Anda di halaman 1dari 20

Daftar Isi

Halaman Judul.......................................................................................................1
Peta Konsep...........................................................................................................3
Pembahasan...........................................................................................................4
A. Laporan Laba Rugi.........................................................................................4
1. Kegunaan Laporan Laba Rugi........................................................................4
2. Keterbatasan Laporan Laba Rugi...................................................................5
3. Kualiatas Laba................................................................................................6
B. Format Laporan Laba Rugi............................................................................6
1. Unsur-Unsur Laporan Laba Rugi...................................................................6
2. Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung............................................................8
3. Laporan Laba Rugi Bentuk Tidak Landsung.................................................9
4. Laporan Laba Rugi Ringkas...........................................................................11
C. Pelaporan Pos-Pos Tidak Biasa......................................................................12
1. Operasi Yang Dihentikan................................................................................12
2. Pos-Pos Luar Biasa.........................................................................................12
3. Keuntungan Dan Kerugian Tidak Biasa.........................................................13
4. Perubahan Prinsip Akuntansi..........................................................................14
5. Perubahan Estimasi........................................................................................14
6. Koreksi Kesalahan..........................................................................................15
D. Masalah Pelaporan Khusus............................................................................16
1. Laba Per Lembar Saham................................................................................16
2. Laporan Laba Ditahan....................................................................................16
3. Laporan Komprehensif...................................................................................17

Kesimpulan............................................................................................................20
Daftar Pustaka.......................................................................................................21
Lampiran................................................................................................................22

1
PETA KONSEP

Mengevaluasi
kinerja

Memberikan
Kegunaan Laporan dasar
Laba Rugi mengevaluasi

Laporan Laba Keterbatasan Laporan Membantu


Rugi Laba Rugi menilai risiko

Kualiatas Laba

Pendapatan
(Income)
Unsur-unsur Laporan
Laba Rugi
beban-beban
(Expenses)
Laporan Laba Rugi
Format Laporan Bentuk Langsung
Laba Rugi
Laporan Laba Rugi
Bentuk Tidak
Landsung
Laporan Laba-rugi Dan Laporan Laba Rugi
Informasi Yang Ringkas
Berhubungan
Operasi Yang
Dihentikan

Pos-pos Luar Biasa

Keuntungan Dan
Pelaporan Pos- Kerugian Tidak Biasa
pos Tidak
Biasa Perubahan Prinsip
Akuntansi

Perubahan Estimasi

Koreksi Kesalahan

Laba Per Lembar Saham


Laporan Laba
Masalah Rugi Kedua
Pelaporan Laporan Laba Ditahan
Khusus Laporan
Laporan Komprehensif Gabungan Laba
Komprehensif.
Laporan Ekuitas
Pemegang
Saham

2
PEMBAHASAN
A. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi atau yang biasa dikenal dengan income statements
atau statement of earnings, merupakan suatu laporan yang dapat mengukur
tingkat keberhasilan operasi perusahaan dalam periode kurun waktu tertentu.
Komunitas bisnis dan investasi memanfaatkan laporan laba rugi dalam
penentuan baik profitabilitas, nilai investasi, maupun kelayakan kredit.
Laporan ini merupakan penyedia informasi yang kemudian diperlukan para
investor muapun oleh kreditor dalam membantu menentukan prediksi baik
jumlah, penetapan waktu, maupun ketidakpastian arus kas di masa yang akan
datang.

Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja


dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja
suatu perusahaan terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk
mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu
perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga seringkali
digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan
datang (PSAK No. 25).

1. Kegunaan Laporan Laba Rugi


Investor maupun kreditor dapat memanfaatkan informasi yang terdapat di
dalam laporan laba rugi untuk:
a. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan.
Dengan melakukan kajian terhadap pendapatan dan beban yang
dimiliki oleh perusahaan, maka pengguna informasi dapat mengetahui
bagaimana kinerja perusahaan dan dapat membandingkannya dengan
perusahaan pesaingnya.

