Anda di halaman 1dari 5

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI SEKAM PADI

Endang Mastuti W.
Jurusan Teknik Kimia-FakultasTeknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract: Rice husk is one of the agricultural waste containing cellulose. The oxalic acid can
be produced from this material through 4 steps: reaction, precipitation, acidification and
crystallization. Rice husk contain 52,5% of cellulose and 12,03% of water, could be
converted into oxalic acid by alkalin process. Experiments were carried out in a three necks
glass equipped with a thermometer, mixer, heater and water cooler. Cooking solution were
varied 0,5 1,0 1,5 2,5 3,5 4,5 and 5,5N of NaOH solution and cooking time were 30, 45, 60,
75, 90 and 105 minutes. A maximum oxalic acid conversion at about 0,8417 or 44,19%
mass of rice husk was obtained from cooking of 25 gram rice husk in 250 ml of 3,5N NaOH
solution at a solution boiling temperature for 75 minutes and 225 rpm mixer. Oxalic acid
conversion increased at 30 to 75 minutes and at 0,5 to 3,5N of NaOH solution.

Key word:rice husk, cellulose, alkaline process, oxalic acid.

PENDAHULUAN mengadakan reaksi kimia karena


Sekam padi adalah limbah hasil mengandung gugus reaktif, yaitu :
pertanian yang masih kurang 1. Gugus hidroksil, setiap molekul
termanfaatkan. Selama ini bahan monosakarida mengandung 3 gugus
tersebut digunakan sebagai bahan hidroksil
bakar, penadah kotoran ternak, pupuk 2. Gugus pereduksi, gugus ini dapat
organik atau dibuang begitu saja. mengadakan reaksi dengan alkali kuat.
Sekam padi mengandung karbon Selulosa bila direaksikan dengan alkali
dalam bentuk selulosa dalam jumlah kuat akan menghasilkan asam oksalat, asam
yang cukup besar. Selulose merupakan esetat dan asam formiat [3]. Reaksi dengan
senyawa karbon rantai panjang yang alkali kuat tersebut juga sering disebut
bisa direngkah menjadi senyawa karbon hidrolisis atau peleburan.
yang lebih sederhana menggunakan Asam oksalat merupakan senyawa
alkali kuat. dikarboksilat yang atom-atom C nya mampu
Penelitian ini akan mempelajari mengikat lebih dari satu gugus hidroksil.
pengaruh waktu dan konsentrasi larutan Asam ini mempunyai bentuk kristal rombis
NaOH pada reaksi pembuatan asam pyramid, tidak berwarna dan transparan, tidak
oksalat dari sekam padi. berbau dan higroskopis. Asam oksalat
mudah teroksidasi total dan oleh pengaruh
TINJAUAN PUSTAKA panas yang tinggi akan terurai menjadi CO2
Sekam padi mempunyai dan asam formiat. Secara alami asam oksalat
kandungan karbohidrat yang cukup tinggi bisa terjadi dalam tumbuh-tumbuhan dan
dengan selulose sebagai penyusun dapat dibuat dengan ekstraksi alkali dari
utamanya. Selulosa adalah penyusun limbah penggergajian.[4,5]
utama kayu yang berwarna putih dan Berdasarkan zat penghidrolisis yang
tidak larut dalam air maupun dalam digunakan, reaksi hidrolisis dapat
pelarut organik. Selulosa merupakan dikelompokkan sebagai berikut : [2]
polisakarida yang tersusun dari molekul- 1. Hidrolisis murni, hanya digunakan air.
molekul anhidroglukosa. Molekul-molekul 2. Hidrolisis dengan larutan asam, encer
tersebut saling berkaitan dan atau pekat.
membentuk rantai panjang, sehingga 3. Hidrolisis dengan larutan alkali, encer
berat molekul selulosa sangat besar. atau pekat.
Untuk itu, rumus molekul dapat ditulis 4. Alkali fusion, dengan sedikit atau
dengan (C6H10O5)n. Selulosa dapat tanpa air pada temperature tinggi.

