Anda di halaman 1dari 3

FILSAFAT ERA GLOBALISASI

A. Filsafat Zaman Modern


Secara historis, zaman modern di mulai sejak adanya krisis zaman sejak adanya kris zaman pertengahan
selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15) yang di tandai dengan munculnya renaisance yang berarti
kelahiran kembali. Aliran yang menjadi pendahuluan ajaran filsafat modern ini di dasarkan pada suatu
kesadaran atas yang induvidual dan yang konkrit.
Dalam era filsafat modern yang kemudian di lanjutkan dengan era filsafat abad ke- 20.

B. Beberapa Filosof dan pemikirannya.


Abad ke-20 muncul berbagai aliran pemikiran antara lain:
1. Rasionalisme
Rasionalisme di pelopori oleh descartes (1956-1650) yang di sebut sebagai pelopor bapak filisof modern.
Ia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus satu, tanpa bandingannya harus di susun oleh satu orang
sebagai bangunan yang berdiri sendiri menurut satu metode yang umum yang harus di pandang sebagai
hal yang benar adalah apa yang jelas dan terpilih-pilih. Ilmu pengetahuan harus satu metode yang umum
yag harus di pandang sebagai hal yang benar adalah apa yang jelas dan terpilah-pilah. Ilmu pengetahuan
harus mengikuti langkah ilmu pasti karena ilmu pasti dapat di jadikan model cara mengenal secara
dinamis rene Descarte berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat di percaya adalah akal yang
memenuhi syarat yang di tentukan atau di tuntut oleh semua ilmu pengetahuan ilmiah dengan akal yang
dapat di peroleh kebenaran kebenaran dengan metode deduktif seperti yang di contohkan dalam ilmu
pasti.

2. Emperisme
Tokohnya adalah Thomas Hobbes, Jhon Locke dan David Hume. Ilmu pengetahuan besar sekali manfaat
nya bagi kehidupan, kemudian beranggapan bahwa ilmu yang bermanfaat pasti dan benar adanya hanya
di peroleh lewat indra (empiri) dan empirilah satu-satunya sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir
dengan nama Empirisme.
- Thomas hobbes (1588-1679)
Pendapatnya bahwa ilmu filsafat adalah satu ilmu pengetahuan yang sifatnya umum, dan juga ilmu
pengetahuan tentang akibat atau gejala yang di peroleh dari sebabnya,sasaran filsafat adalah fakta, yaitu
untuk mencari sebabnya. Segala yang di tentukan oleh sebab sedangkan prosesnya sesuai dengan
hukum ilmu pasti atau ilmu alam.
- Jhon Locke
Dalam penelitiannya ia memakai istilah sensation dan refestion, sensation adalah suatu yang dapat
berhubungan dengan dunia luar, tetapi manusia tidak dapat mengerti dan meraihnya, sedangkan
reflection adalah pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia yang sifatnya lebih
baik dari pada sensation.

3. Kritisme
Sebagai latar belakangnya manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan telah mencapai hasil
yang mengembirakan. Disisi lain jalannya filsafat tersendat-sendat,untuk itu di perlukan upaya agar
filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Seorang ahli fikir jerman Imanuel kant
(1724-1804) mencoba menyelesaikan persoalan di atas. Kant mengakui peranan akal dan keharusan
empiri, kemudian di cobanya mengadakan sintesis walaupun sama pengetahuan bersumber pada akal
( Rasionalisme ) tetapi adanya pengertian timbul dari benda (empirisme) ibarat burung terbang harus
mempunyai sayap ( Rasio) dan udara ( empiri). Jadi metode pemikirannya di sebut metode kritis.

4. Idealisme
Pelopor idealisme: j.g fichte (1762-1814), F.J.W. Schjeling (1775-1854), G.J.W Hegel (1770-1831)
Schopen haver (1788-1860) rintisan ini mencapai puncak pada masa Hegel menurut pendapatnya segala
peristiwa di dunia ini hanya bisa di mengerti jika satu syarat di penuhi, yaitu jika peristiwa itu secara
otomatis mengandung penjelasan. Ide yang berfikir itu adalah sebenarnya gerak yang menimbulkan
gerak lain, artinya gerak yang menimbulkan tesis, kemudian menimbulkan anti tesis kemudian timbul
sintetis yang merupakan tesis baru, yang nanti nya menimbulkan sintesis dan seterusnya, inilah yang di
sebut Dialektika.
5. Posititisme
Yang di maksud dengan fositif adalah segala gejala yang tampak seperti apa adanya, sebatas
pengalaman objektif. Beberapa tokoh: August Comte (1798-1857) Jhon S. Mill (1806-1873) Herbert
Spencer ( 1820-1903)
- August Comte (1798-1857)
Menurut pendapatnya, perkembangan pemikiran manusia berlangsung dalam tiga tahap:
Tahap teologis
Tahap imetafisis
Tahap ilmiah atau fositif

6. Evolusionisme
Charles robert Darwin (1809-1882)
Dalam pemikirannya ia mengajukan konsepnya tentang perkembangan segala sesuatu termasuk
manusia yang di atur oleh hukuim-hukum mekanik.

