Anda di halaman 1dari 9

SEMINAR NASIONAL SAINSTEK KE-3 UNDANA TAHUN 2016

Hotel Swiss-Belinn, Kupang – 28-29 Oktober 2016

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE/HANDPHONE


TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

Maria A. Kleden1, Maria Lobo1, Meksianis Z. Ndii1

1. Jurusan Matematika FST Undana

ABSTRAK
Penelitian ini bertjuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan smartphone/handphone terhadap prestasi belajar
mahasiswa Jurusan Matematika FST Undana. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan
analisis regresi. Sebanyak 214 mahasiswa Jurusan Matematika FST Undana merupakan populasi dengan sampel
sebanyak 109 mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum tidak terdapat pengaruh
penggunaan smartphone/handphone terhadap prestasi belajar mahasiswa. Aspek hubungan penggunaan
smartphone/handphone dengan rasa malas belajar merupakan faktor yang dominan berpengaruh terhadap prestasi
belajar mahasiswa. Terdapat hubungan negative antara faktor menggunakan smartphone/handphone pada saat
perkuliahan dan pada saat belajar dan prestasi belajar mahasiswa.

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat kebutuhan akan penggunaan teknologi
dan informasi pun tidak dapat diabaikan oleh. Penggunaan teknologi dan informasi dalam berbagai aktivitas
manusia mempengaruhi perkembangan teknologi yang semakin modern. Penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi telah menjadi kebutuhan dalam masyarakat umum dan dalam dunia pendidikan.
Mengakses berbagai informasi dan sumber belajar merupakan kebutuhan pemenuhan ilmu pengetahuan, teknologi
informasi dan komunikasi. Bagi seorang mahasiswa, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi merupakan
keharusan dalam mendukung belajar dan mempersiapkan diri agar mampu bersaing dalam dunia kerja.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membuka peluang yang sangat besar bagi masyarakat umum
maupun mahasiswa mengakses berbagai hal.
Salah satu perkembangan alat teknologi informasi dan komunikasi adalah smartphone (mobile phone). Sesuai
dengan namanya, smartphone (mobile phone) merupakan salah satu teknologi informasi dan komunikasi yang
mudah dibawa kemana-mana. Karena mudah dibawa kemana-mana, smartphone merupakan salah satu plihan
mahasiswa untuk melakukan komunikasi ataupun mengakses internet. Tersedianya sumber-sumber belajar yang
dengan mudah dapat diakses dari internet, memungkinkan para mahasiswa memanfaatkan berbagai jenis
smartphone untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka. Kehadiran smartphone dengan berbagai fitur seperti
internet, whatsApp (WA), Black Berry Messages (BBM), line, istagram, game online, facebook mempermudah
dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan smartphone tidak hanya untuk mencari dan mempelajari sumber
belajar tetapi juga dimanfaatkan untuk mengakses berbagai hal yang tidak mendukung belajar. Seperti menonton
film, mendengar lagu-lagu, menelpon berjam-jam, game, dan short messages services (sms). Kegiatan-kegiatan ini
tentu menyita banyak waktu, sehingga waktu belajar akan berkurang bahkan tidak ada.
Tawaran berbagai informasi dan kemudahan mengakses, menjadikan belajar bukan sebagai kegiatan prioritas utama.
Ketagihan bermain game, menonton film, menelpon, facebook, BBM, WA membuat sebagian besar mahasiswa rela
tidak mengerjakan tugas, tidak belajar atau membaca berbagai materi yang berkaitan dengan perkuliahan. Hal ini
pasti meresahkan para orangtua dan dosen.
Bermain game, facebook, BBM, WA merupakan daya tarik tersendiri bagi sebagian mahasiswa. Belajar bukan
merupakan prioritas utama. Hal ini mengakibatkan tugas yang diberikan dosen tidak dapat diselesaikan sampai pada
due date pengumpulan. Selain itu, mahasiswa tidak mempunyai kesempatan mengulang kembali materi yang
dikuliahkan atau mengevaluasi hasil kerja. Sementara, sebagai mahasiswa, tuntutan belajar sangat besar. Hal ini
tergambar dalam pengertian 1 sks yaitu 50 menit kuliah, 50 menit tugas terstruktur, dan 50 menit belajar mandiri. Ini

