Anda di halaman 1dari 13

KONDUKTOMETRI 2

A Tujuan Percobaan
Menentukan titik ekivalen dari titrasi konduktometri
Menentukan daya hantar listrik suatu larutan.

B Alat dan Bahan


Alat yang digunakan
Konduktometer 660
Elektroda emmension cell dengan konstanta cell 0,77
Gelas kimia 100 ml, 50 ml
Labu ukur 100 ml, 50 ml
Spatula, pipet ukur, bola karet, pipet tetes.
Bahan yang digunakan
KCL 1 N
HCL 0,1 N dan 0,01 N
NaOH 0,1 N dan 0,01 N

C Dasar Teori
Titrasi merupakan metode analisa kimia secara kuantitatif yang biasa
digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan.
Konduktometri biasanya merupakan prosedur titrasi, sedangkan konduktansi dapat
digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaannya antara konduktansi cukup
besar sebelum dan sesudah penambahan reager. Tetapan sel harus diketahui, bearti
selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap. Tetapi
pengenceran akan mengakibatkan hantarannya tidak berfungsi secara linier lagi
dengan konsentrasi.
Penambahan suatu elektrolit kepada suatu larutan elektrolit lain pada kondisi-
kondisi yang tidak menghasilkan perubahan volume yang berarti akan mempengaruhi
konduktansi (hantaran) larutan. Tergantung apakah ada atau tidak terjadinya reaksi-
reaksi ionic. jika terjadi reaksi ionic, konduktansi dapat naik atau turun yang
disebabkan oleh pergantian anion yang konduktivitasnya tinggi oleh kation yang
konduktivitasnya lebih rendah.
Konduktometri merupakan metode untuk menganalisa larutan berdasarkan
kemampuan ion dalam menghantarkan muatan listrik diantara dua elektroda. Ini
berarti konduktometri adalah salah satu metode analisa elektrokimia disamping
potensiometri dan amperometri. Pengukuran konduktivitas (hantaran) dapat pula
digunakan untuk penentuan titik akhir titrasi. Titrasi konduktometri dapat dilakukan
dengan dua cara, tergantung pada frekuensi arus yang digunakan.
Jika frekuensi arus bertambah cukup besar, maka pengaruh kapasitas dan
induktif akan makin besar. Adapun jenis fitrasi tersebut adalah sebagai berikut :
Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus rendah (300 Hz)
Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan menggunakan frekuensi arus
tinggi.
a. Titrasi konduktometri arus rendah
Penambahan suatu elektrolit lain pada keadaan yang tidak ada
perubahan volum yang begitu besar akan mempengaruhi konduktivitas larutan
karena akan terjadi reaksi ionik atau tidak. Jika terjadi reaksi ionik akan
terjadi perubahan konduktivitas yang cukup besar sehingga dapat diamati
reaksi yang terjadi, seperti pada titrasi asam kuat dan basa kuat. Pada titrasi
ini terjadi penurunan konduktivitas karena terjadinya penggantian ion yang
konduktivitasnya rendah.
Pada titrasi penetralan, pengendapan, penentuan titik akhir titrasi
ditentukan berdasarkan konduktivitasnya dari reaksi kimia itu. Hantaran
diukur pada setiap penambahan sejumlah pereaksi dan pengukuran titik akhir
titrasi berdasarkan dua alur garis yang saling berpotongan. Titik potong ini
disebut titik ekivalen.
Secara praktek, konsentrasi penitran 20 sampai 100 kali lebih pekat
dari larutan yang dititrasi, kelebihan dari titrasi ini baik untuk asam yang
sangat lemah yang secara potensiometri tidak dapat dilakukan dengan cara
konduktometri dapat dilakukan, selain itu secara konduktometri contoh suhu
tidak perlu dilakukan.

b. Titrasi konduktometri arus tinggi


Titrasi ini sesuai untuk sel yang terdiri dari sistem reaksi yang dibuat
bagian atau dipasang sirkuit osilator berionisasi pada frekuensi beberapa mega
hertz. Keuntungan cara ini antara lain elektroda ditempatkan diluar sel dan
tidak langsung kontak dengan zat lain. Sedangkan kerugiannya respon tidak
spesifik karena tidak bergantung pada hantaran dan tetapan di elektrik dari
sistem, selain itu dipengaruhi oleh sifat kimia dari komponen-komponen
sistem.

