1374132307analisisfaktorygmempengaruhikemisknan PDF
1374132307analisisfaktorygmempengaruhikemisknan PDF
KEMISKINAN DI ACEH
BUSRA
Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe
ABSTRACT
mewujudkan masyarakat adil dan makmur. bersifat komulatif, artinya memanage semua
Semua kebijakan dan berbagai kegiatan permasalahan yang ada agar memiliki
pembangunan diarahkan pada upaya mencapai keseimbangan yang baik. Standar pencapaian
kemakmuran tersebut. Pencapaian pembangunan adalah tolok ukur proses pembangunan yang
yang diarahkan untuk mewujudkan masyarakat dilaksankan. Pembangunan yang dilakukan oleh
yang makmur haruslah dilakukan dengan terarah pemerintah haruslah dilakukan secara terpadu,
1
pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan tidak akan bermanfaat secara optimal jika tidak
pemerataan baik secara nasional maupun daerah. disertai dengan pemerataan pendapatan tersebut.
Pembangunan yang dilakukan baik pembagunan
Pemerintah selama ini telah berupaya
jangka panjang maupun pembangunan jangka
dalam melaksanakan program pembangunan dan
pendek semua bertujuan untuk mengurangi laju
berbagai kebijakan untuk penanggulangan
pertumbuhan penduduk miskin.
kemiskinan, akan tetapi, akar permasalahan
Pembangunan daerah dilakukan seacara kemiskinan masih belum terpecahkan, kebijakan
terpadu dan berkesinambungan sesuai dengan dan program yang dijalankan masih belum
perencanaan yang telah disusun dan disesuaikan memberikan hasil yang optimal. Kemiskinan
dengan prioritas dan kebutuhan masing-masing masih menjadi permasalahan serius di banyak
daerah. Salah satu tolok ukur keberhasilan daerah dan. Masih terdapat gap antara rencana
pembangunan daerah adalah kemampuan dengan pencapaian tujuan karena kebijakan dan
pemerintah daerah dalam mengurangi angka program penanggulangan kemiskinan masih
kemiskinan. Oleh karena itu perlu satu strategi berorientasi pada program sektoral.
dan instrument pembangunan yang tepat yang
Permasalah strategis yang ada di provinsi
diarahkan pada efektivitas upaya pengurangan
Aceh tidak jauh beda dengan permasalahan yang
kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran. Hal
ada di tingkat nasional, yaitu persoalan
ini akan menjadi salah satu kriteria pemilihan
kemiskinan yang masih relatif tinggi. Oleh
sektor yang manjadi titik berat dalam
karena itu menjadi tanggung jawab pemerintah,
pembangunan atau pemilihan sektor andalan.
baik pemerintah daerah maupun pemerintah
Para ahli ekonomi menilai pertumbuhan pusat,sebagai penyangga dalam proses perbaikan
ekonomi saat ini tidak secara signifikan taraf kehidupan maasyarakat miskin. Pemerintah
menurunkan angka kemiskinan. banyak negara memiliki tanggungjawab mencari jalan keluar
yang sedang berkembang ekonominya tumbuh dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam
dengan baik, tetapi kemiskinan tetap saja tinggi rangka pengetasan kemiskinan
dan pengangguran justru meningkat. oleh karena
Tabel 1
itu muncul teori baru seperti teori pertumbuhan
Jumlah penduduk miskin di proivinsi
dan pemerataan dan distribusi New-keynesian.
Aceh tahun 2007-2011
Secara umum berpendapat bahwa pertumbuhan
No Tahun Jumlah Penduduk
2
Miskin (000) Sumber :BPS 2011
1 2007 1083,7
2 2008 959,7 Pertumbuhan dalam pendapatan
3 2009 892,86 memberikan peluang kepada pemerintah daerah
4 2010 861,85
untuk menjalankan program yang telah
5 2011 900,19
Sumber :BPS 2011 direncanakan dengan baik. Seperti program
pendidikan. Tidak ada yang bisa membantah
Sejak dicanangkan otonomi daerah, bahwa pendidikan merupakan pioneer dimasa
provinsi Aceh mendapatkan dana bagi hasil datang suatu bangsa. Pendidikan menyangkut
dalam jumlah yang lebih besar. Sejalan dengan dengan pendidikan karakter dan jati diri sebuah
hal tersebut pandapatan daerah (PDRB) juga masyarakat. Banyak orang menjadi miskin
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. karena mengalami kebodohan dan secara terus
Pemerintah daerah provinsi Aceh mampu menerus mengalami pembodohan secara
menjalankan program-program strategis yang sistematis. Oleh karena itu menjadi mudah
menjadi prioritas untuk dilaksanakan.. Dari table dipahami bahwa kemiskinan bisa menyebabkan
2 di bawah dapat dilihat dari tahun ke tahun kebodohan, dan kebodohan jelas identik dengan
pendapatan daerah terus meningkat baik kemiskinan (Winardi,2010). Tingkat pendidikan
pendapatan migas maupun pendapatan dari non dapat diukur salah satunya dengan angka melek
migas. Namun jika dilihat kembali table 1 diatas hurup atau besarnya alokasi dana untuk
angka kemiskinan juga pada tahun 2011 pendidikan.