3
b. Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja di masa depan.
Informasi keuangan perusahaan di masa lalu dapat dijadikan dasar
dalam melaukan prediksi kinerja dari perusahaan tersebut di masa
depan. Meskipun prediksi tersebut bisa juga mengalami kesalahan.

c. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas


masa depan.
Informasi mengenai kondisi berbagai komponen laba seperti
pendapatan, beban, dan kerugian memperlihatkan hubungan di antara
komponenkomponen tersebut dan dapat digunakan untuk melakukan
penilaian terhadap risiko gagalnya perusahaan dalam meraih suatu
tingkat arus kas di masa yang akan datang.

2. Keterbatasan Laporan Laba Rugi


Berikut adalah keterbatasan yang terdapat dalam laporan laba rugi:
a. Pos yang pengukurannya tidak bisa akurat kemudian tidak
dimasukkan atau dilaporkan dalam laporan laba rugi
Meskipun pos-pos yan tidak pasti ini dapat menentukan kinerja suatu
perusahaan, namun pos yang tidak pasti ini tidak dapat dilaporkan ke
dalam laporan laba rugi. Alasannya karena pengukuran dari pos-pos
ini tidak bisa akurat. Contohnya, keuntungan ataupun kerugian yang
belum tertealisasi dari sekuritas investasi saham yang kemudian tidak
dapat dicatat di dalam laporan laba rugi apabila terjadi ketidakpastian
realisasi perubahan nilai.

b. Metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dapat


memengaruhi jumlah labanya
Metode akuntansi yang digunakan perusahaan jelas akan
mempengaruhi laba yang dihasilkan. Sebagai contoh peruahaan X
memakai metode garis dipercepat untuk menghitung depresiasi atas
aktivanya. Sementara perusahaan Y memilih metode garis lurus dalam
menyusutkan aktivanya. Dengan berasumsi bahwa faktor lainnya
sama, maka perusahaan Y akan terlihat memiliki laba yang lebih besar
disbanding perusaaan X. Meskipun sebenarnya sama, namun karena
penggunaan metode akuntansi yang berbeda sehingga mempengaruhi
jumlah laba perusahaan.

4
c. Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan
Di dalam akuntansi, banyak terdapat estimasi sehingga laba yang ada
lebih bersifat relatif. Sebagai contoh, perusahaan D mengestimasikan
aktivanya dengan masa manfaat 20 tahun, sedangkan perusahaan E
mengestimasikan jenis aktiva yang sama dengan masa manfaat 25
tahun.

3. Kualitas Laba
Perusahaan mencoba memenuhi atau mengungguli ekspetasi wall
street agar harga saham mereka dan nilai opsi saham manajemen
meningkat. Dengan kata lain, perusahaan memiliki dorongan untuk
mengelola laba guna memenuhi target laba untuk membuat laba terlihat
kurang berisiko
SEC telah mengungkapkan kekhawatirannya bahwa motivasi untuk
memenuhi target laba bisa membuat perusahaan mengabaikan praktek
bisnis yang baik. Akibatnya, kualitas laba dan kualitas pelaporan keuangan
menjadi menurun. Karenanya SEC mulai mengambil tindakan tegas untuk
mencegah adanya praktek pengelolaan laba. Pengelolaan laba adalah
(earnings management) adalah perencanaan waktu dan pendapatan, beban,
keuntungan dan kerugian untuk mengurangi gejolak laba.

B. Format Laporan Laba Rugi


1. Unsur-unsur Laporan Laba Rugi
Laba bersih terdiri dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan
kerugian, laporan laba rugi meringkas transaksi-transaksi tersebut. Dua
elemen dari laporan laba rugi adalah sebagai berikut.

Pendapatan (Income)
Peningkatan keuntungan ekonomi selama periode akuntansi
dalam bentuk peningkatan aktiva atau penurunan utang sehingga
terjadi peningkatan modal, selain berhubungan dengan kontribusi dari
pemegang saham.
Definisi dari pendapatan terdiri dari pendapatan dan
keuntungan. Pendapatan terbentuk dari aktivitas sehari-hari dari
sebuah perusahaan dan akibat beberapa bentuk, seperti penjualan,
honor, bunga, dividen, dan sewa. Keuntungan terdiri dari keuntungan

5
dari penjualan aktiva jangka panjang dan keuntungan tak terduga atas
penjualan sekuritas.