D Prosedur kerja
a. Kalibrasi konduktometer
Memastikan elektroda terpasang dengan benar pada alat konduktometer dan
hubungkan kabel listrik ke soket listrik.
Mempersiapkan larutan KCl 1 N dalam labu takar 100 ml, pindahkan ke gelas
kimia 100 ml.
Menghidupkan alat konduktometer dengan menekan tombol on berwarna
merah di bagian depan alat.
Memasukan harga konstanta sel 1,00 pada harga cell const dan menekan x1.
Mengatur parameter berikut :
Tombol frekuensi pada 2 kHz (tombol jangan ditekan)
Tombol temp pada pt 100
Memasukkan suhu ruang pada tempat nilai temperatur, yaitu 25C
Memasukkan harga 2,0 pada temp coefisien posisi tombol pada stand by
Mencelupkan elektroda ke gelas kimia yang berisi larutan KCl 1 N,
memastikan lubang sisi elektroda tercelup dengan baik.
Menekan tombol cond, baca pengukuran konduktivitas dan hitung
konduktivitasnya dengan rumus berikut :
Konstanta sel = (K tabel untuk KCl 1N pada TC/K KCl terukur)
Memasukkan harga perhitungan ke tempat nilai cell const dan tekan tombol x
0,1 sesuai harga yang dimasukkan.
Memperhatikan harga konduktivitas terukur meshnya harga konduktivitas
terukur akan sama dengan K tabel.
Menekan tombol standby, alat siap digunakan.
Menentukan konduktivitas larutan HCl 0,1 dan 0,01N serta konduktivitas
NaOH 0,1N dan 0,01N.
b. Titrasi konduktometer
Membuat larutan NaOH 0,1 N sebanyak 50 mL
Membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 100 mL
Memipet 10 mL larutan NaOH, memasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL
dan menambahkan aquadest hingga volume 200 mL (elektroda tenggelam)
Meletakkan larutan NaOH di atas hotplate (jangan hidupkan pemanas)
Mengaduk larutan NaOH dengan magnetic stirrer
Melakukan penambahan HCl 0,1 N sebanyak 1 mL sampai 20 mL (dengan
kenaikkan 1 mL), pada saat penambahan HCl posisi tombol pada posisi
cond dan membaca konduktivitas pada display setiap penambahan HCl
Setelah didapat kurva yang diinginkan hitung konsentrasi NaOH
E Data Pengamatan
Temperatur ruangan = 29,0 C
Temperatur KCl = 29,0 C
Kalibrasi dengan larutan KCl 0,1 N 100 mL
K pada tabel = 12,88 mol/Liter
K pada pengamatan = 17,24 mol/Liter
Kpadatabel
K
Kpengama tan

12,88 mol / Liter


K
17,24 mol / Liter

K = 0,74

Data pengamatan secara praktek

No Volume (mL) Konduktivitas (mS / cm)


1 0 1.014
2 1 0.878
3 2 0.866
4 3 0,797
5 4 0.718
6 5 0.665
7 6 0.634
8 7 0.557
9 8 0.572
10 9 0.578
11 10 0.66
12 11 0.693
13 12 0.863
14 13 1.072
15 14 1.26

Data pengamatan secara Teori

No Volume (mL) Konduktivitas (mS/ cm)


1 0 24.84
2 1 20.37
3 2 16.3
4 3 13.15
5 4 10.68
6 5 8.19
7 6 6.2
8 7 4.5
9 8 2.73
10 9 1.29
11 10 6.33

