KERANGKA ACUAN
PENDIDIKAN ANGGOTA KOPERASI
A. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KPRI Bakti Husada Ende
cenderung stagnan ditunjukkan oleh usaha-usaha koperasi yang hanya terpusat pada
anggota- anggotanya, telah diartikan secara sempit oleh sebagian besar anggota
usaha yang secara nyata diperlukan anggota koperasi. Pengurus yang melayani
kebutuhan non anggota atau masyarakat umum, dianggap sebagai kegiatan yang
yang menjadikan pengurus tertumpu pada usaha- usaha yang berorientasi pada
organisasi adalah faktor Sumber Daya Manusia (SDM). Keunggulan mutu bersaing
suatu organisasi sangat ditentukan oleh mutu SDM-nya. Penanganan SDM harus
daya manusia yang paling tidak memiliki empat karakteristik yaitu (1) memiliki
pada organisasi (3) selalu bertindak cost effectiveness dalam setiap tindakannya
(4) congruence at goals, yaitu bertindak selaras antara tujuan pribadi dengan tujuan
kompetitif, maka Koperasi harus mampu mensiasati dengan baik. Kondisi ini
kinerja koperasi, juga dilakukan oleh KPRI Bakti Husada Ende. Pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan yang dilakukan diprioritaskan pada anggota dan pengelola
manajemen keuangan.
b. Sasaran
1. Pengurus KPRI Bakti Husada Ende
2. Anggota KPRI Bakti Husada yang di utus
c. Metode Kegiatan
1) Tatap Muka (klasikal)
2) Diskusi
D. LINGKUP KEGIATAN
1. Manajemen Koperasi
2. Manajemen Pembukuan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam.
E. KELUARAN
Terlaksanannya Kegiatan :
- Pengurus dapat menyusun laporan keuangan KPRI Bakti Husada dengan baik dan
benar
- Anggota dapat memahami manajemen Koperasi sehingga dapat melaksanakan fungsi
kontrolnya dengan baik.
G. PEMBIAYAAN
Sumber pembiayaan dari dana pendidikan anggota KPRI Bakti Husada Tahun buku
2016.
H. LAPORAN
Laporan pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan akan dibuat oleh
Pengurus KPRI Bakti Husada Ende sebagai bahan pertanggung jawaban ke anggota.
I. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan ini dibuat sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.
Ende, 4 Oktober 2016
Ketua KPRI Bakti Husada Ende
=Wilhelmus Hami,S.Kep.Ns.M.Kes =
AKUNTANSI PERKOPERASIAN
(REVISI 1998)
(REFORMAT 2007)
PENDAHULUAN
Karakteristik Koperasi
Tujuan
Ruang Lingkup
13.Hal-hal yang bersifat umum atau yang tidak secara khusus diatur dalam
Pernyataan ini, termasuk akuntansi untuk transaksi unit usaha otonom
koperasi, harus diperlakukan dengan mengacu pada PSAK yang lain.
PENJELASAN Ekuitas
Modal Anggota
19.Simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang
memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau
simpanan wajib diakui sebagai ekuitas koperasi dan dicatat
sebesar nilai nominalnya.
20.Secara formal, anggota dapat diakui sebagai anggota koperasi jika ia telah
menyetor uang sejumlah tertentu sebagai simpanan pokok pada saat
pertama menjadi anggota. Di samping itu ia juga harus menyetor uang
sejumlah tertentu secara berkala sebagai simpanan wajib.
21.Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat menjadi anggota.
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang yang tidak harus
sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu
22.Simpanan pokok dan simpanan wajib berfungsi sebagai penutup risiko dan
karena itu tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota. Simpanan wajib yang terkait dengan pinjaman anggota dan jenis
simpanan wajib lain yang dalam prakteknya justru dapat diambil setelah
pinjaman yang bersangkutan lunas atau pada waktu- waktu tertentu, tidak
dapat diakui sebagai ekuitas.
23.Walaupun simpanan pokok dan simpanan wajib dapat diambil kembali jika
yang bersangkutan keluar dari anggota koperasi, namun diasumsikan
bahwa anggota koperasi akan tetap menjadi anggota dalam waktu yang
tidak terbatas. Dengan demikian simpanan pokok dan simpanan wajib
tersebut bersifat permanen.
Modal Penyertaan
30.Modal penyertaan ikut menutup risiko kerugian dan memiliki sifat relatif
permanen, dan imbalan atas pemodal didasarkan atas hasil usaha yang
diperoleh. Oleh karena itu modal pernyertaan tersebut diakui sebagai
ekuitas.
31.Modal penyertaan dicatat dengan nilai nominal, dan dalam hal modal
penyertaan diterima dalam bentuk selain uang tunai, maka modal
penyertaan tersebut dicatat sebesar nilai pasar yang berlaku pada saat
diterima. Apabila nilai pasar tidak tersedia dapat digunakan nilai taksiran.
Penjelasan yang cukup harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan atas penilaian yang dilakukan
Modal Sumbangan
Cadangan
39.Cadangan yang dibentuk dari sisa hasil usaha yang diperoleh setiap tahun
buku yang dimaksudkan untuk pemupukan modal untuk pengembangan
usaha dan untuk menutup risiko kerugian merupakan bagian dari ekuitas.
Sebagai bagian dari ekuitas, cadangan berpengaruh terhadap total nilai
kekayaan bersih koperasi yang mencerminkan nilai pemilikan anggota
dalam koperasi. Oleh karena itu anggota yang keluar dalam tahun
berjalan, selain menerima pengembalian simpanan pokok, simpanan
wajib, dan simpanan lain sebesar nilai nominalnya, koperasi dapat
menetapkan pembayaran tambahan dalam jumlah yang proporsional
dengan nilai kekayaan bersih koperasi atau jumlah tertentu yang
ditetapkan rapat anggota. Pembayaran tambahan tersebut dibebankan
pada cadangan koperasi.
41.Suatu kebiasaan dalam koperasi, bahwa sisa hasil usaha yang diperoleh
dalam tahun berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan anggaran dasar
atau anggaran rumah tangga. Keharusan pembagian sisa hasil usaha
tersebut juga dinyatakan dalam undang-undang perkoperasian.
Penggunaan sisa hasil usaha yang dibagikan tersebut diantaranya adalah
untuk anggota, dana pendidikan dan untuk koperasi sendiri. Jumlah yang
merupakan hak Koperasi diakui sebagai cadangan.
KEWAJIBAN
43.Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas
diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang
sesuai dengan tanggal jatuh temponya dan dicatat sebesar nilai
nominalnya.
ASET
Neraca
61.Dalam hal sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi, maka
manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian sisa
hasil usaha pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran
jumlah sisa hasil usaha yang akan dibagi untuk anggota.
64.Sisa hasil usaha tahun berjalan harus dibagi sesuai dengan ketentuan
anggaran dan anggaran rumah tangga koperasi. Bagian sisa hasil usaha
untuk anggota merupakan manfaat ekonomi yang diterima anggota pada
akhir tahun buku. Dalam hal pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan
belum dibagi karena tidak diatur secara tegas pembagiannya dalam
anggaran dasar atau anggaran rumah tangga dan harus menunggu hasil
usaha dapat dicatat atas dasar taksiran jumlah bagian sisa hasil usaha
yang akan diterima oleh anggota
TANGGAL EFEKTIF