PENDAHULUAN
Latar belakang
Tren importasi petrokimia di dalam negeri yang terus menunjukkan peningkatan dalam
beberapa tahun terakhir ini dipercaya bisa berbailik arah pada empat tahun ke depan.
Pasalnya, investasi pembangunan pabrik petrokimia di dalam negeri akan bergulir mulai
tahun depan dan bisa memenuhi kebutuhan di dalam negeri maupun ekspor, kata
Direktur Jenderal (Dirjen) Basis Industri Manufaktur Kemenperin, Panggah Susanto,
pada acara diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) dengan tema proyeksi industri
petrokimia nasional di Jakarta, Jumat (14/12). Pada tahun lalu, menurut Panggah,
kebutuhan berbagai produk petrokimia di dalam negeri sekitar 4,4 juta ton. Sementara
pasokan yang bisa diberikan oleh produsen petrokimia nasional hanya 3,3 juta ton.
Pada 2016 nantinya kebutuhan produk petrokimia nasional diprediksi mencapai 5,58
juta ton. Di sisi lain, pasokan petrokimia bisa mencapai 8,3 juta ton dan ada kelebihan
pasokan sebesar 2,7 juta ton yang nantinya bisa dialokasikan untuk kebutuhan ekspor,
paparnya. Agar perbaikkan struktur industri petrokimia nasional ini bisa tercapai, lanjut
Panggah, pemerintah akan terus mengawal perkembangan industri petrokimia nasional.
Petrokimia adalah bahan kimia yang diperoleh dari minyak bumi dan gas alam sebagai
bahan dasar. Minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai bahan dasar karena paling
mahal jika dijual kembali, paling mudah tersedia, dan paling mudah diproses untuk
menjadi produk petrokimia utama. Pada perusahaan ini, bahan dasar yang digunakan
adalah nafta yang merupakan turunan dari minyak bumi mentah. Menurut Charles E.
Ophardt dalam tulisannya yang berjudul Oil to Petrochemicals, turunan gas alam
seperti etana, propana, dan butana dapat digunakan juga sebagai bahan dasar dalam
petrokimia.
b Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat, mempunyai hak atas informasi yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup dan setiap orang berhak dan berkewajiban untuk
berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup serta berkewajiban
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
c Pasal 18, setiap usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis
mengenai dampak lingkungan hidup. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
termasuk dalam kajian kelayakan suatu kegiatan/ usaha, jadi termasuk dalam
tahap perencanaan.
d Menetapkan ketentuan pidana dan denda bagi pihak yang dengan sengaja
ataupun akibat kealpaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, menyebutkan bahwa :
b Pasal 3 ayat 4, Bagi rencana usaha dan/atau kegiatan di luar usaha dan/atau
kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib melakukan upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup yang
pembinaannya berada pada instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan.
Bapedal, yaitu :
4 Pelaksanaan pengelolaan lingkungan untuk kegiatan yang tidak wajib AMDAL tertuang
dalam Keputusan Menteri, yaitu :
a Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang
Pedoman Penyusunan UKL dan UPL.
b Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 250 Tahun 1994 tentang Pedoman
Teknis Penyusunan Pengendalian Dampak Terhadap Lingkungan Hidup Pada
Sektor Industri, pasal 1, menyatakan bahwa Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup adalah rencana Kerja dan atau
pedoman kerja yang berisi program pengelolaan lingkungan yang dibuat secara
sepihak oleh Pemrakarsa dan sifatnya mengikat. Dan kegiatan industri yang
wajib menyusun Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL & UPL) adalah kegiatan usaha industri yang tidak
mempunyai dampak penting dan atau secara teknologi dapat dikelola dampak
pentingnya terhadap lingkungan hidup.
BAB II
a. Pemrakarsa :
1. Nama dan alamat lengkap instansi/perusahaan sebagai pemrakarsa rencana usaha
dan/atau kegiatan;
2. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab pelaksanaan rencana usaha
dan/atau kegiatan.
b. Penyusun ANDAL :
1. Nama dan alamat lengkap lembaga/perusahaan disertai dengan kualifikasi
dan rujukannya;
2. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab penyusun ANDAL.
KEGIATAN PETROKIMIA
industri yang menghasilkan produk petrokimia yang berupa produk dasar/primer dan
produk antara atau produk setengah jadi (masih merupakan bahan baku untuk produk
jadi)
Industri yang menghasilkan produk petrokimia yang sudah berupa produk akhir
dan/atau produk jadi.
Produk Antara : ammonia, methanol, carbon black, urea, etanol, etil klorida,
cumene, propilen oksida, butyl alkohol, isobutilen, nitrobenzene, nitrotoluena,
PTA (Purified Terepthalic Acid), TPA (Terepthalic Acid), DMT (Dimethyl
terepthalate), kaprolaktam, LAB (Linear Alkyl Benzene), dll.