Perhitungan titik ekivalen secara teoritis, pada penambahan 10 mL HCl 0,1 N

0,1mol
10mL 0,001mol
1000mL
Mol NaOH =

0,1mol
10mL 0,001mol
1000 mL
Mol HCl =

Reaksi yang terjadi yaitu :

NaOH + HCl NaCl + H2O

0,001 mol 0,001 mol - -

0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol

- - 0,001 mol 0,001 mol

0,001mol 1000mL
0,05mol / L
20mL 1L
[NaCl] =
Na+ = 50,1 s.cm2.mol-1.0,05 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1

= 2,51 10-3 s.cm-1

= 2,51 ms/cm

Cl- = 76,3 s.cm2.mol-1.0,05 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1

= 3,82 10-3 s.cm-1

= 3,82 ms/cm

NaCl = (2,51 + 3,82)

= 6,33 ms/cm

F Perhitungan
a. Pembuatan larutan KCl 0,1 N, 100 mL
Gr = N V BM
= 0,1 mol/L 0,1 L 74,5 gr/mol
= 0,745 gr
b. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N, 50 mL
Gr = N V BM
= 0,1 mol/L 0,05 L 40 gr/mol
= 0,2 gr
c. Pembuatan larutan HCl 0,1 N, 100 mL
% 1000 1,18 0,36 1000
N 11,6 mol / L
BM 36,5

V1 . N1 = V2 . N2
0,1 0,1mol / L
11,65 mol / L
V1 =

V1 = 0,85 mL

Perhitungan Konduktivitas secara teori


a. Sebelum ditambahkan HCl 0,1 N
10 mL 0,1 NaOH + 0 mL HCl 0,1 N
0,1mol
10mL 0,001mol
1000mL
Mol NaOH =
0,1mol
0mL 0mol
1000mL
Mol HCl =

0,001mol 1000mL
0,1mol / L
10mL 1L
[NaOH] =

Na+ = 50,1 s.cm2.mol-1.0,1 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1

= 5,01 10-3 s.cm-1

= 5,01 ms/cm

OH- = 198,3 s.cm2.mol-1.0,1 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1

= 0,01983 10-3 s.cm-1

= 19,83 ms/cm

NaOH = (5,01 + 19,83)

= 24,84 ms/cm

b. Penambahan 1 mL HCl 0,1N


10 mL 0,1 NaOH + 1 mL HCl 0,1 N
0,1mol
10mL 0,001mol
1000mL
Mol NaOH =
0,1mol
1mL 0,0001mol
1000mL
Mol HCl =
0,0009mol 1000mL
0,082mol / L
11mL 1L
[NaOH] =

Na+ = 50,1 s.cm2.mol-1.0,082 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 4,11 10-3 s.cm-1
= 4,11 ms/cm

OH- = 198,3 s.cm2.mol-1.0,082 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 16,26 10-3 s.cm-1
= 16,26 ms/cm

NaOH = (4,11 + 16,26) ms/cm


= 20,37 ms/cm

c. Penambahan 2 mL HCl 0,1 N


10 mL 0,1 NaOH + 2 mL HCl 0,1 N
0,1mol
10mL 0,001mol
1000mL
Mol NaOH =
0,1mol
2mL 0,0002mol
1000mL
Mol HCl =
0,0008mol 1000mL
0,066mol / L
12mL 1L
[NaOH] =

Na+ = 50,1 s.cm2.mol-1.0,066 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 3,3 10-3 s.cm-1
= 3,3 ms/cm

OH- = 198,3 s.cm2.mol-1.0,066 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 0,013 10-3 s.cm-1
= 13,0 ms/cm

