Disusun Oleh:
SAMAHI ARRAHMA
161610101061
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisiologi
yang berjudul Laporan Praktikum Fisiologi Modalitas Rasa Dalam Rongga
Mulut Blok Fungsi Stomatognati.
Laporan Praktikum ini penulis buat sebagai salah satu sarana untuk lebih
mendalami materi tentang Modalitas Rasa dalam Rongga Mulut . Kesempurnaan
hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu penulis mohon maaf apabila dalam
laporan ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan baik dalam isi ataupun
sistematika karena keterbatasan ilmu dan lain sebagainya. Penulis juga berharap
laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk pendalaman materi pada Blok
Fungsi Stomatognati ini.
13 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
2
Kata pengantar ........................................................................................ 2
BAB 1. PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
Rasa adalah hasil kerja pengecap rasa (taste buds) yang terletak di lidah,
pipi, kerongkongan, atap mulut, yang merupakan bagian dari cita rasa. Adanya
titik perasa dari lidah membuat manusia memiliki kemampuan untuk mendeteksi
konsep dasar rasa, yaitu: manis, asam, asin, pahit. Dalam makanan tertentu,
keempat rasa ini digabungkan sehingga menjadi satu rasa yang unik dan menarik
untuk dinikmati. Pada usia lanjut, pengecap rasa manusia akan berkurang
jumlahnya, sehingga memerlukan lebih banyak bumbu untuk cita rasa yang sama.
Untuk meningkatkan cita rasa seringkali digunakan bahan tambahan makanan,
misalnya penyedap rasa.
Indera pengecap adalah organ penting pada manusia yang membuat
manusia memilih makanan sesuai dengan keinginannya dan kebutuhan jaringan,
selain itu dapat juga berfungsi untuk menghindari tubuh dari substansi beracun.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu sistem indera (penglihatan,
pembau dan pendengar) dan makanan (tekstur makanan, suhu, kandungan bahan-
bahan, kandungan air dan udara dalam makanan).
Kita dapat membeda-bedakan ribuan sensasi rasa, namun smua rasa
adalah variasi kombinasi dari lima rasa primer: asin, aram, manis, pahit, dan
umami. Umami, rasa daging atau rasa lezat, baru-baru ini ditambahkan ke daftar
rasa primer. Setiap sel resepror berespons dengan derajat bervariasi terhadap
kelima rasa primer tetapi umumnya cenderung lebih responsif terhadap satu
modalitas rasa.
Keberagaman diskriminasi rasa di luar rasa primer bergantung pada
perbedaan ringan pola perangsangan semua kuncup kecap sebagai respons
terhadap berbagai bahan, serupa dengan variasi stimulasi ketiga jenis sel kerucut
yang menghasilkan beragam sensasi warna. Sel reseptor menggunakan beragam
jalur untuk menimbulkan depolarisasi potensial resepror sebagai respons rerhadap
masing-masing dari kelima kategori rasa.
4
2.1 Taste Buds
Taste buds (kuntum pengecapan), alat indera untuk pengecapan,
merupakan badan ovoid yang berukuran 50 70 m. Tiap-tiap kuntum pengecap
terbentuk oleh 4 jenis sel, yaitu sel basal; sel tipe 1 dan 2, yang merupakan sel
suspentakularis; dan sel tipe 3, yang merupakan sel reseptor pengecap (gustatorik)
yang membuat hubungan sinaps dengan serat saraf sensorik. Leher dari sel-sel ini
berhubungan satu sama lain dan dengan sel epitel di sekitarnya melalui tight
junction. Kuntum pengecap ini dipersarafi oleh sekitar 50 serat saraf, dan
sebaliknya, setiap serat saraf menerima masukan dari rata-rata 5 kuntum
pengecap. Sel-sel basal berasal dari sel epitel yang mengelilingi kuntum
pengecap.
