Anda di halaman 1dari 36

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA

SIPIL

RPT0

Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume I : Umum Bagian 5 :


Pekerjaan Pasangan

ICS 93.010

BIDANG SUMBER DAYA AIR

SDA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................


KATA PENGANTAR .....................................................................................................
PENDAHULUAN...........................................................................................................
1. 2. 3. 4. 4.1. 4.2. 4.3. 5. 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 6. 6.1. 6.2. 6.3. 6.4. RUANG
LINGKUP ............................................................................................... ACUAN
NORMATIF............................................................................................. ISTILAH DAN
DEFINISI....................................................................................... KETENTUAN DAN
PERSYARATAN...................................................................
Toleransi ..............................................................................................................
Persyaratan Bahan ..............................................................................................
Persyaratan Kerja ................................................................................................
PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................................................
Pasangan Batu ....................................................................................................
Pasangan Batu Kosong dan Bronjong.................................................................
Pasangan Batu Dengan Mortar ...........................................................................
Adukan Semen ....................................................................................................
PENGENDALIAN MUTU .....................................................................................
Pasangan Batu ....................................................................................................
Pasangan Batu Kosong dan Bronjong.................................................................
Pasangan Batu Dengan Mortar ...........................................................................
Adukan Semen .................................................................................................... i ii iii
1 1 1 2 2 3 5 6 6 8 10 11 12 12 13 13 14 14 14 15 16

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN ................................................................. 7.1.


Pengukuran ......................................................................................................... 7.2.
Dasar Pembayaran ..............................................................................................
BIBLIOGRAFI ...............................................................................................................

i
KATA PENGANTAR

Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi
teknik pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari
Gugus Kerja Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya
Air yang berada dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan
Rekayasa Sipil, Departemen Pekerjaan Umum. Proses pembahasan yang dimulai
dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus Kerja, Rapat Teknis dan
Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang kemudian Rapat
Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses pembuatan
pedoman di Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan pembahasan untuk
masing-masing tingkatan harus dihadiri oleh anggota panitia, nara sumber,
konseptor dan tim editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi anggota panitia
dan nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku kepentingan
yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan produsen dengan komposisi
yang seimbang satu sama lain. .

ii
PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasaran sumber daya air harus
berdasarkan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan
hal tersebut, pada saat ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara
perencanaan, cara uji mutu pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi
dari bangunan air yang akan dibangun. Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-
masing tahapan kegiatan yang terdiri dari pemilhan bahan, pengujian dan
pelaksanaan konstruksi dimana dalam pelaksanaannya mengacu dan berpedoman
pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) tercantum pada Acuan
Normatif. Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan batu yang meliputi bronjong,
pasangan batu kali, pasangan batu kosong, plesteran dan siaran serta pekerjaan
adukan semen. Pedoman ini mencakup pekerjaan penyediaan baik batu yang
diisikan ke dalam bronjong kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada
landasan yang disetujui sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam pada Gambar
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

iii
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume I : Umum Bagian 5 : Pekerjaan


Pasangan

1.

RUANG LINGKUP

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan


pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan
pasangan batu dan adukan semen. Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan
batu yang meliputi bronjong, pasangan batu kali, pasangan batu kosong, plesteran
dan siaran serta pekerjaan adukan semen. Pedoman ini mencakup pekerjaan
penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong kawat (gabion) maupun
pasangan batu kosong pada landasan yang disetujui sesuai dengan detail yang
ditunjukkan dalam pada Gambar sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. 2. 3. ACUAN NORMATIF SNI 15-0302-1989 SNI 15-2049-1994 SNI 15-
0129-1994 SNI 15-0302-1999 SNI 03-2417-1991 SNI 03-3046-1992 SNI 15-3758-
1995 SNI 03-0090-1999 SNI 03-6817-2002 SNI 03-6882-2002 ASTM C 91 ASTM C
207 ASTM C 270 ASTM C 476 : : : : : : : : : : : : : : Semen Pozolan Kapur Semen
Portland Semen Portland Putih Semen Portland Pozolan Metode Pengujian Keausan
Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles. Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis
PVC (Polivinil Chlorida) Semen Aduk Pasangan Spesifikasi Bronjong Kawat Metode
Pengujian Mutu Air Untuk digunakan dalam Beton Spesifikasi Mortar Untuk
Pekerjaan Pasangan Masonry cement Hydrated Lime Mortar for Unit Masonry Mortar
and Grout for Reinforcement of Masonry
Standar Nasional Indonesia (SNI) :

