Tugas I Jurnal Review PDF
Tugas I Jurnal Review PDF
Oleh :
JURUSAN KIMIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
SINTESIS NANOPARTIKEL SiO2 MENGGUNAKAN METODA
SOL-GEL DAN APLIKASINYA TERHADAP AKTIFITAS SITOTOKSIK
SEL
Abstrak
Ukuran partikel yang seragam dan homogen dalam skala nano sangat penting,
baik dalam bidang sains, biologi dan industri. Salah satu material yang menjadi
perhatian mendalam para peneliti adalah nanopartikel silika, SiO2 karena beberapa
keunggulan yang dimilikinya. Nanopartikel silika dapat dihasilkan menggunakan
metoda sol gel. Perbedaan ukuran partikel akan menghasilkan perbedaan sifat dan
aktifitas yang signifikan ketika diaplikasikan pada sel preokomositoma dan sel
embrionik ginjal, dimana menunjukkan aktifitas penghambat (IC50) yang semakin
bagus ketika ukuran partikel silika menjadi semakin kecil.
I. Pendahuluan
Nanoteknologi telah banyak digunakan dalam berbagai macam bidang. Pada
tahun 2006, lebih dari 300 buah produk komersial tersedia dipasaran yang diklaim
bahwa terjadinya peningkatan sifat-sifatnya dikarenakan adanya peran
nanomaterial didalamnya. Angka ini menjadi dua kali lipatnya pada tahun 2008.
Kebanyakan para peneliti memberikan perhatian yang lebih terhadap isu
keamanan dari penggunaan nanomaterial itu sendiri, sedangkan sangat sedikit
peneliti yang melaporkan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan akibat
adanya perbedaan ukuran dari material. Biasanya hanya membahas tentang
sitotoksisitas dan ukuran partikel yang lebih seragam dari nanomaterial (Yuan et
al, 2010). Sebagai contoh, karbon tabung nano, partikel titanium dioksida, atau
nanopartikel perak bisa menginduksi sel yang berefek terhadap sitotoksisitas dan
peradangan sel (Nabeshi et al, 2011).
Ukuran partikel yang seragam dan homogen dalam skala nano sangat
penting, baik dalam bidang sains maupun dalam aplikasi industri, seperti: katalis,
pigmen, farmasi, (Zawrah et al, 2009), obat-obatan, kosmetik, dan makanan
(Nabeshi et al, 2011). Salah satu material yang menjadi perhatian mendalam para
peneliti adalah nanopartikel silika, SiO2. Hal ini disebabkan karena nanopartikel
silika, SiO2 memiliki kestabilan yang bagus, iner secara kimia, bersifat
biokompatibel yang mampu bekerja selaras dengan sistem kerja tubuh, dan
membentuk sperik tunggal (Yuan et al, 2010). Zawrah et al menjelaskan bahwa
nanopartikel SiO2 amorf bisa digunakan dalam proses pembuatan substrat
elektronik, substrat lapisan tipis, insulator listrik, dan insulator termal. Selain itu
juga diungkapkan bahwa nanopartikel SiO2 dapat digunakan sebagai suatu
material support yang ideal untuk nanopartikel magnetik, karena sangat mudah
mengalami fungsionalisasi; mencegah tarikan magnetik dipolar anisotropik ketika
diberikan medan magnet luar; dan meningkatkan daya tahan terhadap korosi dari
nanopartikel magnetik. Partikel silika memiliki peran yang berbeda-beda untuk
masing-masing produk yang dihasilkan. Dimana kualitas produk ditentukan dari
ukuran dan distribusi ukuran partikel silika itu sendiri didalam sistemnya.
Pada review ini akan dibahas tentang penggunaan metoda sol gel untuk
menghasilkan partikel silika dalam skala nanometer dengan memperhatikan
berbagai parameter reaksi, seperti pengaruh konsentrasi prekursor, konsentrasi
katalis, jenis pelarut yang digunakan, dan lama waktu pematangan/ ageing.