Beban-beban (Expenses)
Penurunan keuntungan ekonomi selama periode akuntansi
dalam bentuk penurunan atau pelepasan aktiva atau peningkatan utang
sehingga terjadi penurunan modal, selain berhubungan dengan
kontribusi dari pemegang saham.
Definisi beban terdiri dari beban dan kerugian. Beban
umumnya terbentuk dari aktivitas sehari-hari perusahaan dan beberapa
bentuk, seperti Harga Pokok Penjualan, depresiasi, sewa, gaji dan
upah, serta pajak. Kerugian terdiri dari perubahan restruksuritasi dan
kerugian tak terduga atas penjualan sekuritas.

Komponen-komponen yang ada di dalam laopran laba rugi umumnya


adalah sebagai berikut.
a. Penjualan
Menyajikan penjualan, potongan penjualan, retur penjualan, dan
informasi lain yang berhubungan. Tujuannya adalah untuk
menunjukkan nilai pendapatan penjualan bersih.
b. Harga Pokok Penjualan
Menunjukkan harga pokok penjualan dari pendapatan penjualan.

c. Laba Kotor
Pendapatan dikurangi Harga Pokok Penjualan.
d. Beban Penjualan
Melaporkan beban biaya dari usaha perusahaan dalam melakukan
penjualan.
e. Biaya Administrasi
Melaporkan beban dari administrasi umum perusahaan.
f. Pendapatan dan Beban Lain-lain
Transaksi lain yang tidak termasuk pendapatan dan biaya yang
terkait langsung dengan operasional maupun administrasi
perusahaan.
g. Laba Operasional
Laba perusahaan yang diperoleh dari kegiatan operasional
perusahaan.
h. Biaya Pendanaan
Bagian yang dipisahkan yang mengindentifikasi biaya pendanaan
perusahaan, selanjutnya berupa biaya bunga.

6
i. Laba Sebelum Pajak
Pendapatan total sebelum dikenai pajak.
j. Pajak Penghasilan
Melaporkan biaya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan
k. Laba Bersih
Laba yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi dengan pajak.
l. Laba per Lembar Saham
Nilai keuntungan yang diperoleh perusahaan per lembar saham
yang dikeluarkan.

2. Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung


Laporan laba rugi bentuk langsung (single-step income
statement) adalah format laporan yang melaporkan pendapatan,
keuntungan, beban, dan kerugian, yang sering digunakan. Dalam
laporan laba-rugi bentuk langsung, hanya ada dua pengelompokan,
yaitu pendapatan dan beban. Pedapatan dikurang dengan beban untuk
menghitung laba bersih atau rugi bersih. Istilah langsung muncul
karena perhitungan laba bersih hanya memerlukan satu pengurangan.
Keunggulan utama format langsung terletak pada kesederhanaan
penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan
atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya.
Contoh laporan laba rugi bentuk langsung:

3. Laporan Laba Rugi Bentuk Tidak Langsung


Laporan laba rugi bentuk tidak langsung (bertahap) (multiple-
step income statement). Laporan laba-rugi bertahap memperlihatkan
dua klasifikasi tambahan, yaitu : pemisahan hasil operasi yang

7
diperoleh melalui aktivitas sekunder atau nonperasi perusahaan, dan
klasifikasi beban menurut fungsi, seperti perdagangan atau
manufaktur, penjualan, dan administrasi. Laporan ini memisahkan
transaksi operasi dari transaksi operasi dari transaksi nonoperasi, serta
menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang
berhubungan. Format bertahap menampilkan berbagai komponen laba
yang digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai dalam
menilai kinerja perusahaan.

