Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEMISKINAN DI ACEH

BUSRA
Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe

ABSTRACT

This research conducted by 23 town sub-province in Aceh. This Research aim to


know about analyse factor influence poverty in Provinsi Aceh, this research is
conducted during five of year from 2007-2010. This research use panel data ( data
pooling) compose 5 data of time series and 23 data of cross section, with amount of
abservasi counted 115 observation . This Research use linear regresi in the form of
linear logarithm of data analysis and model use model effect fixed ( FEM) to see
influence of variable Result of this research find that two variable that is PDRB and
of Un_Empl have influence which significant to poverty , where value of t-statistic
bigger than value of t-tabel that is 1,657,at degree of freedom equal to 5 %.
Meanwhile from this test show that all variable by together have an effect on
significant to poverty in Aceh

Keyword: Data Panel, PDRB, Education, unemployment, linear model.

PENDAHULUAN kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah dapat

Latar Belakang Penelitian mewujudkan cita-cita yang diinginkan.

Pembangunan yang dilaksanakan oleh Perencanaan adalah upaya yang dilakukan

pemerintah merupakan satu upaya untuk untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang

mewujudkan masyarakat adil dan makmur. bersifat komulatif, artinya memanage semua

Semua kebijakan dan berbagai kegiatan permasalahan yang ada agar memiliki

pembangunan diarahkan pada upaya mencapai keseimbangan yang baik. Standar pencapaian

kemakmuran tersebut. Pencapaian pembangunan adalah tolok ukur proses pembangunan yang

yang diarahkan untuk mewujudkan masyarakat dilaksankan. Pembangunan yang dilakukan oleh

yang makmur haruslah dilakukan dengan terarah pemerintah haruslah dilakukan secara terpadu,

terencana dan sistematis, sehingga semua sistematis serta berkesinambungan. pembangunan


itu sendiri adalah upaya yang dilakukan oleh

1
pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan tidak akan bermanfaat secara optimal jika tidak
pemerataan baik secara nasional maupun daerah. disertai dengan pemerataan pendapatan tersebut.
Pembangunan yang dilakukan baik pembagunan
Pemerintah selama ini telah berupaya
jangka panjang maupun pembangunan jangka
dalam melaksanakan program pembangunan dan
pendek semua bertujuan untuk mengurangi laju
berbagai kebijakan untuk penanggulangan
pertumbuhan penduduk miskin.
kemiskinan, akan tetapi, akar permasalahan
Pembangunan daerah dilakukan seacara kemiskinan masih belum terpecahkan, kebijakan
terpadu dan berkesinambungan sesuai dengan dan program yang dijalankan masih belum
perencanaan yang telah disusun dan disesuaikan memberikan hasil yang optimal. Kemiskinan
dengan prioritas dan kebutuhan masing-masing masih menjadi permasalahan serius di banyak
daerah. Salah satu tolok ukur keberhasilan daerah dan. Masih terdapat gap antara rencana
pembangunan daerah adalah kemampuan dengan pencapaian tujuan karena kebijakan dan
pemerintah daerah dalam mengurangi angka program penanggulangan kemiskinan masih
kemiskinan. Oleh karena itu perlu satu strategi berorientasi pada program sektoral.
dan instrument pembangunan yang tepat yang
Permasalah strategis yang ada di provinsi
diarahkan pada efektivitas upaya pengurangan
Aceh tidak jauh beda dengan permasalahan yang
kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran. Hal
ada di tingkat nasional, yaitu persoalan
ini akan menjadi salah satu kriteria pemilihan
kemiskinan yang masih relatif tinggi. Oleh
sektor yang manjadi titik berat dalam
karena itu menjadi tanggung jawab pemerintah,
pembangunan atau pemilihan sektor andalan.
baik pemerintah daerah maupun pemerintah
Para ahli ekonomi menilai pertumbuhan pusat,sebagai penyangga dalam proses perbaikan
ekonomi saat ini tidak secara signifikan taraf kehidupan maasyarakat miskin. Pemerintah
menurunkan angka kemiskinan. banyak negara memiliki tanggungjawab mencari jalan keluar
yang sedang berkembang ekonominya tumbuh dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam
dengan baik, tetapi kemiskinan tetap saja tinggi rangka pengetasan kemiskinan
dan pengangguran justru meningkat. oleh karena
Tabel 1
itu muncul teori baru seperti teori pertumbuhan
Jumlah penduduk miskin di proivinsi
dan pemerataan dan distribusi New-keynesian.
Aceh tahun 2007-2011
Secara umum berpendapat bahwa pertumbuhan
No Tahun Jumlah Penduduk

