Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Tren importasi petrokimia di dalam negeri yang terus menunjukkan peningkatan dalam
beberapa tahun terakhir ini dipercaya bisa berbailik arah pada empat tahun ke depan.
Pasalnya, investasi pembangunan pabrik petrokimia di dalam negeri akan bergulir mulai
tahun depan dan bisa memenuhi kebutuhan di dalam negeri maupun ekspor, kata
Direktur Jenderal (Dirjen) Basis Industri Manufaktur Kemenperin, Panggah Susanto,
pada acara diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) dengan tema proyeksi industri
petrokimia nasional di Jakarta, Jumat (14/12). Pada tahun lalu, menurut Panggah,
kebutuhan berbagai produk petrokimia di dalam negeri sekitar 4,4 juta ton. Sementara
pasokan yang bisa diberikan oleh produsen petrokimia nasional hanya 3,3 juta ton.
Pada 2016 nantinya kebutuhan produk petrokimia nasional diprediksi mencapai 5,58
juta ton. Di sisi lain, pasokan petrokimia bisa mencapai 8,3 juta ton dan ada kelebihan
pasokan sebesar 2,7 juta ton yang nantinya bisa dialokasikan untuk kebutuhan ekspor,
paparnya. Agar perbaikkan struktur industri petrokimia nasional ini bisa tercapai, lanjut
Panggah, pemerintah akan terus mengawal perkembangan industri petrokimia nasional.

Tujuan pembangunan petrokimia

Sebagai penopang terciptanya perkembangan dan kemjuan teknologi di bidang


petrokimia sehingga memudahkan masyarakat memenuhi keburuhan hidupnya.

Tujuan Dan kegunaan study ANDAL Pada kegiatan petrokimia

1. Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL;


2. Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai
dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia.
3. Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, instansi yang membidangi rencana
usaha dan/atau kegiatan, dan penyusun studi AMDAL tentang lingkup dan
kedalaman studi ANDAL yang akan dilakukan;
4. Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk
mengevaluasi hasil studi ANDAL.
KEGIATAN PETROKIMIA

Petrokimia adalah bahan kimia yang diperoleh dari minyak bumi dan gas alam sebagai
bahan dasar. Minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai bahan dasar karena paling
mahal jika dijual kembali, paling mudah tersedia, dan paling mudah diproses untuk
menjadi produk petrokimia utama. Pada perusahaan ini, bahan dasar yang digunakan
adalah nafta yang merupakan turunan dari minyak bumi mentah. Menurut Charles E.
Ophardt dalam tulisannya yang berjudul Oil to Petrochemicals, turunan gas alam
seperti etana, propana, dan butana dapat digunakan juga sebagai bahan dasar dalam
petrokimia.

Industri petrokimia pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu industri


petrokimia hulu dan industri petrokimia hilir. Industri petrokimia hulu ialah industri yang
menghasilkan produk petrokimia yang berupa produk utama, turunan (derivatif), atau
produk setengah jadi (bahan dasar untuk membuat produk jadi). Sedangkan industri
petrokimia hilir adalah industri yang yang menghasilkan produk petrokimia yang sudah
berupa produk akhir atau produk jadi. Maka dari itu untuk menanggulangi dampak yang
di timbulkan dari kegiatan petrokimia perlu diadakanya studi analisis dampak
lingkungan sehingga meminimalisir dampak yang di timbulkan akibat kegiatan
petrokimia tersebut.