8
Contoh laporan laba rugi bentuk tidak langsung:

9
4. Laporan Laba Rugi Ringkas
Dalam laporan laba rugi ringkas ini, tidak mungkin untuk
menyajikan semua rincian beban yang diinginkan dalam satu laporan
laba-rugi yang biasa. Masalah ini dapat dipecahkan dengan hanya
mencantumkan total kelompok beban dalam laporan laba-rugi, dan
menyusun skedul beban tambahan untuk mendukung total-total
tersebut. Dengan format ini, laporan laba rugi itu sendiri dapat
dikurangi menjadi beberapa baris dalam satu lembar kertas.
Contoh laporan laba rugi ringkas:

10
C. Pelaporan Pos-Pos Tidak Biasa
Keuntungan atau kerugian tidak biasa atau pos-pos yang tidak berulang
umumnya ditutup ke Ikhtisar Laba-Rugi dan dicantumkan dalam laporan
laba-rugi. Pos-pos ini diperlakukan dalam laporan laba-rugi sebagai berikut :
1. Operasi yang dihentikan dari komponen bisnis diklasifikasikan sebagai
pos terpisah, setelah operasi berlanjut. Perusahaan melaporkan sebagai
operasi yang dihentikan (dalam kategori yang terpisah pada laporan laba
rugi) untung atau rugi dari penghapusan komponesn dari kegiatan bisnis.
Perusahaan juga melaporkan hasil dari kegiatan operasi sebagai
komponen yang telah atau akan dihapus secara sebagian dari operasi
yang dilanjutkan.
2. Pos Luar Biasa
Penyajian Pos Luar Biasa dalam laporan rugi laba perusahaan
diatur berdasarkan PSAK No. 25 mengenai Laba atau Rugi Bersih untuk
Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan
Akuntansi Paragraf 10-14.
Sebenarnya semua unsur pendapatan dan beban yang tercakup
dalam perhitungan rugi laba bersih untuk periode tertentu timbul dari
aktivitas normal perusahaan tersebut. Karenanya, jarang sekali suatu
kejadian atau transaksi menimbulkan pos luar biasa

Apakah suatu kejadian atau transaksi secara jelas berbeda dengan


aktivitas normal suatu perusahaan ditentukan oleh hakikat dari kejadian
atau transaksi tersebut sehubungan dengan usaha yang biasanya
dilakukan oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu, suatu kejadian atau
transaksi mungkin luar biasa bagi satu perusahaan, namun tidak luar
biasa bagi perusahaan lain, karena perbedaan-perbedaan aktivitas normal
masing-masing perusahaan. Sebagai contoh, kerugian karena gempa
bumi pada kebanyakan perusahaan dapat dianggap sebagai kerugian luar
biasa. Akan tetapi, tuntutan ganti rugi oleh pemegang polis asuransi
kerugian karena gempa bumi tidak dapat dianggap sebagai pos luar biasa
untuk perusahaan asuransi yang menanggung kerugian tersebut.

Suatu kejadian atau transaksi dapat diklasifikasikan sebagai pos


luar biasa jika memenuhi dua kriteria berikut :

11
a. Bersifat tidak normal(unusual nature) ialah kejadian atau transaksi
yang bersangkutan memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi dan
tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan normal perusahaan
b. Tidak sering terjadi(infrequensy of occurrence) ialah kejadian atau
transaksi yang bersangkutan tidak sering terjadi dalam kegiatan
normal perusahaan.

Penerapan kedua kriteria di atas harus dihubungkan dengan sifat dan


karakteristik dari kegiatan perusahaan serta faktor geografis perusahaan.
Bila hanya salah satu kriteria tersebut terpenuhi, maka transaksi atau
kejadian tersebut dikelompokkan sebagai penghasilan atau beban lain-
lain.

Contoh kejadian atau transaksi yang pada umumnya menimbulkan


kerugian luar biasa bagi perusahaan adalah kerugian sebagai akibat
gempa bumi, kebakaran, atau banjir. Kerugian tersebut setelah dikurangi
dengan klaim asuransi, jika ada, disajikan sebagai unsur pos luar biasa
dalam laporan laba rugi.

