Anda di halaman 1dari 3

Teknik Beracara di Pengadilan

Perkara Pidana, Perdata & Perselisihan Hubungan Industrial


Panduan Praktis & Menyeluruh Untuk Persiapan melakukan
Persidangan. Lengkap dengan Simulasi Persidangan !
IS Plaza Building, Jakarta, 13-14 Desember 2007

Latar Belakang
Dalam keadaan disadari atau tidak perusahaan tempat kita bekerja, anggota
keluarga, teman, bahkan kita sendiri terseret pada suatu pusaran masalah yang mau
tidak mau akan berujung pada proses yang penyelesaiannya harus dilakukan di
meja hijau alias Pengadilan. Kita berada di negara hukum, dimana putusan
Pengadilan merupakan hal yang mutlak harus kita hormati dan kita patuhi, tetapi
seberapa jauh kita mengetahui bagaimana cara mempertahankan hak dan seperti
apa sesungguhnya kewajiban kita di muka Pengadilan ?

Secara teoritis banyak referensi akademis atau buku-buku hukum dapat kita baca
tetapi dalam kenyataan di lapangan liku-liku prosesnya sungguh tidak seperti yang
kita duga, akan lebih banyak menyita waktu, tenaga, dan tentu saja biaya yang tidak
sedikit. Semakin kita mengetahui secara normatif hukum acara ditambah shering
dengan Pengacara sebagai praktisi yang kaya dengan pengalaman di dunia
peradilan akan membuat kita paham, mengerti, dan diharapkan menjadi problem
solver bagi perusahaan tempat kita bekerja atau lingkungan dimana kita berada.

Perbedaan mendasar baik aturan hukum, para pihak, institusi, proses penanganan
perkara, sampai tatacara sidang pengadilan pada perkara pidana dan perkara
perdata membuat keduanya akan disajikan secara tuntas dan menyeluruh.

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian


Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) pada tanggal 14 Januari 2006, seluruh
proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial akan tunduk dan
dilaksanakan berdasar undang-undang tersebut. Meskipun pada tahap penyelesaian
dilakukan di Pengadilan akan berjalan menurut proses perkara perdata, tetapi untuk
sampai pada tahap tersebut tahapan-tahapan dan alternatifnya sangat kompleks
dan variatif maka hal ini juga akan disajikan secara mendetail dan menyeluruh.

Tujuan

1. Membekali para praktisi atau calon praktisi yang menangani atau berhubungan dengan proses
hukum dalam perkara pidana, perdata, atau hubungan industrial agar menguasai secara menyeluruh
proses beracara mulai dari awal sampai berujung di Pengadilan.

2. Memperkaya wawasan hukum terutama untuk proses beracara di pengadilan kepada para
eksekutif yang bertugas dalam penanganan sumber daya manusia di perusahaan agar dapat
memahami, memberi masukan, dan mendapingi para karyawan, pimpinan perusahaan, atau
perusahaan sebagai entity ketika harus berhadapan dengan masalah hukum

Outline

Hari Pertama :

1. Struktur kekuasaan kehakiman, jenis dan kewenangan pengadilan

2. Identifikasi dan Penyelesaian masalah hukum


3. Teknis beracara pada perkara perdata

3.1. Menyusun gugatan, syarat gugatan, dan menjawab gugatan

3.2. Pra sidang dan jalannya persidangan

3.3. Putusan Pengadilan

3.4. Upaya hukum (banding, kasasi, peninjauan kembali, perlawanan pihak


ketiga) dan eksekusi

4. Teknis penyelesaian hubungan industrial :

4.1. Jenis-jenis perselisihan hubungan industrial

4.2. Kerangka penyelesaian perselisihan hubungan industrial

4.3. Tatacara penyelesaian Bipartit

4.4. Tatacara penyelesaian Mediasi

4.5. Tatacara penyelesaian Konsiliasi

4.6. Tatacara penyelesaian Arbitrase

4.7. Proses pendaftaran dan eksekusi

Hari Kedua :

1. Asas prinsip dan kerangka proses perkara pidana

2. Laporan, pengaduan dan tertangkap tangan

3. Penyidikan dan penyelidikan

4. Penangkapan dan penahanan

5. Penagguhan penahanan dan perubahan status tahanan

6. Praperadilan

7. Penuntutan

8. Pemeriksaan sidang pengadilan

9. Hak tersangka/terdakwa

10. Upaya hukum biasa

11. Upaya hukum luar biasa

12. Pelaksanaan putusan pengadilan


PANDUAN

PENGAJUAN PERMOHONAN PRODEO

Anda mungkin juga menyukai