2
Miskin (000) Sumber :BPS 2011
1 2007 1083,7
2 2008 959,7 Pertumbuhan dalam pendapatan
3 2009 892,86 memberikan peluang kepada pemerintah daerah
4 2010 861,85
untuk menjalankan program yang telah
5 2011 900,19
Sumber :BPS 2011 direncanakan dengan baik. Seperti program
pendidikan. Tidak ada yang bisa membantah
Sejak dicanangkan otonomi daerah, bahwa pendidikan merupakan pioneer dimasa
provinsi Aceh mendapatkan dana bagi hasil datang suatu bangsa. Pendidikan menyangkut
dalam jumlah yang lebih besar. Sejalan dengan dengan pendidikan karakter dan jati diri sebuah
hal tersebut pandapatan daerah (PDRB) juga masyarakat. Banyak orang menjadi miskin
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. karena mengalami kebodohan dan secara terus
Pemerintah daerah provinsi Aceh mampu menerus mengalami pembodohan secara
menjalankan program-program strategis yang sistematis. Oleh karena itu menjadi mudah
menjadi prioritas untuk dilaksanakan.. Dari table dipahami bahwa kemiskinan bisa menyebabkan
2 di bawah dapat dilihat dari tahun ke tahun kebodohan, dan kebodohan jelas identik dengan
pendapatan daerah terus meningkat baik kemiskinan (Winardi,2010). Tingkat pendidikan
pendapatan migas maupun pendapatan dari non dapat diukur salah satunya dengan angka melek
migas. Namun jika dilihat kembali table 1 diatas hurup atau besarnya alokasi dana untuk
angka kemiskinan juga pada tahun 2011 pendidikan.
meningkat . Berikut ini PDRB provinsi Aceh
berdasarkan harga konstan tahun 2000. Rumusan Permasalahan

Tabel 2 Tingginya angka kemiskinan di Aceh


menunjukan program pembangunan yang selama
PDRB Aceh Tahun 2008-2010
berdasarkan harga konstan 2000 ini dilaksanakan oleh pemerintah belum