3. Keuntungan Dan Kerugian Tidak Biasa


Kriteria yang membatasi keuntungan atau kerugian yang tidak
biasa cukuplah rumit. Akuntan atau pemakai laporan keuangan harus
menelaah secara cermat laporan keuangan perusahaan untuk
mengklasifikasikan pos-pos yang tidak biasa atau sering tetapi tidak
keduanya. Contoh dari pos-pos ini adalah penghapusan persediaan dan
keuntungan serta kerugian dari fluktuasi valuta asing harus dicerminkan
dalam penentuan laba sebelum pos luar biasa. Jadi pos ini kadang
kalanya terlihat bersama dengan pendapatan, biaya dan beban normal
yang berulang pada perusahaan. Jika bagian dari keuntungan atau
kerugian yang tidak biasa memunyai nilai yang tidak material maka akan
digabungkan dengan dengan pos lain di dalam laporan keuangan
tersebut. Namun apabila transaksi tersebut material maka harus
dipisahkan tersendiri yang merupakan bagian dari laporan keuangan.

4. Perubahan prinsip akuntansi

12
Perubahan prinsip akuntansi seringkali terjadi dalam prakteknya,
karena kejadian atau kondisi pening pada tanggal pelaporan mungkin
masih diperdebatkan atau bersifat tidak pasti. Karena itu, salah satu jenis
perubahan akuntansi terjadi ketika sutau prinsip dasar akuntansi yang
digunakan berbeda dengan yang digunakan pada periode sebelumnya.
Perubahan prinsip akuntansi tersebut mencakup perubahan metode
persentase penyelesaian menjadi metode selesainya kontrak.
Sebuah entitas mengakui perubahan-perubahan prinsip akuntansi
tersebut dengan melakukan penyesuaian retrospektif terhadap laporan
keuangan. Penyesuaian ini dilakukan dengan membuat laporan keuangan
tahun-tahun sebelumnya konsisten dengan menggunakan prinsip yang
baru diadopsi. Perusahaan harus mencatat pengaruh kumulatif dari
perubahan periode yang lalu tersebut sebagai penyesuaian terhadap laba
ditahan pada awal tahun.

5. Perubahan estimasi
Estimasi selalu melekat dalam proses akuntansi, seperti estimasi
umur manfaat dan nilai sisa aktiva yang dapat disusutkan, piutang tak
tertagih, keuasangan persediaan, dan jumlah periode yang diharapkan
atas manfaat dari pengeluaran tertentu. Karena berlalunya waktu,
perubahan kondisi atau informasi baru yang diperoleh, estimasi dapat
diubah. Perubahan estimasi diakui dalam periode terjadinya perubahan
tersebut serta periode di masa depan jika perubahan itu mempengaruhi
kedua-duanya. Perubahan estimasi ini tidak disesuaikan secara
retrospektif, tetapi dikompensasi ke tahun sebelumnya untuk
menyesuaikan periode yang telah lalu. Perubahan estimasi ini tidak
dipandang sebagai sebuah kesalahan.

13
6. Koreksi kesalahan
Kesalahan yang umumnya terjadi adalah akibat kesalahan dalam
mengaplikasikan prinsip akuntansi, kesalahan matematis, dan kesalahan
dalam menggunakan fakta-fakta yang terjadi pada waktu laporan
keuangan disajikan. Pada tahun belakangan ini banyak perusahaan yang
telah mengoreksi kesalahan dalam pelaporan keuangan. Kesalahan yang
paling umum adalah terkait dengan pelaporan pendapatan yang tidak
tepat, akuntansi untuk opsi saham, penyisihan piutang, persediaan,
restrukturisasi, dan kerugian kontijensi.
Perusahaan harus mengoreksi kesalahan tersebut dengan membuat
ayat jurnal koreksi yang benar pada akun yang bersangkutan dan
melaporkan koreksi tersebut pada laporan keuangan. Koreksi kesalahan
diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya yang serupa
dengan perubahan prinsip dasar akuntansi. Perusahaan harus mencatat
koreksi kesalahan pada saat terjadinya kesalahan tersebut atau pada tahun
berjalan. Perusahaan tersebut juga harus melaporkan kesalahan dalam
laporan keuangan sebagai penyesuaian atas saldo awal laba ditahan. Jika
perusahaan membuat laporan keuangan komparatif, perusahaan tersebut
harus menyatakan kembali laporan sebelumnya untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan dari kesalahan tersebut.