NaOH = (3,3 + 13,0) ms/cm


= 16,3 ms/cm

d. Penambahan 3 mL HCL 0,1 N


10 mL 0,1 NaOH + 3 mL HCl 0,1 N
0,1mol
10mL 0,001mol
1000mL
Mol NaOH =
0,1mol
3mL 0,0003mol
1000mL
Mol HCl =
0,0007 mol 1000mL
0,053mol / L
13mL 1L
[NaOH] =

Na+ = 50,1 s.cm2.mol-1.0,053 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 2,65 10-3 s.cm-1
= 2,65 ms/cm

OH- = 198,3 s.cm2.mol-1.0,053 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 0,010 10-3 s.cm-1
= 10,5 ms/cm

NaOH = (2,65 + 10,5) ms/cm


= 13,15 ms/cm
e. Penambahan 4 mL HCl 0,1 N
10 ml 0,1 NaOH + 4 ml HCl 0,1 N
0,1mol
10mL 0,001mol
1000mL
Mol NaOH =
0,1mol
4mL 0,0004mol
1000mL
Mol HCl =
0,0007 mol 1000mL
0,043mol / L
14mL 1L
[NaOH] =

Na+ = 50,1 s.cm2.mol-1.0,043 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 2,15 10-3 s.cm-1
= 2,15 ms/cm

OH- = 198,3 s.cm2.mol-1.0,043 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 8,53 10-3 s.cm-1
= 8,53 ms/cm

NaOH = (2,15 + 8,53) ms/cm


= 10,68 ms/cm
f. Penambahan 5 ml HCl 0,1 N
10 ml 0,1 NaOH + 5 ml HCl 0,1 N
0,1mol
10mL 0,001mol
1000mL
Mol NaOH =
0,1mol
5mL 0,0005mol
1000mL
Mol HCl =
0,0005mol 1000mL
0,033mol / L
15mL 1L
[NaOH] =

Na+ = 50,1 s.cm2.mol-1.0,033 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 1,65 10-3 s.cm-1
= 1,65 ms/cm

OH- = 198,3 s.cm2.mol-1.0,033 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 6,54 10-3 s.cm-1
= 6,54 ms/cm

NaOH = (1,65 + 6,54) ms/cm


= 8,19 ms/cm
g. Penambahan 6ml HCl 0,1 N
10 ml 0,1 N NaOH + 6 ml HCl 0,1 N
0,1mol
10mL 0,001mol
1000mL
Mol NaOH =
0,1mol
6mL 0,0006mol
1000mL
Mol HCl =
0,0007 mol 1000mL
0,025mol / L
16mL 1L
[NaOH] =

Na+ = 50,1 s.cm2.mol-1.0,025 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 1,25 10-3 s.cm-1
= 1,25 ms/cm

OH- = 198,3 s.cm2.mol-1.0,025 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 4,96 10-3 s.cm-1
= 4,96 ms/cm

NaOH = (1,25+4,96) ms/cm


= 6,2 ms/cm
h. Penambahan 7 ml HCl 0,1 N
10 ml 0,1 N NaOH + 7 ml HCl 0,1 N
0,1mol
10mL 0,001mol
1000mL
Mol NaOH =
0,1mol
7 mL 0,0007 mol
1000mL
Mol HCl =
0,0007 mol 1000mL
0,018mol / L
17 mL 1L
[NaOH] =

Na+ = 50,1 s.cm2.mol-1.0,018 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 9,01 10-3 s.cm-1
= 0,901 ms/cm

OH- = 198,3 s.cm2.mol-1.0,018 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 3,5694 10-3 s.cm-1
= 3,6 ms/cm

NaOH = (0,9 + 3,6 ms/cm


= 4,5 ms/cm
i. Penambahan 8 ml HCl 0,1 N
10 ml 0,1 N NaOH + 8 ml 0,1 N HCl
0,1mol
10mL 0,001mol
1000mL
Mol NaOH =
0,1mol
8mL 0,0008mol
1000mL
Mol HCl =
0,0002mol 1000mL
0,011mol / L
13mL 1L
[NaOH] =