No Tahun PDRB PDRB Non memberikan hasil yang maksimal, terutama


program penanggulangan kemiskinan. Padahal
dengan Migas Migas
(000.000) (000.000) pemerintah daerah telah melaksanakan berbagai
macam program baik yang sifatnya jangka
1 2008 34.097.99 26.523.09
pendek mapun jangka panjang. Oleh karena itu
2 2009 32.220.88 25.576.59
dalam penelitian ini menarik untuk melihat
3 2010 33.071.14 29.042.32
3
permasalahan, yaitu apa saja faktor faktor yang Pertumbuhan ekonomi juga dapat diukur
mempengaruhi kemiskinan di Aceh dengan kenaikan kapasitas produksi suatu Negara
atau suatu daerah. Hal ini dapat dilihat dari tiga
TINJAUAN PUSTAKA
hal, Budiono (1999):
Pertumbuhan Ekonomi Daerah
1. Laju pertumbuhan pendapatan perkapita
Pertumbuhan ekonomi dalam pengertian rill
ekonomi makro adalah pertumbuhan PDB secara 2. Distribusi angkatan kerja menurut sektor
rill, yang berarti peningkatan pendapatan kegiatan produksi
nasional. Pertumbuhan ekonomi adalah kondisis 3. Pola penyebaran penduduk
dimana produk domestic regional bruto
Ahli ekonomi sepakat bahwa cara yang
mengalami peningkatan (Winardi, 2010).
paling tepat untuk mengejar keterbelakangan
Penyebab utamanya adalah ketersediaan sejumlah
ekonomi adalah dengan meningkatkan laju
sumber daya dan peningkatan efisisensi dalam
pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya
penggunaan sumber daya tersebut.
sehingga dapat melampaui tingkat pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi pada tingkat penduduk. Dengan cara demikian maka
nasional diukur dengan kenaikan PDB, pendapatan perkapita akan meningkat sehingga
sedangkan untuk tingkat daerah diukur dengan secara otomatis tingkat kemakmuran masyarakat
peningkatan PDRB. Pada dasarnya kedua hal akan meningkat, maka akan mengurangi jumlah
tersebut tidak berbeda, hanya saja skala penduduk miskin.
perhitungan yang mencakup daerah atau nasional.
Kemiskinan
Pertumbuhan ekonomi juga berarti peningkatan
kapasitas ekonomi di suatu daerah dalam waktu Kemiskinan merupakan persoalan yang
tertentu. Winardi (2010) mengatakan bahwa sangat serius disemua daerah. Kemiskinan itu
pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan sendiri merupakan kondisi ketidakmampuan
produksi suatu negara atau pendapatan perkapita. masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Peningkatan pendapatan tersebut dihitung dengan karena tidak tersedianya asset. Berbagai konsep
gross nasional produk. Pertumbuhan pendapatan tentang kemiskinan dikemukakan oleh para ahli,
dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu diantaranya Winardi (2010) yang berpendapat
pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran bahwa kemiskinan memiliki dua dimensi yaitu
dan pendekatan pendapatan (Sukirno 2005). dimensi pendapatan dan dimensi non pendapatan.
4
Kemiskinan dalam dimensi pendapatan sumberdaya yang cukup untuk memenuhi
didefinisikan sebagai kemiskinan yang diderita kebutuhan dasar. Mereka hidup dibawah standar
akibat rendahnya pendapatan yang diterima, kebutuhan rill minimum tertentu, atau dapat
sedangkan kemiskinan dimensi nonpendapatan dikatakan hidup dibawah garis kemiskinan.
dicirikan dengan adanya ketidakmampuan, Kemiskinan relatif lebih dikarenakan distribusi
katiadaan harapan, dan katidakterwakilan serta pendapatan yang kurang marata. Kemiskinan
tidak adanya kebebabasan. Kemiskinan dalam relatif merupakan ukuran kesenjangan dalam
pendapatan lebih mudah diukur dan dapat distribusi pendapatan, biasanya terkait dengan
dibedakan menjadi kemiskinan relatif dan ukuran dibawah tingkat rata-rata distribusi
kemiskinan absolut. pendapatan nasional. (Todaro dan Smith 2006).

Kemiskinan absolut adalah sejumlah Definisi kemiskinan di Indonesia


penduduk yang tidak mampu mendapatkan didefinisikan oleh Badan Pusat Statistik (2011)