14
D. Masalah Pelaporan Khusus
1. Laba per lembar saham
Laba per lembar saham merupakan pendapatan perusahaan yang
dibagikan kepada para pemegang saham. Perhitungan laba per saham
biasanya bersifat langsung, dengan rumus laba bersih dikurangi dividen
untuk para pemegang saham preferen dibagi dengan rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar.

Laba Bersih Dividen Saham Preferen


Rata-Rata Tertimbang Saham Biasa Yang Beredar
= Laba per Saham
Angka yang ada pada laba per lembar saham menunjukkan jumlah uang
yang dihasilkan per lembar saham biasa, bukan jumlah uang yang
dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden.

2. Laporan Laba Ditahan


Laba bersih akan meningkatkan laba ditahan dan rugi bersih akan
menurunkan laba ditahan. Selain itu baik dividen saham maupun dividen
tunai akan menurunkan laba ditahan. Perubahan pada prinsip dasar
akuntansi yang dianut perusahaan dan penyesuaian pada periode
sebelumnya dapat meningkatkan atau menurunkan laba ditahan.
Penyesuaian periode sebelmunya yang telah dikurangi dengan pajak harus
dibebankan atau dikredit ke saldo awal laba ditahan, sehingga tidak
dimasukkan dalam komponen penentuan laba bersih pada tahun berjalan.
Rekonsiliasi antara saldo awal dengan saldo akhir laba ditahan
menyediakan informasi tentang alasan aktiva bersih yang dapat meningkat
atau menurun selama tahun berjalan. Asosiasi antara distribusi dividen
dengan laba bersih periode berjalan mengindikasikan apa yang dilakukan
manajemen terhadap laba.

15
Contoh Laporan Laba ditahan:

Pada umumnya, perusahaan mengungkapkan jumlah laba ditahan


yang dibatasi dalam catatan atas laporan keuangan. Dalam beberapa kasus,
perusahaan memindahkan jumlah laba ditahan yang dibatasi ke akun yang
berjudul Laba Ditahan yang Diaprosiasi (Appropriated Retained Earning).
Karena itu, bagian laba ditahan dapat melaporkan dua jumlah yang
terpisah. Yaitu, laba ditahan yang bebas (tidak terbatas) dan laba ditahan
yang diapropriasi (dibatasi). Total dari kedua jumlah ini adalah sama
dengan total laba ditahan.

3. Laporan Laba Komprehensif


Pos-pos yang melewati laporan laba rugi akan dimasukkan
menurut konsep laba komprehensif. Laba komprehensif (comprehensive
income) meliputi semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali
perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.
Karena itu, laba komprehensif meliputi semua pendapatan dan
keuntungan, beban dan kerugian yang dilaporkan dalam laba bersih, dan
selain itu juga mencakup keuntungan dan kerugian yang tidak
dimasukkan dalam laba bersih tetapi mempengaruhi ekuitas pemegang
saham. Pos-pos yang melewati laporan laba-rugi ini disebut sebagai laba
komprehensif lainnya (other coprehensive income).
FASB memutuskan bahwa komponen laba komprehensif lainnya harus
disajikan dengan salah satu dari tiga cara, yaitu : laporan laba rugi kedua
yang terpisah, laporan laba rugi dan laba komprehensif gabungan, atau
sebagai bagian dari laporan ekuitas pemegang saham. Tanpa