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN YANG MENGATUR PETROKIMA

1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup, yang berisi :

a Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup dimaksudkan untuk melestarikan dan


mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras dan
seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan serta
dengan memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat serta perkembangan
lingkungan global.

b Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat, mempunyai hak atas informasi yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup dan setiap orang berhak dan berkewajiban untuk
berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup serta berkewajiban
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

c Pasal 18, setiap usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis
mengenai dampak lingkungan hidup. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
termasuk dalam kajian kelayakan suatu kegiatan/ usaha, jadi termasuk dalam
tahap perencanaan.

d Menetapkan ketentuan pidana dan denda bagi pihak yang dengan sengaja
ataupun akibat kealpaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, menyebutkan bahwa :

a Pasal 1, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian


mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

b Pasal 3 ayat 4, Bagi rencana usaha dan/atau kegiatan di luar usaha dan/atau
kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib melakukan upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup yang
pembinaannya berada pada instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan.

c Pasal 32 yaitu Pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan wajib menyampaikan


laporan pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana
pemantauan lingkungan hidup kepada instansi yang membidangi usaha dan/atau
kegiatan yang bersangkutan, instansi yang ditugasi mengendalikan dampak
lingkungan dan Gubernur. Sedangkan Instansi yang ditugasi mengendalikan
dampak lingkungan melakukan :

1 Pengawasan dan pengevaluasian penerapan peraturan perundangundangan


di bidang analisis mengenai dampak lingkungan hidup;

2 Pengujian laporan yang disampaikan oleh pemrakarsa usaha dan/atau


kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

3 Penyampaian laporan pengawasan dan evaluasi hasilnya kepada Menteri


secara berkala, sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam (1) satu tahun,
dengan tembusan kepada instansi yang berwenang

menerbitkan izin dan Gubernur.

3 Pelaksanaan Peraturan Pemerintah tentang AMDAL ini telah dituangkan dalam


Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup maupun Kepala

Bapedal, yaitu :

a Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 17 tahun 2001 tentang


jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai
dampak lingkungan.
b Keputusan Kepala Bapedal Nomor : Kep.056 Tahun 1994 tentang Pedoman
Ukuran Dampak Penting.

c Keputusan Kepala Bapedal Nomor : Kep.299/Bapedal/II/1996 tentang Pedoman


Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan Amdal.

d Keputusan Kepala Bapedal Nomor : 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan


Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Amdal.

e Keputusan Kepala Bapedal Nomor 09 tahun 2000 tentang Pedoman


Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

4 Pelaksanaan pengelolaan lingkungan untuk kegiatan yang tidak wajib AMDAL tertuang
dalam Keputusan Menteri, yaitu :
a Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang
Pedoman Penyusunan UKL dan UPL.

b Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 250 Tahun 1994 tentang Pedoman
Teknis Penyusunan Pengendalian Dampak Terhadap Lingkungan Hidup Pada
Sektor Industri, pasal 1, menyatakan bahwa Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup adalah rencana Kerja dan atau
pedoman kerja yang berisi program pengelolaan lingkungan yang dibuat secara
sepihak oleh Pemrakarsa dan sifatnya mengikat. Dan kegiatan industri yang
wajib menyusun Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL & UPL) adalah kegiatan usaha industri yang tidak
mempunyai dampak penting dan atau secara teknologi dapat dikelola dampak
pentingnya terhadap lingkungan hidup.

BAB II

RENCANA USAHA DAN KEGIATAN

a. Pemrakarsa :
1. Nama dan alamat lengkap instansi/perusahaan sebagai pemrakarsa rencana usaha
dan/atau kegiatan;
2. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab pelaksanaan rencana usaha
dan/atau kegiatan.

b. Penyusun ANDAL :
1. Nama dan alamat lengkap lembaga/perusahaan disertai dengan kualifikasi
dan rujukannya;
2. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab penyusun ANDAL.

KEGIATAN PETROKIMIA

Industri Petrokimia Hulu:

industri yang menghasilkan produk petrokimia yang berupa produk dasar/primer dan
produk antara atau produk setengah jadi (masih merupakan bahan baku untuk produk
jadi)

Industri Petrokimia Hilir:

Industri yang menghasilkan produk petrokimia yang sudah berupa produk akhir
dan/atau produk jadi.

PRODUK PRODUK YANG DI HASILKAN

Produk Dasar: gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiene, benzene,


toluene, xilena dan n-parafin.