adalah kemiskinan sebagai kondisi seseorang makanan dan non makanan yang bersifat sangat
yang hanya mampu memenuhi makannya dasar.
kurang dari 2100 kalori perkapita perhari atau
Banyak ahli mendalami kemiskinan,
setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di
membagi ukuran kemiskinan tidak hanya
daerah pedesaan atau 420 kg/kapita/tahun
berdasarkan tingkat kedalamam kemiskinan dan
didaerah perkotaan. Garis kemiskinan juga
tingkat keparahan kemiskinan, tetapi juga
berbeda untuk setiap daerah, tergantung dari
berdasarkan pada tipe kemiskinan. Tipe
besarnya biaya hidup minimum masing-masing
kemiskinan menurut Arsyad, lincolin (2004)
daerah .
tipe kemiskinan dapat dibedakan dua jenis yaitu
Metode penghitungan penduduk miskin chronic poverty dan transient poverty.
yang dilakukan oleh BPS sejak pertama kali Kemiskinan kronis (chronic poverty) dapat
hingga saat tidaklah berbeda, yaitu pendekatan diartikan kondisi dimana suatu individu
kebutuhan dasar. Dengan demikian kemiskinan tergolong miskin pada suatu waktu, dan terus
diidentikkan dengan ketidakmampuan meningkat dan berada pada tingkat
memenuhi kebutuhan dasar. Kemiskinan kesejahteraan yang sangat rendah dalam jangka
dipandang sebagai ketidak-mampuan panjang. Kemiskinan sementara (transient
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan poverty) adalah kemiskinan yang terjadi pada
suatu individu yang hanya bersifat sementara
5
saja, ini terjadi karena penurunan standar hidup Kemiskinan secara sederhana dapat
dalam jangka pendek. Dibutuhkan kebijakan dibedakan dalam tiga jenis, Kuncoro (2003)
yang berbeda untuk menangani dua tipe yaitu:
kemiskinan ini. Kemiskinan kronis dapat diatasi
1. Kemiskinan absolut, yaitu orang yang
salah satunya dengan cara meningkatkan
memiliki pendapatan perkapita berada
investasi jangka panjang bagi orang miskin
dibawah garis kemiskinan dan tidak
yang diarahkan bagi peningkatan modal fisik
cukup untuk mencukupi kebutuhan dasar
dan non fisik atau modal manusia. Sementara
hidupnya sehari-hari, seperti makanan,
kemiskinan temporer lebih mudah ditangani
pakaian, dan perumahan. Kesulitan
dengan berbagai skema asuransi dan skema
dalam menetukan kemiskinan absolut
stabilitas pendapatan yang mampu memproteksi
terletak pada menentukan kebutuhan
rumahtangga dari economic shock.
minimum tersebut, karena kebutuhan
minimum selain ditentukan oleh faktor
2. ekonomi tetapi juga dipengaruhi oleh Pengangguran seperti yang didefinisikan
adat-istiadat dalam standar internasional adalah seseorang
3. Kebutuhan relatif, yaitu seseorang yang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja
telah dapat memenuhi kebutuhan namum tidak memiliki perkerjaan yang
dasarnya tetapi relatif lebih rendah diinginkan pada tingkat upah tertentu.
dibandingkan masyarakat disekitarnya. Pengangguran biasanya disebabkan oleh tiga
Berdasarkan konsep ini, garis faktor, Sukirno (2005) yaitu:
kemiskinan akan berubah sepanjang
1. Pengangguran friksional, yaitu
perubahan standar hidup masyarakat
pengangguran yang disebabkan oleh
berubah.
tindakan seorang pekerja untuk mencari
4. Kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan
pekerjaan yang lebih baik dengan
yang disebabkan sekelompok
meninggalkan pekerjaan awalnya
masyarakat yang tidak mau berusaha
2. Pengangguran struktural, yaitu
memperbaiki kehidupannya meskipun
pengangguran yang disebabkan oleh
ada pihak lain yang berusaha untuk
adanya perubahan struktural dalam
memperbaiki tarap hidupnya
perekonomian
Pendidikan dan Pengangguran
6
3. Pengangguran konjungtur, yaitu yang bekerja part-time atau bahkan tidak
pengangguran yang disebabkan oleh memiliki pekerjaan selalu berada dalam
kelebihan pengangguran alamiah dan kelompok yang rentan.
berlaku akibat pengurangan dalam
Pendidikan juga memiliki andil dalam
permintaan agregat.
kemiskinan, banyak orang miskin karena
Sementara Arsyad (2004) membagi mengalami kebodohan. Karena itu penting
pengangguran dalam beberapa bentuk untuk dipahami oleh pengambil kebijakan
pengangguran. bahwa kebodohan akan menyebabkan
kemiskinan. Untuk memutus mata rantai
1. Pengangguran terbuka, adalah mereka
penyebab kemiskina maka pendidikan
yang mampu dan sangat ingin bekerja
merupakan salah satu solusi yang harus
tetapi tidak tersedia pekerjaan yang
dilakukan oleh pemerintah.
cocok
2. Setengah pengangguran adalah pekerja Todaro dan Smith (2006) menyatakan
yang secara nominal bekerja penuh bahwa selama bertahun-tahun, penelitian bidang
namun produktifitas mereka rendah ekonomi menitikberatkan penelitiannya
sehingga tidak sebanding dengan hasil dibidang pendidikan, dan melihat keterkaitan
yang didapat jika dibandingkan dengan antara pendidikan dengan produktifitas kerja
jam kerja serta output yang dihasilkan. Hal ini
dikarenakan karena titikberat persoalan
Terdapat kaitan yang erat antara tingkat
perekonomian adalah tingkat pertumbuhan
pengangguran dengan luasnya kemiskinan dan
output total yang dihasilkan oleh suatu negara.
distribusi pendapatan, bagi sebahagian
Selanjutnya Todaro dalam buku yang sama juga
masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan
menyatakan bahwa pendidikan merupakan
tatap atau bahkan tidak mamiliki perkerjaan,
tujuan pembangunan yang sangat mendasar.
maka tidak ada pendapatan yang diperolah,
Pendidikan memegang peranan kunci dalam
semakin banyak masyarakat yang tidak
membangun ekonomi dan memajukan sebuah
memiliki pekerjaan maka semakin banyak
bangsa, membantu manyerap
masyarakat tidak mendapatkan pendapatan,
teknologi,menciptakan pertumbuhan dan
dengan demikian hanya sebahagian masyarakat
pembangunan berkelanjutan.
saja yang menikmati pandapatan. Masyarakat