American Standard Test Method :

ISTILAH DAN DEFINISI

3.1. Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm
sampai 4 mm yang biasa disebut pasir. 3.2. Agregat kasar adalah agregat yang
mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai 31,5 mm yang biasa disebut
kerakal. 3.3. Bahan tambahan adalah suatu bahan berupa bubukan atau cairan,
yang dibubuhkan ke dalam campuran beton selama pengadukan dalam jumlah
tertentu untuk merubah beberapa sifatnya. 3.4. Batu alam adalah suatu gabungan
daripada hablur mineral yang bersatu dan memadat, sehingga memiliki derajat
kekerasan tertentu, yang berbentuk secara alamiah melalui proses pelelehan,
pembekuan, pengendapan dan perubahan alamiah.

1 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

3.5. Batu candi adalah batu kasar (granit, andesit dan sejenis) yang dibentuk secara
khusus untuk dipergunakan sebagai lapisan tahan gerusan 3.6. Batu pecah adalah
hasil pecahan batu alam dalam bentuk butiran asli atau dibelah menjadi ukuran
butiran yang cukup besar untuk dipergunakan dalam pembuatan bangunan dasar
3.7. Bata tras kapur adalah suatu jenis bangunan berbentuk bata yang dibuat dari
bahan utama kapur pada air dan tras alam dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya. 3.8. Benda uji adalah sejumlah semen dengan berat tertentu yang
disiapkan dari contoh portland semen 3.9. Berat isi semen portland adalah
perbandingan antara berat kering semen pada suhu kamar dengan satuan isi 3.10.
Bronjong adalah suatu konstruksi yang tersusun dari batuan pecah dan di ikat oleh
anyaman kawat 3.11. Gips adalah bahan untuk membuat adukan plesteran atau
pelapisan lainnya yang harus mengandung minimum 66% berat senyawa Kalsium
Sulfat hemihidrat (CaSO4 H2O) 3.12. Kapur untuk bahan bangunan adalah kapur
yang dibagi dalam dua macam berdasarkan penggunaan yaitu kapurpemutih dan
kapur aduk 3.13. Kehalusan semen portland adalah perbandingan berat benda uji
yang tertahan di atas saringan nomor 100 dan 200 dengan berat benda uji semula.
3.14. Papan gips adalah papan buatan yang bagian tengahnya terbuat dari bahan
gips (gypsum), sedang pada bagian permukaannya diberi kertas lapis dasar dengan
atau tanpa lapisan luar lainnya dan dapat digunakan untuk dinding, langit-langit
dan dinding pemisah yang bersifat dekoratif. 3.15. Pasangan batu kosong adalah
suatu konstruksi yang disusun dengan bahan material yang berupa batu kosong
yang berfungsi untuk melindungi bahaya gerusan. 3.16. Semen Portland adalah
semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland yang
terutama, terdiri dari Kalsium Silikat Hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling
bersama-sama dengan bahan tambahan satu atau lebih bentuk kristal senyawa
Kalsium Sulfat. 3.17. Semen Portland-pozolan adalah campuran semen Portland
dengan pozolan antara 15% - 40% berat total campuran. 4. KETENTUAN DAN
PERSYARATAN
Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman
spesifikasi teknis pekerjaan pasangan harus memuat : 4.1. Toleransi 1) Pasangan
Batu, Pasangan Batu dengan Mortar, dan Adukan Semen. a) Sisi muka masing-
masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh melebihi 1
cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu dengan mortar di sekitarnya. b)
Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan
saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda
lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau disetujui,
juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui.