Produk Antara : ammonia, methanol, carbon black, urea, etanol, etil klorida,
cumene, propilen oksida, butyl alkohol, isobutilen, nitrobenzene, nitrotoluena,
PTA (Purified Terepthalic Acid), TPA (Terepthalic Acid), DMT (Dimethyl
terepthalate), kaprolaktam, LAB (Linear Alkyl Benzene), dll.

Produk Akhir : urea, carbon black, formaldehida, asetilena, polietilena,


polipropilena, poli vinil klorida, polistirena, TNT (Trinitrotoluena), polyester, nilon,
poliuretan, LAB sulfonat, dll.
Produk Jadi : barang-barang yang banyak dipakai sehari-hari di rumah tangga.

Kegiatan petrokimia

Keterangan:
Tahap Pra-Konstruksi :
1. Survai Lapangan
2. Pengadaan Lahan
Tahap Kontruksi :
1. Mobilisasi Peralatan
2. Pembukaan dan Pematangan lahan
3. Pengadaan Material Pembangunan
4a. Pembangunan Prasarana dan Sarana
4b. Konstruksi Bangunan pertambangan kegiatan petrokimia
5. Pengerahan dan Pengurangan Tenaga Kerja

Tahap Operasi :
1. Pengoperasian kegiatan petrokimia
2. Pemeliharaan kegiatan petrokimia
Tahap Pasca Operasi
1. Pemanfaatan eks kegiatan petrokimia

BAB III
RONA LINGKUNGAN HIDUP

RONA LINGKUNGAN AWAL


1. Iklim
Hasil pengumpulan data iklim dari Stasiun Klimatologi menunjukkan suhu
udara rata-rata bulanan berkisar antara 20 32 O c. Angin yang dari arah selatan
dan juga barat daya membuat curah hujan disekitar wilayah rencana lokasi
proyek pertambangan menjadi cukup tinggi, hal ini menyebabkan kelembaban
rata-rata wilayah Loa Janan berkisar antara 65-96 % dengan suhu maksimum
terjadi pada bulan Agustus dan suhu minimum terjadi pada bulan Desember
sampai Januari
Kualitas Udara dan Kebisingan
Rona lingkungan kualitas udara dan kebisingan, sebagai kondisi awal sebelum
adanya proyek di amati pada tiga titik ukur, yaitu (1) dalam kawasan rencana
Lokasi, (2) persimpangan Jalan Akses dengan jalan Raya, dan (3) dalam
kawasan pemukiman penduduk
Kondisi kualitas udara yang dinyatakan dalam parameter debu menunjukkan
bahwa pada titik ke-2 (persimpangan Jalan Akses dengan jalan Raya) sudah
berada diatas baku mutu maksimum yang dipersyaratkan oleh PP Nomor 41
Tahun 1999, dengan kadar TSP atau debu sebesar 242 ug/Nm Sedangkan di
dua titik lainnya masih berada di bawah baku mutu.

Kualitas Air

Pengamatan pada sumber air yang dijadikan sebagai bahan baku air bersih
masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari berasal dari berbagai
sumber. Hal ini dapat dilihat dengan lebih jelas pada data hasil pendataan.
Kebijakan Tata Ruang
unggul dalam sektor migas dan pertambangan. Sehingga proses rencana wilayah
pertambangan dapat dilaksanakan sepenuhnya dengan catatan dan pengawasan yang
terus-menerus dilakukan untuk mencegah adanya kelebihan eksploitasi yang
menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.