Pembuatan Asam Oksalat dari Sekam Padi 13


(Endang Mastuti W.)
5. Hidrolisis dengan enzim sebagai tak terhingga [7]. Agar reaksi sempurna,
katalis. biasanya digunakan zat penghidrolisis secara
Pada penggunaan larutan alkali berlebihan, sehingga reaksinya dianggap
sebagai larutan penghidrolisis, alkali reaksi orde 1, yang akan mengikuti
yang efektif digunakan adalah alkali kuat persamaan
misalnya NaOH dan Ca(OH)2. ln (1 x) = - kt
Pada proses peleburan, lignin x = konversi
didalam sekam akan terlepas dari t = waktu
ikatannya dengan selulosa, sedang pada k = tetapan kecepatan reaksi
pemanasan lebih lanjut mengalami
oksidasi dan perombakan menjadi
garam-garam oksalat, asetat dan formiat. METODOLOGI PENELITIAN
Reaksi yang terjadi pada peleburan Bahan yang digunakan dalam
adalah sebagai berikut: penelitian ini adalah sekam padi, NaOH,
(C6H10O5)n + 4n NaOH + 3n O2 KMnO4, Asam Sulfat, Kalsium Klorida. .
n (COONa)2 + n CH3COONa + Alat dan rangkaian alat terlihat pada
n HCOONa + 5n H2O + n CO2 Gambar 1.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada proses hidrolisis yaitu
konsentrasi zat penghidrolisis, waktu,
suhu, perbandingan reaktan, ukuran 3
bahan dan kecepatan pengadukan.
Dari kinetika reaksi kimia, semakin
tinggi suhu, reaksi makin cepat karena
tetapan kecepatan reaksi dipengaruhi 4
oleh suhu seperti yang ditunjukkan oleh
persamaan Arhenius : 7
E
k = A exp .
Rt 2
Dengan demikian konversi akan
naik dengan naiknya suhu. Semakin
lama waktu hidrolisis, konversi yang 5 8
dicapai semakin besar sampai batas 1
waktu tertentu, dan bila waktu
diperpanjang, pertambahan konversi 6
kecil sekali karena terjadi dekomposisi
hasil. Agar persentuhan antara zat-zat 9
pereaksi berlangsung baik, maka perlu
diberikan pengadukan. Pengadukan juga Keterangan :
akan meratakan suhu pemanasan 1. Statif
sehingga reaksi berjalan sempurna. 2. Klem
Ukuran bahan makin halus akan 3. Motor pengaduk
memperluas bidang kontak, kecepatan 4. Pengaduk merkuri
reaksi bertambah dan konversi akan 5. Labu leher tiga
naik. Peningkatan konsentrasi zat 6. Pemanas mantel
penghidrolisis akan memperbesar 7. Pendingin bola
kecepatan reaksi, tetapi konsentrasi 8. Termometer
yang tinggi kadang-kadang dapat 9. Sumber arus
memberikan hasil samping yang tidak
diinginkan. [2]. Gambar 1. Rangkaian Alat
Pada umumnya, reaksi akan
berjalan cepat pada awal reaksi dan Larutan NaOH konsentrasi tertentu
setelah waktu tertentu menjadi semakin direaksikan dengan sekam padi dalam labu
lambat, kemudian berhenti pada waktu leher tiga pada suhu didih larutan dalam

