Makala H
Makala H
AQIDAH AKHLAK
TENTANG
KESESATAN- KESESATAN YANG TERJADI DI
LINGKUNGAN NENEK MOYANG
DI
S
U
S
U
N
Oleh :
KELOMPOK 4
( AN-NAFI/YANG MAHA MEMBERI MANFAAT)
AYUNI RESKINA D (KETUA)
ANDINI ANGREANI I (SEKRETARIS)
SYARIFA RANIYAH (ANGGOTA)
DITYA AYU ANANDA (ANGGOTA)
IRWANDY (ANGGOTA)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan judul "Kesesatan Lingkungan
Nenek Moyang".
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena
itu kami mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka.
Berkat dukungan kalian semua, semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kesadaran dan
menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Kami tentunya berharap isi makalah ini tidak
meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa
kekurangan yang tidak disadari oleh kami.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, kami mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua
orang.
14 SEPTEMBER 2016
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KESESATAN LINGKUNGAN NENEK MOYANG
Penyimpangan Pemikiran dari Manhaj Berpikir yang Benar
Ghurur (merasa diri besar) dan Silau dengan Pendapat Sendiri.
Kelemahan Akal dan Menerima begitu saja Pemikiran Sesat yang
Dikatakan.
Taashub & Taqlid Buta.
Kultus Individu atau Berlebihan dalam Menghormati Tokoh.
Filsafat Pemikiran yang Keliru.
Penyimpangan Jiwa dari Mental-Perilaku yang Lurus
Lahirnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, pada abad ke-7 M,
menimbulkan suatu tenaga penggerak yang luar biasa, yang pernah dialami oleh umat
manusia. Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan sepanjang zaman
dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Masuk dan berkembangnya Islam ke
Indonesia dipandang dari segi historis dan sosiologis sangat kompleks dan terdapat
banyak masalah, terutama tentang sejarah perkembangan awal Islam. Ada perbedaan
antara pendapat lama dan pendapat baru. Pendapat lama sepakat bahwa Islam masuk
ke Indonesia abad ke-13 M dan pendapat baru menyatakan bahwa Islam masuk
pertama kali ke Indonesia pada abad ke-7 M. (A.Mustofa,Abdullah,1999: 23). Namun
yang pasti, hampir semua ahli sejarah menyatakan bahwa daerah Indonesia yang
mula-mula dimasuki Islam adalah daerah Aceh.(Taufik Abdullah:1983) Datangnya Islam
ke Indonesia dilakukan secara damai, dapat dilihat melalui jalur perdagangan, dakwah,
perkawinan, ajaran tasawuf dan tarekat, serta jalur kesenian dan pendidikan, yang
semuanya mendukung proses cepatnya Islam masuk dan berkembang di Indonesia.
Kegiatan pendidikan Islam di Aceh lahir, tumbuh dan berkembang bersamaan dengan
berkembangnya Islam di Aceh. Konversi massal masyarakat kepada Islam pada masa
perdagangan disebabkan oleh Islam merupakan agama yang siap pakai, asosiasi Islam
dengan kejayaan, kejayaan militer Islam, mengajarkan tulisan dan hapalan, kepandaian
dalam penyembuhan dan pengajaran tentang moral.(Musrifah,2005: 20).
Konversi massal masyarakat kepada Islam pada masa kerajaan Islam di Aceh tidak
lepas dari pengaruh penguasa kerajaan serta peran ulama dan pujangga. Aceh menjadi
pusat pengkajian Islam sejak zaman Sultan Malik Az-Zahir berkuasa, dengan adanya
sistem pendidikan informal berupa halaqoh. Yang pada kelanjutannya menjadi sistem
pendidikan formal. Dalam konteks inilah, pemakalah akan membahas tentang pusat
pengkajian Islam pada masa Kerajaan Islam dengan membatasi wilayah bahasan di
daerah Aceh, dengan batasan masalah, pengertian pendidikan Islam, masuk dan
ISI
KESESATAN LINGKUNGAN NENEK MOYANG
1.Penyimpangan Pemikiran dari Manhaj Berpikir yang Benar
Aqidah di dalam Islam tidak boleh masuk ke dalam hati atau jiwa seseorang kecuali setelah melalui proses seleksi
yang benar dengan menggunakan metode yang ditetapkan oleh Allah swt. Namun banyak manusia yang
menjadikan begitu saja dugaan-dugaan atau khayalan mereka menjadi aqidah yang mereka yakini tanpa melalui
proses seleksi yang tepat sehingga aqidah mereka tidak didasari oleh ilmu.