meningkat . Berikut ini PDRB provinsi Aceh
berdasarkan harga konstan tahun 2000. Rumusan Permasalahan
adalah kemiskinan sebagai kondisi seseorang makanan dan non makanan yang bersifat sangat
yang hanya mampu memenuhi makannya dasar.
kurang dari 2100 kalori perkapita perhari atau
Banyak ahli mendalami kemiskinan,
setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di
membagi ukuran kemiskinan tidak hanya
daerah pedesaan atau 420 kg/kapita/tahun
berdasarkan tingkat kedalamam kemiskinan dan
didaerah perkotaan. Garis kemiskinan juga
tingkat keparahan kemiskinan, tetapi juga
berbeda untuk setiap daerah, tergantung dari
berdasarkan pada tipe kemiskinan. Tipe
besarnya biaya hidup minimum masing-masing
kemiskinan menurut Arsyad, lincolin (2004)
daerah .
tipe kemiskinan dapat dibedakan dua jenis yaitu
Metode penghitungan penduduk miskin chronic poverty dan transient poverty.
yang dilakukan oleh BPS sejak pertama kali Kemiskinan kronis (chronic poverty) dapat
hingga saat tidaklah berbeda, yaitu pendekatan diartikan kondisi dimana suatu individu
kebutuhan dasar. Dengan demikian kemiskinan tergolong miskin pada suatu waktu, dan terus
diidentikkan dengan ketidakmampuan meningkat dan berada pada tingkat
memenuhi kebutuhan dasar. Kemiskinan kesejahteraan yang sangat rendah dalam jangka
dipandang sebagai ketidak-mampuan panjang. Kemiskinan sementara (transient
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan poverty) adalah kemiskinan yang terjadi pada
suatu individu yang hanya bersifat sementara
5
saja, ini terjadi karena penurunan standar hidup Kemiskinan secara sederhana dapat
dalam jangka pendek. Dibutuhkan kebijakan dibedakan dalam tiga jenis, Kuncoro (2003)
yang berbeda untuk menangani dua tipe yaitu:
kemiskinan ini. Kemiskinan kronis dapat diatasi
1. Kemiskinan absolut, yaitu orang yang
salah satunya dengan cara meningkatkan
memiliki pendapatan perkapita berada
investasi jangka panjang bagi orang miskin
dibawah garis kemiskinan dan tidak
yang diarahkan bagi peningkatan modal fisik
cukup untuk mencukupi kebutuhan dasar
dan non fisik atau modal manusia. Sementara
hidupnya sehari-hari, seperti makanan,
kemiskinan temporer lebih mudah ditangani
pakaian, dan perumahan. Kesulitan
dengan berbagai skema asuransi dan skema
dalam menetukan kemiskinan absolut
stabilitas pendapatan yang mampu memproteksi
terletak pada menentukan kebutuhan
rumahtangga dari economic shock.
minimum tersebut, karena kebutuhan
minimum selain ditentukan oleh faktor
2. ekonomi tetapi juga dipengaruhi oleh Pengangguran seperti yang didefinisikan
adat-istiadat dalam standar internasional adalah seseorang
3. Kebutuhan relatif, yaitu seseorang yang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja
telah dapat memenuhi kebutuhan namum tidak memiliki perkerjaan yang
dasarnya tetapi relatif lebih rendah diinginkan pada tingkat upah tertentu.
dibandingkan masyarakat disekitarnya. Pengangguran biasanya disebabkan oleh tiga
Berdasarkan konsep ini, garis faktor, Sukirno (2005) yaitu:
kemiskinan akan berubah sepanjang
1. Pengangguran friksional, yaitu
perubahan standar hidup masyarakat
pengangguran yang disebabkan oleh
berubah.
