Teknik kultur jaringan mensyaratkan kondisi aseptik, bebas dari bakteri, jamur, yeast
dan jasad renik lain pada setiap tahapan kegiatannya. Hambatan utama keberhasilan
pelaksanaan kultur jaringan adalah adanya kontaminasi yang dapat timbul baik selama
prosedur tersebut dikerjakan maupun selama kultur dipelihara didalam ruang inkubator.
Kontaminasi oleh mikroorganisme menjadi problem yang sangat serius, karena mikrobia
kontaminan akan segera mengkonsumsi zat hara yang ada pada medium kultur.
Mikroorganisme ini meskipun berukuran sangat kecil, tetapi jumlahnya sangat banyak dan
aktivitas metabolismenya sangat tinggi, jika pertumbuhannya tidak dapat dicegah maka
dalam waktu yang relatip singkat segera mendominasi kultur. Sel dan jaringan tanaman yang
dikulturkan akan mati, matinya eksplan dapat disebabkan karena dibebaskanya senyawa-
senyawa toksik sebagai hasil metabolisme dari mikrobia kontaminan, dapat juga karena
eksplannya "dimakan" oleh mikrobia kontaminan tsb.
Kontaminan asal udara sering terdapat dalam medium, karena udara selalu
mengandung partikel debu tempat komunitas mikroba. Transfer aseptik suatu biakan dari satu
tabung medium ke tabung lainnya biasa dilakukan dengan menggunakan jarum inokulasi atau
ose yang disterilkan dengan cara membakar di atas api. Biakan juga dapat dipindahkan dari
permukaan lempeng agar, sebagai tempat perkembangan koloni dimana sel mengalami
pertumbuhan dan pembelahan. Metode utama yang digunakan untuk memperoleh kultur
murni dari komunitas mikroba yang mengandung beberapa mikroba yang berbeda dilakukan
dengan memilih kolonikoloni yang terpisah dan menggoreskan pada lempeng agar dengan
metode gores, sehingga diperoleh koloni mikroba yang murni.
DAFTAR PUSTAKA
Ratna, siri. 1985. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Gramedia
Kusnadi. 2003. Common Text Book Mikrobiologi. Bandung: JICA-IMSTEP, DGHE, dan
FPMIPA UPI