Digital - 20369092 MK Dwi Andhono Murti
Digital - 20369092 MK Dwi Andhono Murti
DEPOK
Januari 2014
despair50@yahoo.com
ABSTRAK
Lawang Sewu merupakan bangunan peninggalan Belanda yang berada di kawasan Tugu Muda Kota Semarang.
Gedung ini dibangun oleh perusahaan kereta api swasta dari Belanda yaitu NIS sebagai kantor pusat administrasi
kereta api di Semarang dan mulai beroperasi pada tahun 1907. Pada masa pendudukan Jepang di Semarang,
Pemerintah Jepang menjadikan gedung ini sebagai kantor djawatan kereta api dengan nama Rikuyu Sokyoku.
Selain memanfaatkan Lawang Sewu sebagai kantor djawatan kereta api, Jepang juga mengubah fungsi ruang
bawah tanah Lawang Sewu yang semula berfungsi sebagai ruang untuk menyimpan air menjadi penjara. Pada
penulisan jurnal ini, penulis menggunakan metode studi pustaka untuk menjelaskan alih fungsi Lawang Sewu
pada masa pendudukan Jepang.
Kata kunci : Lawang Sewu, alih fungsi, pendudukan Jepang
Alter-function of Lawang Sewu Building in the time of Japanese Occupation in
Semarang
ABSTRACT
Lawang Sewu is a building from the time of Netherlands which located in area of Tugu Muda, Semarang city.
Lawang Sewu was built by a private public company from Netherlands which name was NIS as a central
administration office at Semarang and started to operate in 1907. When The Japanese ruled in Semarang,
Japanese government made this building as a train office which named as Rikuyu Sokyoku. Aside from using
Lawang Sewu as an office, the Japanese also alter the function of Lawang Sewus basement from water storage
into underground prison. In this paper, writer using literature method to explain this change of function during
the occupation of Japan
Keywords : Lawang Sewu, alih fungsi, Japans occupation
Gambar 1: Bagian depan Lawang Sewu
Sumber: Koleksi foto pribadi
Pada Saat Jepang menguasai Semarang, Lawang Sewu diubah menjadi kantor pusat
djawatan kereta api Jepang. Selain itu, ruang bawah tanah Lawang Sewu yang semula
digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan air untuk sistem pendingin ruangan diubah
1
menjadi sebuah penjara bawah tanah milikKenpetai (} II%)
Alih fungsi bangunan Lawang Sewu ini menimbulkan sejumlah pertanyaan menarik bagi
penulis. Pada jumal ini penulis merumuskan beberapa pertanyaan penelitian. Bagaimana alih
fungsi Lawang Sewu pada masa pendudukan Jepang? Apa akibat dari alih fungsi Lawang
Sewu tersebut?
1
Polisi militer, sumber: Suseno, 1976:74
pengawasan Angkatan darat divisi ke-16. Kedua divisi berada dibawah Angkatan Darat
wilayah ke-7 yang bermarkas di Singapura. Kalimantan dan Indonesia Bagian Timur
berada dalam pengawasan Angkatan Laut atau Kaigun ().
) yang mencakup wilayah operasi kereta api di Jawa Barat, Chubu Kyoku ()
yang mencakup wilayah Jawa Tengah, dan Tobu Kyoku () yang mencakup wilayah
Lorong ruang bawah tanah Lawang Sewu
Sumber: Koleksi foto pribadi
Penambahan penjara jongkok di ruang bawah tanah
Setelah mengurangi volume air pada ruang bawah tanah, Jepang menambahkan
beberapa penjara jongkok yang berupa sekat berpetak-petak di ruang bawah tanah.
Petak-petak ini berukuran 2x3 meter. Petak-petak ini sudah ada sejak zaman Belanda
7
Bekas penjara jongkok di ruang bawah tanah Lawang Sewu
Sumber: Koleksi Foto Pribadi
Penambahan penjara berdiri di ruang bawah tanah
Selain menggunakan penjara jongkok, Jepang juga membuat penjara berdiri di ruang
bawah tanah ini. Penjara berdiri ini berupa sel-sel yang berukuran sekitar lxl meter.
Berbeda dengan penjara jongkok yang memanfaatkan sekat-sekat peninggalan Belanda,
bagian penjara berdiri ini dibangun sendiri oleh Jepang. Dinding yang dibangun
kemudian dilengkapi dengan tralis besi yang menjaga agar tahanan tidak bisa keluar. Sel
ini juga biasa digunakan untuk menampung 5 hingga 6 orang dewasa sekaligus. Karena
ukurannya lebih kecil dari penjara jongkok, tahanan yang dimasukkan dalam sel ini
harus berhimpitan satu sama lain dan tidak bisa mengubah posisi mereka selain posisi
berdiri.
Penjara berdiri di ruang bawah tanah Lawang Sewu
Sumber: Koleksi foto pribadi
Penambahan meja eksekusi di ruang bawah tanah
Jepang menambahkan beberapa meJa yang digunakan untuk memenggal kepala
tahanan di ruang bawah tanah ini. Meja-meja ini terbuat dari besi yang disemen ke dalam
lantai bangunan dan biasa digunakan untuk meletakkan kepala tahanan yang akan
dieksekusi untuk kemudian dipenggal menggunakan katana. Meja yang dahulu
digunakan untuk eksekusi tersebut saat ini sudah tidak ada lagi di Lawang Sewu, yang
tersisa hanya bagian kaki dari meja tersebut yang masih tertancap di lantai ruang bawah
tanah.
Bagian tersisa dari kaki mej a besi yang biasa digunakan untuk eksekusi
Sumber: Koleksi foto pribadi
Penambahan lubang pembuangan di bagian belakang gedung
Pada bagian belakang gedung Lawang Sewu, terdapat sebuah lubang pembuangan yang
menghubungkan ruang bawah tanah dengan halaman belakang gedung. Lubang pembuangan
ini dibuat pada masa pendudukan Jepang. Jepang menggunakan lubang pembuangan ini untuk
membuangjenazah-jenazah tahanan yang tewas di dalam penjara.
Lubang pembuangan yang menghubungkan ruang bawah tanah dan halaman belakang gedung
Sumber: koleksi foto pribadi
10
usaha-usaha Jepang ini gagal dan salah satu faktor yang menyebabkannya adalah
ketidaksukaan rakyat pada cara-cara yang dilakukan Kenpetai dalam melaksanakan
tugasnya.
Pengawasan di Kota Semarang saat itu sangat ketat karena seluruh organisasi legal
baik yang dibentuk oleh orang Indonesia maupun bentukan Jepang selalu diawasi oleh
Jepang. Hal ini membuat munculnya banyak gerakan bawah tanah yang dilakukan oleh
orang-orang Indonesia agar tidak ditangkap oleh Kenpetai (Suseno,1976:46) .
Gerakan bawah tanah ini bentuknya hanya berupa tukar-menukar informasi. Pihak-
pihak yang menentang pendudukan Jepang banyak yang bekerja di dinas-dinas milik
Jepang untuk sekedar memperoleh informasi. Di antara mereka ada yang bekerja untuk
Kenpetai untuk memperoleh informasi tentang orang-orang yang dicurigai oleh Jepang.
Orang yang dicurigai tersebut kemudian dianjurkan untuk tidak begerak secara aktif atau
berdiam diri. Mereka yang bekerja pada kantor komunikasi Jepang yang menggunakan
telepon berhasil memperoleh banyak informasi-informasi penting tentang pembicaraan-
pembicaraan pasukan Jepang. Selain itu mereka juga memberi informasi jika ada pejabat
atau tokoh yang disadap oleh Jepang untuk selanjutnya diambil langkah. Mereka yang
11
12
13
14