16
memperhatikan format yang digunakan, laba bersih harus ditambahkan
ke laba komprehensif lainnya untuk mendapatkan laba komprehensif.
Informasi tentang laba per saham yang berhubungan dengan laba
komprehensif tidak perlu diungkapkan.
1. Laporan Laba Rugi Kedua. Pelaporan laba komprehensif dalam
laporan yang terpisah mengindikasikan bahwa keuntungan dan
kerugian yang diidentifikasikan sebagai laba komprehensif lainnya
memiliki status yang sama dengan keuntungan dan kerugian
tradisional. Hubungan antara laporan laba-rugi tradisional dengan
laporan laba-rugi komprehensif terlihat jelas karena laba bersih
merupakan titik awal dalam laporan laba-rugi komprehensif.
2. Laporan Gabungan Laba Komprehensif. Dalam pendekatan ini,
laba bersih tradisional adalah subtotal, sementara total laba
komprehensif ditunjukkan sebagai total akhir. Laporan gabungan ini
memiliki keunggulan karena tidak perlu membuat laporan keuangan
baru. Akan tetapi, menyembunyikan laba bersih sebagai subtotal
dalam laporan merupakan salah satu kelemahannya.
3. Laporan Ekuitas Pemegang Saham. Pendekatan yang ketiga
adalah melaporkan pos-pos laba komprehensif lainnya dalam laporan
ekuitas pemegang saham (statement of stockholders equity) (atau
sering disebut laporan perubahan ekuitas pemegang saham). Laporan
ini melaporkan perubahan dalam setiap akun ekuitas pemegang
saham dan total ekuitas pemegang saham selama tahun berjalan.
Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format
berkolom (columnar form) untuk setiap akun dan total ekuitas
pemegang saham. Sebagian perusahaan menggunakan pendekatan
laporan ekuitas pemegang saham untuk menyajikan informasi yang
berhubungan dengan komponen laba komprehensif lainnya. Banyak
perusahaan telah membuat laporan ekuitas pemegang saham, mereka
menambahkan kolom-kolom baru untuk menampilkan informasi
yang berkaitan dengan laba komprehensif tanpa biaya.

17
KESIMPULAN
Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan
yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi)
bersih. Dalam laporan rugi laba ada sejumlah elemen atau istilah yang melekat
secara umum, diantaranya adalah pendapatan, beban, laba dan rugi. Dalam
menyusun laporan laba rugi, dapat disusun dengan tiga format yaitu format bentuk
langsung (single step), format bentuk bertahap (multiple step), dan laporan laba
rugi ringkas. Saat ini lebih banyak perusahaan yang menggunakan format
langsung karena penyajiannya lebih sederhana dan ringkas, sedangkan bentuk
bertahap penyajiannya lebih rumit namun dapat memberikan informasi yang lebih
rinci. Maka dari itu, laporan laba rugi adalah alat untuk mengetahui kemajuan
yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau laba
bersih yang didapat dalam suatu periode.

18
Daftar Pustaka

1. Kieso, D.E., Weigand , J.J. dan Warfield, T.D. Intermediate Accounting.


Edisi IFRS. John Wiley & Son. Inc., (Edisi 12 Bahasa Indonesia)
2.Diakses pada tanggal 16 Pebruari 2017
http://bangvandawablog.blogspot.co.id/2012/07/pengertian-laporan-laba-rugi-
dan.html
3.Diakses pada tanggal 15 Pebruari 2017
http://modulmakalah.blogspot.co.id/2017/01/Pengertian.Akuntansi.Untuk.Perusahaa
n.Dagang.dan.Contoh.Soal.html
4.Diakses pada tanggal 16 Pebruari 2017
https://www.academia.edu/11371624/Bab_4_Laporan_Laba_Rugi_dan_Informasi_y
ang_Berhubungan
5.Diakses pada tanggal 16Pebruari 2017
http://nurbaetijaniar.blogspot.com/2016/05/akuntansi-keuangan-menengah.html

19
Lampiran

1. Laporan Laba Rugi Komprehensif

2. Laporan Ekuitas Pemegang Saham

20

Anda mungkin juga menyukai