Tanah dan Erosi Tanah


didominasi tanah podsolik murni maupun berasosiasi dengan jenis tanah regosol,
lithosol, andosol, latosol, alluvial, organosol, leisol, renzina dan mediteran. Jenis tanah
tersebut mencapai 78,5% dari luas wilayah sisanya terdiri dari lithosol (8,75%); alluvial
(4,6%), organosol (3,3%), gleisel hidrik (1,4%) dan beberapa kombinasi berbagai jenis
tanah dalam jumlah kecil. Dengan demikian, di daerah ini pada umumnya tidak subur
untuk lahan pertanian produktif jangka panjang. Sedangkan prakiraan erosi pada
wilayah ini cukup tinggi karena kondisi topografi umumnya berbukit-bukit, lebih dari
separuh (53,3%) luas wilayah memiliki kemiringan diatas 40%. Kondisi semacam itu
ditambah dengan tingginya curah hujan,menjadi rawan terhadap erosi. Keadaan yang
rawan dari adanya erosi ini seharusnya menjadi sebuah pertimbangan khusus untuk
diadakannya wilayah rencana pertambangan yang akan di operasikan didaerah ini.

Komponen Biologi (Keanekaragaman Hayati)


Kerusakan keanekaragaman hayati lebih banyak terjadi di tempat-tempat yang mudah
di akses oleh masyarakat. Padahal, melindungi keanekaragaman hayati adalah
melindungi kehidupan manusia karena manusia bergantung kepada keanekaragaman
hayati yang digunakan sebagai makanan, obat, devisa Negara dan lainya. Meskipun
saat ini kawasan konservasi dan kawasan hutan lindung diakui tidak seluruhnya dalam
kondisi baik, namun kawasan tersebut merupakan gerbang terakhir dalam upaya
mempertahankan fungsi dan mamfaat sumber daya hutan setelah hutan produksi
terdegradasi. Mengkonsentrasikan upaya pengamanan/perlindungan lingkungan
disekitar kawasan konservasi dan hutan lindung diharapkan menjadi penyangga yang
efektif, mengingat saat ini tekanan perusakan terhadap keduanya juga dipertimbangkan
semakin besar (Wijaya et. al. 2008). Flora darat yang terdapat di daerah tersebut umum
juga merupakan flora identitas daerah tersebut.

Komponen Sosial
Kependudukan
Jumlah penduduk ahun 2012 sebanyak 674.464 jiwa, terdiri atas 353.309 laki-laki
dan 321.155 perempuan. Sedangkan untuk jumlah penduduk desa Loa Duri Ilir adalah
sebesar 9.951 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata di suatu daerah tersebut

ekonomi
1. Pendapatan Rumah Tangga
2. Produk Domestik Regional Bruto
3. Pertumbuhan Ekonomi

Kesehatan Masyarakat
2. Pola Penyakit
Rona lingkungan komponen kesehatan masyarakat digambarkan dari
kejadian kesakitan selama tiga tahun terakhir (2010, 2011 dan 2012).
Data mengenai kejadian kesakitan ini diperoleh dari data sekunder yang
berasal dari Puskesmas atau dinas kesehatan Sebagai pertimbangan
digunakannya data kesehatan yang berasal dari puskesmas setempat

no Penyakit yang di 2010 2011 2012


derita
1 Ispa 121 127 123
2 Asma 112 112 123
3 Batuk pilek 345 345 231
4 Demam 118 112 148
5 Hipertensi 234 123 112
6 Jantung 45 110 134
7 Dm 123 167 156
8 diare 168 145 123

Status Gizi
Status gizi di dapatakan dari keaadan gizi bayi sebelum di adakanyan proyek
pembangunan petrokimia dan setelah pembangunan maka di adakan pengukuran
kembali

Sanitasi Lingkungan

Ada banyak indikator sanitasi lingkungan yang dapat djadikan ukuran, namun dalam hal
ini yang dijadikan pedoman pengukuran adalah saluran pembuangan air limbah yaitu
saluran yang dipakai sebagai tempat pembuangan cairan limbah rumah tangga yang
terletak di luar rumah dan langsung menuju ke lingkungan sekitar.

. Sumber Air Bersih

penydiaan air bersihseperti yang telah dipaparkan sebelumnya lebih banyak


menggunakan PDAM, meskipun terkendala pada kelancaran distribusi. Hal ini membuat
masyarakatumumnya lebih memilih menggunakan anak sungaiyang berada sangat
dekat dengan wilayah ini.