A-289
berarti apabila mahasiswa tersebut memprogram 20 sks maka mahasiswa tersebut membutuhkan sekitar 3000 menit
atau sekitar 50 jam dalam seminggu. Dengan demikian dalam sehari, mahasiswa harus mengalokasikan kurang lebih
10 jam untuk belajar.
Selain menyita waktu belajar, penggunaan smartphone yang berlebihan dapat menimbulkan kelelahan fisik dan
hilangnya konsentrasi. Menurunnya konsentrasi mempengaruhi minat belajar dan berdampak pada menurunya
pemahaman terhadap sesuatu yang sedang dipelahari. Pemahaman yang rendah mengakibatkan rendahnya prestasi
belajar.
Di kota Kupang, penggunaan smartphone/handphone di kalangan pelajar dan mahasiswa boleh dikatakan relatif
baru. Variasi pembelajaran yang dituntut dalam kurikulum yang dilakukan oleh dosen memberi kesempatan kepada
mahasiswa memanfaatkan smartphone/handphone sebagai sarana mencari dan membaca informasi atau berbagai
sumber belajar. Kebaharuan penggunaan smartphone ini, sering menimbulkan keingintahuan mahasiswa untuk
mengakses berbagai informasi atau fitur-fitur lain yang tidak mendukung proses belajarnya.
Uraian di atas mendorong peneliti mengkaji seberapa jauh pengaruh penggunaan smartphone terhadap prestasi
belajar. Diharapkan penelitian ini dapat membuka dan menambah wawasan mahasiswa, orangtua dan dosen tentang
penggunaan smartphone/handphone apakah berdampak positif atau berdampak negatif terhadap prestasi mahasiswa.

2. KAJIAN TEORI
Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar didefinisikan sebagai penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru. Beberapa ahli seperti Winkel (1987) mendefinisikan prestasi belajar adalah usaha yang
dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar. Hamalik berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan
perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu. Sedangkan Bloom
(Winkel, 1987) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil perubahan perilaku yang meliputi tiga ranah
kognitif terdiri atas: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Aswar (1996) menjelaskan prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai
raport, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan. Sedangkan, Djamarah (1994) mengatakan
bahwa prestasi belajar adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Sedangkan Harahap (Djamarah, 1994), prestasi merupakan penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang
disajikan kepada siswa.
Berdasarkan pengertian prestasi belajar yang dikemukakan para ahli di atas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan berupa nilai-nilai yang telah
dicapai seseorang. Prestasi belajar yang dicapai seseorang dalam belajar melibatkan seluruh potensi yang dimiliki
yang digambarkan oleh nilai tes hasil belajar. Artinya nilai yang diberikan oleh guru mengambarkan sejauhmana
siswa telah berhasil dalam memahami materi yang dipelajari.
Prestasi belajar merupakan indikator yang penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Namun, menurut
Arikunto (1990) rendahnya prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor lain disamping pembelajaran itu
sendiri. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa/mahasiswa. Faktor-faktor tersebut
dikelompokkan dalam dua kelompok utama yaitu faktos internal dan faktor eskternal. Menurut Edi (2010) Faktor
internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa/mahasiswa yang meliputi faktor biologis seperti
kesehatan, faktor psikologis seperti kecerdasan, bakat, minat, perhatian serta motivasi. Sedangkan faktor eksternal
yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa/mahasiswa. Menurut Margono (2010), faktor eksternal meliputi
dosen, sarana prasarana, tujuan pembelajaran, materi belajar, interaksi antara mahasiswa dan materi, interaksi antara
mahasiswa dan mahasiswa serta lingkungan belajar.
Ahmadi & Suproyono (2002) mengatakan bahwa faktor internal yang mempengaruhi pretasi belajar meliputi faktor
jasmani, psikologis, dan kematangan fisik maupun psikis. Faktor jasmani misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh, dan lainnya. Sedangkan faktor psikilogis termasuk kecerdasan dan bakat, kecakapan, kepribadian
(sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. Selain faktor internal, terdapat juga faktor
eskternal yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini meliputi faktor social, budaya, lingkungan fisik, dan
lingkungan spiritual atau kemanan. Faktor social terdiri atas lingkungan kerja, lingkungan social, lingkungan
masyarakat dan lingkungan kelompok. Sedangkan faktor budaya mencakup adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian. Faktor lingkungan fisik mencakup fasilitas belajar, fasilitas rumah dan iklim.