Ukuran partikel yang dihasilkan menggunakan metoda sol gel akan berbeda-beda
seiring dilakukannya berbagai macam variasi parameter tersebut. Ketika ukuran
partikel mencapai skala nanometer, maka berbagai macam perubahan fisik,
mekanik, kimia, dan sifat kuantum akan berubah secara signifikan. Perubahan
sifat ini dipengaruhi oleh perubahan skala ukuran yang dihasilkan dari partikel itu
sendiri. Sehingga, ketika diaplikasikan terhadap sel peokromositoma dan sel
embrionik ginjal akan memberikan efek sitotoksik yang harus dipertimbangkan
untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
II. Metoda Sintesis Nanopartikel Silika, SiO2
Metoda yang biasa digunakan untuk menghasilkan nanopartikel silika, SiO2
adalah metoda sol-gel. Ukuran partikel silika yang seragam dari skala nano telah
dilaporkan, dengan melakukan kontrol terhadap reaksi hidrolisis dari TEOS
didalam pelarutnya, yang diikuti dengan reaksi kondensasi (polimerisasi)
(Beganskiene et al, 2004). Vekatathri juga berhasil melakukan sintesis
nanopartikel silika dengan mengatur reaksi hidrolisis dan kondensasi
menggunakan prekursor TEOS, yang mana proses pelapisan dilakukan
menggunakan oktadesiltrimetoksi silan ke permukaan silika sperikal.
Metoda Sol-Gel
Proses sol gel dapat didefinisikan sebagai proses pembentukan senyawa anorganik
melalui reaksi kimia dalam larutan pada suhu rendah, dimana dalam proses
tersebut terjadi perubahan fasa dari suspensi koloid (sol) membentuk fasa cair
kontinyu (gel).
Salah satu metoda dalam pembuatan nanopartikel silika, SiO2 adalah
metoda sol-gel. Metoda sol-gel merupakan metoda yang paling banyak dilakukan.
Hal ini disebabkan karena beberapa keunggulannya, antara lain: proses
berlangsung pada temperatur rendah, prosesnya relatif lebih mudah, bisa
diaplikasikan dalam segala kondisi (versatile), menghasilkan produk dengan
kemurnian dan kehomogenan yang tinggi jika parameternya divariasikan. Dimana
bisa dilakukan kontrol terhadap ukuran dan distribusi pori dengan mengubah rasio
molar air/prekursor, tipe katalis atau prekursor, suhu gelasi, pengeringan, dan
proses stabilisasi. Selain itu, yang paling mengesankan dari proses sol-gel adalah
biayanya relatif murah dan produk berupa xerogel silika yang dihasilkan tidak
beracun (Zawrah et al, 2009).
B. Kondensasi
Setelah mengalami reaksi hidrolisis, maka reaksi kondensasi akan
berlangsung. Produk dari reaksi intermediet hasil reaksi hidrolisis sangat berperan
dalam proses reaksi kondensasi, sehingga didapatkan nanopartikel silika,
berdasarkan reaksi: (Beganskiene et al, 2004)
Si(OR)4 + (OH)Si(OR)3 (OR)3Si-O-Si(OR)3 + ROH
(kondensasi alkohol)
C. Pematangan (Ageing)
Setelah reaksi hidrolisis dan kondensasi, dilanjutkan dengan proses
pematangan gel yang terbentuk. Proses ini lebih dikenal dengan proses ageing.
Pada proses pematangan ini, terjadi reaksi pembentukan jaringan gel yang lebih
kaku, kuat, dan menyusut didalam larutan.
D. Pengeringan
Tahapan terakhir adalah proses penguapan larutan dan cairan yang tidak
diinginkan untuk mendapatkan struktur sol gel yang memiliki luas permukaan
yang tinggi.
Gambar I. Tahapan preparasi material menggunakan metoda sol-gel (Guo, Zhen
et al., 2009).
Gambar II. Foto SEM (a) silika nanosperikal, (b) silika nanosperikal dari
oktadesiltrimetoksi silan (ODTS) (Venkatathri, 2007).