7. Matearilisme
Julien de lamettrie (1709-1751) mengemukakan pemikirannya bahwa binatang dan manusia tidak ada
bedanya, karena semuanya di anggap sebagai mesin. Dari matrealisme historis atau diakletis yaitu karl
marx (1818-1883) nama lengkapnya karl Heinrich mark. Menurut pendapatnya tugas seorang filosof
adalah bukan unuk menerangkan dunia tetapi untuk mengubahnya.

8. Neo-Kantianisme
Tokohnya: Wilhem Windelband (1848-1915) herman cohen ( 1842-1918) Paul Natrop (1854-1928)
Heinrich Reckhart ( 1863-1939). Herman mengemukakan bahwa keyakinannya kepada otoritas akal
manusia untuk mencipta.

9. Pragmatisme
Tokohnya: William James (1842-1910)
Ia beranggapan bahwa masalah kebenaran tentang asal atau tujuan dan hakikat bagi orang amerika
terlalu teoritis, yang ia inginkan adalah hasil-hasil yang konkrit, dengan demikian untuk mengetahui
kebenaran dari ide atau konsep haruslah di selidiki konsekuensi-konsekuensinya.

10. Filsafat Hidup


Tokohnya adalah Henry Bergson (1859-1941).
Pemikirannya : Alam semesta semesta ini merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi
perkembangannya tidak sesuai debgan implikasa logis.

11. Fenomenologi
Tokoh Edmind Husserl (1839-1939) dan pengikut-pengikutnya Max Scheler (1874-1928) pemikirannya
bahwa objek/benda harus diberi kesempatan untuk berbicara yaitu dengan cara deskriptif fenomenologis
yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah untuk melihat hakekat gejala secara intuitif.

12. Eksistensialisme
Tokohnya Soren Kierkegaard 91813-1855) Martin Heidegger. J.P. Sartre. Karl Jaspers. Gabriel
marcel pemikiran saren mengemukakan bahwa suatu kebenaran itu tidak berada pada suatu sistem
yang umum tetapi berada pada eksistensi yang individu dan konkret.

13. Ne-Thomisme
Paham Thomisme yaitu aliran yang mengikuti paham Thomas Aquinas. Pada mulanya di kalangan
gereja terdapat keharusan untuk mempelajari ajaran tersebut, kemudian pada akhirnya menjadi paham
Thomisme.
C. Ciri Khas pEmikiran Filsafat Zaman Modern

Ada dua hal yang menandai sejarah modern, yakni runtuhnya otoritas gereja dan menguat otoritas Sains.
Dua hal itu yang pada dasarnya menjelaskan lain-lainnya.
Kebudayaan modern kurang bernuansa gerejawi negara-negara semakin menggantikan gereja sebagai
otoritas politik yang mengontrol kebudayaan. Mula-mula kekuasaan bangsa-bangsa utamanya berada
ditangan raja, kemudian sebagaimana di Yunani Kuno. Raja-raja secara perlahan digantikan oleh
demokrasi atau tran.
Penolakan terhadap ororitas gereja yang merupakan ciri negatif dari abad modern. Muncul lebih awal dari
pada ciri positifnya yakni penerimaan terhadap otoritas Sains.
Dalam penasonse Italia, sains memainkan peran yang sangat kecil, perlawanan terhadap gereja oleh
orang-orang di hubungkan dengan zaman kuno jauh sebelum tumbuhnya otoritas gereja dan abad
pertengahan serbuan sains pertama kali datang secara serius melalui publikasi teori copernican pada
tahun 1543. Tetapi teori ini tidak kunjung menebar pengaruh sampai kemudian dipelajari dan di
kembangkan oleh kepler dan Gahleo pada abad ke-17. Sejak saat itu di mulailah pertikaian panjang
antara Sains dan dogma. Dan akhirnya kaum tradisionalis terpaksa mengakui kemenangan ilmu
pengetahuan baru.
Namun demikian filsafat modern kebanyakan mempertahankan kecenderungan individualistik dan
subjektif-subjektif ciri ini sangat kentara dalam diri descarles yang membangun seluruh ilmu pengetahuan
ari kepastian eksistensinya sendiri.

Filsafat pada zaman modern di mulai sejak adanya krisis zaman pertengahan. Maka dari itu muncullah
beberapa aliran dengan para filosof dan pemikirannya: antara lain:
1. Easionalisme
2. Empirisme
3. Kritisisme
4. Positivisme
5. Evolusionisme
6. Materialisme
7. Neo-Kantianisme
8. Pragmatisme
9. Filsafat Hidup
10. Fenomenologi
11. Eksistensialisme
12. Neo-Thomisme

DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijono, harun. 2005. Sari sejarah filsafat barat 2. Yogyakarta: kanisius


Russel, bertrand, 2002. Sejarah filsafat barat dan kaitannya dengan kondisi sosio politik dari zaman
kuno hingga sekarang. Yogyakarta: pustaka pelajar

Anda mungkin juga menyukai