BAB IV
RUANG LINGKUP STUDY

DAMPAK PENTING YANG DI TELAAH

1. Dampak lingkungan
2. Dampak social , Budaya
3. Dampak Ekonomi
4. Dampak kesehatan masyarakat
BAB V
PERKIRAAN DAMPAK PENTING

a Penurunan Kualitas Udara, diakibatkan adanya kegiatan produksi baja


tulangan, yaitu peleburan scrap pada suhu 1700oC dan rolling pada suhu 1200 oC
untuk membuat billet baja dan baja tulangan masing-masing 162.000 ton/tahun
dan 144.000 ton/tahun. Cemaran udara yang akan dihasilkan berupa gas-gas
emisi seperti CO, NO2, SO2 dan debu/partikulat. Pengelolaan dilakukan dengan
cara memasang alat dust collector/scrubber pada cerobong dan menghijaukan
kawasan pabrik sebagai adsorber serta mengharuskan pemakaian masker bagi
pekerja dan menjaga kebersihan terutama debu di lingkungan pabrik.
Pemantauan dilakukan pada peningkatan konsentrasi parameter emisi dan debu
serta kesehatan masyarakat dan pekerja pabrik. Pengumpulan data melalui
pengambilan sampel emisi dan ambien di lokasi pabrik dan lingkungan sekitar
selama tahap operasional pabrik. Pelaksana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan adalah PT. Sanex Steel dan pengawas Dinas Lingkungan Hidup,
Dinas Kesehatan dan Dinas Tenaga Kerja.

b Peningkatan Kebisingan, akibat kegiatan proses produksi dari suara tanur dan
operasional mesin-mesin produksi. Pengelolaan dilakukan dengan cara
mendisiplinkan karyawannya untuk menggunakan peralatan K3 seperti ear plug
atau ear muff dan meredam suara bising dengan penghijauan di kawasan pabrik.
Pemantauan dilakukan dengan mengukur intesitas kebisingan menggunakan alat
sound leve meter di lokasi pabrik dan sekitar pabrik selama tahap operasi.
Pelaksana pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah PT. Sanex Steel dan
pengawas Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan dan Dinas Tenaga Kerja.

c Penurunan Kualitas Badan Air Permukaan/Sungai, diakibatkan pembuangan


air pada saat kegiatan produksi billet dan baja tulangan serta secara tidak
langsung dari kegiatan pengadaan bahan baku. Air yang dibuang ke badan air
mengandung ceceran minyak dan sisa-sisa bahan buangan. Pengelolaan
dilakukan dengan pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan
proses koagulasi, aerasi dan proses biologi, dan untuk mengurangi kadar dan
kuantitas minyak ke badan air dengan pengoperasian dan pemeliharaan oil
catcher. Konstruksi IPAL dibuat dengan sistem kedap air sehingga air limbah
tidak akan meresap ke dalam tanah. Pemantauan dilakukan dengan cara
mengambil sampel air pada up stream dan down stream, air sumur pabrik dan
penduduk serta inlet IPAL setiap tiga bulan selama pabrik beroperasi . Pelaksana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah PT. Sanex Steel dan pengawas
Dinas Lingkungan Hidup.

d Penurunan Kualitas Biota Air, merupakan dampak sekunder yang diakibatkan


oleh dampak penurunan kualitas terhadap badan air maka upaya pengelolaan
lingkungan yang dilakukan adalah dengan cara menekan atau mengurangi kadar
dan kuantitas minyak dan lemak dengan pengoperasian dan pemeliharaan oil
catcher dan IPAL. Parameter yang dipantau adalah kelimpahan ikan yang ada di
kolam stabilisasi dan indeks keanekaragaman plenkton dan benthos pada badan
air penerima. Pemantauan dilakukan setiap enam bulan selama tahap
operasional berlangsung. Pelaksana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
adalah PT. Sanex Steel dan pengawas Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas
Perindustrian & Perdagangan, Koperasi dan Pariwisata.