A-290
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
meliputi faktor eskternal dan faktor internal. Faktor internal berhubungan dengan diri sendiri yaitu motivasi, minta,
bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaan dan faktor pribadi lainnya. Sedangkan faktor eksternal merupakan
pengaruh dari luar diri berupa sarana prasarana, dosen, metode pembelajaran, kondisi social, ekonomi dan lain
sebagainya.
Faktor sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
prestasi belajar. Sarana merupakan sesuatu yang sangat membantu kelancaran pembelajaran misalnya media
pembelajaran, alat-alat pembelajaran, perlengkapan sekolah dan lain-lain. Sementara prasarana adalah segala
sesuatu yang tidak langsung berhubungan dengan pembelajaran tetapi mendukung keberhasilan belajar misalnya
penerangan sekolah dan kamar kecil.
Media pembelajaran ataupun alat pembelajaran dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai kendala dalam belajar.
Melalui pemanfaatan media, mempermudah siswa/mahasiswa memahami pembelajaran yang sedang berlangsung
yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar.
Prestasi belajar mahasiswa merupakan salah satu indikator penting keberhasilan mahasiswa di masa depannya. Pada
umumnya prestasi belajar di perguruan tinggi diukur dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Sistem penilaian hasil
studi mahasiswa di Perguruan Tinggi pada umumnya dinyatakan dengan huruf A, B, C, D dan E yang masing-
masing berbobot 4, 3, 2, 1. Sistem penilaian yang digunakan di Universitas Nusa Cendana berdasarkan norma dan
tolak ukur Undana dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1: Penilaian Akademik
Huruf Angka/Bobot
A 4,00
A- 3,75
AB 3,50
B+ 3,25
B 3,00
B- 2,75
BC 2,50
C+ 2,25
C 2,00
C- 1,75
CD 1,50
D+ 1,25
D 1,00
E 0,00

Smartphone
(a) Pengertian Smartphone
Secara harfiah, smartphone berarti telpon pintar yaitu telepon seluler yang memiliki kemampuan seperti PC
walaupun terbatas. Williams & Sawyer (2011) mengatakan bahwa smartphone adalah telepon seluler dengan
mikroprosesor, memori, layar dan modem bawaan. Smartphone merupakan telepon gengam yang mempunyai
kemampuan tingkat tinggi. Artinya smartphone merupakan telepon cerdas yang berupa computer kecil yang
mempunyai kemampuan yang lebih dari telepon seluler.
Smartphone merupakan ponsel multimedia yang menggabungkan fungsi PC dan handset yang memiliki pesan teks,
kamera, pemutar music, video, game, akses email, TV digital, search engine, pengelola informasi pribadi, fitur GPS,
jasa telepon internet dan bahkan terdapat telepon yang berfungsi sebagai kartu kredit.
Beberapa tahun terakhir ini, trend penggunaan smartphone sebagai alat komunikasi mempunyai dampak yang luar
biasa dalam perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi. Fitur-fitur yang ditawarkan dapat memenuhi
kebutuhan pengguna dalam hampir setiap kegiatannya.

