Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kelompok

Dosen Pembimbing

Aqidah

Mhd. Hafiz, M. Pd. I

PENYIMPANGAN AQIDAH DAN CARA CARA


MENANGGULANGINYA

Disusun Oleh:
FAUZI ANI PUTRI (11475201893)
KHOIRUL AMIN (114751105324 )
RIZKA RATU ANASTRIA (11475206183)

LOKAL B
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUSKA RIAU
2014

1. Penyimpangan Aqidah
Penyimpangan dari aqidah yang benar adalah kehancuran dan kesesatan. Karena
akidah yang benar merupakan motivator ulama bagi amal yang bermanfaat.
Tanpa akidah yang benar, sesorang akan menjadi mangsa bagi persangkaan dan
keragu-raguan yang lama-kelamaan mungkin menumpuk dan menghalangi dari pandangan
yang benar terhadap jalan hidup kebahagiaan, sehingga hidupnya terasa sempit lalu ia ingin
terbebas dari kesempitan tersebut dengan menyudahi hidup, sekalipun dengan bunuh diri,
sebagaimana yang terjadi pada banyak orang yang telah kehilangan hidayah akidah yang
benar. Masyarakat yang tidak dipimpin oleh aqidah yang benar merupakan masyarakat
bahami (hewani) tidak memiliki prinsip-prinsip hidup bahagia, sekalipun bergelimang materi
tetapi terkadang justru sering menyeret mereka pada kehancuran, sebagaimana yang kita lihat
pada masyarakat jahiliyah. Karena sesungguhnya kekayaan materi memerlukan taujih
(pengarahan) dalam penggunaannya, dan tidak ada pemberi arahan yang benar kecuali akidah
shahihah.
Maka kekuatan akidah tidak boleh dipisahkan dari kekuatan madiyah (materi). Jika
hal itu dilakukan dengan menyeleweng kepada akidah batil, maka kekuatan materi akan
berubah menjadi sarana pengahncur dan alat perusak, seperti yang terjadi di Negara-negara
kafir yang memiliki materi, tetapi tidak memiliki akidah shahihah.
Sebab-sebab penyimpangan dari akidah shahihah yang harus kita ketahui:
1)

Kebodohan terhadap aqidah shahihah, karena tidak mau (enggan) mempelajari dan

mengajarkannya, atau karena kurangnya perhatian terhadapnya, sehingga tumbuh suatau


generasi yang tidak mengenal akidah shahihah dan juga tidak mengetahui lawan atau
kebalikannya. Akibatnya, mereka menyakini yang haq sebagai sesuatu yang batil dan yang
batil dianggap sebagai yang haq.
Sebagaimana yang yang pernah dikatakan oleh Umar..
:

Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu, manakala didalam Islam
terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal kejahilan

2)

Ta`ashushub (fanatik) kepada susuatu yang diwarisi dari bapak dan nenek moyangnya,

sekalipun hal itu batil, mencampakkan apa yang menyalahinya, sekalipun itu benar.
Sebagaimana yang difirmankan Allah :


2:170. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,"
mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari
(perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek
moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?"
3)

Taklid buta, dengan mengambil pendapat manusia dalam masalah akidah tanpa

mengetahui dalilnya dan tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenarannya, sebagaimana yang
terjadi pada golongan-golongan seperti Mu`tazilah, Jahmiyah dan lainnya. Mereka bertaklid
kepada orang-orang sebelum mereka dari pemimpin yang sesat, sehingga mereka juga sesat,
jauh dari akidah shahihah.
4)

Ghuluw (berlebihan) dalam mencintai para wali dan orang-orang shalih, serta

mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya, sehingga menyakini pada diri mereka
sesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali oleah Allah, baik berupa mendatangkan
kemanfatan mapun menolak kemudharatan, juga menjadikan para wali itu sebagai perantara
antara Allah dan maklukkNy, sehingga sampai pada tingkat penyembahan para wali tersebut
dan bukan menyembah Allah. Mereka bertakarrub kepada kuburan para wali tiu dengan
hewan kurban, nazar, do`a, nistighatsah dan meminta pertolongan. Sebagaimana yang terjadi
pada kaum Nabi Nuh terhadap orang-orang shalih ketika mereka berkata,

71:23. Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhantuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan
jangan pula suwaa', yaghuts, ya'uq dan nasr".
Dan demikianlah yang terjadi pada pengagung-pengagung kuburan di berbagai negeri
sekarang ini.

5)

Ghaflah (lalai) terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat raya ini

(ayat kauniyah) dan ayat-ayat Allah yang tertuang dalam kitabNya (ayat-ayat Qur`aniyah)
Disamping itu, juga terbuai dengan hasil-hasil teknologi dan kebudayaan, sampai-sampai
mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi manusia semata, sehingga mereka mengagunagungkan manusia serta menisbatkann seluruh kemajuan ini kepada jerih payah dan
penemuan manusia semata.

6)

Pada umumnya rumah tangga sekarang ini kosong dari pengarahan yang benar (menurut

Islam). Padahal Rasulullah telah bersabda,


4714


( 1220 ) ( 4560 ) // ( 2237 )
Sunan Abu Daud 4091: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari Malik dari Abu Az
Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuannya-lah yang
menjadikan ia yahudi atau nashrani. Sebagaimana unta melahirkan anaknya yang sehat,
apakah kamu melihatnya memiliki aib?" Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah,
bagaimana dengan orang yang meninggal saat masih kecil?" Beliau menjawab: "Allah lebih
tahu dengan yang mereka lakukan."
Jadi, orang tua mempunyai peranan besar dalam meluruskan jalan hidup anak-anaknya.

7)

Enggannya media pendidikan dan media informasi melaksanakan tugasnya. Kurikulum

pendidikan kebanyakan tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan agama
Islam, bahkan ada yang tidak perduli sama sekali. Sedangkan media informasi, baik media
cetak maupun elektronik berubah menjadi sarana penghancur dan perusak, atau paling tidak
hanya memfokuskan pada hal-hal yang bersifat materi dan hiburan semata, tidak
memperhatikan hal-hal yang dapat meluruskan moral dan akidah serta menangkis aliranaliran sesat.

2. Cara-cara Penanggulangan Penyimpangan Aqidah Tauhid


Cara menanggulangi penyimpangan sebagai berikut :
1)

Kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah untuk mengambil akidah shahihah.

Sebagaimana para Salaf Sahlih mengambil akidah mereka dan keduanya. Tidak akan dapat
memperbaiki akhir umat ini kecuali apa yang telah memperbaiki umat pendahulunya. Juga
dengan mengkaji akidah golongan sesat dan mengenal syubhat-syubhat mereka untuk kita
bantah dan kita waspadai, karena siapa saja yang tidak mengenal keburukan, ia dikhawatirkan
terperosok ke dalamnya.

2)

Memberi perhatian pada pengajaran akidah shahihah, akidah Salaf, diberbagai jenjang

pendidkan. Memberi jam pelajaran yang cukup serta mengadakan evaluasi yang ketat dalam
menyajikan materi.

3)

Harus ditetapkan kitab-kitab salaf yang bersih sebagai materi pelahjaran. Sedangkan

kitab-kitab kelompok penyeleweng harus di jauhkan.

4)

Menyebar para da`i yang meluruskan akidah umat Islam dengan mengajarkan akidah

salaf serta menjawab dan menolak seluruh akidah batil.

[1] Wadd, Suwa, Yaghuts, Yauq dan Nasr adalah nama berhala-berhala yang terbesar pada
kabilah-kabilah kaum Nabi Nuh, yang semula nama-nama orang shalih

Anda mungkin juga menyukai