e Peningkatan perekonomian lokal, dampak langsung yang dirasakan oleh


masyarakat sekitar adalah pemanfaatan tenaga kerja lokal sedangkan dampak
tidak langsung adanya tenaga kerja dari luar daerah sehingga mendorong usaha
dalam bentuk kontrakan, warung dan usaha transportasi. Pengelolaan dan
pemantauan dilakukan terhadap usaha yang tumbuh jangan sampai menjadi
dampak negatif. Pelaksana pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah PT.
Sanex Steel dan pengawas Dinas Lingkungan Hidup dan Kecamatan Cikupa.

f Bantuan fasilitas sosial, sebagai penerapan dari Community


Developmenttujuan dari pengelolaan ini adalah mengupayakan bantuan dalam
rangka pembangunan fasilitas sosial sehingga terjalin hubungan baik dengan
masyarakat. Pelaksana pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah PT.
Sanex Steel dan pengawas Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian &
Perdagangan, Koperasi dan Pariwisata dan desa Budimulya.

g Kesehatan Masyarakat, merupakan dampak turunan dari pengadaan bahan


baku dan proses produksi, yang menimbulkan penurunan kualitas udara dan nilai
estetika. Pengelolaan dilakukan dengan memagar sekeliling pabrik dengan
tembok dan melakukan penghijauan di aareal pabrik dengan pepohonan, perdu
dan semak. Pemantauan dilakukan terhadap kesehatan karyawan dan
masyarakat sekitar dan mengamati jumlah dan jenis penyakit menurun.
Pengamatan di lapangan dan data statistik kesehatan. Pelaksana pengelolaan
dan pemantauan lingkungan adalah PT. Sanex Steel dan pengawas Dinas
Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Karyawan, dampak ini akan terus
dialami oleh para pekerja pabrik, pengelolaan dilakukan dengan mendisiplinkan
pemakaian alat pelindung untuk para pekerja agar tetap selamat dan sehat.
Dampak ini dapat ditekan dengan cara melakukan pekerjaan sesuai Standard
Operation Procedure (SOP), memberikan suplemen kepada pekerja dan
asuransi tenaga kerja. Pemantauan dilakukan di dalam pabrik terhadap
karyawan dan puskesmas setempat setiap tiga bulan selama tahap operasi.
Pelaksana pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah PT. Sanex Steel dan
pengawas Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Kesehatan

KEGIATAN PENYEBAB DAMPAK

a Emisi, emisi gas buang yang berasal dari turbin genset dan boiler, dibuang ke
lingkungan udara melalui stack gas.Pemantauan emisi dilaksanakan dengan
pengambilan sampel pada cerobong boiler, genset dan turbin dan pengujian di
laboratorium setiap 6 bulan sekali

b Ambient, dilakukan pengelolaan dengan penanaman pohon pelindung di sekitar


pabrik. Pemantauan dilakukan setiap enam bulan sekali dengan mengambil
sampel di areal sekitar pabrik dan diuji laboratorium,
c KEBISINGAN, Kebisingan di hasilkan dari mesin mesin yang beroprasi dari
dalam pabrik

d Pembuangan limbah, pembuangan lim` bah di hasilkan dari sisa sisa hasil
olahan pembuatan barang barang petrokimia

Kesehatan dan keselamatan kerja di petrokimia

Kecelakaan yang mungkin terjadi

1. Tertimpa material
2. Terbentur
3. Terjatuh
4. Tergelincir
5. Terkena lentingan
6. Terkena percikan bunga api dari listrik
7. Terkena semburan semen panas dan bahan bahan kimia lain
8. dan lain-lain

