Rancangan Pedoman Teknis Bahan Konstruksi Bangunan Dan Rekayasa Sipil
Rancangan Pedoman Teknis Bahan Konstruksi Bangunan Dan Rekayasa Sipil
SIPIL
RPT0
ICS 93.010
SDA
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR
Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi
teknik pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari
Gugus Kerja Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya
Air yang berada dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan
Rekayasa Sipil, Departemen Pekerjaan Umum. Proses pembahasan yang dimulai
dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus Kerja, Rapat Teknis dan
Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang kemudian Rapat
Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses pembuatan
pedoman di Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan pembahasan untuk
masing-masing tingkatan harus dihadiri oleh anggota panitia, nara sumber,
konseptor dan tim editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi anggota panitia
dan nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku kepentingan
yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan produsen dengan komposisi
yang seimbang satu sama lain. .
ii
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasaran sumber daya air harus
berdasarkan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan
hal tersebut, pada saat ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara
perencanaan, cara uji mutu pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi
dari bangunan air yang akan dibangun. Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-
masing tahapan kegiatan yang terdiri dari pemilhan bahan, pengujian dan
pelaksanaan konstruksi dimana dalam pelaksanaannya mengacu dan berpedoman
pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) tercantum pada Acuan
Normatif. Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan batu yang meliputi bronjong,
pasangan batu kali, pasangan batu kosong, plesteran dan siaran serta pekerjaan
adukan semen. Pedoman ini mencakup pekerjaan penyediaan baik batu yang
diisikan ke dalam bronjong kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada
landasan yang disetujui sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam pada Gambar
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
iii
RPT0-Pd T-xx-xxxx
1.
RUANG LINGKUP
3.1. Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm
sampai 4 mm yang biasa disebut pasir. 3.2. Agregat kasar adalah agregat yang
mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai 31,5 mm yang biasa disebut
kerakal. 3.3. Bahan tambahan adalah suatu bahan berupa bubukan atau cairan,
yang dibubuhkan ke dalam campuran beton selama pengadukan dalam jumlah
tertentu untuk merubah beberapa sifatnya. 3.4. Batu alam adalah suatu gabungan
daripada hablur mineral yang bersatu dan memadat, sehingga memiliki derajat
kekerasan tertentu, yang berbentuk secara alamiah melalui proses pelelehan,
pembekuan, pengendapan dan perubahan alamiah.
1 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
3.5. Batu candi adalah batu kasar (granit, andesit dan sejenis) yang dibentuk secara
khusus untuk dipergunakan sebagai lapisan tahan gerusan 3.6. Batu pecah adalah
hasil pecahan batu alam dalam bentuk butiran asli atau dibelah menjadi ukuran
butiran yang cukup besar untuk dipergunakan dalam pembuatan bangunan dasar
3.7. Bata tras kapur adalah suatu jenis bangunan berbentuk bata yang dibuat dari
bahan utama kapur pada air dan tras alam dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya. 3.8. Benda uji adalah sejumlah semen dengan berat tertentu yang
disiapkan dari contoh portland semen 3.9. Berat isi semen portland adalah
perbandingan antara berat kering semen pada suhu kamar dengan satuan isi 3.10.
Bronjong adalah suatu konstruksi yang tersusun dari batuan pecah dan di ikat oleh
anyaman kawat 3.11. Gips adalah bahan untuk membuat adukan plesteran atau
pelapisan lainnya yang harus mengandung minimum 66% berat senyawa Kalsium
Sulfat hemihidrat (CaSO4 H2O) 3.12. Kapur untuk bahan bangunan adalah kapur
yang dibagi dalam dua macam berdasarkan penggunaan yaitu kapurpemutih dan
kapur aduk 3.13. Kehalusan semen portland adalah perbandingan berat benda uji
yang tertahan di atas saringan nomor 100 dan 200 dengan berat benda uji semula.