Pengecapan merupakan fungsi utama dari taste bud di dalam rongga
mulut. Reseptor perasa (taste bud) ditemukan pada papila lidah (papila
circumvalata, fungiformis, foliata dan filiformis). Taste bud adalah struktur kecil
yang terdapat di permukaan lidah, palatum, epiglotis, laring dan faring. Di sekitar
dari sel perasa terdapat empat rangsang rasa primer, bila substansi rasa berada
dalam konsentrasi rendah, tetapi pada konsentrasi tinggi, sebagian besar taste bud
dapat dirangsang oleh dua, tiga, atau empat rangsang primer dan juga oleh
beberapa rangsang kecap lain (non-primer). Sel-sel pengecap terus menerus
digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel disekitarnya. Ketahanan
(umur) setiap sel pengecap ini sekitar 10 hari.
Taste buds terdapat tiga jenis sel epitel: 1) Sel penyokong atau sel
sustentakular, terletak terutama di bagian perifer taste buds; 2) Sel pengecap
neuroepitel yang biasanya hanya berjumlah 10 sampai 14 sel pada tiap taste buds;
3) Sel basal letaknya di perifer dekat lamina basal, dianggap sebagai sel induk
(stem) sel jenis lainnya.
5
Pada manusia, kuntum pengecap terletak di mukosa epiglotidis, palatum,
dan pharinx serta di dinding papila fungiformis dan papila valata lidah. Papila
fungiformis merupakan struktur bulat yang paling banyak ditemukan dekat ujung
lidah; papila valata adalah struktur menonjol yang tersusun membentuk huruf V di
belakang lidah. Papila filiformis yang kecil berbentuk kerucut, dan menutupi
badan dorsum lidah biasanya tidak mengandung kuntum pengecap. Serat-serat
saraf sensorik dari kuntum-kuntum pengecap di dua per tiga anterior lidah
berjalan dalam cabang korda timpani n. Fasialis, dan serat-serat dari sepertiga
posterior lidah mencapai batang otak melalui n. Glosofaringeus. Serat-serat dari
daerah lain selain lidah mencapai batang otak melalui n. Vagus. Serat-serat
pengecap yang bermielin tetapi menghantarkan impuls relatif lambat di ketiga
saraf tersebut bersatu di nukleus traktus solitarius medula oblongata.
Hingga saat ini terdapat lima macam rasa yang dapat dikenali yaitu:
1. Asin, terletak diujung lidah;
Rasa asin dibentuk oleh garam-garam yang terionisasi. Kualitas rasanya berbeda-
beda antara garam yang satu dengan yang lain karena garam juga membentuk
sensasi rasa yang lain selain rasa asin.
2. Manis, terletak di ujung lidah;
Rasa manis tidak dibentuk atas satu golongan kelas substansi kimia saja. Beberapa
tipe substansi kimia yang menyebabkan rasa ini mencakup gula, glikol, alcoho
aldehid, keton, amida, ester, asam amino, beberapa protein kecil, asam sulfonat,
6
asam halogenasi, dan garam-garam dari timah dan berilium. Perubahan yang
sangat kecil pada radikal sederhana, seringkali dapat mengubah substansi manis
menjadi pahit.
3. Asam, terletak pada dua pertiga bagian samping lidah;
Rasa asam disebabkan oleh asam, intensitas dari sensasi rasa ini hampir sebanding
dengan logaritma dari konsentrasi ion hidrogen, makin asam suatu asam makin
kuat sensasi yang terbentuk.
4. Pahit, terletak pada posterior lidah dan palatum molle;
Rasa pahit tidak dibentuk oleh satu tipe substansi kimia, tetapi substansi rasa pahit
hampir seluruhnya dibentuk oleh substansi organik. Dua golongan substansi
tertentu yang cenderung menimbulkan rasa pahit adalah (a) substansi rasa organik
rantai panjang yang mengandung nitrogen dan (b) alkaloid, seperyi kina, kafein,
striknin, dan nikotin.