14 E K U I L I B R I U M Vol. 4. No. 1. Juni 2005 : 13 17


waktu tertentu disertai pengadukan. Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 2
Larutan hasil reaksi didinginkan lalu dapat dilihat bahwa semakin lama waktu
disaring. Oksalat yang terjadi hidrolisa, % hasil semakin naik dan mencapai
diendapkan sebagai kalsium okasalat hasil yang maksimum pada waktu 75 menit.
kemudian dipisahkan menjadi asam Kemudian pada variable waktu di atas 75
oksalat menggunakan larutan asam menit, hasil yang didapatkan menurun. Hal ini
sulfat. Endapan kalsium sulfat menunjukkan, semakin lama waktu hidrolisis
dipisahkan , filtratnya diuapkan sehingga maka tumbukan antara molekul zat pereaksi
terbentuk kristal asam oksalat. semakin banyak sehingga hasil yang
Analisa hasil dilakukan terhadap larutan didapatkan semakin besar. Di atas 75 menit
hasil penyaringan dengan cara titrasi jumlah reaktan sudah menurun dan akan
menggunakan larutan KMnO4 0,1 N. terjadi reaksi lanjut menjadi formiat atau
asetat sehingga menurunkan hasil. Hubungan
HASIL DAN PEMBAHASAN waktu proses dengan hasil asam oksalat
Pengaruh waktu hidrolisis dapat dinyatakan dengan persamaan :
2
Hasil penelitian pengaruh waktu Y=0,21349 + 0,61844X 0,00445X .
hidrolisis pada konsentrasi larutan NaOH Pengaruh waktu hidrolisis terhadap konversi
o
1 N, suhu didih larutan ( 98 C ) berat hasil dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar
sekam padi 25 g, volume larutan 3.
penghidrolisis 250 ml dan kecepatan
pengadukan 225 rpm, dapat dilihat pada Tabel 2. Pengaruh waktu hidrolisis
Tabel 1 dan Gambar 2. terhadap konversi .
No Waktu x - ln(1-x)
Tabel 1. Pengaruh waktu terhadap % (menit)
asam oksalat 1 30 0,3815 0,4805
No Waktu (menit) % hasil 2 45 0,4210 0,5465
3 60 0,5222 0,7386
1 30 15,5588 4 75 0,6000 0,9163
2 45 17,1763 5 90 0,4200 0,5450
3 60 21,3135 6 105 0,4100 0,5276
4 75 24,5167
5 90 17,1280 Grafik Hubungan Waktu Hidrolisis Dengan Konversi Hasil
6 105 16,7410
1

0.8

gram asam oksalat


-ln (1-x )

0.6
% hasil = 100% 0.4
-ln (1-x) Data

gram sampel 0.2

0
0 20 40 60 80
Grafik Hubungan Waktu Hidrolisis Dengan % Hasil Asam Waktu ( menit )
Oksalat

30 Gambar 3. Grafik Hubungan Waktu


25 Hidrolisis dengan Konversi untuk
20
rentangan antara 30 sampai 75 menit
% Hasil

15 % Hasil
10
5 Dari hasil penelitian bisa dilihat
0 kecenderungan hubungan waktu dengan
10 30 50 70 90 110
konversi mirip seperti hubungan waktu
Waktu ( menit )
dengan %hasil. Nampak yang memenuhi
persamaan reaksi orde satu adalah reaksi
Gambar 2. Grafik Hubungan Waktu antara waktu 30-75 menit. Hal itu mengikuti
Hidrolisis Dengan % Hasil Asam persamaan ln(1-x) = 0,14565 + 0,01 t. serta
Oksalat ditunjukkan oleh Gambar 3.

Pembuatan Asam Oksalat dari Sekam Padi 15


(Endang Mastuti W.)
Pengaruh konsentrasi larutan NaOH Pengaruh konsentrasi larutan NaOH terhadap
Hasil penelitian pengaruh konversi bisa dilihat pada Tabel 4 dan
konsentrasi larutan NaOH untuk : waktu Gambar 5. Nampak Gambar 5 mempunyai
hidrolisis 75 menit pada suhu didih kecenderungan yang sama dengan Gambar
larutan , berat sekam padi 25 gram, 4. Meningkatnya konsentrasi larutan NaOH
volume larutan penghidrolisis 250 ml akan menaikkan %hasil asam oksalat dan
serta kecepatan pengadukan 225 rpm, juga konversi.
dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar
4. Tabel 4. Data Konversi reaksi pada Variasi
Tabel 3. Pengaruh konsentrasi larutan Konsentrasi Larutan NaOH
NaOH terhadap % hasil asam oksalat. No Konsentrasi ( N ) X
No Konsentrasi (N) % Hasil 1 0,5 0,2454
1 0,5 12,8822 2 1,0 0,4670
2 1,0 24,5157 3 1,5 0,5573
3 1,5 29,2570 4 2,5 0,7058
4 2,5 37,0561 5 3,5 0,8417
5 3,5 44,1907 6 4,5 0,7869
6 4,5 41,3190 7 5,5 0,7373
7 5,5 38,7071
Grafik Hubungan Konsentrasi Larutan NaOH Dengan
Konversi Hasil Asam Oksalat