7
Metode Analisis Data Kemiskinan merupakan masalah
konplek yang dipengaruhi oleh banyak faktor,
Dalam penelitian ini, untuk melihat
beberapa aspek yang mempengaruhi
pengaruh variabel Produk Domestik Regional
kemiskinan suatu daerah adalah, pendapatan
Bruto (PDRB), Pendidikan (Educt) dan variabel
yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah,
tingkat pengangguran (Un Empl)) terhadap
buta hurup, kesempatan kerja yang rendah,
kemiskinan (Poverty) digunakan pendekatan
kesehatan yang buruk, sanitasi, dan buruknya
Fixee Effect Model (FEM) dikerenakan N besar
lingkungan hidup. Kemiskinan saat ini bukan
dan T kecil selain itu bahwa unit cross-section
hanya dipahami sebagai ketidak mampuan
yang kita pilih dalam penelitian tidak diambil
memenuhi kebutuhan hidup tetapi juga
secara acak maka kita harus menggunakan fixed
ketidak mampuan memenuhi hak-hak
effect.
dasarnya. Memenuhi hak-hak dasar merupakan
Model yang akan digunakan untuk mengetahui
hak setiap manusia, sehingga pemerintah herus
kemiskinan di Provinsi Aceh yaitu:
memfasilitasi kebutuhan tersebut sehingga
Poverty = f (PDRB, Educt, UnEmpl) (1)
setiap orang mampu hidup layak.
POVERTYit = + PDRBit + EDUCTit +
Tabel 1. Data Kemiskinan perkabupaten
UnEMPLit+ Eit . ........................................... (2)
Kota
dimana:
KAB/KOTA 2007 2008 2009 2010 2011
Poverty = persentase kemiskinan
SIMEULUE 32.26 26.45 24.72 23.65 21.65
PDRB = laju PDRB harga konstan 2000
ACEH SINGKIL 28.41 23.27 21.06 19.39 19.5
Educt = pendidikan atau angka melek huruf ACEH SELATAN 24.72 19.4 17.5 15.93 13.93
Un Empl = pengangguran ACEH

i = cross section. TENGGARA 21.6 18.51 16.77 16.79 14.79


ACEH TIMUR 28.15 24.05 21.33 18.43 16.43
t = time series.
ACEH TENGAH 24.41 23.36 21.43 20.1 18.1
= konstanta.
ACEH BARAT 34.54 29.96 27.09 24.43 22.43
, , , = koefisien. ACEH BESAR 26.69 21.52 20.09 18.8 16.8
U = error. PIDIE 35.32 28.11 25.87 23.8 21.8
KAB BIREUEN 27.18 23.27 21.65 19.51 17.51
ACEH UTARA 33.16 27.56 25.29 23.43 23.65
PEMBAHASAN
ACEH BARAT
1 Kemiskinan DAYA 28.63 23.42 21.33 19.94 17.94