A-291
(b) Manfaat Smartphone sebagai Sarana Pengembangan Informasi dan Komunikasi
Pada kalangan mahasiswa, smartphone dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan mahasiswa dan gaya hidup
mahasiswa. Sebagai penunjang kegiatan, mahasiswa menggunakan smartphone sebagai penunjang kegiatan yang
bersifat akademis dan non akademis. Kegiatan bersifat akademis berkaitan dengan pencarian informasi dan sumber
belajar untuk menambah pemahaman dan wawasan terhadap mata kuliah. Mahasiswa menggunakan smartphone
untuk mencari dan mengembangkan informasi ilmu pengetahuan dan wawasan secara luas melalui jaringan internet.
Furgon (2010) mengatakan bahwa penggunaan internet sebagai media belajar, mempercepat peningkatan dan
perluasan wawasan pengetahuan, belajar, interaksi dan mengembangkan kemampuan penelitian.
Dilain pihak, mahasiswa hanya menggunakan smartphone dalam kegiatan non akademis. Mahasiswa menggunakan
smartphone sebagai alat untuk mendapatkan hiburan, menyalurkan hobi, dan sebagai pembeda status sosial.
Smartphone sebagai alat hiburan dan penyaluran hobi seperti bermain game, mendengar music, menonton film,
membuka facebook dan lain-lain.
Pada kalangan mahasiswa, smartphone sering digunakan sebagai dunia ke dua setelah kehidupan nyata. Banyaknya
fitur yang ditawarkan menjadikan smartphone sebagai pilihan yang menarik apabila sendirian. Kegiatan-kegiatan
seperti mendengarkan musik, bermain game, facebook, WA, SMS merupakan aktivitas lain yang dapat dilakukan
menggunakan smartphone.
Selain sebagai alat penunjang kegiatan akademik dan non akademik, smartphone digunakan sebagai gaya hidup dan
sarana ajang gengsi. Smartphone dimanfaatkan tidak maksimal. Artinya tidak memanfaatkan semua fitur yang ada
pada smartphone. Smartphone hanya digunakan untuk SMS dan telpon atau hanya mencari hiburan. Sementara itu,
mahasiswa membutuhkan banyak informasi dan pengetahuan yang lebih luas yang mungkin tidak disediakan di
perpustakaan. Selain itu akses sumber belajar lebih mudah dan efisien baik dari segi waktu maupun tempat.

Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Smartphone sebagai Sarana Pengembangan Informasi


dan Komunikasi
(a) Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Smartphone sebagai Sarana Pengembangan
Informasi dan Komunikasi
Berkaitan dengan pengembangan informasi dan komunikasi dalam menggunakan smartphone terdapat beberapa
keuntungan. Pertama, mudah mengakses dan membagi berbagai informasi berdasarkan aplikasi yang dimiliki
smartphone. Kelebihan pada smartphone membantu mahasiswa dalam mencari informasi sebagai pemenuhan tugas.
Beberapa aplikasi dan fitur tersebut dapat diakses secara gratis maupun berbayar. Selain itu, smartphone memiliki
aplikasi pengolah data office. Kelebihan ini, mempermudah mahasiswa melakukan pengolahan data berupa office.
Tampilan juga menjadi kelebihan smartphone yang dapat menarik konsumen terutama mahasiswa yang menjadikan
smartphone sebagai lifestyle.
(b) Kerugian Menggunakan Smartphone sebagai Sarana Pengembangan Informasi dan
Komunikasi
Perangkat canggih pada smartphone ternyata memiliki dampak buruk pada mahasiwa. Dari beberapa artikel dan
media ditulis bahwa efek buruk penggunaan smartphone adalah kesehatan. Smartphone yang memberikan layanan
selama 24 jam mengakibatkan smartphone akan berdering atau bergetar ketika ada pesan singkat atau email masuk.
Selain itu, sering ditemukan bahwa pengguna smartphone sangat sensitive dengan nada dering atau getar
smartphone sehingga mudah terbangun. Hal ini dapat mengganggu waktu istirahat pengguna yang berdampak pada
tidur yang tidak berkualitas. Tidur yang tidak berkualitas mengakibatkan pengguna smartphone mengalami
insomania, sakit kepala, kelelahan, dan menurunnya konsentrasi.
Kelebihan smartphone dengan berbagai fitur yang ditawarkan memiliki dampak merasa kecanduan pada pengguna.
Kecenderungan menggunakan smartphone yang tidak mengenal waktu dan lelah mengakibatkan pengguna tidak
dapat beraktivitas tanpa smartphone. Hal ini pasti bermuara pada menurunnya kesehatan fisik dan psikis serta
kenaikan penggunaan internet yang signifikan.
Smartphone apabila disalahgunakan dapat pula berdampak buruk pada perkembangan psikis seseorang. Kegiatan
membuka situs porno, berpendapat sebebas-bebasnya, dan memicu tindakan criminal. Penggunaan smartphone
berlebihan dapat menimbulkan anti sosial pada penggunanya. Melalui smartphone, pengguna dapat melakukan
komunikasi tanpa harus menemui orang lain. Pengguna berkomunikasi dengan orang yang jauh sementara tidak
menghiraukan orang yang berada di sekitarnya. Penggunaan smartphone/handphone dengan intensitas tinggi juga