A.
Bisa jadi ada sebuah lintasan pikiran atau ide dalam benak seseorang lalu karena merasa dirinya hebat maka ide
mentah itu menjadi luar biasa menurutnya, lalu tanpa mengujinya dengan metode yang benar langsung
dijadikannya sebagai aqidah yang menjadi keyakinannya. Kemudian pemikiran yang sesat ini ia sebarkan di
kalangan awam yang lemah metode berpikirnya dengan ucapan yang dihiasi hujjah palsu atau menggunakan
kekuatan pribadinya sehingga mereka menjadi para pengikutnya yang setia.
Dengan kata lain bahwa banyak aqidah yang diyakini oleh berbagai bangsa di dunia ternyata adalah aqidah turun
temurun dan dapat terpatri dalam jiwa hanya disebabkan oleh taashub terhadap pendahulu atau nenek moyang
mereka, baik yang memiliki landasan yang benar maupun tidak. Dan dari pengamatan, ternyata banyak sekali
bangsa yang tidak memiliki hujjah sama sekali atas kepercayaan yang mereka yakini selain alasan kepercayaan
yang sudah temurun kemudian mereka ikuti dan mereka bersikap taashub terhadapnya.
Bangsa-bangsa tersebut diantaranya adalah bangsa-bangsa penyembah berhala atau penganut polytheisme di
dataran Cina, India, Afrika, dan tempat-tempat lain. Seharusnya kepercayaan paganisme khurafat seperti itu tidak
mungkin bertahan di era ilmu pengetahuan dan peradaban sekarang ini, ia hanya dapat hidup di zaman kegelapan
yang jauh dari ilmu dan pola pikir yang benar. Satu-satunya yang memberi kekuatan bagi kepercayaan berhala
khurafat itu untuk hidup di zaman moderen ini hanyalah taqlid buta dan taashub para pemeluknya terhadap
kepercayaan nenek moyang mereka.
Bangsa Arab sebelum dan pada permulaan Rasulullah saw diutus termasuk ke dalam kelompok ini. Ketika beliau saw
mengajak mereka kepada tauhid dengan logika yang mengalahkan argumentasi mereka, Al-Quran mengabadikan
jawaban mereka:
Bahkan mereka berkata: Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan
sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka. (Az-Zukhruf (43): 22).
Oleh karenanya, Al-Quran menjatuhkan alasan ini dan menyatakannya sebagai argumentasi yang tidak dapat
diterima akal sehat:
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah, mereka menjawab: (Tidak),
tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami. (Apakah mereka
akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat
petunjuk? (Al-Baqarah (2): 170).
Maksudnya: Masuk akalkah kalau mereka berpegangteguh dengan keyakinan nenek moyang hanya karena alasan
taqlid tanpa berpikir sama sekali?! Seandainya nenek moyang mereka tersesat, apakah tetap akan diikuti, padahal
mereka telah merasakan kehancuran?!
kesesatan ini didukung oleh para cendekiawan yang memanfaatkan kesesatan masyarakat demi
kepentingan mereka.
Diantara ummat yang kemudian menyekutukan Allah dengan mempertuhankan tokoh mereka
adalah ummat Nasrani yang menuhankan Nabi Isa putra Maryam alaihimassalam, atau ummat
Nabi Nuh yang mempertuhankan orang-orang shalih terdahulu yang mereka buat patung-patunya,
yakni: Wadd, Suwa, Yaghuts, Yauq,
Dan mereka berkata: Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu
dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa,
Yaghuts, Yauq dan Nasr. (Nuh (71): 23).
Atau mereka membayangkan bahwa Allah swt adalah ruh yang perlu menyatu dengan jasad makhluk tertentu dalam
bentuk manusia, hewan, tumbuhan atau benda mati. Seperti kesesatan Nasrani yang mengatakan Tuhan bersatu
dengan Isa alaihissalam, atau beberapa firqah (kelompok) yang mengaku muslimin tetapi sesungguhnya telah
murtad karena meyakini aqidah wahdatul wujud (Allah menyatu dengan imam mereka yang mereka kultuskan)
Atau seperti mereka yang mengatakan Allah seperti makhluk yang juga mempunyai istri, anak atau kebutuhan
lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan.