8
GAYO LUES 32.21 26.57 24.22 23.91 23.99 semakin cepat pertumbuhan penduduk, jika
ACEH TAMIANG 22.19 22.29 19.96 17.99 15.99 tidak tersedia lapangan pekerjaan yang cukup
NAGAN RAYA 33.61 28.11 26.22 24.07 22.07
maka akan meningkatkan pengangguran.
ACEH JAYA 29.28 23.86 21.86 20.18 18.18
BENER
Tingkat pertumbuhan penduduk akan
MEURIAH 26.55 29.21 26.58 27.23 25.23 menghasilkan angkatan kerja yang besar.
PIDIE JAYA 30 30.26 29.79 26.08 24.08 Angkatan kerja terdiri dari tenaga kerja yang
KOTA BANDA bekerja dan yang menganggaur. Tingkat
ACEH 6.61 9.56 8.64 9.19 7.19
pengangguran yang tinggi akan memperparah
KOTA SABANG 27.13 25.72 23.89 21.69 19.69
KOTA LANGSA 14.25 17.97 16.2 15.01 13.01
kemiskinan, karena semakin banyak masyarakat
KOTA yang tidak memiliki pendapatan.
LHOKSEUMAWE 12.75 15.87 15.08 14.07 12.07
Tabel 2. Jumlah
SUBULUSSALAM 30.16 28.99 26.8 24.36 25.65
Sumber BPS 2011 (diolah) Pengangguran terbuka kabupaten kota di Aceh

tahun 2007-2010
Secara umum dari tabel 1, terlihat
bahwa secara umum setiap kabupaten kota dari PENGANGGURAN
KAB/KOTA 2007 2008 2009 2010 2011
tahun 2007, jumlah penduduk miskin turun
SIMEULUE 2527 2627 3941 4084 2639
setiap tahunnya. Meskipun ada beberapa
ACEH SINGKIL 3768 3868 3344 3781 3199
kabupaten kota yang pada tahun 2011 angka ACEH SELATAN 7318 7418 8133 9337 5902
kemiskinannya meningkat dari tahun ACEH

sebelumnya. Kabupaten yang yang mengalami TENGGARA 5943 6043 8418 7277 5822
ACEH TIMUR 15819 15919 9405 9258 12282
peningkatan penduduk miskin pada umumnya
ACEH TENGAH 4597 4697 4375 2374 4772
daerah yang jika dilihat dari tingkat
ACEH BARAT 4584 4684 3216 2566 5176
pertumbuhan pdrb maupun jmlah pdrb nya ACEH BESAR 14538 14638 18011 17462 12802
relatip lebih rendah dari kabupaten lain. PIDIE 13197 13297 11351 12915 11678

Beberapa kabupaten itu antara lain aceh singkil, KAB BIREUEN 11620 11720 15250 13476 13460
ACEH UTARA 26532 26632 24080 27417 20132
gayo lues dan acah utara.
ACEH BARAT