A-292
mengancam eksistensi komunikasi verbal. Dengan demikian melalui smartphone/handphone mendekatkan yang
jauh dan menjauhkan yang dekat.

3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan smartphone/handphone terhadap prestasi belajar.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknik Undana berjumlah 214
orang. Sebanyak 109 mahasiswa yang tersebar pada 4 angkatan terpilih menjadi menjadi sampel melalui teknik
simple random sampling.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independent yaitu penggunaan smartphone dan variabel dependet
yaitu prestasi belajar. data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner (skala sikap) dan pedoman wawancara.
Skala sikap disusun berdasarkan beberapa indikator penggunaan smartphone baik untuk menunjang belajar
(akademik) maupun non akademik. Penggunaan smartphone dibagi dalam tujuh (7) aspek yaitu smartphone
sebagai kebutuhan, penonaktifan smartphone/handphone saat belajar di rumah, penggunaan smartphone/handphone
saat jam kuliah, hubungan penggunaan smartphone/handphone dengan rasa malas belajar, pengaruh positif
penggunaan smartphone/handphone, pengaruh negatif penggunaan smartphone/handphone, perbandingan waktu
belajar dan memainkan smartphone/handphone.
Skala sikap diberikan kepada mahasiswa dan dilanjutkan dengan memilih secara acak tiga mahasiswa dari setiap
kategori lamanya penggunaan smartphone untuk diwawancara. Data prestasi belajar berupa IPK mahasiswa
diperoleh dari Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknik Undana.
Data yang kumpulkan dianalisis menggunakan analisis regresi linear sederhana dan analisis regresi linear berganda.
Analisis regresi linear sederhana dilakukan untuk menentukan apakah terdapat pengaruh penggunaan
smartphone/handphone terhadap prestasi belajar mahasiswa. Analisis regresi linear bergada digunakan untuk
menganalisis faktor-faktor apa saja dari penggunaan smartphone/handphone smartphone/handphone yang
berpengaruh terhadap pretsasi belajar mahasiswa dan faktor apa yang lebih dominan berpengaruh terhadap perstasi
belajar mahasiswa.
Selanjutnya data penggunaan smartphone/handphone dinormalisasikan untuk menentukan pengaruh penggunaan
smartphone terhadap prestasi belajar mahasiswa. Untuk itu beberapa tahap yang dilakukan adalah: (1) menguji
kenormalan data; (2) memodelkan dalam bentuk regresi linear; (3) menguji pengaruh penggunaan smartphone
terhadap prestasi belajar.
Setelah memperoleh data disposisi penggunaan smartphone/handphone dilakukan MSI agar data berbentuk interval.
Dari 40 item terdapat 11 item yang tidak valid sehingga hanya digunakan 29 item. Nilai reliabilitas data adalah 0.87,
termasuk kategori tinggi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Hubungan Penggunaan Smartphone/Handphone dan Prestasi Belajar Secara Keseluruhan
Data Penggunaan Smartphone/Handphone
Sebelum dilakukan analisis leboh lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Hasil uji memperlihatkan semua
data berdistribusi normal. Untukitu dapat dilanjutkan analisis regresi. Deskripsi penggunaan smartphone/handphone
dan prestasi belajar tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi Penggunaan Smartphone/Handphone dan Prestasi Belajar Berdasarkan Aspek Penggunaan
Smartphone/Handphone Mahasiswa
Jenis Data
Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor Total Prestasi
1 2 3 4 5 6 7 Belajar
Data 𝑥̅ 2.76 2.41 3.35 2.84 3.46 2.78 2.67 3.06 2.91
Statistik
Sd 0.62 0.58 0.65 0.54 0.67 0.58 0.68 0.34 0.33