Dari foto SEM dapat diketahui bahwa sampel yang disintesis tanpa
menggunakan ODTS menunjukkan ukuran partikel bimodal. Ukuran partikel yang
kecil dalam proporsi yang besar (100 nm, 80%) sedangkan partikel berukuran
besar (300 nm) berada dalam proporsi yang kecil (20%). Oleh sebab itu, dengan
penambahan ODTS akan menormalkan ukuran partikel (400 nm, 100%), hal ini
disebabkan karena gugus oktadesil dalam trimetoksi silan akan meningkatkan
densitas elektron disekitar atom silan. Sehingga, kebasaan dalam gugus oksida
juga akan meningkat.
Ketika dianalisa menggunakan TEM, maka silika tanpa penambahan
ODTS menghasilkan bentuk yang normal, sedangkan dengan penambahan ODTS
menghasilkan silika dalam bentuk core shell dengan lebar berkisar 50 nm.
b
a
Gambar III. Foto TEM (a) silika nanosperikal, dan (b) silika nanosperikal dari
ODTS.
Pengaruh konsentrasi prekursor, katalis, pelarut, waktu pematangan,
dan surfaktan terhadap ukuran partikel silika, SiO2
a. Pengaruh konsentrasi prekursor
a b
Gambar IV. Foto TEM nanopartikel silika, (a) 50 nm, kondisi percobaan TEOS
0,2 M; NH3 0,2 M; H2O 1 M, dan (b) 65 nm, kondisi percobaan TEOS
0,4 M; NH3 0,2 M; H2O 1 M (Ibrahim et al, 2010).
a b
Gambar V. Foto TEM nanopartikel silika, (a) 55 nm, kondisi percobaan NH3
0,11 M; TEOS 0,28 M; H2O 1 M, dan (b) 130 nm, kondisi percobaan
NH3 0,3 M; TEOS 0,28 M; H2O 1 M.
Gambar VI. Foto SEM dari nanopartikel silika yang dipersiapkan dengan
berbagai macam variasi pH, (a) pH < 10, (b) pH 10, (c) pH 11, dan (d)
pH 12 (Singh et al, 2011).
c. Pengaruh pelarut
Dari Tabel I dapat diketahui bahwa pelarut juga berperan penting terhadap
pembentukan partikel silika dalam skala nano. Ukuran partikel silika bergantung
pada kepolaran dari pelarut yang digunakan. Dapat disimpulkan bahwa semakin
polar pelarut yang digunakan, maka akan menghasilkan nanopartikel silika
dengan ukuran yang semakin kecil (Beganskiene et al, 2004). Hal ini disebabkan
karena kecilnya ukuran partikel dari silika yang terbentuk ketika digunakan
metanol sebagai pelarut (campuran 6), dan semakin besarnya ukuran partikel
ketika digunakan pelarut aseton (campuran 8). Sehingga, mengindikasikan bahwa
perbedaan tipe pelarut berpengaruh kuat terhadap pembentukan ukuran partikel
silika.
Tabel I. Komposisi kimia starting materials dan lamanya waktu pemeraman
menghasilkan ukuran partikel silika yang beragam (Beganskiene et al, 2004).
*Pelarut : etanol
1
metanol
2
2-propanol
3
aseton
a b
Gambar VII. Foto TEM partikel silika berdasarkan perbedaan rasio molar
pelarut dari Air : TEOS : Amonia : Etanol = (a) 1 : 4 : 6 : 6 ; dan (b) 1
: 4 : 6 : 24 (Tabatabaei et al, 2006).
Gambar VIII. Hubungan waktu dan rendemen yang dihasilkan dari sintesis
silika nanosperikal (Venkatathri et al, 2007).
Gambar IX. Spektra IR partikel silika dengan perbedaan lama proses ageing, (a)
1 hari, (b) 5 hari, dan (c) 13 hari (Bekanskiene et al, 2004).
Gambar XI. Spektra XRD dari partikel silika (Tabatabaei et al, 2004).
e. Pengaruh surfaktan
Gambar XII. Foto SEM dari nanopartikel yang dipersiapkan (a) tanpa surfaktan,
(b) span 20, (c) span 40, dan (d) span 60 (Singh et al, 2011).
