Disusun oleh :
NIM 161610101080
2017
1
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas blok 6 Fungsi Stoma yaitu Laporan
Praktikum Fisiologi yang berjudul Laporan Praktikum Fisiologi Blok Fungsi
Stoma tanpa suatu kendala yang berarti.
Laporan Praktikum ini saya buat sebagai salah satu sarana untuk lebih
mendalami materi tentang Modalitas Rasa dalam Rongga Mulut . Kesempurnaan
hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu penulis mohon maaf apabila dalam
laporan ini masih terdapat kesalahan baik dalam isi ataupun sistematika. penulis juga
berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk pendalaman materi pada Blok
Fungsi Stoma ini.
19 April 2017
Penulis
2
DAFTAR ISI
Daftar Pustaka......................................................................................... 17
3
4
BAB I PENDAHULUAN
a) Ambil syringe isi dengan air garam. Teteskan pada lidah sesuai bagain yang
ada pada gambar (syring tidak boleh bersentuhan dengan lidah)
b) Minta orang coba menyebutkan aoa yang dirasakan di tiap bagian
c) Ulangi perlakuan tersebut berturut-turut dengan air gula, kina, cuka dan
umami
4.1 Pengenalan Bentuk Berbagai Benda Di Rongga Mulut Dan Area Wajah
Di lokasi 2 dan 3 yaitu bagian tepi lidah cenderung lebih sensitive terhadap
rasa asin maupun rasa asam. Rasa asin lebih cenderung terasa pada tepi lidah
posterior sedangkan rasa asam cenderung di tepi lidah anterior. Rasa umami juga
lebih terasa di tepi lidah karena rasa umami memiliki rasa yang hampir mirip dengan
rasa asin. Sedangkan di lokasi ke 4 yaitu pangkal lidah lebih cenderung terhadap rasa
pahit dari makanan.
Dapat disimpulkan bahwa area wajah yang sensitive terhadap sentuhan 2 titik
jangka sorong ini ialah gusi rongga atas kanan, lidah ujung depan, bibir atas, bibir
bawah. Sedangkan area wajah yang kurang peka terhadap sentuhan 2 titik tersebut
ialah palatum, mukosa pipi kanan,lidah samping kiri, lidah belakang dan lidah tengah.
Sensitivitas terhadap rangsangan ini tergantung pada reseptor dari rangsangan tekan
atau sentuhan.
a. rangsangan tekan
Untuk mengetahui kepekaan area wajah terhadapa rangsangan panas dan nyeri
dilakukan dengan menaruh sonde yang sudah dcelupkan dia air panas. Menurut
penenlitian, didapatkan hasil bahwa area yang paling sensitive terhadap suhu panas
adalah bibir bagian bawah. Hal ini disebabkan karena bibir bawah merupakan bagian
yang lunak dan lentur yang ditutupi oleh kulit tipis dan juga bibir bawah mempunyai
banyak reseptor.
Menurut Ashu T., reseptor hangat dan dingin dirangsang oleh perubahan
kecepatan metabolismenya dan perubahan ini merupakan akibat dari kenyataan
bahwa setiap perubahan suhu 10 derajat akan mempengaruhi reaksi kimia intraselular
sebanyak dua kali lipat. Dengan kata lain, deteksi suhu mungkin bukan hasil dari
pengaruh fisik panas atau dingin pada ujung ujung syaraf secara langsung tetapi
dari perangsangan kimia pada ujung serat syaraf yang telah dimodifikasi oleh suhu.
Apabila ujung bibir bawah mendapat rangsangan suhu makanan yang terlalu
dingin, maka dapat menyebabkan sesnitivitas rasa bibir bawah menurun. Hal ini
disebabkan karena terbiusnya reseptor oleh suhu dingin, cedera atau kematian sel
yang disebabkan suhu minuman yang dikonsumsi terlalu dingin, dan terbentuknya
kristal es di dalam sel. Suhu yang dikonsumsi sangat dingin menyebabkan bekunya
reseptor pengecapan, akhirnya terbentuk kristal es di dalam sel sehingga dapat
menyebabkan sel menjadi mati dan tidak dapat merespons stimulus
BAB V KESIMPULAN
Selain lidah, bibir, palatum, mukosa pipi dan gusi juga dapat merasakan
rangsangan makanan baik tekanan, suhu makanan, dan rangsangan nyeri. Walaupun
juga dapat merasakan rangsangan tersebut, bagian-bagian tersebut tidak sepeka lidah.
Ini disebabkan karena bagian-bagian lain selain lidah tidak terlalu banyak memiliki
reseptor-reseptor yang dapat meraskaan rangsangan.
DAFTAR PUSTAKA