Na+ = 50,1 s.cm2.mol-1.0,011 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 5,51 10-3 s.cm-1
= 0,55 ms/cm

OH- = 198,3 s.cm2.mol-1.0,011 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 0,010 2,18 s.cm-1
= 2,18 ms/cm

NaOH = (0,05 + 2,18) ms/cm


= 2,73 ms/cm
j. Penambahan 9 ml HCl 0,1 N
10 ml 0,1 N NaOH + 9 ml 0,1 N HCL
0,1mol
10mL 0,001mol
1000mL
Mol NaOH =
0,1mol
9mL 0,0009 mol
1000mL
Mol HCl =
0,0007 mol 1000mL
0,0052mol / L
19mL 1L
[NaOH] =

Na+ = 50,1 s.cm2.mol-1.0,052 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 2,6 10-3 s.cm-1
= 0,26 ms/cm

OH- = 198,3 s.cm2.mol-1.0,052 mol.Liter-1/1000 cm3.Liter-1


= 1,03 10-3 s.cm-1
= 1,03 ms/cm

NaOH = (0,26 + 1,03) ms/cm


= 1,29 ms/cm
Grafik Titrasi Konduktometri Secara Praktek
1.6

1.4

1.2

Kondutivitas (mS/cm) 0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

volume titran HCl (mL)

G Analisa Data
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan untuk menentukan daya hantar
suatu larutan dapat dilakukan dengan menggunakan metode konduktometri.
Konduktansi suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion didalam larutan.
Pengukuran konduktivitas ( hantaran) dapat pula digunakan untuk penentuan titik
akhir titrasi. Konduktansi merupakan kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan
arus listrik.
Pada pengukuran konduktansi, alat konduktometer harus dikalibrasi terlebih
dahulu sesuai standar untuk mengecilkan error. Kalibrasi alat menggunakan larutan
KCl 0,1 N sebanyak 100 mL. Setelah dikalibrasi, barulah diukur titrasi
konduktometri yaitu terlebih dahulu membuat larutan NaOH 0,1 N dan diencerkan
pada 50 mL aquadest dan membuat larutan HCl 0,1 N yang diencerkan pada 100 mL.
Kemudian dipipet larutan NaOH sebanyak 10 mL dan ditambahkan 190 mL aquadest.
Sehingga larutan menjadi 200 mL, kemudian larutan yang berada dalam gelas kimia
250 mL diletakkan diatas hot plate dan jangan hidupkan pemanasnya. Aduk larutan
tersebut dengan menggunakan magnetic stirrer. Kemudian lakukan penambahan HCl
0,1 N sebanyak 1 mL sampai 15 mL dengan range kenaikkan 1 mL, pada saat
penambahan HCl posisi tombol ditekan tombol cond dan baca konduktivitas pada
display. Jangan lupa menekan tombol stand by.
Pada pratikum kali ini, NaOH sebagai analit dan HCl sebagai titran. Titrasi
merupakan reaksi penetralan antara asam kuat dan basa kuat. Titik ekivalen dapat
diperkirakan pada penambahan 10 mL HCl 0,1 N (secara Teori). Sedangkan secara
praktek pada penambahan 9 mL HCl 0,1 N dengan konduktivitasnya 0,4 ms/cm.

H Kesimpulan
Daya hantar listrik dapat diukur dengan menggunakan alat konduktometer.
Titrasi konduktometer dapat menentukan titik ekivalen dari larutan HCl dan
NaOH.
Konduktivitas awal secara praktek 1,0 ms/cm , secara teori 24,84 ms/cm.
Titik ekivalen secara praktek pada penambahan 9 mL HCl 0,1 N.
Titik ekivalen secara teori pada penambahan 10 mL HCl 0,1 dengan
konduktivitasnya 0,4 ms/cm yang dilihat dari grafik secara teoritis.

Anda mungkin juga menyukai