tindakan seorang pekerja untuk mencari
4. Kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan
pekerjaan yang lebih baik dengan
yang disebabkan sekelompok
meninggalkan pekerjaan awalnya
masyarakat yang tidak mau berusaha
2. Pengangguran struktural, yaitu
memperbaiki kehidupannya meskipun
pengangguran yang disebabkan oleh
ada pihak lain yang berusaha untuk
adanya perubahan struktural dalam
memperbaiki tarap hidupnya
perekonomian
Pendidikan dan Pengangguran
6
3. Pengangguran konjungtur, yaitu yang bekerja part-time atau bahkan tidak
pengangguran yang disebabkan oleh memiliki pekerjaan selalu berada dalam
kelebihan pengangguran alamiah dan kelompok yang rentan.
berlaku akibat pengurangan dalam
Pendidikan juga memiliki andil dalam
permintaan agregat.
kemiskinan, banyak orang miskin karena
Sementara Arsyad (2004) membagi mengalami kebodohan. Karena itu penting
pengangguran dalam beberapa bentuk untuk dipahami oleh pengambil kebijakan
pengangguran. bahwa kebodohan akan menyebabkan
kemiskinan. Untuk memutus mata rantai
1. Pengangguran terbuka, adalah mereka
penyebab kemiskina maka pendidikan
yang mampu dan sangat ingin bekerja
merupakan salah satu solusi yang harus
tetapi tidak tersedia pekerjaan yang
dilakukan oleh pemerintah.
cocok
2. Setengah pengangguran adalah pekerja Todaro dan Smith (2006) menyatakan
yang secara nominal bekerja penuh bahwa selama bertahun-tahun, penelitian bidang
namun produktifitas mereka rendah ekonomi menitikberatkan penelitiannya
sehingga tidak sebanding dengan hasil dibidang pendidikan, dan melihat keterkaitan
yang didapat jika dibandingkan dengan antara pendidikan dengan produktifitas kerja
jam kerja serta output yang dihasilkan. Hal ini
dikarenakan karena titikberat persoalan
Terdapat kaitan yang erat antara tingkat
perekonomian adalah tingkat pertumbuhan
pengangguran dengan luasnya kemiskinan dan
output total yang dihasilkan oleh suatu negara.
distribusi pendapatan, bagi sebahagian
Selanjutnya Todaro dalam buku yang sama juga
masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan
menyatakan bahwa pendidikan merupakan
tatap atau bahkan tidak mamiliki perkerjaan,
tujuan pembangunan yang sangat mendasar.
maka tidak ada pendapatan yang diperolah,
Pendidikan memegang peranan kunci dalam
semakin banyak masyarakat yang tidak
membangun ekonomi dan memajukan sebuah
memiliki pekerjaan maka semakin banyak
bangsa, membantu manyerap
masyarakat tidak mendapatkan pendapatan,
teknologi,menciptakan pertumbuhan dan
dengan demikian hanya sebahagian masyarakat
pembangunan berkelanjutan.
saja yang menikmati pandapatan. Masyarakat
7
Metode Analisis Data Kemiskinan merupakan masalah
konplek yang dipengaruhi oleh banyak faktor,
Dalam penelitian ini, untuk melihat
beberapa aspek yang mempengaruhi
pengaruh variabel Produk Domestik Regional
kemiskinan suatu daerah adalah, pendapatan
Bruto (PDRB), Pendidikan (Educt) dan variabel
yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah,
tingkat pengangguran (Un Empl)) terhadap
buta hurup, kesempatan kerja yang rendah,
kemiskinan (Poverty) digunakan pendekatan
kesehatan yang buruk, sanitasi, dan buruknya
Fixee Effect Model (FEM) dikerenakan N besar
lingkungan hidup. Kemiskinan saat ini bukan
dan T kecil selain itu bahwa unit cross-section
hanya dipahami sebagai ketidak mampuan
yang kita pilih dalam penelitian tidak diambil
memenuhi kebutuhan hidup tetapi juga
secara acak maka kita harus menggunakan fixed
ketidak mampuan memenuhi hak-hak
effect.
dasarnya. Memenuhi hak-hak dasar merupakan
Model yang akan digunakan untuk mengetahui
hak setiap manusia, sehingga pemerintah herus
kemiskinan di Provinsi Aceh yaitu:
memfasilitasi kebutuhan tersebut sehingga
Poverty = f (PDRB, Educt, UnEmpl) (1)
setiap orang mampu hidup layak.
POVERTYit = + PDRBit + EDUCTit +
Tabel 1. Data Kemiskinan perkabupaten
UnEMPLit+ Eit . ........................................... (2)
Kota
dimana:
KAB/KOTA 2007 2008 2009 2010 2011
Poverty = persentase kemiskinan
SIMEULUE 32.26 26.45 24.72 23.65 21.65
PDRB = laju PDRB harga konstan 2000
ACEH SINGKIL 28.41 23.27 21.06 19.39 19.5
Educt = pendidikan atau angka melek huruf ACEH SELATAN 24.72 19.4 17.5 15.93 13.93
Un Empl = pengangguran ACEH
8
GAYO LUES 32.21 26.57 24.22 23.91 23.99 semakin cepat pertumbuhan penduduk, jika
ACEH TAMIANG 22.19 22.29 19.96 17.99 15.99 tidak tersedia lapangan pekerjaan yang cukup
NAGAN RAYA 33.61 28.11 26.22 24.07 22.07
maka akan meningkatkan pengangguran.
ACEH JAYA 29.28 23.86 21.86 20.18 18.18
BENER
Tingkat pertumbuhan penduduk akan
MEURIAH 26.55 29.21 26.58 27.23 25.23 menghasilkan angkatan kerja yang besar.
PIDIE JAYA 30 30.26 29.79 26.08 24.08 Angkatan kerja terdiri dari tenaga kerja yang
KOTA BANDA bekerja dan yang menganggaur. Tingkat
ACEH 6.61 9.56 8.64 9.19 7.19
pengangguran yang tinggi akan memperparah
KOTA SABANG 27.13 25.72 23.89 21.69 19.69
KOTA LANGSA 14.25 17.97 16.2 15.01 13.01
kemiskinan, karena semakin banyak masyarakat
KOTA yang tidak memiliki pendapatan.
LHOKSEUMAWE 12.75 15.87 15.08 14.07 12.07
Tabel 2. Jumlah
SUBULUSSALAM 30.16 28.99 26.8 24.36 25.65
Sumber BPS 2011 (diolah) Pengangguran terbuka kabupaten kota di Aceh
tahun 2007-2010
Secara umum dari tabel 1, terlihat
bahwa secara umum setiap kabupaten kota dari PENGANGGURAN
KAB/KOTA 2007 2008 2009 2010 2011
tahun 2007, jumlah penduduk miskin turun
SIMEULUE 2527 2627 3941 4084 2639
setiap tahunnya. Meskipun ada beberapa
ACEH SINGKIL 3768 3868 3344 3781 3199
kabupaten kota yang pada tahun 2011 angka ACEH SELATAN 7318 7418 8133 9337 5902
kemiskinannya meningkat dari tahun ACEH
sebelumnya. Kabupaten yang yang mengalami TENGGARA 5943 6043 8418 7277 5822
ACEH TIMUR 15819 15919 9405 9258 12282
peningkatan penduduk miskin pada umumnya
ACEH TENGAH 4597 4697 4375 2374 4772
daerah yang jika dilihat dari tingkat
ACEH BARAT 4584 4684 3216 2566 5176
pertumbuhan pdrb maupun jmlah pdrb nya ACEH BESAR 14538 14638 18011 17462 12802
relatip lebih rendah dari kabupaten lain. PIDIE 13197 13297 11351 12915 11678
Beberapa kabupaten itu antara lain aceh singkil, KAB BIREUEN 11620 11720 15250 13476 13460
ACEH UTARA 26532 26632 24080 27417 20132
gayo lues dan acah utara.
ACEH BARAT
kota banda aceh. Tetapi pada umumnya estimasi persamaan regaresi diatas dapat
kabupaten kota yang ada pada tahun 2011 dinterpretaikan sebagai berikut:
10
Uji t Statistic pada dasarnya dapat variable PDRB member implikasi,
menunjukan seberapa besar pengaruh variable semakin besar alokasi pendapatan yang
bebas dalam hal ini adalah PDRB, Educt dan digunakan untuk kepentingan
Un _Empl, dari table 5.3 diatas dapat dijelaskan masyarakat maka tingkat kemiskinan
masing-masing sbb: akan semakin menurun, dan dapat
dikatakan bahwa apabila terjadi
1. Variable PDRB memiliki pengaruh yang
kenaikan tingkat pendapatan daerah
negatif dan signifikan terhadap
maka tingkat kemiskinan akan semakin
kemiskinan di provinsi Aceh selama
menurun
kurun waktu penelitian yaitu tahun 2007
2. Variabel pendidikan (Educt) juga
sampai 2011. Pengaruh yang signifikan
memiliki pengaruh yang negative
terlihat dari nilai t-statistik pada degree
terhadap kemiskinan di provinsi Aceh.
of freedom sebesar 5 persen, dimana
Akan tetapi variable pendidikan
nilai t- statistic lebih besar dari nilai t-
memiliki peng
tabel (2.727>1.657). signifikan nya
3. aruh yang tidak signifikan pada degree 4. Variable pengangguran (Un-Empl).