Dari foto SEM dapat diketahui bahwa dengan penambahan panjang rantai
surfaktan akan menurunkan ukuran partikel. Ukuran partikel silika yang
dipersiapkan menggunakan span 20, span 40, dan span 60 berkisar antara 80-150
nm.
V. Kesimpulan
Metoda sol-gel dapat digunakan untuk menghasilkan partikel silika dalam skala
nanometer dengan memperhatikan parameter-parameter reaksi seperti: konsentrasi
prekursor, konsentrasi katalis, jenis pelarut, lama pematangan dan surfaktan.
Semakin besar konsentrasi prekursor dan konsentrasi katalis, maka akan
menghasilkan ukuran partikel yang semakin besar, disebabkan semakin cepatnya
reaksi hidrolisis dan kondensasi yang berlangsung. Semakin polar pelarut yang
digunakan dan semakin lama proses pematangan/ ageing akan menghasilkan
ukuran partikel yang semakin kecil. Selain itu, semakin panjang rantai surfaktan
yang digunakan, akan menghasilkan ukuran partikel silika yang semakin kecil.
Ukuran nanopartikel silika yang dihasilkan dilakukan analisa menggunakan FTIR,
SEM, TEM, XRD, dan 1H-NMR. Perbedaan ukuran dari nanopartikel yang
dihasilkan akan mempengaruhi sifat dan aktifitasnya yang signifikan terhadap
aktifitas sitotoksik sel peokromositoma dan jaringan embrionik ginjal. Semakin
kecil ukuran partikel silika, maka akan semakin besar efek sitotoksiknya, yaitu
kemampuan menghambat dan memecah pertumbuhan dan penggandaan sel. Hal
ini disebabkan karena besarnya area permukaan spesifik dari nanopartikel silika
serta mudah mengalami penetrasi kedalam sel.
DAFTAR PUSTAKA
Beganskiene, A., Sirutkaitis, V., Kurtinaitiene, M., Juskenas, R., Kareiva, A.,
FT-IR, TEM and NMR Investigations of Strber Silica Nanoparticles,
ISSN 1392-1320 Material Science (Medziagotyra), vol. 10, no. 4, 2004,
pp.287-290
Chrusciel, J., Slusarski, L., Synthesis of Nanosilica by the Sol-Gel Method and
Its Activity Toward Polymers, Material Science, vol. 21, No. 4, 2003
Nabeshi, H., Yoshikawa, T., Arimori, A., Yoshida, T., Tochigi, S., Hirai, T.,
Akase, T., Nagano, K., Abe, Y., Kamada, H., Tsunoda, Shin-ichi., Itoh,
N., Yoshioka, Y., Tsutsumi, Y., Effect of Surface Properties of Silica
Nanoparticles on their Cytotoxicity and Cellular Distribution in Murine
Macrophages, Nanoscale Research Letters, vol.6, No. 23, 2011
Singh, L. P., Agarwal, S. K., Bhattacharyya, S. K., Sharma, U., Ahalawat, S.,
Preparation of Silica Nanoparticles and Its Beneficial Role in
Cementitious Materials, Nanomater Nanotechnol, vol.1, No.1, 2011,
pp.44-51
Wang, F., Gao, F., Lan, M., Yuan, H., Huang, Y., Liu, J., Oxidative Stress
Contributes to Silica Nanoparticle-induced Cytotoxycity in Human
Embryonic Kidney Cells, Toxicology in Vitro, vol. 23, 2009, pp.808-815
Yuan, H., Gao, F., Zhang, Z., Miao, L., Yu, R., Zhao, H., Lan, M., Study of
Controllable Preparation of Silica Nanoparticles with Multi-sized anf
Their Size-dependent Cytotoxicity in Pheochromocytoma Cells and Human
Embryonic Kidney Cells, Journal of Health Science, vol. 56, No. 6, 2010,
pp.632-640
Zawrah, M. F., El-Kheshen, A. A., Abd-El-All, H., Facile and Economic
Synthesis of Silica Nanoparticles, Journal of Ovonic Reasearch, vol.5,
No.5, 2009, pp.129-133