A-293
Analisis Pengaruh Penggunaan Smartphone/Handphone terhadap Prestasi Belajar
Tabel 2 menampilkan hasil analisis regresi data penggunaan Smartphone/Handphone dan prestasi belajar. Hasil
analisis data menunjukkan nilai R = 0.555. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan variabel penggunaan berada
pada kategori cukup kuat. Nilai R Square atau koefisien determinasi memperlihatkan seberapa baik model regresi
yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini diperoleh Nilai R-square =
0,244. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel penggunaan smartphone/handphone berkontribusi pengaruh sebesar
14,4% terhadap variabel prestasi belajar mahasiswa dan sebesar 85,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar
dari faktor penggunaan smartphone/handphone.
Tabel 2 Ringkasan Hasil Analisis Koefisien Determinasi
R R Square F Sig.
0,555 0,144 2,640 0,007
Tabel 2 memperlihatkan pula nilai sig. = 0,007 yang lebih kecil dari kriteria signifikansi 0,05. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa model persamaan regresi yang dibangun dari data penelitian adalah signifikan.
Artinya model persamaan regresi linear memenuhi kriteria linearitas.
Tabel 3: Hasil Analisis Model Regresi Linear

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.646 .254 10.430 .000
Penggunaan HP/SP .005 .003 .155 1.625 .107
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Berdasarkan Tabel 3, model regresi linear yang dibangun dari data penggunaan smartphone/handphone
sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat. Model tersebut adalah:
𝑌 = 2,646𝑥 + 0,005

Persamaan regresi ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan positif antara penggunaan smartphone/handphone
dan prestasi belajar. Artinya apabila terjadi peningkatan penggunaan smartphone/handphone maka prestasi belajar
pun akan mengalami peningkatan. Persamaan linear di atas menunjukkan pula apabila variabel bebasnya (X) sama
dengan nol maka nilai Y adalah 0,005. Dengan kata lain bahwa nilai prestasi belajar tanpa penggunaan
smartphone/handphone adalah 0,005. Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan pula bahwa variabel penggunaan
smartphone/handphone memiliki nilai sig. = 0,
penggunaan smartphone/handphone tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar.
Analisis Hubungan antara Penggunaan Smartphone/Handphone dan Prestasi Belajar Ditinjau
Berdasarkan Aspek Penggunaan Smartphone/Handphone
Data penggunaan smartphone/handphone terdiri dari 7 aspek penggunaan smartphone/handphone yang berkaitan
dengan prestasi belajar. Ketujuh aspek tersebut adalah Penggunaan smartphone dibagi dalam tujuh (7) aspek yaitu
smartphone sebagai kebutuhan (X1), penonaktifan smartphone/handphone saat belajar di rumah (X2), penggunaan
smartphone/handphone saat jam kuliah (X3), hubungan penggunaan smartphone/handphone dengan rasa malas
belajar (X4), pengaruh positif penggunaan smartphone/handphone (X5), pengaruh negatif penggunaan
smartphone/handphone, (X6) perbandingan waktu belajar dan memainkan smartphone/handphone (X7). Tabel 1
memperlihatkan rata-rata penggunaan smartphone/handphone tertinggi berada pada faktor 5 dan terendah pada
faktor 7. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan smartphone/handphone tertinggi terjadi dengan alasan adanya
pengaruh positif penggunaan smartphone/handphone. Penggunaan smartphone/handphone dengan alasan
keseimbangan perbandingan waktu belajar dan memainkan smartphone/handphone tergolong rendah.