3.14. Papan gips adalah papan buatan yang bagian tengahnya terbuat dari bahan
gips (gypsum), sedang pada bagian permukaannya diberi kertas lapis dasar dengan
atau tanpa lapisan luar lainnya dan dapat digunakan untuk dinding, langit-langit
dan dinding pemisah yang bersifat dekoratif. 3.15. Pasangan batu kosong adalah
suatu konstruksi yang disusun dengan bahan material yang berupa batu kosong
yang berfungsi untuk melindungi bahaya gerusan. 3.16. Semen Portland adalah
semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland yang
terutama, terdiri dari Kalsium Silikat Hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling
bersama-sama dengan bahan tambahan satu atau lebih bentuk kristal senyawa
Kalsium Sulfat. 3.17. Semen Portland-pozolan adalah campuran semen Portland
dengan pozolan antara 15% - 40% berat total campuran. 4. KETENTUAN DAN
PERSYARATAN
Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman
spesifikasi teknis pekerjaan pasangan harus memuat : 4.1. Toleransi 1) Pasangan
Batu, Pasangan Batu dengan Mortar, dan Adukan Semen. a) Sisi muka masing-
masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh melebihi 1
cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu dengan mortar di sekitarnya. b)
Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan
saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda
lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau disetujui,
juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui.
2 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
c) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar 10 cm. d) Profil
akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang penangkap dan
lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan atau
disetujui. 2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong a) Ukuran batu, 85% minimal
ukurannya sama. b) Rongga antara batu dalam bronjong tidak boleh lebih dari 40%.
c) Lebar dan tinggi bronjong sebesar 5%, sedangkan terhadap panjangnya 3%.
d) Kelebihan / tambahan pada tepi pasangan batu kosong yang horizontal dibuat
selebar 30 cm dari batu-batu yang terpilih. 4.2. Persyaratan Bahan 1) Pasangan
Batu a) Batu i. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan
harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk
menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
ii. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang dipecah
salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori. iii. Batu harus rata,
lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila
dipasang bersama-sama. iv. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari
lapisan tanah yang menyelimuti agar permukaan batu bersih. v. Berat jenis batu
yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5 t/m3 dengan ukuran batu berkisar
antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali hanya boleh digunakan setelah
salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan dan digunakan
bersama-sama dengan batu belah. vi. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak
kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu
setengah kali lebarnya. b) Pasir i. Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir
alam yang diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
ii. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik, sampah
kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air
laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan batu. c) Adukan
Adukan harus adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Bagian Adukan
Semen dari Spesifikasi ini. 2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong a) Kawat
Bronjong
3 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
i.
Haruslah baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M279-03 tipe Z, dan ASTM
A641/AA641M. Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26 kg/m2. Tulangan tepi,
diameter : 5,0 mm, 6 SWG Jaringan, diameter : 4,0 mm, 8 SWG Pengikat, diameter :
2,1 mm, 14 SWG Kuat Tarik : 4200 kg/cm2 Perpanjangan diameter : 10% (minimum)
iii. Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam
dengan tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 60 mm yang dibuat sedemikian
rupa hingga tidak lepas-lepas dan dirancang untuk diperoleh kelenturan dan
kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada
kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka
harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman. iv. Keranjang haruslah
merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang disyaratkan dalam
Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi
dengan batu. b) Batu Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri
dari batu yang keras dan awet dengan sifat sebagai berikut : i. Keausan agregat
dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35 %. ii. Berat isi kering oven lebih
besar dari 2,3. iii. Peyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %. iv. Kekekalan bentuk
agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam pengujian 5 siklus
(daur) kehilangannya harus kurang dari 10 %. Batu untuk pasangan batu kosong
haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari 40 kg dan memiliki dimensi
minimum 300 mm. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya
lebih besar jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi. c) Landasan Landasan
haruslah dari bahan drainase porous dengan gradasi yang dipilih sedemikian hingga
tanah pondasi tidak dapat hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan
landasan tidak hanyut melewati pasangan batu kosong atau bronjong. d) Adukan
Pengisi (Grout) Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus
beton fc 15 MPa atau K-175 seperti yang disyaratkan. 3) Pasangan Batu dengan
Mortar 1) Batu i. Batu harus terdiri atas batu alam atau batu dari sumber bahan
yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara
dan air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.
ii. Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan.
Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk
persegi.