2 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

c) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar 10 cm. d) Profil
akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang penangkap dan
lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan atau
disetujui. 2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong a) Ukuran batu, 85% minimal
ukurannya sama. b) Rongga antara batu dalam bronjong tidak boleh lebih dari 40%.
c) Lebar dan tinggi bronjong sebesar 5%, sedangkan terhadap panjangnya 3%.
d) Kelebihan / tambahan pada tepi pasangan batu kosong yang horizontal dibuat
selebar 30 cm dari batu-batu yang terpilih. 4.2. Persyaratan Bahan 1) Pasangan
Batu a) Batu i. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan
harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk
menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.

ii. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang dipecah
salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori. iii. Batu harus rata,
lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila
dipasang bersama-sama. iv. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari
lapisan tanah yang menyelimuti agar permukaan batu bersih. v. Berat jenis batu
yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5 t/m3 dengan ukuran batu berkisar
antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali hanya boleh digunakan setelah
salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan dan digunakan
bersama-sama dengan batu belah. vi. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak
kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu
setengah kali lebarnya. b) Pasir i. Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir
alam yang diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
ii. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik, sampah
kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air
laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan batu. c) Adukan
Adukan harus adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Bagian Adukan
Semen dari Spesifikasi ini. 2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong a) Kawat
Bronjong

3 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

i.

Haruslah baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M279-03 tipe Z, dan ASTM
A641/AA641M. Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26 kg/m2. Tulangan tepi,
diameter : 5,0 mm, 6 SWG Jaringan, diameter : 4,0 mm, 8 SWG Pengikat, diameter :
2,1 mm, 14 SWG Kuat Tarik : 4200 kg/cm2 Perpanjangan diameter : 10% (minimum)

ii. Karakteristik kawat bronjong adalah :

iii. Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam
dengan tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 60 mm yang dibuat sedemikian
rupa hingga tidak lepas-lepas dan dirancang untuk diperoleh kelenturan dan
kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada
kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka
harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman. iv. Keranjang haruslah
merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang disyaratkan dalam
Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi
dengan batu. b) Batu Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri
dari batu yang keras dan awet dengan sifat sebagai berikut : i. Keausan agregat
dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35 %. ii. Berat isi kering oven lebih
besar dari 2,3. iii. Peyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %. iv. Kekekalan bentuk
agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam pengujian 5 siklus
(daur) kehilangannya harus kurang dari 10 %. Batu untuk pasangan batu kosong
haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari 40 kg dan memiliki dimensi
minimum 300 mm. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya
lebih besar jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi. c) Landasan Landasan
haruslah dari bahan drainase porous dengan gradasi yang dipilih sedemikian hingga
tanah pondasi tidak dapat hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan
landasan tidak hanyut melewati pasangan batu kosong atau bronjong. d) Adukan
Pengisi (Grout) Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus
beton fc 15 MPa atau K-175 seperti yang disyaratkan. 3) Pasangan Batu dengan
Mortar 1) Batu i. Batu harus terdiri atas batu alam atau batu dari sumber bahan
yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara
dan air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.

ii. Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan.
Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk
persegi.