2. Pengangguran DAYA 2734 2834 3703 3202 3936


GAYO LUES 1253 1353 2904 1844 2383
Pengangguran merupkan kondisi dimana ACEH TAMIANG 11667 11767 10420 8563 7470
seseorang tidak bekerja. Pengangguran erat NAGAN RAYA 2893 2993 3018 2356 4732
ACEH JAYA 2813 2913 2239 2805 2307
kaitanya dengan laju pertumbuhan penduduk,
9
BENER tingkat pengangguran terbuka mengalami
MEURIAH 1829 1929 1540 1447 2849 peningkatan
PIDIE JAYA 4569 4669 3112 3387 4793
UJI KRITERIA STATISTIK
Nilai Nilai Nilai t-
Variabel Prob Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
variabel Statistik tabel
Konstanta 93.016 6,047 1,657 0.0000
Uji Signifikansi parameter individual
PDRB -6,700 2,727 1,657 0,0211
dilakukan untuk melihat signifikansi dari
Educt -1, 793 0,942 1,657 0,3010
pengaruh variable bebas terhadap variable
Un_empl 1,2004 1,836 1,656 0,0297
R- Squared 0.780 terikat secara individu, dengan menganggap
Adjusted R- 0,719 variable yang lain constan atau tetap.
Squared
Tabel 3 Hasil estimasi faktor-faktor yang
F- Statistik 12, 673
mempengaruhi
Prob (F- 0.0000
kemiskinan di provinsi Aceh
Statistik)
KOTA BANDA Sumber: hasil eviews (diolah)
ACEH 11990 12090 10071 10505 8916
KOTA SABANG 1458 1558 1736 1435 874 Berdasarkan nilai pada tabel diatas , dapat
KOTA LANGSA 6177 6277 8657 7977 4880 diperoleh persamaan regresi adalah sebagai
KOTA beriku:
LHOKSEUMAWE 8342 8442 8228 7848 5649
SUBULUSSALAM 2953 3053 1019 949 2160 Povertyit 93,006 6,700 X it 1,793 X it 1.200 X it .......
Sumber: BPS 2011 (diolah) Dilihat dari nilai R-Squared, dengan besaran
Rsquared nya 0. 780 maka dapat dikatakan
Dari tabel 2. diatas terlihat tingkat
bahwa 78 persen seluruh variabel dapat
penggangguran di kabupaten kota yang ada di
menjelaskan dengan baik variabel bebas
aceh pada umumya meningkat sampai tahun
terhadap kemiskinan di provinsi Aceh. Sisanya
2009. Namun angka pengangguran terbuka di
sebanyak 22 persen dijelaskan oleh faktor
seluruh kabupaten kota tergolog cukup tinggi.
diluar variabel yang dianalisis. Pengaruh
Meskipun demikian ada beberapa kabupaten
variabel bebas ( X 1 , X 2 , X 3 ) Terhadap variabel
kota yang angka pengangguran terbukanya
semakin berkurang dari tahun ke tahun seperti terikat yaitu kemiskian terlihat kuat. Hasil

kota banda aceh. Tetapi pada umumnya estimasi persamaan regaresi diatas dapat

kabupaten kota yang ada pada tahun 2011 dinterpretaikan sebagai berikut:
10
Uji t Statistic pada dasarnya dapat variable PDRB member implikasi,
menunjukan seberapa besar pengaruh variable semakin besar alokasi pendapatan yang
bebas dalam hal ini adalah PDRB, Educt dan digunakan untuk kepentingan
Un _Empl, dari table 5.3 diatas dapat dijelaskan masyarakat maka tingkat kemiskinan
masing-masing sbb: akan semakin menurun, dan dapat
dikatakan bahwa apabila terjadi
1. Variable PDRB memiliki pengaruh yang
kenaikan tingkat pendapatan daerah
negatif dan signifikan terhadap
maka tingkat kemiskinan akan semakin
kemiskinan di provinsi Aceh selama
menurun
kurun waktu penelitian yaitu tahun 2007
2. Variabel pendidikan (Educt) juga
sampai 2011. Pengaruh yang signifikan
memiliki pengaruh yang negative
terlihat dari nilai t-statistik pada degree
terhadap kemiskinan di provinsi Aceh.
of freedom sebesar 5 persen, dimana
Akan tetapi variable pendidikan
nilai t- statistic lebih besar dari nilai t-
memiliki peng
tabel (2.727>1.657). signifikan nya
3. aruh yang tidak signifikan pada degree 4. Variable pengangguran (Un-Empl).
of freedom sebesar 5 persen, terlihat dari Variable ini juga memiliki pengaruh
nilai t- statistic yang lebih kecil dari yang positif dan siginifikan pada degree
nilai t-tabel. Variable pendidikan atau of freedom sebesar 5 persen,
Educt tidak signifikan diduga karena signifikanya variable ini terlihat dari
kebanyakan masrakat Aceh masih nilai t-statistik l,836 lebih besar dari
bekerja di sector pertanian. Pekerja nilai t_tabel yaitu 1, 657. Tingkat
yang bekerja di sector pertanian, tingkat pengangguran di Aceh sangat
pendidikan masih belum menentukan berkontribusi dalam meningkatkan
tingkat produktivitas. Dan jumlah angka kemiskinan di Aceh. Semakin
angkatan kerja yang berkerja disektor tinggi jumlah penganguran maka akan
pertanian juga tidak ditentukan semakin tinggi pula jumlah penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan, miskin. Kemiskinan seperti yang
sehingga variable ini tidak signifikan didefinisikan oleh Badan Pusat Statistik
dalam mengurangi angka kemiskinan di adalah kondisi seseorang yang hanya
provinsi Aceh. mampu memenuhi makanannya kurang