5. Umami, terletak pada ujung lidah;
Rasa umami adalah rasa yang ddiperoleh karena rangsangan pada
reseptor metabotropic glutamate receptor (mGluR4) yang sensitiv terhadap
monosodiumglutmate (MSG). Monosodium glutamat umumnya ditambahkan
pada makanan untuk menguatkan rasa.
Berdasarkan penelitian bersifat psikofisiologik dan neurofisiologik, saat
ini telah mengenali sedikitnya 13 macam reseptor kimiayang mungkin terdapat
pada sel-sel pengecap, yaitu sebagai berikut: 2 reseptor natrium, 2 reseptor
kalium, 1 reeptor klorida, 1 reseptor adenosine, 1 reseptor ionosin, 2 reseptor
manis, 2 reseptor pahit, 1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hidrogen.
7
Serat-serat saraf sensorik dari papil-papil pengecap di dua pertiga anterior
lidah berjalan dengan cabang korda timpani, nervus fasialis, dan serat-serat saraf
dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui saraf glossofaringeus.
Nukleus traktus solitarius untuk dapat menyatu ke dalam medula oblongata harus
bergabung dengan kedua sarafnya. Disana mereka bersinap dengan neuron-neuron
ordo kedua yang aksonnya melintasi garis tengah dan bertemu dengan lemnikus
medialis, berakhir di nukleus-nukleus pemancar sensorik spesifik pada talamus
bersama serat untuk sensasi sentuh nyeri dan suhu. Impuls dipancarkan dari sini
ke daerah proyeksi pengecapan di korteks serebrum di kaki girus pasca sentralis.
Pengecapan tidak memiliki daerah proyeksi yang terpisah tetapi digambrkan
dibagian girus pasca sentralis yang melayani sensasi kulit dan wajah.
8
BAB 3. METODOLOGI
9
4.2.2 Two Point Discrimination di Rongga Mulut dan Area Wajah
a) Ambil jangka ukur dengan jarak 1 mm. Letakkan pada lidah bagian ujung
depan, samping kiri dan kanan. Dorsal/ atas setengah anteroposterior dan
posterior lidah
b) Letakkan diatas lidah orang coba perlahan lahan
c) Minta orang coba menyebutkan berapa titik yang dia rasakan
d) Ulangi perlakuan tersebut pada palatum, gusi RA kanan, Lidah(depan,
belakang, kiri kanan, tengah), bibir atas, mukosa pipi kanan, bibir bawah
e) Ulangi percobaan butir 1-3 dengan jarak 2 mm, 3 mm, dst hingga orang coba
merasakannya 2 titik yang berbeda
4.2.3 Rasa Nyeri pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah
A. Rangsangan tekanan
a) Ambil sonde besar tumpul, tekanan pada bagian yang telah tersebut
diatas secara bergantian pada setiap tekanan dilakukan dengan
kedalaman(mulai dari 1 mm hingga terasa tertekan)
b) Tingkatkan kedalaman penekanan sonde
c) Orang coba diminta jika rasa nyeri mulai dirasakan
d) Catat kedalaman yang dirasakan
e) Ulangi percobaan 1-4 pada bagian lidah yag lain. Sesuai dengan
gambar 2
f) Catat area mana yang lebih sensitif terhadap tekanan
B. Rangsangan Panas dan Nyeri
a) Rendam sonde besar pada air dengan suhu 60oc, 80oc, dan 100 oc
b) Tutup mata orang coba
c) Letakkan ujung sonde KG yang telah dipanaskan. Letakkan ujungnya
sesuai dengan lokasi percobaan
d) Minta orang coba menyebutkan suhu apa yang ia rasakan
e) Minta orang coba menyebutkan suhu yang mana yang dirasakan nyeri
f) Ulangi percobaan 1-4 pada bagian lidah ke-2 dan sterusnya
g) Minta orang coba membedakan sensitivitas pada masing masing
bagian. Sebutkan urutan sensitivitasnya
C. Rangsangan Dingin dan Nyeri
a) Rendam sonde besar pada air dengan suhu 0 oc, 10 oc, dan 20 oc
b) Tutup mata orang coba
c) Letakkan ujung sonde KG yang telah didinginka, letakkan ujungnya
sesuai dengan lokasi percobaan
d) Minta orang coba menyebutkansuhu apa yang ia rasakan
e) Minta orang coba menyebutkan suhu yang mana yang dirasakan nyeri?