4 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

iii. Mutu batu harus sesuai dengan bahan batu pada Bagian Pekerjaan Pasangan
Batu Kosong dan Bronjong dari spesifikasi ini. iv. Kecuali ditentukan lain oleh
Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk pasangan batu
dengan mortar harus mempunyai dimensi lebih besar dari 10 cm. 2) Mortar Mortar
harus merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan Bagian Adukan Semen
dari Spesifikasi ini. 4) Adukan Semen i. Semen harus memenuhi ketentuan dalam
SNI 15-2049-1994 ii. Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45-
04 iii. Kapur tohor harus memenuhi ketentuan dalam jumlah residu, letupan dan
lekukan (popping & pitting), dan penahan air sisa untuk kapur jenis N dalam ASTM
C207 iv. Air Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi
ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan. Jika timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian
air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan
pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan
dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan
mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan
mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama. 4.3. Persyaratan Kerja
1) Pasangan Batu a) Pengajuan Kesiapan Kerja Penyedia Jasa harus mengirimkan
contoh dari semua bahan yang akan digunakan dan dilengkapi dengan data
pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan pasal ini. Pekerjaan
pasangan batu tidak boleh dimulai sebelum ada persetujuan Direksi Pekerjaan. b)
Kondisi Tempat Kerja Kondisi tempat kerja harus senantiasa kering dan menjamin
fasilitas sanitasi cukup tersedia untuk pekerja. 2) Pasangan Batu Kosong dan
Bronjong Pengajuan Kesiapan Kerja i. Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong
(rip rap) dengan lampiran hasil pengujian seperti yang disyaratkan di atas. ii.
Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada. 3) Pasangan
Batu dengan Mortar a) Pengajuan Kesiapan Kerja i. Sebelum mulai menggunakan
setiap bahan batu yang diusulkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar,
Penyedia Jasa harus mengajukan
5 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

kepada Direksi Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili, masing-masing seberat
50 kg. Satu dari contoh batu akan disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan
selama periode Kontrak. Hanya batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan
digunakan dalam pekerjaan. ii. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh
dimulai sebelum Direksi Pekerjaan menyetujui formasi yang telah disiapkan untuk
pelapisan. b) Kondisi Tempat Kerja Ketentuan yang disyaratkan dalam Persyaratan
Pelaksanan Bagian Pekerjaan Timbunan dari Spesifikasi ini tentang menjaga tempat
kerja agar senantiasa kering dan menjamin fasilitas sanitasi yang memadai tersedia
di lapangan untuk para pekerja, harus juga berlaku untuk pekerjaan pasangan batu
dengan mortar 4) Adukan Semen Dalam pengajuan kesiapan kerja Penyedia Jasa
harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan digunakan dan dilengkapi
dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan bagian
ini.

5.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis


pekerjaan pasangan harus memuat : 5.1. Pasangan Batu 1) Pengaturan Lokasi
Pembuatan Adukan a) Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar
dapat menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin
tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung. b) Pengadukan dilakukan
sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang akan dibangun. Pasir dan semen
disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya ). c) Kotak
pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi petugas
pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan. d) Drum air ditempatkan
didekat kotak pengaduk kotak kotak takaran disiapkan secukupnya dilokasi
timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan dan ember disiapkan
dekat kotak adukan kearah konstruksi yang akan dibangun. 2) Persiapan Pondasi
(Pasangan Batu) a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai
dengan syarat untuk Bagian Galian Spesifikasi ini. b) Terkecuali disyaratkan lain
atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk struktur dinding penahan
harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari
dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang
juga horisontal. c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung
penyaring harus disediakan jika disyaratkan sesuai dengan ketentuan. d) Jika
ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu
pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi
ketentuan dari Bagian Beton dari Spesifikasi ini.

6 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

3) Pelaksanaan Pemasangan Batu a) Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi


penyediaan batu, pasir dan air dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu
seperti kotak penampung adukan, penampung air, plastik pelindung hujan, tukang
batu dan buruh pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan. b) Ratakan
lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design bangunan. Dalam kotak
dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai kerja. c) Periksa
dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta persetujuan
Direksi bila telah selesai gambar kontrak. d) Sebelum dipasang, batu harus
dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta basahi dengan air agar
ikatan dengan adukan menjadi kuat. e) Pemasangan lapis batu pertama, diawali
dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas
hamparan dengan jarak 2 - 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu
tersebut agar terikat kuat dengan adukan. f) Isi rongga diantara batu-batu dengan
adukan sampai penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan.

g) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding


penahan, sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang dibungkus
ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu. h)
Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak
tertentu sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya) dipasang
berselang-seling arah vertikal. i) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan
diitutup plastik agar pasangan yang masih baru tersebut tidak rusak karena air
hujan.