11
dari 2100 kalori perkapita atau setara Dari hasil uji statistik diperoleh F hitung
dengan 320 kg /kapita/tahun di daerah sebesar 12,673, dan probabilitas F-Statiatik
pedesaan atau 420 kg/kapita/tahun sebesar 0,0000, karena nilai F sebesar lebih
didaerah pedesaan. besar lebih besar dari nilai F table yaitu sebesar
Pemenuhan kebutuhan hidup 2.311, maka seluruh variable bebas secara
diperoleh oleh masyarakat dari bersama-sama memiliki pengaruh yang
pendapatan yang diperoleh dari signifikan terhadap kemiskinan diprovinsi
pendapatan dari pekerjaan mereka. Aceh. Hal ini berarti secara bersama-sama
Pendapatan dari hasil pekerjaan di semua variabel yang di nilai memiliki pengaruh
dapat jika mereka tidak menganggur. dalam menentukan tingkat kemiskinan di Aceh.
Jadi kondisi pengangguran memiliki
Uji Koefisien Determinasi
pengaruh yang sangat besar dalam
meningkatkan kemiskinan di suatu Koefisien determinasi pada dasarnya digunakan
tempat. Di provinsi Aceh, jika untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
pengangguran meningkat satu persen suatu model dalam menjelaskan variasi dari
saja maka akan meningkatkan angka variable terkait. Kemampuam itu dijelaskan
penduduk miskin sebesar 2,8 persen, oleh nilai R2 . semakin besar nilai R2maka akan
berarti semakin banyak masyarakat yang semakin baik model menjelaskan semua
tidak memiliki pekerjaan dan informasi dalam memprediksi variable
pendapatan maka kemiskinan akan dependen. Dari hasil pengujian diperoleh nilai
semakin meningkat. R2 sebesar 0.7806, ini berarti model tersebut
dapat menjelaskan variasi dari model dengan
Uji Simultan (Uji F)
baik sekali. Dari hasil uji koefisien determinasi
Uji simultan (Uji F) digunakan untuk dapat dilihat bahwa 78 persen model yang
menguji apakah variable PDRB, Educt, dan dinilai dapat menjelaskan tingkat kemiskinan di
UnEmpl secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan
di provinsi Aceh.
Aceh dan sebesar 28 persen tingkat kemiskinan KESIMPULAN DAN SARAN
di tentukan oleh variabel lain.

12
Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya sama semua variable yang diuji
dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya: memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kemiskinan di Aceh.ini
1. Dari hasil uji parameter individu (Uji-t)
ditunjukan oleh nilai F statistic yang
menunjukan semua variable memberikan
lebih besar dari nilai F table.
pengaruh terhadap kemiskinan di
3. Model yang digunakan dapat
provinsi Aceh. Dari tiga variable yang
menjelaskan variasi dari variable terikat
digunakan terdapat dua varaibel yang
dengan baik, dikarenakan nilai R2
memiliki pengaruh yang signifikan yaitu
mendekati 1, karena semakin besar nilai
variable PDRB dan Un-Empl, sementara
R2 maka kemampuan model
variable Educt ber pengaruh tetapi tidak
menjelaskan semakin baik
signifikan.
2. Dari hasil uji simultan dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin,(2004), Ekonomi Pembangunan, Penerbit BP STIE YKPN


Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik (2011). Aceh Dalam Angka 2011. BPS
Badan Pusat Statistik (2011). PDRB Kabupaten Kota se Indonesia. BPS Jakarta
Budiono, (1999). Teori Pertumbuhan Ekonomi. Penerbit BPFE, Yogyakarta
Kuncoro, Mudrajat, (2003), Metode Kuantitatif, Penerbit UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
Sukirno, Sadono,(2005). Ekonomi Mikro Modern. Penerbit, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Todaro, dan Smith (2006). Development Economic, Printice Hill, New York.
Winardi, (2010) Ekonomi Pembangunan, Penerbit Gramedia, Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai