NIM : 4006130055
Ruang : Bedah Umum
A. Pengertian
Retensi urine adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan isi
kandung kemih sepenuhnya selama proses pengeluaran urine. (Brunner and
Suddarth, 2010). Text Book Of Medical Surgical Nursing 12th Edition. Hal
1370 ).
Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan urine di kandung
kemih dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya secara
sempurna. Retensio urine adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari
fesika urinaria. (Kapita SelektaKedokteran). Retensio urine adalah
tertahannya urine di dalam kandung kemih, dapat terjadi secara akut maupun
kronis. (Depkes RI Pusdiknakes, 1995).
B. Etiologi
Penyebab dari retensi urine antara lain diabetes, pembesaran kelenjar
prostat, kelainan uretra ( tumor, infeksi, kalkulus), trauma, melahirkan atau
gangguan persyarafan ( stroke, cidera tulang belakang, multiple sklerosis dan
parkinson). Beberapa pengobatan dapat menyebabkan retensi urine baik
dengan menghambat kontraksi kandung kemih atau peningkatan resistensi
kandung kemih. (Karch, 2008)
E. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada retensio urine
adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan specimen urine.
2. Pengambilan: steril, random, midstream
3. Pengambilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb, Keton dan
Nitrit.
4. Sistoskopi ( pemeriksaan kandung kemih )
5. IVP ( Intravena Pielogram ) / Rontgen dengan bahan kontras.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Kateterisasi urethra.
2. Dilatasi urethra dengan boudy.
3. Drainase suprapubik.
G. Komplikasi
1. Urolitiasis atau nefrolitiasis
2. Pielonefritis adalah infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya
akut maupun kronis.
3. Hydronefrosis merupakan penggembungan ginjal akibat tekanan balik
terhadap ginjal karena aliran air kemih tersumbat
4. Pendarahan
5. Ekstravasasi urine
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan radang urethra, distensi bladder.
b. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan infeksi bladder,
gangguan neurology, hilangnya tonus jaringan perianal, efek terapi.
c. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya kateter urethra.
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan radang urethra, distensi bladder.
Kriteria evaluasi :
Menyatakan nyeri hilang/ terkontrol
Menunjukkan rileks, istirahat dan peningkatan aktivitas dengan
tepat
Intervensi Rasional
1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, 1. Memberikan informasi untuk
intensitas nyeri. membantu dalam menetukan
intervensi.
2. Plester selang drainase pada paha 2. Mencegah penarikan kandung
dan kateter pada abdomen. kemih dan erosi pertemuan penis-
skrotal
3. Pertahankan tirah baring bila 3. Tirah baring mungkin diperlukan
diindikasikan. pada awal selama fase retensi akut.
Intervensi Keper
Awatan
b. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan infeksi bladder,
gangguan neurology, hilangnya tonus jaringan perianal, efek terapi.
Kriteria evaluasi :
Berkemih dengan jumlah yang cukup
Tidak teraba distensi kandung kemih
Intervensi Rasional
1. Dorong pasien utnuk berkemih tiap 1. Meminimalkan retensi urin distensi
2-4 jam dan bila tiba-tiba berlebihan pada kandung kemih.
dirasakan.
2. Tanyakan pasien tentang 2. Tekanan ureteral tinggi
inkontinensia stres. menghambat pengosongan kandung
kemih.
3. Observasi aliran urin, perhatikan 3. Berguna untuk mengevaluasi
ukuran dan ketakutan. obsrtuksi dan pilihan intervensi.
4. Awasi dan catat waktu dan jumlah 4. Retensi urin meningkatkan tekanan
tiap berkemih.. dalam saluran perkemihan atas.
5. Perkusi/palpasi area suprapubik 5. Distensi kandung kemih dapat
dirasakan diarea suprapubik.
6. Dorong pasien untuk berkemih bila 6. Berkemih dengan dorongan
terasa adanya dorongan. mencegah retensi urine
7. Dorong masukan cairan sampai 7. Peningkatan aliran cairan
3000 ml/hari. mempertahankan perfusi ginjal dan
membersihkan ginjal dan kandung
kemih dari pertumbuhan bakteri
8. Awasi tanda-tanda vital. 8. Kehilangan fungsi ginjal
mengakibatkan penurunan eliminasi
cairan dan akumulasi sisa toksik.
9. Berikan obat-obatan 9. Menghilangkan spasme kandung
antispasmodik. kemih
c. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan.
Kriteria evaluasi :
Mengakui dan mendiskusikan takut/masalah
Menunjukkan rentang perasaan yang tepat dan penampilan
wajah tampak rileks/istirahat
Menyatakan pemahaman proses penyakit.
Berpartisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi Rasional
1. Kaji ulang tanda atau gejala yang 1. Intervensi cepat dapat mencegah
memerlukan tindakan atau komplikasi lebih serius
evaluasi medik.
2. Berikan informasi tentang 2. Membantu pasien memahami
prosedur dan apa yang akan tujuan dari apa yang akan
terjadi, contoh kateter, iritasi dilakukan dan mengurangi masalah
kandung kemih. karena ketidak tahuan
3. Dorong pasien untuk menyatakan 3. Membantu pasien memahami
rasa takut dan atau perasaan perasaan dapat merupakan
perhatian. rehabilitasi.
4. Dorong pasien atau orang 4. Mendefinisikan masalah,
terdekat untuk menyatakan memberikan kesempatan untuk
masalah / perasaan. menjawab pertanyaan dan solusi
pemecahan masalah
5. Pertahankan perilaku nyata dalam 5. Menyatakan penerimaan dan
melakukan prosedur atau menghilangkan rasa malu pasien.
menerima pasien.
6. Berikan informasi bahwa kondisi 6. Mungkin merupakan ketakutan
tidak ditularkan secara seksual yang tidak dibicarakan
7. Anjurkan menghindari makanan 7. Peningkatan tiba-tiba pada aliran
berbumbu, kopi, dan minuman urine dapat menyebabkan distensi
mengandung alkohol. kandung kemih dan kehilangan
tonus kandung kemih,
mengakibatkan episode retensi
urinaria akut.