4) Pelaksanaan Kotak Adukan a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan


dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan
penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu
juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi
batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang. b) Adukan dibuat
dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4 bagian pasir (1 Pc : 4 Ps) c) Masukkan
dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1 takar semen dan 2 takar
pasir berikutnya. d) Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai
rata (homogen) . e) Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai
diperoleh adukan homogen. Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan
tidak terurai saat dituang serta tidak ada yang tersisa diplat cangkul saat dituang
tidak terlalu kering, sehingga mudah digunakan. f) Pembuatan adukan harus
mengimbangi kecepatan pelaksanaan pasangan batu. Tidak terlambat dan tidak
boleh di buat terlalu banyak, adukan harus sudah dipasang paling lama 1 jam
setelah selesai diaduk.

7 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

g) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara
batu yang dipasang terisi penuh. h) Banyaknya adukan untuk landasan yang
ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang
pada adukan baru yang belum mengeras. i) Jika batu menjadi longgar atau lepas
setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar,
dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang
baru.

5) Pelaksanaan Plesteran a) Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai


gambar design/kontrak harus di plester. Plesteran dibuat dari campuran 1 bagian
semen dan tiga bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam
gambar kontrak. b) Tebal plesteran dibuat 2 - 3 cm dari permukaan batu, sebelum
plesteran dipasang diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm
dibawah permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram
air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan plesteran. 6) Pelaksanaan
Siaran a) Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat, sesuai kontrak atau
petunjuk Direksi harus disiar. b) Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2
bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar. c)
Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batubatu halus dikorek
sampai kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar
timbul, dan 2-3 cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan
disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan siaran. 5.2. Pasangan
Batu Kosong dan Bronjong 1) Persiapan Galian harus memenuhi ketentuan dari
Bagian Pekerjaan Galian, termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk
pasangan batu kosong dan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai dengan
ketentuan. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong. 2)
Penempatan Bronjong a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat
untuk memperoleh bentuk serta posisi yang benar dengan menggunakan batang
penarik atau ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong.
Sambungan antara keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap
segi enam harus menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka
bronjong antara segi enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat
pengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke
dalam keranjang. b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh
kepadatan maksimum dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah
diisi setengah dari tingginya, dua kawat berlebihan agar terjadi penurunan
(settlement). Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai
permukaan yang rata dan bertumpu pada anyaman.

8 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik
atau ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat. d) Bilamana keranjang
dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus dibuat berselang
seling. 3) Penempatan Pasangan Batu Kosong a) Pasangan batu kosong harus dibuat
pada pondasi yang kuat dan pada garis dan arah yang tercantum dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. b) Lubang-lubang pada pondasi harus diisi
oleh bahan yang baik dan dipadatkan lapis per lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka lapisan dasar berupa lapisan saringan
pasir setebal 7,5 cm dan lapis saringan kerikil diatasnya setebal 12,5 cm atau
seperti tercantum dalam gambar, harus dibuat. c) Bahan saringan pasir dan kerikil
harus menurut Spesifikasi Teknik. Lapisan dasar harus diletakkan dengan tebal yang
sama dan cukup rata, meskipun demikian menjadi pondasi yang kuat untuk
pemasangan batu belah dan batu pecah. d) Batu belah dan batu pecah yang
dipakai dalam pasangan batu kosong harus diletakkan pada lapisan dasar dengan
cara sedemikian rupa sehingga pasangan batu kosong yang selesai dikerjakan
menjadi stabil dan tidak akan longsor. e) Rongga besar yang terbuka diantara batu
pecah harus dihindari. Harus diusahakan agar semua batu belah dapat dijamin dan
dipasang dengan baik pada bidang yang datar. Batu belah harus diletakkan
demikian rupa sehingga tidak menonjol diatas garis yang dicantumkan dalam
gambar atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan. Semua celah dalam pasangan
batu kosong harus diisi (dikunci) dengan batu pecah yang baik. Banyaknya batu
pecah yang dipakai tidak boleh melebihi volume yang dibutuhkan untuk mengisi
rongga diantara batu belah. f) Lapisan ijuk diatas pondasi dapat dipakai sebagai
lapisan dasar sesuai dengan persyaratan atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.