A-294
Uji Keterandalan Model
Uji keterandalan model digunakan untuk mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak. Yang
dimaksud dengan model yang layak adalah model yang diestimasi layak untuk menjelaskan pengaruh variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji kelayakan model disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4: Hasil Uji Kelayakan Model


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .615 7 .088 .751 .029b
Residual 11.806 101 .117
Total 12.421 108
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
b. Predictors: (Constant), X7, X1, X4, X5, X2, X6, X3

Tabel 4 memperlihatkan nilai sig. = 0,029 yang lebih kecil dari = 0,05. Dengan demikian disimpulkan
bahwa model regresi yang dibangun layak digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Artinya model regresi yang diperoleh layak menjelaskan pengaruh penggunaan smartphone/handphone
terhadap prestasi belajar.
Uji Koefisien Regresi
Uji t dalam regresi linear berganda dilakukan untuk menguji parameter yang diduga merupakan parameter yang
tepat atau tidak mengestimasi parameter dalam model regresi linear. Artinya parameter yang diduga mampu
menjelaskan perilaku variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Tabel 5 menyajikan hasil analisis uji
koefisien regresi.

Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Regresi


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.642 .325 8.121 .000
X1 .035 .057 .065 .622 .535
X2 -.066 .063 -.112 -1.042 .300
X3 -.003 .074 -.011 -.039 .969
X4 .111 .074 .177 1.493 .139
X5 .027 .054 .054 .507 .613
X6 .016 .069 .026 .224 .823
X7 .011 .037 .081 .294 .770
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar

Nilai sig. t hitung untuk semua variabel bebas lebih besar dari 0,05 sehingga semua variabel bebas tidak
berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar . Dengan kata lain variabel penggunaan
smartphone/handphone sebagai kebutuhan, penonaktifan smartphone/handphone saat belajar di rumah, penggunaan
smartphone/handphone saat jam kuliah, hubungan penggunaan smartphone/handphone dengan rasa malas belajar,
pengaruh positif penggunaan smartphone/handphone, pengaruh negatif penggunaan smartphone/handphone,
perbandingan waktu belajar dan memainkan smartphone/handphone tidak berpengaruh terhadap peningkatan
prestasi belajar.
Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Tabel 6 menyajikan koefisien determinasi. Nilai R = 0,222 yang menggambarkan bahwa proporsi
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 22,2%. Artinya penggunaan smartphone/handphone

A-295
sebagai kebutuhan, penonaktifan smartphone/handphone saat belajar di rumah, penggunaan smartphone/handphone
saat jam kuliah, hubungan penggunaan smartphone/handphone dengan rasa malas belajar, pengaruh positif
penggunaan smartphone/handphone, pengaruh negatif penggunaan smartphone/handphone, dan perbandingan
waktu belajar dan memainkan smartphone/handphone memiliki proporsi pengaruh terhadap prestasi belajar
mahasiswa sebesar 22.2%, sisanya dipengaruhi faktor lain di luar ketujuh faktor lain yang tidak ada pada persamaan
model regresi.

