PRIMARY SURVEY :
1. AIRWAY
Trauma pada jalan nafas harus dikenali dan
diketahui selama fase Primary Survey dengan :
Mendengarkan gerakan udara pada hidung, mulut dan
daerah dada
meneliti daerah orofaring karena sumbatan oleh benda
asing
mengawasi retraksi otot-otot interkostal dan
supraklavikular
Ada trauma pada jalan nafas, ditandai dengan :
Stridor (Sumbatan jalan nafas atas)
Perubahan kualitas suara (Bila pasien masih bisa
bicara)
Terabanya defek pada regio sendi sternoklavikular
( Trauma luas pada dasar leher)
Penanganan jalan nafas :
Bersihkan jalan nafas bagian atas
Lakukan pemeliharaan jalan nafas dengan manuver
jaw-trust atau chin-lift , dimana posisi cervical spine
pada posisi alami pada satu garis.
Yang terbaik menstabilkan jalan nafas dengan Intubasi
endotracheal.
2. BREATHING
Penilaian kualitas pernafasan dengan cara :
Inspeksi : Ada luka, Perhatikan keseragaman gerak
kedua sisi dada saat akhir inspirasi atau ekspirasi
Palpasi : Ada kripitasi, Nyeri tekan
Perkusi : Bunyi sonor, hipersonor, pekak, timpani
Auscultasi : bising nafas, bising abnormal
Tanda gangguan pernafasan :
Pernafasan : < 12 atau > 20 kali/menit : berikan
oksigen
3. CIRCULATION
Denyut nadi harus dinilai :
Kualitas
Frekuensi
Regular/iregular
Denyut nadi radialis dan arteri dorsalis pedis tidak teraba :
Hipovolemia ?
Lakukan inspeksi dan palpasi :
Tekanan darah
Tekanan nadi
Sirkulasi perifer, warna dan temperatur
Pasang monitor jantung : Disritmia / PVC ?
Trauma Miocard
Pasang pulse oximeter : hipoksia /
asidosis ?
1. TENSION PNEUMOTHORAX
Merupakan suatu pneumothotax yang progresif dan cepat
sehingga membayakan jiwa pasien dalam waktu yang
singkat. Udara yang keluar dari paru atau melalui dinding
dada masuk ke rongga pleura dan tidak dapat ke luar lagi
(one-way-valve), maka tekanan di intrapleura akan
meninggi , paru-paru menjadi kolap
Penyebab :
Komplikasi penggunaan ventilasi mekanik
Komplikasi dari penumotorak sederhana
Fraktur tulang berlakang toraks
Tanda:
Nyeri dada
Sesak
Tindakan :
Berikan oksigen 15 liter
Lakukan dekompresi dengan insersi jarum (Needle
thoracocentesis)
Pemasangan chest tube untuk :
Perjalanan jauh ke RS.
Perjalanan menggunakan pesawat udara
2. PNEUMOTHORAX TERBUKA
Gangguan pada dinding dada berupa hubungan langsung
antar ruang pleura dan lingkungan sehingga tekanan di
dalam rongga pleura akan segera menjadi sama dengan
tekanan atmosfir, akibat kondisi itu menyebabkan
terganggunya ventilasi sehingga menyebabkan hipoksia
dan hiperkapnea
Tanda :
Respirasi distres
Sianosis
Tampak adanya kerusakan pada dinding dada
Penurunan dari suara pernafasan dan gerakan
Adanya peningkatan suara
Tindakan :
Pasang penutup luka dengan kasa steril (plastic
wrap/petrolatum gauze) yang diplester pada 3 sisi. Hati-
hati akan menjadi tension pneumothorax
Pasang selang dada yang berjauhan dengan luka
Tanda :
Palpasi akan membantu menemukan diagnosa dengan
ditemukannya kripitasi iga atau frictur tulang rawan.
Foto toraks akan lebih jelas adanya fractur yang
multiple
Pemeriksaan analisa gas darah, dapt ditemukan adanya
hipoksia akibat kegagalan pernafasan
Pada perkusi adanya suara yang tertinggal
Tindakan :
Pemberian ventilasi yang adekuat dengan oksigen 15
liter/menit yang dilembabkan
Lakukan intubasi Bila diperlukan untuk mencegah
terjadinya hipoksia dengan memperhatikan frekuensi
pernafasan dan PaO2
Resusitasi cairan, hati-hati kelebihan cairan
Pemberian analgetik
4. HEMOTORAKS MASIF
Pengumpulan darah dalam ruang antara pleura viseral
dan perietal yang cepat dan banyak.
Tanda :
Respirasi distres
Penurunan pernafasan dan gerakan
Pada perkusi adanay suara teringgal
Adanay tanda syok hipovolemik
Tindakan :