g) Lapisan penutup harus dibuat pada bagian atas pasangan batu kosong dengan
kemiringan yang layak sehingga dapat memperkuat lapisan atas pasangan batu
kosong. Lapisan penutup harus terdiri dari batu pelat pilihan yang lebar diletakkan
pada jalur dan arah yang sesuai dengan gambar atau menurut petunjuk Direksi
Pekerjaan. 4) Penimbunan Kembali Seperti ketentuan dari Pekerjaan Bagian
Timbunan. 5) Penempatan Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan a) Seluruh
permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum
ditempatkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya
selanjutnya batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan
secara kokoh pada lereng dan dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-
batu yang berdekatan sampai membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang
diperlukan. b) Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau
batu-batu kecil, sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi
dengan

9 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

beton sampai padat dan rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari
permukaan batu-batu tersebut. c) Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai
dengan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. d) Pekerjaan ini harus dilengkapi
peneduh dan dilembabi selama tidak kurang dari 3 hari setelah selesai dikerjakan
5.3. Pasangan Batu dengan Mortar 1) Metode Pekerjaan a) Metoda pekerjaan
saluran pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap satuan waktu
harus dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan yang menjamin agar
seluruh pekerjaan pasangan batu hanya dipasang dengan adukan yang baru. b) Jika
pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng sebagai pelapisan selokan,
maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal harus dibuat seolah-olah
seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir
hingga batas-batas yang ditentukan harus dilaksanakan sesaat sebelum
pemasangan pasangan batu dengan mortar. 2) Penyiapan Formasi atau Pondasi a)
Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai
dengan ketentuan. b) Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari
pasangan batu dengan mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan
ketentuan Bagian Galian. c) Landasan tembus air dan kantung saringan (filter
pocket) harus disediakan jika disyaratkan, sesuai dengan ketentuan. 3) Penyiapan
Batu a) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi
kelekatan dengan adukan. b) Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh
permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air
sampai jenuh. 4) Pemasangan Lapisan Batu a) Suatu landasan dari adukan semen
paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah disiapkan.
Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa
sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras. b) Batu
harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal
pelapisan yang diperlukan di mana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap
lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus diisi adukan
dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan
lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan. c) Pekerjaan harus dimulai
dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah
pengerasan awal dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.

10 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan
untuk Pekerjaan Beton dalam Pengerjaan Akhir dari Bagian Beton dari Spesifikasi
ini. e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan
untuk memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu
dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah
gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar. f) Pemasangan batu
kali harus dilaksanakan dengan cara pemasangan adukan mortar kemudian diikuti
dengan batu sedemikian sehingga semua batu akan terlapisi dengan adukan
mortar. Dalam hal apapun pelaksanaan pemasangan batu tidak boleh dilakukan
dengan cara menumpuk batu terlebih dahulu batu kemudian dituangkan adukan
mortar ke atasnya.

