Anda di halaman 1dari 2

Bilangan Koordinasi 6

Sampai saat ini kompleks jenis ini dengan struktur octahedral merupakan kompleks
yang paling banyak dijumpai, terutama untuk ion krom (III) dan kobalt (III).
Kompleks dari ion ini telah lama dikenal dan bersama dengan kompleks
bujursangkar dari ion Pt(II) merupakan perintis munculnya kimia koordinasi.

Distorsi Bentuk Oktahedral

Sekalipun struktur octahedral merupakan struktur yang diharapkan untuk kompleks


berkoordinat 6, namun tidak semua spesies sempurna octahedral (mengalami
distorsi). Dua bentuk distorsi kompleks octahedral yang penting adalah tetragonal,
baik pemanjangan atau pemendekan salah satu sumbu rotasi lipat-4 (Bab IV). Jenis
distorsi ini telah didiskusikan dimuka yang dikaitkan dengan efek Jahn-Teller.
Kemungkinan lain adalah pemanjangan dan pemendekan sepanjang salah satu dari
empat sumbu rotasi lipat-3, melalui pusat bidang yang menghasilkan antiprisma
segitiga. Konfigurasi lain yang sesungguhnya bukan distorsi tetapi melibatkan
penurunan simetri dapat juga ditemukan. Hal ini akibat penggantian enam ligan
unidentat dalam kompleks seperti [Co(NH 3)6]3+ dengan cincin kelat seperti
etilendiamin membentuk [Co(en)3]3+. Kompleks terakhir tidak mempunyai bidang
cermin. Kebanyakan penurunan simetri ini hanya mengakibatkan sedikit pengaruh,
misalnya spectra visible kompleks heksaamin mirip dengan tris-etilendiamin.

Bilangan Koordinasi 8

Meskipun kompleks koordinasi 8 tidak banyak dijumpai, jumlah senyawa yang


dikenal meningkat pesat akhir-akhir ini, sehingga hanya dilampaui oleh koordinasi 4
dan 6. Factor penting dalam peningkatan ini dapat akibat peningkatan teknik sinar-X
3 dimensi dan peningkatan ketertarikan pada kimia koordinasi unsure lantanida dan
aktanida.

Ada dua factor penting yang mempengaruhi kompleks cendrung membentuk


koordinasi 8. Pertama ukuran kation logam. Kation harus cukup besar untuk
mengakomodasi 8 ligan tanpa menimbulkan tolakan cukup besar. Kompleks
koordinasi 8 untuk logam transisi pertama relative jarang dikenal. Jumlah terbesar
jenis kompleks ini ditemukan pada lantanida dan aktanida , dan biasanya terjadi
pada kation zirconium, hafnium, niobium, tantalum, molybdenum, dan tungsten.
Sebaliknya persyaratan ligan adalah relative kecil dan elektronegatif . atom paling
biasa yang sebagai ligan antara lain karbon, nitrogen, oksigen dan fluor. Factor
kedua adalah bilangan oksidasi logam, yang mana bilangan oksidasi tinggi
menyukai koordinasi 8. Persyaratan ini muncul dari prinsip elektronetralitas.
Pembentukan 8 ikatan pada logam dengan bilangan rendah akan mengkibatkan
densitas electron yang tinggi pada logam. Bilangan oksidasi pada umumnya +3
atau lebih dengan sedikit elktron d yang tersisa, seperti d 0, d1, d2.
Ada beberapa koordinasi polyhedral yang sesuai untuk koordinasi 8. Bentuk teratur,
kubus, hamper tidak pernah dijumpai dalam kompleks terpisah, tetapi terjadi dalam
kisi seperti CaCl. Dua struktur umum adalah trigonal dodecahedral dan antiprisma
bujursangkar. Keduanya dipandang sebagai bentuk distorsi kubus yan menurunkan
tolakan ligan-ligan. Antiprisma bujursangkar mempunyai tolakan ligan-ligan sedikit
lebih rendah daripada dodecahedral.

Dari teori ikatan valensi, pembentukan kedua bentuk diatas dapat merupakan hasil
dari hibridisasi sp3d4. Penggunaan 4 orbital d dalam hibridisasi untuk ikatan ligan
dapat terjadi pada kation dengan konfigurasi d0, d1, dan d2 sebagaimana banyak
dijumpai. Teori medan krisral dan orbital molekul memberikan gambar serupa yang
mana kedua bentuk antiprisma dan dodecahedral memberikan tingkat
nonterdegeneret lebih rendah ( untuk menerima satu atau dua electron d ) dan 4
orbital d sisanya (atau orbital molekul yang diturunkan dari orbital d) terletak pada
tingkat lebih tinggi.

Harga CFSE kedua struktur sebanding, dan pemilihan kedua struktur bergantung
pada keseimbang gaya yang ada, sebagaimana pada koordinasi 5. Meskipun tidak
ada penjelasan yang memuaskan terhadap masalah pemilihan kedua
struktur,perhitungan baik IV atau OM dapat mempredeksikan pengaturan dengan
benar.

Anda mungkin juga menyukai