4 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
iii. Mutu batu harus sesuai dengan bahan batu pada Bagian Pekerjaan Pasangan
Batu Kosong dan Bronjong dari spesifikasi ini. iv. Kecuali ditentukan lain oleh
Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk pasangan batu
dengan mortar harus mempunyai dimensi lebih besar dari 10 cm. 2) Mortar Mortar
harus merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan Bagian Adukan Semen
dari Spesifikasi ini. 4) Adukan Semen i. Semen harus memenuhi ketentuan dalam
SNI 15-2049-1994 ii. Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45-
04 iii. Kapur tohor harus memenuhi ketentuan dalam jumlah residu, letupan dan
lekukan (popping & pitting), dan penahan air sisa untuk kapur jenis N dalam ASTM
C207 iv. Air Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi
ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan. Jika timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian
air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan
pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan
dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan
mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan
mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama. 4.3. Persyaratan Kerja
1) Pasangan Batu a) Pengajuan Kesiapan Kerja Penyedia Jasa harus mengirimkan
contoh dari semua bahan yang akan digunakan dan dilengkapi dengan data
pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan pasal ini. Pekerjaan
pasangan batu tidak boleh dimulai sebelum ada persetujuan Direksi Pekerjaan. b)
Kondisi Tempat Kerja Kondisi tempat kerja harus senantiasa kering dan menjamin
fasilitas sanitasi cukup tersedia untuk pekerja. 2) Pasangan Batu Kosong dan
Bronjong Pengajuan Kesiapan Kerja i. Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong
(rip rap) dengan lampiran hasil pengujian seperti yang disyaratkan di atas. ii.
Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada. 3) Pasangan
Batu dengan Mortar a) Pengajuan Kesiapan Kerja i. Sebelum mulai menggunakan
setiap bahan batu yang diusulkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar,
Penyedia Jasa harus mengajukan
5 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
kepada Direksi Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili, masing-masing seberat
50 kg. Satu dari contoh batu akan disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan
selama periode Kontrak. Hanya batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan
digunakan dalam pekerjaan. ii. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh
dimulai sebelum Direksi Pekerjaan menyetujui formasi yang telah disiapkan untuk
pelapisan. b) Kondisi Tempat Kerja Ketentuan yang disyaratkan dalam Persyaratan
Pelaksanan Bagian Pekerjaan Timbunan dari Spesifikasi ini tentang menjaga tempat
kerja agar senantiasa kering dan menjamin fasilitas sanitasi yang memadai tersedia
di lapangan untuk para pekerja, harus juga berlaku untuk pekerjaan pasangan batu
dengan mortar 4) Adukan Semen Dalam pengajuan kesiapan kerja Penyedia Jasa
harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan digunakan dan dilengkapi
dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan bagian
ini.
5.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
6 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
7 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
g) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara
batu yang dipasang terisi penuh. h) Banyaknya adukan untuk landasan yang
ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang
pada adukan baru yang belum mengeras. i) Jika batu menjadi longgar atau lepas
setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar,
dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang
baru.
8 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik
atau ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat. d) Bilamana keranjang
dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus dibuat berselang
seling. 3) Penempatan Pasangan Batu Kosong a) Pasangan batu kosong harus dibuat
pada pondasi yang kuat dan pada garis dan arah yang tercantum dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. b) Lubang-lubang pada pondasi harus diisi
oleh bahan yang baik dan dipadatkan lapis per lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka lapisan dasar berupa lapisan saringan
pasir setebal 7,5 cm dan lapis saringan kerikil diatasnya setebal 12,5 cm atau
seperti tercantum dalam gambar, harus dibuat. c) Bahan saringan pasir dan kerikil
harus menurut Spesifikasi Teknik. Lapisan dasar harus diletakkan dengan tebal yang
sama dan cukup rata, meskipun demikian menjadi pondasi yang kuat untuk
pemasangan batu belah dan batu pecah. d) Batu belah dan batu pecah yang
dipakai dalam pasangan batu kosong harus diletakkan pada lapisan dasar dengan
cara sedemikian rupa sehingga pasangan batu kosong yang selesai dikerjakan
menjadi stabil dan tidak akan longsor. e) Rongga besar yang terbuka diantara batu
pecah harus dihindari. Harus diusahakan agar semua batu belah dapat dijamin dan
dipasang dengan baik pada bidang yang datar. Batu belah harus diletakkan
demikian rupa sehingga tidak menonjol diatas garis yang dicantumkan dalam
gambar atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan. Semua celah dalam pasangan
batu kosong harus diisi (dikunci) dengan batu pecah yang baik. Banyaknya batu
pecah yang dipakai tidak boleh melebihi volume yang dibutuhkan untuk mengisi
rongga diantara batu belah. f) Lapisan ijuk diatas pondasi dapat dipakai sebagai
lapisan dasar sesuai dengan persyaratan atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.