of freedom sebesar 5 persen, terlihat dari Variable ini juga memiliki pengaruh
nilai t- statistic yang lebih kecil dari yang positif dan siginifikan pada degree
nilai t-tabel. Variable pendidikan atau of freedom sebesar 5 persen,
Educt tidak signifikan diduga karena signifikanya variable ini terlihat dari
kebanyakan masrakat Aceh masih nilai t-statistik l,836 lebih besar dari
bekerja di sector pertanian. Pekerja nilai t_tabel yaitu 1, 657. Tingkat
yang bekerja di sector pertanian, tingkat pengangguran di Aceh sangat
pendidikan masih belum menentukan berkontribusi dalam meningkatkan
tingkat produktivitas. Dan jumlah angka kemiskinan di Aceh. Semakin
angkatan kerja yang berkerja disektor tinggi jumlah penganguran maka akan
pertanian juga tidak ditentukan semakin tinggi pula jumlah penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan, miskin. Kemiskinan seperti yang
sehingga variable ini tidak signifikan didefinisikan oleh Badan Pusat Statistik
dalam mengurangi angka kemiskinan di adalah kondisi seseorang yang hanya
provinsi Aceh. mampu memenuhi makanannya kurang
11
dari 2100 kalori perkapita atau setara Dari hasil uji statistik diperoleh F hitung
dengan 320 kg /kapita/tahun di daerah sebesar 12,673, dan probabilitas F-Statiatik
pedesaan atau 420 kg/kapita/tahun sebesar 0,0000, karena nilai F sebesar lebih
didaerah pedesaan. besar lebih besar dari nilai F table yaitu sebesar
Pemenuhan kebutuhan hidup 2.311, maka seluruh variable bebas secara
diperoleh oleh masyarakat dari bersama-sama memiliki pengaruh yang
pendapatan yang diperoleh dari signifikan terhadap kemiskinan diprovinsi
pendapatan dari pekerjaan mereka. Aceh. Hal ini berarti secara bersama-sama
Pendapatan dari hasil pekerjaan di semua variabel yang di nilai memiliki pengaruh
dapat jika mereka tidak menganggur. dalam menentukan tingkat kemiskinan di Aceh.
Jadi kondisi pengangguran memiliki
Uji Koefisien Determinasi
pengaruh yang sangat besar dalam
meningkatkan kemiskinan di suatu Koefisien determinasi pada dasarnya digunakan
tempat. Di provinsi Aceh, jika untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
pengangguran meningkat satu persen suatu model dalam menjelaskan variasi dari
saja maka akan meningkatkan angka variable terkait. Kemampuam itu dijelaskan
penduduk miskin sebesar 2,8 persen, oleh nilai R2 . semakin besar nilai R2maka akan
berarti semakin banyak masyarakat yang semakin baik model menjelaskan semua
tidak memiliki pekerjaan dan informasi dalam memprediksi variable
pendapatan maka kemiskinan akan dependen. Dari hasil pengujian diperoleh nilai
semakin meningkat. R2 sebesar 0.7806, ini berarti model tersebut
dapat menjelaskan variasi dari model dengan
Uji Simultan (Uji F)
baik sekali. Dari hasil uji koefisien determinasi
Uji simultan (Uji F) digunakan untuk dapat dilihat bahwa 78 persen model yang
menguji apakah variable PDRB, Educt, dan dinilai dapat menjelaskan tingkat kemiskinan di
UnEmpl secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan
di provinsi Aceh.
Aceh dan sebesar 28 persen tingkat kemiskinan KESIMPULAN DAN SARAN
di tentukan oleh variabel lain.
12
Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya sama semua variable yang diuji
dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya: memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kemiskinan di Aceh.ini
1. Dari hasil uji parameter individu (Uji-t)
ditunjukan oleh nilai F statistic yang
menunjukan semua variable memberikan
lebih besar dari nilai F table.
pengaruh terhadap kemiskinan di
3. Model yang digunakan dapat
provinsi Aceh. Dari tiga variable yang
menjelaskan variasi dari variable terikat
digunakan terdapat dua varaibel yang
dengan baik, dikarenakan nilai R2
memiliki pengaruh yang signifikan yaitu
mendekati 1, karena semakin besar nilai
variable PDRB dan Un-Empl, sementara
R2 maka kemampuan model
variable Educt ber pengaruh tetapi tidak
menjelaskan semakin baik
signifikan.
2. Dari hasil uji simultan dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-
DAFTAR PUSTAKA
13