Tabel 6 Hasil Analisis Koefisien Determinasi


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 .222 .049 -.016 .34189 1.698
a. Predictors: (Constant), X7, X1, X4, X5, X2, X6, X3
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar

Interpretasi Model
Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa variabel X1 yang menyatakan penggunaan smartphone/handphone sebagai
kebutuhan memiliki koefisien regresi sebesar 0,035 yang bernilai positif. Artinya pada saat kenaikan mahasiswa
menggunakan smartphone/handphone sebagai kebutuhan maka prestasi belajar juga akan mengalami kenaikan.
Begitu pula pada saat menggunakan smartphone/handphone sebagai kebutuhan turun maka prestasi belajar juga
akan mengalami penurunan. Hubungan positif ini terjadi juga pada variabel X 4, X5, X6, dan X7 yaitu hubungan
penggunaan smartphone/handphone dengan rasa malas belajar, pengaruh positif penggunaan
smartphone/handphone, pengaruh negatif penggunaan smartphone/handphone, dan perbandingan waktu belajar dan
memainkan smartphone/handphone.
Tabel 5 memperlihatkan bahwa pengaruh positif terbesar diberikan oleh variabel hubungan penggunaan
smartphone/handphone dengan rasa malas belajar. Hasil analisis memperlihatkan bahwa kenaikan penggunaan
smartphone/handphone untuk membunuh rasa malas belajar dapat meningkatkan prestasi belajar. Dengan kata lain,
ketika mahasiswa telah lelah atau jenuh mengerjakan soal-soal matematika mereka memanfaatkan
smartphone/handphone sebagai media untuk refreshing dapat meningkatkan prestasi belajar. Variabel ini memiliki
kontribusi terbesar dalam meningkatkan prestasi belajar dibandingkan dengan variabel lain dalam penelitian ini.
Sebaliknya variabel X2 dan X3 yaitu penonaktifan smartphone/handphone saat belajar di rumah dan penggunaan
smartphone/handphone saat jam kuliah memiliki hubungan negatif dengan prestasi belajar. Apabila variabel
penonaktifan smartphone/handphone saat belajar di rumah dan penggunaan smartphone/handphone saat jam kuliah
mengalami pengurangan maka prestasi belajar akan meningkat. Hasil ini jelas menunjukkan bahwa penggunaan
smartphone/handphone pada saat belajar dan pada waktu perkuliahan mengakibatkan konsentrasi terganggu.
Terganggunya konsentrasi menyebabkan daya ingat menurun yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas, disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penggunaan smartphone/handphone tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar.
2. Penggunaan smartphone/handphone dapat meningkatkan prestasi belajar apabila penggunaannya untuk
mencari sumber belajar.
3. Penggunaan smartphone/handphone pada saat belajar dan pada saat perkuliahan berlangsung dapat
menurunkan prestasi belajar.
4. Faktor penggunaan smartphone/handphone yang paling dominan berpengaruh terhadap prestasi belajar
adalah menggunakan smartphone/handphone untuk refreshing setelah lelah belajar
Saran
Beberapa rekomendasi yang diberikan sebagai saran berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1. Mahasiswa sebaiknya memanfaatkan smartphone/handphone sebagai sumber belajar
2. Mahasiswa tidak menggunakan smartphone/handphone ketika sedang belajar atau sedang kuliah karena
dapat mengganggu konsentrasi belajar atau kuliah.

A-296
3. Mahasiswa dapat memanfaatkan smartphone/handphone sebagai bentuk refreshing setelah lelah atau
bosan belajar namun tetap perlu mempertimbangkan proporsi waktu belajar dan bermain
smartphone/handphone.
4. Orangtua/wali dan dosen mengawasi anak (mahasiswa) dalam menggunakan smartphone/handphone.
5. Penelitian ini dapat dilanjutkan lagi untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa dengan mempertimbangkan faktor penggunaan smartphone/handphone.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi & Supriyanto. (1990). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Aswar, S. (1996). Pengantar Psikologi Intelegensi. Jogyakarta. Pustaka Pelajar.


Djamarah, S. B. (1994). Prestasi Belajar dan Kompotensi Guru. Bandung. Bumi Aksara.

Winkel, W.S., (1987). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta. Gramedia.

A-297

Anda mungkin juga menyukai