g) Lapisan penutup harus dibuat pada bagian atas pasangan batu kosong dengan
kemiringan yang layak sehingga dapat memperkuat lapisan atas pasangan batu
kosong. Lapisan penutup harus terdiri dari batu pelat pilihan yang lebar diletakkan
pada jalur dan arah yang sesuai dengan gambar atau menurut petunjuk Direksi
Pekerjaan. 4) Penimbunan Kembali Seperti ketentuan dari Pekerjaan Bagian
Timbunan. 5) Penempatan Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan a) Seluruh
permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum
ditempatkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya
selanjutnya batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan
secara kokoh pada lereng dan dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-
batu yang berdekatan sampai membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang
diperlukan. b) Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau
batu-batu kecil, sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi
dengan
9 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
beton sampai padat dan rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari
permukaan batu-batu tersebut. c) Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai
dengan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. d) Pekerjaan ini harus dilengkapi
peneduh dan dilembabi selama tidak kurang dari 3 hari setelah selesai dikerjakan
5.3. Pasangan Batu dengan Mortar 1) Metode Pekerjaan a) Metoda pekerjaan
saluran pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap satuan waktu
harus dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan yang menjamin agar
seluruh pekerjaan pasangan batu hanya dipasang dengan adukan yang baru. b) Jika
pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng sebagai pelapisan selokan,
maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal harus dibuat seolah-olah
seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir
hingga batas-batas yang ditentukan harus dilaksanakan sesaat sebelum
pemasangan pasangan batu dengan mortar. 2) Penyiapan Formasi atau Pondasi a)
Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai
dengan ketentuan. b) Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari
pasangan batu dengan mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan
ketentuan Bagian Galian. c) Landasan tembus air dan kantung saringan (filter
pocket) harus disediakan jika disyaratkan, sesuai dengan ketentuan. 3) Penyiapan
Batu a) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi
kelekatan dengan adukan. b) Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh
permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air
sampai jenuh. 4) Pemasangan Lapisan Batu a) Suatu landasan dari adukan semen
paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah disiapkan.
Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa
sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras. b) Batu
harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal
pelapisan yang diperlukan di mana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap
lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus diisi adukan
dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan
lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan. c) Pekerjaan harus dimulai
dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah
pengerasan awal dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
10 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan
untuk Pekerjaan Beton dalam Pengerjaan Akhir dari Bagian Beton dari Spesifikasi
ini. e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan
untuk memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu
dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah
gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar. f) Pemasangan batu
kali harus dilaksanakan dengan cara pemasangan adukan mortar kemudian diikuti
dengan batu sedemikian sehingga semua batu akan terlapisi dengan adukan
mortar. Dalam hal apapun pelaksanaan pemasangan batu tidak boleh dilakukan
dengan cara menumpuk batu terlebih dahulu batu kemudian dituangkan adukan
mortar ke atasnya.
11 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
12 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
e) Jika pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang
tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan,
penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan
dengan Bagian Pekerjaan Timbunan. f) Lereng yang bersebelahan dengan bahu
jalan harus dipangkas dan untuk memperoleh bidang antar muka rapat dan halus
dengan pasangan batu sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan
mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.
13 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
drainase yang telah selesai dan diterima selama sisa Periode Kontrak termasuk
Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan
dan harus dibayar terpisah. 6.4. Adukan Semen 1) Adukan Semen Adukan yang
digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan beton,
sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen
dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang
sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat
tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan
semen dipakai. 2) Adukan Semen untuk Pasangan Kecuali diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan
paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen tersebut kapur
tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen. 7. PENGUKURAN DAN
PEMBAYARAN
14 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Uraian
Satuan Pengukuran Meter Kubik Meter Persegi Meter Persegi Meter Kubik Meter
Kubik Meter Kubik Meter Kubik
Pasangan Batu Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Siaran Pasangan Batu Kosong yang
Diisi Adukan Pasangan Batu Kosong Bronjong Pasangan Batu dengan Mortar untuk
saluran
15 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Bibliografi
16 dari 16