Akuntansi Menengah II
Akuntansi Menengah II
Sebagai akibat ketidakpastian aktivitas usaha, banyak unsur laporan keuangan yang
tidak dapat diukur dengan tepat tetapi hanya dapat diestimasi. Proses estimasi
mempertimbangkan informasi terakhir yang tersedia. Estimasi diperlukan, sebagai
contoh, untuk penyisihan piutang sangsi (bad debts), keusangan persediaan dan masa
manfaat dari aktiva-yang dapat disusutkan. Penggunaan estimasi yang wajar adalah
bagian yang esensial dari penyusunan laporan keuangan dan tidak melemahkan
keandalannya.
Suatu estimasi mungkin harus direvisi jika ada perubahan kondisi yang mendasari
estimasi tersebut, atau karena adanya informasi baru, bertambahnya pengalaman atau
perkembangan lebih lanjut. Revisi atas estimasi tersebut, pada hakekatnya tidak
menyebabkan perlunya penyesuaian dalam batasan pengertian dari suatu pos luar
biasa atau kesalahan mendasar.
Apabila sulit untuk memisahkan antara perubahan kebijakan akuntansi dan perubahan
estimasi akuntansi, perubahan tersebut diperlakukan sebagai suatu perubahan estimasi
akuntansi, dengan pengungkapan yang layak.
Pengaruh perubahan estimasi akuntansi harus dimasukkan dalam perhitungan laba atau
rugi bersih dalam:
(a) periode perubahan tersebut, jika perubahan tersebut hanya mempengaruhi periode
tersebut; atau
(b) periode perubahan tersebut dan periode-periode yang akan datang, jika perubahan
tersebut mempengaruhi keduanya.
Hakekat dan jumlah suatu perubahan estimasi akuntansi yang mempunyai pengaruh
material dalam periode berjalan, atau yang diharapkan akan mempunyai pengaruh
material dalam periode-periode berikutnya harus diungkapkan. Jika untuk menghitung
jumlahnya dianggap tidak praktis, kenyataan ini harus diungkapkan.
Kesalahan Mendasar
Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau lebih periode
sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan mungkin timbul
dari kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan
akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan atau kelalaian. Koreksi atas
kesalahan tersebut biasanya dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi bersih untuk
periode berjalan.
Suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan bagi satu atau lebih laporan keuangan
periode sebelumnya sehingga laporan-laporan keuangan tersebut tidak dapat
diandalkan lagi pada tanggal penerbitannya. Contoh suatu kesalahan yang mendasar
adalah penemuan bahwa laporan keuangan periode sebelumnya memasukkan jumlah
pekerjaan dalam proses dan piutang yang fiktif dan nilainya material.
Pertanggungjawaban atas kesalahan mendasar yang terjadi dapat dilakukan dengan
menyatakan kembali informasi yang berkaitan secara komparatif untuk mengoreksi
Koreksi kesalahan yang mendasar dapat dibedakan dari perubahan estimasi akuntansi.
Estimasi akuntansi pada hakekatnya adalah suatu taksiran (approximations) yang
mungkin perlu direvisi dengan adanya informasi tambahan yang diketahui dalam periode
berikutnya. Misalnya, untung atau rugi yang diakui sebagai akibat suatu kontinjensi,
yang sebelumnya tidak dapat diperkirakan secara akurat, atau perubahan dalam
taksiran masa manfaat dan nilai sisa aktiva tetap yang disusutkan bukan merupakan
koreksi atas kesalahan mendasar.
Dalam mengkoreksi suatu kesalahan yang mendasar, jumlah koreksi yang berhubungan
dengan periode sebelumnya harus dilaporkan dengan menyesuaikan saldo laba awal
periode. Informasi komparatif harus dinyatakan kembali, kecuali jika untuk
melaksanakannya dianggap tidak praktis.
Penyataan kembali informasi komparatif tidak perlu mengubah laporan keuangan yang
telah disetujui oleh para pemegang saham atau yang telah tercatat atau disimpan oleh
pihak-pihak yang berwenang, sepanjang persyaratan yang ditentukan oleh peraturan
perundangan telah diperhatikan.
(c) jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode-periode sebelum periode yang
tercakup dalam informasi komparatif; dan
(d) kenyataan bahwa informasi komparatif telah dinyatakan kembali atau kenyataan
bahwa informasi komparatif tidak praktis untuk dinyatakan kembali.
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya jika penerapan suatu
kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar
akuntansi keuangan yang berlaku, atau jika diperkirakan bahwa perubahan tersebut
akan menghasilkan penyajian kejadian atau transaksi yang lebih sesuai dalam laporan
keuangan suatu perusahaan.
Penyajian suatu kejadian atau transaksi akan lebih tepat jika kebijakan akuntansi yang
baru menghasilkan informasi yang lebih relevan atau dapat dipercaya mengenai posisi
keuangan,-kinerja atau arus kas suatu perusahaan.
(a) penerapan suatu kebijakan akuntansi atas suatu kejadian atau transaksi yang
berbeda substansinya dengan kejadian atau transaksi yang sebelumnya terjadi; dan
(b) penerapan suatu kebijakan akuntansi baru atas suatu kejadian atau transaksi yang
belum pernah terjadi sebelum nya, atau yang dampaknya tidak material.
Jika suatu perusahaan belum menerapkan suatu standar akuntansi keuangan baru yang
telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tapi masih belum berlaku resmi,
perusahaan dianjurkan untuk mengungkapkan hakekat dari perubahan kebijakan
akuntansi tersebut di masa yang akan datang dan melakukan estimasi atas pengaruh
perubahan tersebut pada laba atau rugi bersih dan posisi keuangan perusahaan
tersebut.
Penyataan kembali informasi komparatif tidak perlu mengubah laporan keuangan yang
telah disetujui oleh para pemegang saham atau yang telah tercatat atau disimpan oleh
pihak yang berwenang, sepanjang persyaratan yang ditentukan oleh peraturan
perundangan telah diperhatikan.
(c) jumlah penyesuaian yang berhubungan dengan masa sebelum periode yang
tercakup dalam informasi komparatif; dan
(d) kenyataan bahwa informasi komparatif telah dinyatakan kembali atau kenyataan
bahwa untuk menyatakan kembali informasi komparatif dianggap tidak praktis.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 21 terdiri dari paragraf 50-66 Pernyataan
Ini harus dibaca dalam konteks paragraf 149.
Pernyataan ini harus diterapkan oleh semua perusahaan dalam menyajikan laba atau
rugi dari aktivitas normal dan pos luar biasa dalam laporan laba rugi, dan dalam
pertanggungjawaban perubahan estimasi akuntansi, perubahan kebijakan akuntansi,
dan kesalahan mendasar.
Semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode harus tercakup
dalam penetapan laba atau rugi bersih untuk periode tersebut kecuali jika standar
akuntansi keuangan yang berlaku mewajibkan atau memperbolehkan sebaliknya.
Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan terdiri atas unsur-unsur berikut, yang
masing-masing harus diungkapkan pada laporan laba rugi:
Hakekat dan jumlah dari setiap pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah.
Bila dalam laba atau rugi dari aktivitas normal terdapat unsur penghasilan dan/atau
beban yang pengungkapan tentang ukuran, hakekat atau terjadinya dianggap relevan
untuk menjelaskan kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu, maka hakekat
dan jumlah unsur tersebut harus diungkapkan secara terpisah.
(b) segmen industri dan geografis dari operasi yang tidak dilanjutkan tersebut dilaporkan
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 5 tentang Pelaporan
Informasi Menurut Segmen;
(e) untung atau rugi atas penghentian dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk
menghitung untung atau rugi tersebut; dan
(f) pendapatan dan laba atau rugi dari aktivitas normal operasi tersebut selama periode
laporan, bersamaan dengan jumlah periode sebelumnya yang disajikan dalam laporan
keuangan.
Pengaruh perubahan estimasi akuntansi harus dimasukkan dalam perhitungan laba atau
rugi bersih dalam:
(a) periode perubahan tersebut, jika perubahan tersebut hanya mempengaruhi periode
tersebut; atau
(b) periode perubahan tersebut dan periode-periode yang akan datang, jika perubahan
tersebut mempengaruhi keduanya.
Hakekat dan jumlah suatu perubahan estimasi akuntansi yang mempunyai pengaruh
material dalam periode berjalan, atau yang diharapkan akan mempunyai pengaruh
material dalam periode-periode berikutnya harus diungkapkan. Jika untuk menghitung
jumlahnya dianggap tidak praktis, kenyataan ini harus diungkapkan.
Dalam mengkoreksi suatu kesalahan yang mendasar, jumlah koreksi yang berhubungan
dengan periode sebelumnya harus dilaporkan dengan menyesuaikan saldo laba awal
periode. Informasi komparatif harus dinyatakan kembali, kecuali jika untuk
melaksanakannya dianggap tidak praktis.
(c) jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode-periode sebelum periode yang
tercakup dalam informasi komparatif; dan
(d) kenyataan- bahwa informasi komparatif telah dinyatakan kembali atau kenyataan
bahwa informasi komparatif tidak praktis untuk dinyatakan kembali.
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya jika penerapan suatu
kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar
akuntansi keuangan yang berlaku, atau jika diperkirakan bahwa perubahan tersebut
akan menghasilkan penyajian kejadian atau transaksi yang lebih sesuai dalam laporan
keuangan suatu perusahaan.
(c) jumlah penyesuaian yang berhubungan dengan masa sebelum periode yang
tercakup dalam informasi komparatif; dan
(d) kenyataan bahwa informasi komparatif telah dinyatakan kembali atau kenyataan
bahwa untuk menyatakan kembali informasi komparatif dianggap tidak praktis.
A change in principle does not result from the adoption of a new accounting
principle.
Jika prinsip akuntansi seblmnya tdk dpt diterima atau diterapkan scr tdk benar
maka perubhn ke prinsip Ak. Dianggap sbg koreksi kesalahan.
Lap keu periode seblmnya yg dimasukkan utk tujuan komparatif tdk perlu
dinyatakan kembali.
Laba seblm pos2 luar biasa dan laba bersih, yg dihitung atas dasar proforma hrs
ditampilkanpd Lap. R/L utk semua periode.
XYZ company changes from the sum-of-the-years digits method to the straight-
line method of depreciation on Jan. 1, 2004.
The depreciation amounts are:
Journal Entry:
The five situations requiring restatement of all prior period statements are:
A change from the LIFO inventory method to another method
A change in the method of accounting for long-term construction type contracts
A change from or to the full-cost method in extractive industries(menghslkan
bhn2baku)
Penerbitan Lap keu utk pertama kalinya utk memperoleh Modal Ekuitas.
Pengumuman profesional yg merekomendasikan bwh perubhn prinsip Ak
diperlakukan scr retroaktif.
Changes in estimates harus ditangani secara prospektif. Yaitu tidak ada perubhn
yg hrs dibuat dlm hsl yg dilaporkan seblmnya.
So awal tdk perlu disesuaikan, dan tdk ada usaha utkmenyusul atau catch up
periode sebelumnya.
Examples of changes in estimates involve:
Piutang tak tertagih
Keusangan persediaan.
Umur manfaat dan nilai sisa aktiva.
u Biaya Politik
Co: Prsh. Melaporkan laba rendah serikat pekerja tdk akan meminta kenaikan gaji.
2. Struktur modal
Persh dg rasio hut tinggi thd ekuitas maka akan cenderung memilih metode
akuntansi yg bisa menaikkan laba bersih.
3. Pembayaran Bonus.
4. Memperlancar Laba (konsistensi perolehan laba)
A change to or from the equity method requires restatement of all prior period
statements.
A change from the equity method to the fair value method must be made when:
the investors level of influence falls below the required percentage of ownership
A change from the fair value method to the equity method must be made when:
the investors level of influence rises above the required percentage of ownership
The cost basis for accounting purposes is the carrying amount of the investment
at the date of the change.
The following amounts are retroactively adjusted (as if the investor had held the
investment during all prior periods):
The carrying value of the investment
The results of current and prior period operations
The retained earnings of the investor
Any balances in unrealized holding gains and losses are eliminated.
The available-for-sale classification is also removed.