Definisi Fanatik
Definisi Fanatik
Secara Istilah Kata Taashub dalam makna secara Istilah tidak keluar dari
makna 2secara bahasa. Maka Taashub adalah sikap keras dan mengambil
sesuatu dengan keras, dan kasar dan tidak mau menerima pendapat orang yang
berbeda pendapat dengannya dan menolaknya serta enggan mengikutinya
sekalipun benar. Demikian juga Taashub berarti membela kaumnya,
kelompoknya atau orang yang satu keyakinan dengannya, tidak peduli apakah
orang yang dibela tersebut benar atau salah, dan apakah yang dibela itu zhalim
atau terzhalimi.
Bentuk-Bentuk Taashub:
Yaitu sikap fanatik terhadap kelompok, atau golongan, atau perkumpulan yang
seseorang berafiliasi (menisbatkan diri) kepadanya, dan membelanya baik
kelompok tersebut benar atau salah. Demikian juga dengan menyifati kelompok
atau golongannya tersebut dengan kesempurnaan, kesakralan dan terjaga dari
kesalahan, serta menyebutkan kelebihan-kelebihannya dan menyerang selain
golongannya dengan menyebutkan cacat dan keburukan mereka. Dan juga
dengan mengagungkan kelompoknya dan merendahkan selainnya.
Yaitu membela suku yang ia menisbatkan diri kepadanya dan ia berasal darinya,
hanya karena kesukuan semata, sebagaimana yang terjad pada bangsa Turki di
akhir-akhir Khliafah Utsamniyah, dan seperti yang terjadi di sebagian kabilah-
kabilah Arab. Dan terkadang hal tersebut menyebabkan peperangan antar suku
atau antar negara, dan bahkan kerap terjadi peperangan (tawuran) antar suku di
dalam satu negara.
Fanatisme ini yang telah memecah belah kaum Muslimin, dan menjadikan
mereka memiliki empat mimbar di Mekah (Masjidil Haram), di sekitar Kabbah
di masa lalu (di zaman keterpurukan fikih). Saat itu seorang yang bermadzhab
Syafii melarang seseorang shalat di belakang imam yang bermadzhab Hanbali,
orang yang bermadzhab Hanbali melarang seseorang shalat di belakang imam
yang bermadzhab Maliki dan seterusnya. Dan fanatisme tersebut telah
menjadikan pintu ijtihad tertutup. Dan tidak jarang terjadi permusuhan dan
perkelahian yang disebabkan oleh perbedaan madzhab antara dua orang teman,
anak dan orang tua dan bahkan antara suami dan isteri.
Dan masih banyak lagi bentuk-bentuk Taashub yang ada di masyarakat, ada
yang fanatik denga kyainya, ustadnya, pondoknya dan lain-lain. Dan bahkan
akhir-akhir ini kita melihat para pelajar yang saking fanatiknya terhadap
sekolahnya, mereka rela mempertahankan sekolahnya dengan
mengorbankan harta dan nyawa mereka. Seandainaya saja fanatik dan
kebanggaan mereka terhadap sekolah mereka diwujudkan dengan kegiatan-
kegiatan positif yang menjadikan sekolah mereka dikenal dengan prestasinya
tentu hal itu lebih baik dan itulah yang diharapkan oleh orang tua, sekolah,
masyarakat dan negara.
{29} .
.Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang
baik; dan aku tiada menunjukan kepadamu selain jalan yang benar. (QS.
Ghafir/al-Mumin: 29)
Perasaan seperti ini terkadang dimiliki oleh pribadi, atau kelompok atau bangsa.
Ketidaktahuan (bodoh) terhadap sesuatu yang ada pada orang lain dan
sempitnya wawasan untuk mengetahui dan mengenalinya secara mendalam
menjadikan seseorang bersikap fanatik dalam melawan dan menolaknya. Dan
cukuplah kita mengatakan:Sesungguhnya permusuhan terhadap Islam pada
hari ini, dan serangan terhadapnya yang dilakukan oleh sebagian bangsa Barat,
adalah disebabkan karena bodohnya mereka dengan dasar-dasar (prinsip-
prinsip) Islam, dan ketidaktahuannya mereka dengan hakekat Islam yang
sebenarnya. Dan ini ditambah dengan perusakan citra Islam, dan pelemparan
syubhat-syubhat yang dilakukan oleh sebagian media komunikasi, baik secara
sengaja maupun tidak disengaja.
{31}
Islam datang untuk memerangi semua bentuk Taashub. Hal itu nampak dari
hal-hal berikut:
{70}
{13}
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal (QS. Al-Hujuraat: 13)
Maka tidak ada kelebihan/keunggulan orang Arab di atas orang Ajam (non
Arab), tidak pula orang kulit merah di atas kulit hitam, kecuali dengan
ketakwaan sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam kepada kita.
{90}
{2}
Tolonglah saudaramu baik dia dalam keadaan berbuat zhalim (aniaya) atau
dizhalimi. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, aku menolongnya jika ia dalam
keadaan dizhalimi, lalu jika ia berbuat zhalim bagaimana aku harus
menolongnya?Beliau bersabda:Halangilah dia atau cegahlah daei berbuat
zhalim, itulah bentuk pertolongannya. (HR. Muslim)
{13}
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa di antara kamu (QS. Al-Hujuraat: 13)
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. (QS. Al-Maidah: 8)
{144}
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu
berbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia
tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; (QS. Ali
Imraan: 144)
8. Islam agama kasih sayang dan saling menghargai terhadap orang yang
berselisih pendapat. Dia Subhanahu wa Taala berfirman:
{107}
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (QS. Al-Anbiyaa: 107)