Pencegahan

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) untukmengetahui


apakah calon pekerja tersebut serasi dengan pekerjaanbarunya, baik secara
fisik maupun mental.
2. Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, yaitu untuk mengevaluasiapakah
faktor-faktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan padapekerjaan.
3. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja diberikan kepadapara
buruh secara kontinu agar mereka tetap waspada dalammenjalankan
pekerjaannya.
4. Pemberian informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku ditempat kerja
sebelum mereka memulai tugasnya, tujuannya agar merekamentaatinya.
5. Penggunaan pakaian pelindung
6. I s o l a s i t e r h a d a p o p e r a s i a t a u p r o s e s y a n g m e m b a h a y a k a n .
7. . P e n g a t u r a n v e n t i l a s i s e t e m p a t / l o k a l , a g a r b a h a n - b a h a n / g a s sisa
dapat dihisap dan dialirkan keluar.
8. S u b s t i t u s i b a h a n y a n g l e b i h b e r b a h a y a d e n g a n b a h a n
y a n g kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali
9. .P e n g a d a a n v e n t i l a s i u m u m u n t u k m e n g a l i r k a n u d a r a k e dalam
ruang kerja sesuai dengan kebutuhan.

KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

1. Hutan Lindung, Hutan Konservasi, dan Cagar Biosfer;


2. Sumber daya air;
3. Keanekaragaman hayati;
4. Kualitas udara;
5. Warisan alam dan warisan budaya;
6. Kenyamanan lingkungan hidup;
7. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup

BAB VI

EVALUASI DAMPAK PENTING


Aspek aspek yang di teliti

No Jenis Data Sumber Cara


. Pengambilan Data
1. Informasi Industri
Jumlah industri Dinas Perindustrian Penelusuran
dan sebarannya Kab. Literatur dan
Industri yang telah Dinas Lingkungan dokumen
melakukan kajian Hidup Kab.
lingkungan.
2. Kondisi
Lingkungan
Kualitas air, udara Dinas Lingkungan Penelusura
dan tanah Hidup Kab. n Literatur
Kondisi sosial dan
ekonomi Lokasi dokumen
masyarakat Survai
sekitar industri
3. Kebijakan Dinas Lingkungan Penelusuran
Lingkungan Hidup Literatur dan
Peraturan dokumen
Perundangan
Peraturan daerah
4. Rencana
Pengelolaan dan
Pemantauan Dinas Lingkungan Penelusuran
Lingkungan Hidup Kab. Literatur dan
(RKL & RPL atau dokumen
UKL &
UPL)
5. Ketaatan Dinas Lingkungan Dokumen AMDAL
pengusaha/indust Hidup Kab. dan UKL & UPL,
ri dalam survai dan
pengelolaan Pengusaha/industri kuesioner
lingkungan

6. Peran serta Masyarakat sekitar Survai, kuesioner


masyarakat lokasi industri dan penelusuran
dokumen
7. Pengawasan Dinas Lingkungan wawancara dan
instansi terkait Hidup penelusuran
Dinas terkait dokumen

Dampak Negatif Limbah Petrokimia

Pemanfaatan minyak dan gas bumi sebagai bahan bakar dalam industri
petrokimia akan menimbulkan emisi bahan buangan limbah berupa CO 2, CO, CH, H2S
yang dapat mempengaruhi kualitas udara sekitarnya. Selain limbah gas pencemar
tersebut, limbah cair pencemar seperti air buangan atau cairan berbentuk larutan
buangan proses dan limbah pada pencemar sebagai akibat buangan proses seperti
resin-resin, logam berat, garam organik, dapat mempengaruhi kualitas kehidupan di
sekitarnya. Begitu juga ceceran-ceceran minyak dalam pabrik dapat menaikkan suhu
perairan yang dijadikan tempat pembuangan limbah cair, ini semua akan
mengakibatkan atau mengganggu kehidupan beberapa jenis flora dan fauna yang ada
di sekitarnya
DAMPAK POSITIF KEGIATAN PETROKIMIA

1. Terciptanya target nasional secara menyeluruh

2. peningkatan pendapatan daerah

3. peningktaan pendapatan negara

4. penyerapan tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran

5. peningkatan kesejahtraan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai