajam penglihatan

Umumnya pasien katarak menceritakan riwayat klinisnya lansung pada keluhan


aktivitasnya yang terganggu. Dalam keadaan lain, pasien hanya menyadari adanya
gangguan penglihatan setelah dilakukan pemeriksaan.

Setiap jenis katarak biasanya mempunyai gejala gangguan penglihatan yang

berbeda, tergantung pada cahaya, ukuram pupil dan derajat myopia. Setelah
diketahui riwayat penyakit, pasien dilakukan pemeriksaan mata lengkap, dimulai
dengan kelainan refraksi.
Silau.

Pasien katarak sering mengeluh silau, keparahannya bervariasi mulai dari


penurunan sensitivitas kontras dalam tempat yang terang hinggan silau pada saat
siang hari atau sewaktu melihat lampu mobil atau keadaan serupa pada malam
hari. Peningkatan sensitivitas terutama timbul pada katarak posterior subkapsular.
Pemerikasaan silau (test glare) dilakukan untuk mengetahui tingkat gangguan
penglihatan yang disebabkan oleh submber cahaya yang diletakkan di dalam
lapang pandangan pasien.

Perubahan sensitivity kontras

Sensitivitas kontras dilakukan untuk mengetahui kemampuan pasien


mendeteksi berbagai bentuk gambar dalam kontras yang bervariasi, luminansi,
dan frekwensi spasial. Sensitivitas kontras dapat menunjukkan penurunan fungsi
penglihatan yang tidak terdeteksi dengan Snellen. Namun, hal tersebut bukanlah
indikator spesifik hilangnya tajam penglihatan oleh karena katarak.

Myopic shift

Perkembangan katarak dapat meningkatkan dioptri kekuatan lensa, yang


menyebabkan myopia ringan atau sedang.

Diplopia monocular atau poliopia

Kadang-kadang, perubahan nuklear terletak pada lapisan bagian dalam


nukleus lensa menimbulkan daerah pembiasan multiple pada bagian tengah lensa.
Daerah ini tampak irreguler pada red reflek dengan retinoskopi atau
ophthalmoskop indirek. Tipe katarak ini akan menimbulkan diplopia monokular
atau poliopia

Evaluasi Diagnostik

Selain uji mata yang biasa, keratometri, pemeriksaan lampu-slit, dan


oftalmoskopi, maka A-scan Ultrasound (echography) dan hitung sel endotel
sangat berguna sebagai alat diagnostic, khususnya bila dipertimbangkan akan
dilakukan pembedahan. Dengan hitung sel endotel 2000 sel/mm3, pasien ini
merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi
IOL.

Penatalaksanaan

Tak ada terapi obat untuk katarak, dak tak dapat diambil dengan
pembedahan laser. Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan
refraksi kuat sampai ketitik di mana pasien melakukan aktivitas hidup sehari-hari,
maka penanganan biasanya konsevatif. Penting mengkaji efek katarak terhadap
kehidupan sehari-hari, seperti berdandan, ambulasi, aktivitas rekreasi, menyetir
mobil, dan kemampuan bekerja.

Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan


akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya di indikasikan bila koreksi tajam
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi.
Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering dilakukan pada orang
yang berusia lebih dari 65 tahun. Keberhasilan pengemabalian penglihatan yang
bermanfaat dapat dicapai 95% pasien.

Kebanyakan operasi dilakukan dengan anastesi lokal (retrobular atau


peribular, yang dapat mengimobilisasi mata). Obat penghilang cemas dapat
diberikan untuk mengatasi perasaan klaustrofobia sehubungan dengan drapping
bedah. Ada dua macam teknik pembedahan yang tersedia untuk pengangkatan
katarak: ekstraksi intrakapsuler dan ekstrakapsuler. Indikasi intervensi bedah
adalah hilangnya penglihatan yang mempengaruhi aktivitas normal pasien atau
katarak yang menyebabkan glaukoma atau mempengaruhi diagnosis dan terapi
gangguan okuler lain, seperti retinopati diabetika.

Ekstraksi Katarak Intrakapsuler

Ekstraksi katarak intrakapsuler (ICCE, intracapsular cataract extraction)


adalah pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan. Setelah zonula
dipisahkan, lensa diangkat dengan cryoprobe, yang diletakkan secara langsung
pada kapsula lentis. Ketika cryoprobe diletakkan secara langsung pada kapsula
lentis, kapsul akan melekat pada probe. Lensa kemudian diangkat dengan lembut.
Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler

Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler(ECCE, Ekstracapsuler catarak


Ekstraction) sekarang merupakan teknik yang lebih disukai dan mencapai sampai
98% pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata
selama pembedahan. Prosedur ini meliputi pengmbilan kapsula anterior, menekan
keluar nukleus lentis, dan mengisap sisa fragmen kortikal lunak menggunakan
irigasi dan alat hisap. Dengan meninggalkan kapsula posterior dan zonula lentis
tetap utuh, dapat mempertahankan arsitektur bagian posterior mata, jadi
mengurangi insiden komplikasi yang serius.

Fakoemulsifikasi

Fakoemulsifikasi mengacu pada operasi, di mana katarak rusak dengan


energi ultrasound dan diangkat melalui sayatan kecil. Karena operasi dilakukan
melalui sayatan kecil, pemulihan pun cepat. Banyak pasien mencapai penglihatan
yang baik pada hari pertama setelah operasi. Dalam kebanyakan kasus, jahitan
tidak diperlukan, sehingga pemulihan lebih cepat dan kenyamanan yang lebih baik
setelah operasi. Karena fakoemulsifikasi merupakan operasi cepat dan aman,
kebanyakan pasien melakukan operasi ini sebagai prosedur yang tidak harus inap
hospital. Operasi fakoemulsifikasi biasanya membutuhkan waktu 20-30 menit.

MIOPI

Definisi katarak

Miopi (dari bahasa Yunani: myopia "penglihatan-dekat" atau rabun


jauh adalah sebuah kerusakan refraktif mata di mana citra yang dihasilkan berada
di depan retina ketika akomodasi dalam keadaan santai. Miopi dapt terjadi karena
bola mata yang terlalu panjang atau karena kelengkungan kornea yang terlalu
besar sehingga cahaya yang masuk tidak difokuskan secara baik dan objek jauh
tampak buram. Penderita penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat
ditolong dengan menggunakan kacamata negatif (cekung).

Penyebab
Penyebab miopia dapat bersifat keturunan (herediter), ketegangan visual
atau faktor lingkungan. Faktor herediter pada miopi pengaruhnya lebih kecil dari
faktor ketegangan visual. Terjadinya miopi lebih dipengaruhi oleh bagaimana
seseorang menggunakan penglihatannya, dalam hal ini seseorang yang lebih
banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau seseorang yang
menghabiskan banyak waktunya dengan membaca tanpa istirahat akan lebih besar
kemungkinannya untuk menderita miopi. Faktor lingkungan juga dapat
memengaruhi misalnya pada rabun malam yang disebabkan oleh kesulitan mata
untuk memfokuskan cahaya dan membesarnya pupil, keduanya karena kurangnya
cahaya, menyebabkan cahaya yang masuk kedalam mata tidak difokuskan dengan
baik.

Dapat juga terjadi keadaan pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan


ketegangan mata karena melakukan kerja jarak dekat dalam waktu yang lama.
Penglihatan mata akan pulih setelah mata diistirahatkan.

Mata miopi

Lensa mata cenderung menebal dan bayangan cahaya sejajar (melihat


jauh) akan jatuh di depan retina

Masalah keperawatan yang utama ialah KATARAK yang diambil berdasarkan


data yang telah diperoleh dengan kata kunci Lensa pasien menjai keruh sehingga
visus menurun yang menyebabkan terjadinya kelainan refraksi pada mata.
Katarak dapat menyebabkan Miopi tetapi klien yang Miopi belum tentu terkena
Katarak.

ASKEP :

v Pengkajian

Data subjektif :

- Umur : 45 tahun
- Riwayat kesehatan :

1. DM terkontrol

2. Tidak ada infeksi, trauma atau penyakit mata lain

3. Penglihatan semakin kabur sejak 3 bulan yang lalu

- Pola berfikir : Tidak dapat membaca pada jarak jauh

Data objektif :

- Pemeriksaan fisik :

1. TD = 180/90

2. N = 72x/m

3. P = 20x/m

4. Keruh padat lensa OD dan OS

5. Visus OD = 3/9

6. Visus OS = 4/9

7. TIO = dbn (dalam batas normal)

v Diagnosa

1. Perubahan sensori visual yang berhubungan dengan kekeruhan pada lensa


mata

Intervensi :

1. Kaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan dasar

Rasional :Menentukan seberapa bagus visus klien

2. Dapatkan deskripsi fungsi ttg apa yg bisa dan tdk bisa di lihat oleh klien
Rasional :Memberikan data dasar ttg pandangan akurat klien dan bgmn hal
tersebut mempengaruhi perawatan

3. Berikan pencahayaan yg sesuai bg klien

Rasional :Meningkatkan penglihatan klien

4. Gunakan materi dgn tulisan besar dan kontraks

Rasional :Memfasilitasi membaca

Kriteria Hasil :

Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.

Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan

2. Resiko cedera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan.

Sasaran : tidak terjadi cidera

Intervensi

1. Jelaskan ttg kemungkinan yg terjadi akibat peniurunan tajam penglihatan

Rasional :Perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat meningkatkan


resiko cedera sampai klien belajar untuk mengiompensasi

2. Batasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada malam hari

Rasional :Mengurangi potensial bahaya karna penglihatan kabur

3. Gunakan kaca mata koreski/ pertahankan perlindungan mata sesuai


indikasi

Rasional :Menghindari cedera

Kriteria hasil :
Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan
untuk melindungi diri dari cedera.

Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan


dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat,
keterbatasan kognitif, yang ditandai dengan :

Tujuan :

Klien menunjukkan pemhaman tentang kondisi, proses penyakit dan


pengobatan.

Kriteria Hasil :

Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.

Intervensi :

Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur, lensa.

Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin, beritahu untuk melaporkan -


penglihatan berawan.

Informasikan klien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas.

Diskusikan kemungkinan efek/interaksi antar obat mata dan masalah medis


klien.

Anjurkan klien menghindari membaca, berkedip, mengangkat berat,


mengejan saat defekasi, membongkok pada panggul, dll.

Dorong aktifitas pengalihan perhatian.

Anjurkan klien memeriksa ke dokter tentang aktifitas seksual, tentukan


kebutuhan tidur menggunakan kacamata pelindung.

Anjurkan klien tidur terlentang.

Dorong pemasukkan cairan adekuat.


Identifikasi tanda/gejala memerlukan upaya evaluasi medis, misal : nyeri tiba-tiba.

Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar celah
(slitlamp), fundoskopi selain daripada pemeriksaan prabedah yang diperlukan
lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva, karena dapat
penyulit yang berupa panoftalmitisman fisik umum.

Pada katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan sebelum


dilakukan pembedahan untuk melihat apakah kekeruhan sebanding dengan
turunnya tajam penglihatan. Pengobatan katarak adalah tindakan pembedahan.
Kebanyakan operasi yang dilakukan dengan anastesi lokal (retrobulbar atau
peribulbar, yang dapat mengimobilisasi mata). Setelah pembedahan lensa diganti
dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraokuler.

REFERENSI

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Ilyas, Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI

Anda mungkin juga menyukai