5) Pelaksanaan Pasangan Batu Dengan Mortar Untuk Pekerjaan Struktur a) Tumit


(cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit di mana terdapat
kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus
dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60 % dari
ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera memasang
batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera
ditambahkan dan proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh.
Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian puncak
sehingga memperoleh permukaan atas yang rata. b) Jika bentuk batu sedemikian
rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan jika digunakan adukan yang
liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat
tanpa cetakan, sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Bagian
Pasangan Batu dari Spesifikasi ini. c) Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan
mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan dirawat seperti yang
disyaratkan di atas untuk pelapisan batu. d) Penimbunan kembali di sekeliling
struktur yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Bagian
Timbunan. 5.4. Adukan Semen 1) Pencampuran a) Seluruh bahan kecuali air harus
dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam alat pencampur adukan yang
disetujui, sampai campuran menunjukkan warna yang merata, kemudian air
ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh menit. Jumlah air
harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi (kekentalan)
yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
b) Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk
penggunaan langsung. Jika diperlukan, adukan semen boleh diaduk kembali dengan
air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kembali
setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan. c) Adukan semen yang tidak digunakan
dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus dibuang.

11 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

2) Pemasangan a) Permukaan yang akan menerima adukan semen harus


dibersihkan dari minyak atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah
dibasahi sampai merata sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang
pada permukaan harus dikeringkan sebelum penempatan adukan semen. b) Jika
digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus ditempatkan pada
permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah yang cukup sehingga
menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm dan harus dibentuk menjadi
permukaan yang halus dan rata. 6. PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis


pekerjaan pasangan harus memuat : 6.1. Pasangan Batu 1) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang
telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan. 2) Ketentuan
Lubang Sulingan dan Delatasi (Pasangan Batu) a) Dinding dari pasangan batu harus
dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan
jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus
berdiameter 50 mm. b) Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding
penahan tanah, maka delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih
dari 20 m. Delatasi harus 30 mm lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh
tinggi dinding. Batu yang digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan
dimensi yang disyaratkan di atas. c) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari
bahan Drainase Porous berbutir kasar dengan gradasi menerus yang dipilih
sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat hanyut jika melewatinya, juga
bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati sambungan. 3) Pekerjaan Akhir
Pasangan Batu a) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir
rata dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana
pekerjaan dilaksanakan. b) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari
seluruh pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca
setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng
melintang yang dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan.
Lapisan tahan cuaca tersebut harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang
disyaratkan. c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru,
seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan. d) Permukaan yang
telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton.

12 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

e) Jika pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang
tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan,
penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan
dengan Bagian Pekerjaan Timbunan. f) Lereng yang bersebelahan dengan bahu
jalan harus dipangkas dan untuk memperoleh bidang antar muka rapat dan halus
dengan pasangan batu sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan
mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.

4) Perbaikan dari Pekerjaan yang Tidak memuaskan atau Rusak a) Pekerjaan


pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan di atas harus
diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, dengan cara yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. b) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kestabilan
dan keutuhan dari semua pekerja yang telah diselesaikannya dan harus dengan
biayanya sendiri untuk menukar dan mengganti setiap bagian yang rusak atau tidak
baik, yang menurut Direktur Pekerjaan disebabkan oleh kelalaian Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa tidak diminta pertanggungjawabannya terhadap kerusakan akibat
bencana alam, seperti angin topan atau tanah longsor yang tidak dapat dihindari di
tempat pekerjaan, asalkan pekerjaan tersebut telah diterima dan dinyatakan secara
tertulis bisa diterima alasannya oleh Direksi Pekerjaan. 6.2. Pasangan Batu Kosong
dan Bronjong Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan
bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa
bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan
bahan di atas 6.3. Pasangan Batu dengan Mortar 1) Penerimaan Bahan Bahan yang
diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang
telah diterima sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan di atas. 2) Perbaikan
Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan a) Pekerjaan pasangan batu
dengan mortar yang tidak memenuhi toleransi yang disyaratkan dalam persyaratan
bahan di atas dari Spesifikasi ini harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biaya
sendiri dan dengan cara yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. b) Jika
kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan yang telah diselesaikan terganggu atau
rusak, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan diakibatkan oleh kelalaian
Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa harus mengganti dengan biayanya sendiri untuk
setiap pekerjaan yang terganggu atau rusak. Penyedia Jasa tidak bertanggungjawab
atas kerusakan yang timbul berasal dari alam seperti angin topan atau pergeseran
lapisan tanah yang tidak dapat dihindarkan, dengan syarat pekerjaan yang rusak
tersebut telah diterima dan dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan telah
selesai. 3) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima Tanpa mengurangi
kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang
tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan di atas, Penyedia
Jasa juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua pekerjaan
pasangan batu dengan mortar untuk