Grafik Hubungan Konsentrasi Larutan NaOH Dengan 1


% Hasil Asam Oksalat 0.8

X (bagian)
0.6
50
X Data
40 0.4
% Hasil

30 0.2
% Hasil Data
20 0
10 0 1 2 3 4 5 6
0 Konsentrasi (N)
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi (N)
Gambar 5. Grafik Hubungan Konsentrasi
Gambar 4. Grafik Hubungan Larutan NaOH Dengan Konversi Hasil
Konsentrasi Larutan NaOH Dengan % Asam Oksalat
Hasil Asam Oksalat.
KESIMPULAN
Dari Tabel 3 dan Gambar 4 1. Berdasar penelitian yang telah
dapat dilihat, semakin tinggi konsentrasi dilaksanakan, sekam padi dapat diolah
larutan NaOH maka % hasil asam menjadi asam oksalat.
oksalat semakin naik dan mencapai hasil 2. Pengolahan dengan menggunakan
maksimum pada konsentrasi larutan larutan NaOH konsentrasi 0,5 - 5,5 N,
NaOH 3,5 N, selanjutnya pada dan waktu bervariasi dari 30-105 menit.
konsentrasi diatas 3,5 N. % hasil 3. Hasil tertinggi dicapai pada percobaan
menurun. Dengan naiknya konsentrasi menggunakan 250 ml larutan NaOH 3,5
larutan NaOH maka selulose yang N selama 75 menit, pada suhu didih
terhidrolisis akan semakin banyak larutan dengan pengadukan 225 rpm
sehingga %hasil asam oksalat juga untuk setiap 25 gram sekam padi.
semakin naik. Tetapi pada penggunaan 4. Konversi asam oksalat yang dihasilkan
konsentrasi lebih dari 3,5N dimungkinkan sebesar 0,8417 atau 44,1907 % dari
terjadi reaksi samping sehingga hasil berat sekam padi
asam oksalat menurun. Hubungan 5. Reaksi hidrolisis sekam padi dengan
konsentrasi larutan NaOH dengan larutan NaOH mengikuti reaksi orde satu
%hasil asam oksalat dinyatakan dengan dalam rentangan waktu 30-75 menit dan
persamaan: harga tetapan kecepatan reaksi, k = 0,01
-1
Y = 5,6781 + 19,0378 X 2,39367 X .
2 menit .
X = konsentrasi larutan NaOH
Y = % hasil asam oksalat

16 E K U I L I B R I U M Vol. 4. No. 1. Juni 2005 : 13 17


UCAPAN TERIMA KASIH Interscience Publisher Inc. New York.
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada saudari Lilik Purwati dan 4. Kirk, RE and Othmer, DF,1967,
Nidaussa`adah yang telah membantu Encyclopedia of Chemical
melaksanakan penelitian ini dengan baik. Technology, vol 17, a Wiley
Interscience Publisher Inc.New York.
DAFTAR PUSTAKA 5. Lewis,RJ and Irving Sax,N, 1983,
1. Fessenden,RJ and Fessenden,JS, Hawleys Condensed Chemical
th
1999, Kimia Organik, edisi ke-3, Dictionary, 11 ed , Van Nostrand
Penerbit Erlangga, Jakarta. Reinhold Company Inc., New York.

2. Groggins, PH, 1958, Unit Processes 6. Pawignyo, dkk, 2001, Pemanfaatan


in Organic Synthesis, 5 ed, Mc Ampas Tahu untuk Pembuatan Asam
Graw Hill Book Company Inc, Oksalat, Eksergi No 4 Th II, Jur.
New York. Teknik Kimia, Fak. Teknologi Industri
UPN Yogyakarta.
3. Kirk, RE and Othmer, DF, 1983,
Encyclopedia of Chemical 7. Sukarjo, 1993, Kimia Fisika, Penerbit
Technology, vol 5, 3ed, ,a Wiley Rineka Cipta, Yogyakarta.

Pembuatan Asam Oksalat dari Sekam Padi 17


(Endang Mastuti W.)

Anda mungkin juga menyukai