Kegiatan petrokimia
Keterangan:
Tahap Pra-Konstruksi :
1. Survai Lapangan
2. Pengadaan Lahan
Tahap Kontruksi :
1. Mobilisasi Peralatan
2. Pembukaan dan Pematangan lahan
3. Pengadaan Material Pembangunan
4a. Pembangunan Prasarana dan Sarana
4b. Konstruksi Bangunan pertambangan kegiatan petrokimia
5. Pengerahan dan Pengurangan Tenaga Kerja
Tahap Operasi :
1. Pengoperasian kegiatan petrokimia
2. Pemeliharaan kegiatan petrokimia
Tahap Pasca Operasi
1. Pemanfaatan eks kegiatan petrokimia
BAB III
RONA LINGKUNGAN HIDUP
Kualitas Air
Pengamatan pada sumber air yang dijadikan sebagai bahan baku air bersih
masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari berasal dari berbagai
sumber. Hal ini dapat dilihat dengan lebih jelas pada data hasil pendataan.
Kebijakan Tata Ruang
unggul dalam sektor migas dan pertambangan. Sehingga proses rencana wilayah
pertambangan dapat dilaksanakan sepenuhnya dengan catatan dan pengawasan yang
terus-menerus dilakukan untuk mencegah adanya kelebihan eksploitasi yang
menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
Komponen Sosial
Kependudukan
Jumlah penduduk ahun 2012 sebanyak 674.464 jiwa, terdiri atas 353.309 laki-laki
dan 321.155 perempuan. Sedangkan untuk jumlah penduduk desa Loa Duri Ilir adalah
sebesar 9.951 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata di suatu daerah tersebut
ekonomi
1. Pendapatan Rumah Tangga
2. Produk Domestik Regional Bruto
3. Pertumbuhan Ekonomi
Kesehatan Masyarakat
2. Pola Penyakit
Rona lingkungan komponen kesehatan masyarakat digambarkan dari
kejadian kesakitan selama tiga tahun terakhir (2010, 2011 dan 2012).
Data mengenai kejadian kesakitan ini diperoleh dari data sekunder yang
berasal dari Puskesmas atau dinas kesehatan Sebagai pertimbangan
digunakannya data kesehatan yang berasal dari puskesmas setempat
Status Gizi
Status gizi di dapatakan dari keaadan gizi bayi sebelum di adakanyan proyek
pembangunan petrokimia dan setelah pembangunan maka di adakan pengukuran
kembali
Sanitasi Lingkungan
Ada banyak indikator sanitasi lingkungan yang dapat djadikan ukuran, namun dalam hal
ini yang dijadikan pedoman pengukuran adalah saluran pembuangan air limbah yaitu
saluran yang dipakai sebagai tempat pembuangan cairan limbah rumah tangga yang
terletak di luar rumah dan langsung menuju ke lingkungan sekitar.
BAB IV
RUANG LINGKUP STUDY
1. Dampak lingkungan
2. Dampak social , Budaya
3. Dampak Ekonomi
4. Dampak kesehatan masyarakat
BAB V
PERKIRAAN DAMPAK PENTING
b Peningkatan Kebisingan, akibat kegiatan proses produksi dari suara tanur dan
operasional mesin-mesin produksi. Pengelolaan dilakukan dengan cara
mendisiplinkan karyawannya untuk menggunakan peralatan K3 seperti ear plug
atau ear muff dan meredam suara bising dengan penghijauan di kawasan pabrik.
Pemantauan dilakukan dengan mengukur intesitas kebisingan menggunakan alat
sound leve meter di lokasi pabrik dan sekitar pabrik selama tahap operasi.
Pelaksana pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah PT. Sanex Steel dan
pengawas Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan dan Dinas Tenaga Kerja.
a Emisi, emisi gas buang yang berasal dari turbin genset dan boiler, dibuang ke
lingkungan udara melalui stack gas.Pemantauan emisi dilaksanakan dengan
pengambilan sampel pada cerobong boiler, genset dan turbin dan pengujian di
laboratorium setiap 6 bulan sekali
d Pembuangan limbah, pembuangan lim` bah di hasilkan dari sisa sisa hasil
olahan pembuatan barang barang petrokimia
1. Tertimpa material
2. Terbentur
3. Terjatuh
4. Tergelincir
5. Terkena lentingan
6. Terkena percikan bunga api dari listrik
7. Terkena semburan semen panas dan bahan bahan kimia lain
8. dan lain-lain
Pencegahan
BAB VI
Pemanfaatan minyak dan gas bumi sebagai bahan bakar dalam industri
petrokimia akan menimbulkan emisi bahan buangan limbah berupa CO 2, CO, CH, H2S
yang dapat mempengaruhi kualitas udara sekitarnya. Selain limbah gas pencemar
tersebut, limbah cair pencemar seperti air buangan atau cairan berbentuk larutan
buangan proses dan limbah pada pencemar sebagai akibat buangan proses seperti
resin-resin, logam berat, garam organik, dapat mempengaruhi kualitas kehidupan di
sekitarnya. Begitu juga ceceran-ceceran minyak dalam pabrik dapat menaikkan suhu
perairan yang dijadikan tempat pembuangan limbah cair, ini semua akan
mengakibatkan atau mengganggu kehidupan beberapa jenis flora dan fauna yang ada
di sekitarnya
DAMPAK POSITIF KEGIATAN PETROKIMIA