Seandainya mereka yang tersesat itu mau mendengar arahan wahyu melalui lisan Rasul-Nya pasti mereka akan
mengatakan seperti ucapan seorang mukmin yang mengakui keterbatasan akalnya:
Apapun yang terlintas dalam benakmu, pasti Allah tidak seperti itu.
Karena mengkultuskan akal dalam memikirkan yang ghaib, para filosuf terjatuh pada kesesatan menganggap hari
akhirat hanya merupakan alam ruh saja. Dengan sebab itu pula penganut ideologi materialisme dan Dahriyyun
mengingkari hari akhir.
Seandainya mereka mau berpikir dan mengakui keterbatasan akal mereka, pastilah mereka akan mengatakan:
Sesungguhnya akal kami terbatas dengan batasan yang dimiliki panca indra, karenanya dengan akal semata kami
tidak akan mampu mengkhayalkan bentuk yang ghaib dengan benar. Maka kami menerima semua informasi yang
ghaib dari para Nabi dan Rasul yang pasti benar karena mereka didukung oleh mukjizat dan bukti ilmiah nyata
tentang kebenaran pengakuan kenabian atau kerasulan mereka.
Benarlah apa yang dikatakan Imam Syafii rahimahullah:
Sesungguhnya akal itu memiliki batas akhir seperti penglihatan yang juga memiliki batas akhir.
memikirkan argumentasi lagi. Manusia yang sampai pada kondisi jiwa seperti ini benar-benar terjatuh kepada
mentalitas dan perilaku terendah semoga Allah melindungi kita darinya.
175:(7)
176:(7)
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan
tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia
tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami
tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya
yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami, maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (Al-Araf (7): 175-176).
Jika saja orang seperti itu menggunakan akal sehatnya dan berusaha untuk berperilaku lurus, maka ia akan
menghilangkan perang batin di dalam dirinya justru dengan menguatkan aqidah kebenaran dan memenuhi
keinginan-keinginannya dengan cara yang halal serta mengarahkan keinginan melakukan yang haram dengan
merasakan kenikmatan melaksanakan kewajiban dan ketinggian akhlaq. Penelitian dan pengalaman menunjukkan
bahwa kelezatan melaksanakan kewajiban dan komitmen dengan perbuatan mulia jauh melebihi kenikmatan hawa
nafsu rendah dan lebih menenangkan jiwa.
A. Hasad (Dengki)
Adalah salah satu penyakit jiwa yang amat buruk yang mendorong orang untuk melecehkan
kebenaran dan mengingkarinya meskipun kebenaran itu didukung oleh argumentasi dan bukti yang
amat jelas.
Hasad ditambah ittibaul hawa (mengikuti hawa nafsu) menjadi faktor utama pengingkaran dan
pembangkangan serta makar Yahudi terhadap kebenaran yang dibawa oleh Nabi Isa as. Oleh
karenanya mereka berusaha untuk membunuh Nabi Isa as namun Allah swt menyelamatkan
beliau sebagaimana telah mereka lakukan terhadap nabi-nabi Bani Israil lainnya alaihimussalam.
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya
Hasad juga yang menjadi penyebab utama permusuhan Yahudi terhadap Rasulullah saw sehingga
mereka melakukan berbagai makar terhadap beliau dan dakwahnya, kemudian makar itu terus
berlanjut sepanjang sejarah Islam dari khilafah Abu Bakar sampai hari ini.
Ahbar (para tokoh agama) Yahudi hasad kepada Nabi Isa karena mereka khawatir Nabi Isa merebut
kepemimpinan agama yang sedang mereka pegang atas Bani Israil yang dengan kepemimpinan itu
mereka menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Sedangkan hasad semua Yahudi
kecuali yang masuk Islam kepada bangsa Arab di masa Rasulullah saw adalah karena mereka
telah menanti seorang nabi untuk memerangi bangsa Arab yang menyembah berhala, namun
justru bangsa Arab malah beriman kepada Nabi Muhammad saw , maka mereka mengingkari Nabi
yang telah mereka ketahui kedatangannya sebelumnya.
Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka , padahal
sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka
setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka lanat Allah-lah
atas orang-orang yang ingkar itu. (Al-Baqarah (2): 89).
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu
beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka
maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya . Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu. (Al-Baqarah (2): 109).
Kesombongan yang menguasai jiwa seseorang menyebabkan ia berani menolak kebenaran dan
melecehkan para pendukung kebenaran. Lalu ia mencari paham kebatilan dan berusaha
menghiasinya dengan argumentasi palsu yang tidak berdasar sama sekali.
( )
Kesombongan itu sikap menolak kebenaran dan melecehkan orang lain. (HR. Muslim).
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari
tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya, dan jika
mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka
melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan
ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya. (Al-Araf (7): 146).
Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada
mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada
akan mencapainya. Maka mintalah perlindungan kepada Allah, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. (Al-Mumin (40): 56).
D. Dendam Kesumat
Daulah Islam pernah selama berabad-abad mencapai kekuatannya yang amat besar dengan kebenaran dan keadilan
yang dibawanya dalam jihad. Seiring dengan itu ada negara dengan aqidah sesatnya yang tersingkir seperti
Imperium Persia yang kemudian sebagian rakyatnya masuk Islam dengan keikhlasan. Namun ada pula unsur-unsur
diantara mereka yang menyimpan dendam kesumat terhadap Islam dan kaum muslimin karena mereka masih kuat
rasa ashabiyahnya terhadap negara dan aqidah mereka namun tidak berani melawan secara terang-terangan.
Dendam kesumat ini melahirkan berbagai makar dan persekongkolan jahat terhadap Islam dan kaum muslimin sejak
dulu hingga kini. Ada yang melakukan perang pemikiran dengan cara-cara licik untuk menyesatkan kaum muslimin
dari aqidah yang benar sehingga ummat Islam berpecah belah karena aqidahnya terkena polusi. Ada pula yang
melakukan perang secara fisik dengan pengerahan kekuatan demi menghancurkan kekuatan Islam. Mereka yang
menyimpan dendam ini amat khawatir terhadap kemurnian aqidah ummat Islam yang akan menimbulkan
kembalinya persatuan mereka kembali.
E. Motivasi Politis
Beberapa faktor penyimpangan jiwa boleh jadi terkumpul manjadi satu dan membentuk motivasi politis berupa keinginan kuat untuk
menjadi penguasa. Motivasi politis ini mendorong pemiliknya untuk mencapai kekuasaan dengan menghalalkan segala cara.
3. Kelemahan Iradah
Dalam episode perjalanan sejarah, cukup banyak manusia yang lemah iradah-nya (tidak memiliki
keinginan dan keberanian untuk melawan) di hadapan kehendak para penguasa politik yang sesat,
atau kekuatan sosial yang mendominasi mereka, atau di hadapan tokoh menyimpang yang
berpengaruh.
Ketika iradah melemah akan terhentilah potensi berpikir kritis seseorang dan membuatnya
membeo kepada pihak yang kuat. Sebaliknya para penguasa akan memanfaatkan mentalitas
budak pengikutnya untuk kepentingan tertentu yang menyesatkan.
Maka Firaun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya.
Karena Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (Az-Zukhruf (43): 54).
Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri:
(Tidak). Sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika
kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.
Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang
belenggu di leher orang-orang yang kafir, mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah
mereka kerjakan. (Saba (34): 33).
KESIMPULAN
Dari pengamatan terhadap sejarah orang-orang yang
tersesat di muka bumi dan dengan melakukan
pembahasan ilmiah terhadapnya, dapat disimpulkan
bahwa penyebab utama kesesatan aqidah adalah tiga
hal:
1. Penyimpangan pemikiran dari manhaj berpikir yang
benar menurut Islam.
2. Penyimpangan jiwa dari manhaj mental-perilaku
yang
lurus.
3. Kelemahan iradah (kemauan/kehendak) di hadapan
dominasi politik, atau dominasi sosial, atau dominasi
spiritual, atau kelemahan iradah di hadapan orang yang
memiliki kekuatan dan pengaruh, sehingga ia mampu
menggiring mereka yang lemah iradah ini kepada
kesesatan.