13 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

drainase yang telah selesai dan diterima selama sisa Periode Kontrak termasuk
Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan
dan harus dibayar terpisah. 6.4. Adukan Semen 1) Adukan Semen Adukan yang
digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan beton,
sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen
dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang
sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat
tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan
semen dipakai. 2) Adukan Semen untuk Pasangan Kecuali diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan
paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen tersebut kapur
tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen. 7. PENGUKURAN DAN
PEMBAYARAN

Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi


teknis pekerjaan pasangan harus memuat : 7.1. Pengukuran 1) Pasangan Batu a)
Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume
pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang
ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui. b) Setiap
bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus tidak
diukur atau dibayar. c) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan
kembali dengan bahan porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar
sebagai Drainase Porous. Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang
harus dilakukan untuk penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa,
juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali yang
diperlukan. 2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong Kuantitas yang diukur untuk
pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong atau pasangan batu kosong
lengkap di tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk menghitung
kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masingmasing keranjang bronjong atau
pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. 3) Pasangan Batu dengan Mortar a)
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk pembayaran dalam
meter kubik sebagai volume nominal pekerjaan yang selesai dan diterima. b)
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan dan saluran
air, atau pelapisan pada permukaan lainnya, volume nominal harus ditentukan dari
luas permukaan terekspos dari pekerjaan yang telah selesai

14 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

dikerjakan dan tebal nominal lapisan untuk pelapisan. Untuk keperluan


pembayaran, tebal nominal lapisan harus diambil yang terkecil dari berikut ini : i.
Tebal yang ditentukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan
Direksi Pekerjaan; ii. Tebal aktual rata-rata yang dipasang seperti yang ditentukan
dalam pengukuran lapangan. c) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang
digunakan bukan untuk pelapisan, volume nominal untuk pembayaran harus
dihitung sebagai volume teoritis yang ditetapkan dari garis dan penampang yang
ditentukan atau disetujui. 4) Adukan Semen Adukan semen tidak akan diukur untuk
pembayaran yang terpisah. Pekerjaan ini harus dianggap sebagai pelengkap
terhadap berbagai jenis pekerjaan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini. 7.2. Dasar
Pembayaran Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar
dengan Harga Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana
harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk galian yang diperlukan dan
penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan
sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali sampai
elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau
biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

Nomor Mata Pembayaran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Uraian

Satuan Pengukuran Meter Kubik Meter Persegi Meter Persegi Meter Kubik Meter
Kubik Meter Kubik Meter Kubik
Pasangan Batu Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Siaran Pasangan Batu Kosong yang
Diisi Adukan Pasangan Batu Kosong Bronjong Pasangan Batu dengan Mortar untuk
saluran

15 dari 16
RPT0-Pd T-xx-xxxx

Bibliografi

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, Sub Proyek


Pengendalian Banjir Sungai Cipunegara, 1995, Spesifikasi Umum dan Spesifikasi
Teknik, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan,
North Sumatra Irrigation Project, 2003, Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik,
North Sumatra. Departemen Pekerjaan Umum, Pusat Litbang Prasarana Transportasi
Badan Penelitian dan Pengembangan, 2005, Spesifikasi Bidang Umum dan Jalan,
Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, Pusat Litbang Prasarana Transportasi Badan
Penelitian dan Pengembangan, 2005, Spesifikasi Bidang Umum dan
Saluran/bangunan air, Jakarta.

16 dari 16

Anda mungkin juga menyukai