f) Ulangi percobaan 1-4 pada bagian lidah ke-2 dan seterusnya
g) Minta orang coba membedakan sensitivitasnya pada masing masing
bagian. Sbutkan urutan sensitivitasnya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
4.1.1 Pengenalan Bentuk berbagai benda di Rongga Mulut dan Area Wajah
(centang bila dirasakan modalitas rasa yang sama)
Lokasi ke Air garam Air gula Cuka Kina Umami
1 + + - - -
2 + - + - -
3 + - + - -
4 - - - + -
5 - - - - +
6 - - - - +
7 - - - - +
8 - - - - +
9 - - - - +
Lokasi Jarak
1 2 3 4 5 Dst.
(6mm)
Palatum - - - + - -
Mukosa pipi - - + - - -
kanan
Gusi rahang - - - - - 10 mm
atas kanan
Lidah ujung + - - - - -
depan
Lidah samping - - + - - -
kanan
Lidah samping - - + - - -
kiri
Lidah belakang - - - + - -
Lidah tengah - - - - + -
Bibir atas - + - - - -
Bibir bawah - + - - - -
4.1.3 Pengenalan Modalitas Rasa di Rongga mulut dan Area Wajah
A. Rangsangan Tekan
4.2.1 Pengenalan bentuk berbagai benda di rongga mulut dan area wajah
Dari percobaan yang telah dilakukan pada orang coaba didapatkan hasil
sebagai berikut menunjukkan bahwa lidah menimbulkan reaksi rasa yang berbeda-
beda sesuai dengan tabel hasil percobaan. Ujung lidah dapat menerima semua
modalitas terutama manis dan asin. Tepi lidah dapat menerima modalitas asin dan
rasa asam. Pangkal lidah hanya dapat menerima modalitas pahit. Rasa asam
disebabkan oleh asam dan intensitas dari sensasi rasa, hampir sebanding dengan
logaritma dari konsentrasi ion hidrogen, yaitu makin asam suatu asam, maka makin
kuat sensasi yang terbentuk. Rasa asin dibentuk oleh garam-garam yang terionisasi.
Kualitas rasanya berbeda beda antara garam yang satu dengan yang lain.
Karena garam-garam juga membentuk sensasi rasa yang lain. Kaitan dari garam
terutama berperan membentuk rasa asin tetapi anionnya juga ikut berperan walaupun
lebih kecil. Rasa manis tidak di bentuk oleh satu golongan kelas substansi kimia saja.
Beberapa tipe substansi kimia yang menyebabkan rasa manis mencakup gula, gikol,
alkohol, aldehid, keton, amida, ester, asam amino, beberapa protein kecil, asam
sulforat, asam halogenasi, dan garam anorganik dari timah. Rasa pahit seperti rasa
manis, tidak hanya dibentuk oleh satu substansi kimia, tapi juga beberapa substansi
yang hampir seluruhnya adalah substansi organik mencakup bitrigen, alkoloid, juibib,
kafein, strinki, dan nikotin.
A. Rangsangan Tekanan
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Fandra M.H. 2014. Perbedaan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis dan
Rasa Pahit pada Perokok dan Non Perokok. Denpasar: Fakultas Kedokteran
Gigi universitas mahasaraswati denpasar
2. Guyton A.C. and J.E Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta:EGC
3. Ganong, W. F., 2003, Fisiologi Kedokteran, penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta
4. Lihui Wei, Lixin Qiao, Guangchang Pang, Junbo Xie.2017. A kinetic
study of bitter taste receptor sensing using immobilized porcine
taste bud tissues. Biosensors and Bioelectronics 92 (2017) 7480