Anda di halaman 1dari 6

SENI UKIR DAN SENI RUPA

A. Seni Ukir
Seni ukir diartikan sebagai ragam hias yang bersifat kruwikan, buledan,
sambung-menyambung, dan merupakan bentuk lukisan yang indah. Bertolak
dari pengertian tersebut, maka seni ukir sebenarnya adalah hasil suatu
gambaran yang dibuat oleh manusia pada suatu permukaan yang dikerjakan
sedemikian rupa dengan alat-alat tertentu sehingga permukaaan yang asal
mulanya rata menjadi tidak rata (kruwikan dan buledan). Dengan demikian ciri
utama suatu ukiran adalah membuat suatu permukaan menjadi tidak rata.

B. Latar Belakang Seni Ukir di Indonesia


Kehadiran seni ukir di Indonesia sebenarnya telah tumbuh pada zaman purba
ketika kesenian Indonesia menerima unsur-unsur seni Hindu. Dalam
perkembangan waktu yang cukup lama, seni ukir menjadi milik bangsa
Indonesia dan diwujudkan dalam mengisi dinding-dinding arsitekturnya. Hal ini
dapat dilihat pada seni bangunan percandian yang memiliki karya-karya batu
ornamentik yang indah.
Menurut Van den Berg dan Kroskamp, seni arca berasal dari bangsa Hindu,
tetapi mereka mengatakan bahwa yang membuat candi dan arca di Dieng
adalah orang Jawa sendiri. Seniman tersebut menciptakan bangunan di Dieng
berdasarkan pengetahuan dari guru-guru mereka yang berasal dari India.
Dengan demikian seni bangunan dan seni arca yang ada di Indonesia
mempunyai corak tersendiri sebagai hasil dari kreativitas orang Indonesia.
Usaha pemeliharaan dan pengembangan seni ukir klasik ini dipertahankan
terus dari bentuk serta keindahannya, sehingga mencapai puncak
perkembangannya pada zaman keemasan kerajaan Majapahit di Jawa Timur.
Hal ini dapat diketahui dari berita perjalanan Hayam Wuruk yang ditulis oleh
pujangga Prapanca yang berbunyi antara lain, bahwa dalam perjalanan
tersebut Hayam Wuruk telah mengunjungi beberapa tempat suci seperti candi
Penataran yang didirikan di lereng gunung Kelud. Pada dinding candi tersebut
terdapat relief tokoh pewayangan dan juga banyak arca yang indah.
Sejalan dengan masa suramnya kerajaan Majapahit, berkembanglah agama
Islam serta peradabannya di Jawa, khususnya di pantai utara Jawa. Bila
pertumbuhan seni ukir diawali dengan masuknya agama Hindu di Jawa, maka
berkembangnya seni ukir seiring dengan berkembangnya kebudayaan Islam
yang berpusat di kesultanan Demak melalui proses akulturasi. Walaupun
kerajaan Majapahit mengalami masa surut, namun tidak berarti membawa
runtuhnya seni hias klasik di Jawa, bahkan ia merupakan awal dari
perkembangan baru kebudayaan zaman madya dengan bentuknya yang
khusus terutama adanya pengaruh agama Islam. Dalam banyak hal
kebudayaan Islam memang sangat berpengaruh terutama dalam pelarangan
mewujudkan bentuk-bentuk figur ataupun makhluk hidup dalam setiap unsur
ukiran. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya bentuk-bentuk yang telah distilir
dari makhluk hidup tersebut. Pengaruh Islam juga menyebabkan seni patung
tidak berkembang di Jepara, sehingga terjadi perbedaan yang nyata antara
perkembangan seni ukir di Jepara dengan seni ukir yang berkembang di Bali.

1
C. Contoh seni Ukir
a. Seni Ukir Pada Buah & Sayur

Seni Ukir ini biasanya digunakan pada saat dekorasi hidangan saat
pesta, biasanya berbentuk hewan atau tumbuhan

b. Seni Ukir Pada styrofoam

Seni Ukir pada bahan ini biasanya bisa kita lihat saat
dilangsungkannya acara pernikahan

2
c. Seni Ukir Kayu, Batu dan tanah liat

Biasanya ukiran jenis ini dapat berbentuk patung, lemari, meja dan
lainnya sebagainya

D. Contoh Seni Ukir Jenis Motif Hias


Motif hias percandian

3
E. Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media
yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan
dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur,
dan pencahayaan dengan acuan estetika.
1. Aliran Naturalisme
Naturalisme adalah aliran seni rupa yang berusaha melukiskan sebuah
objek yang sama persis dengan keadaan alam. Ciri aliran seni yang satu ini
adalah wujudnya yang sama persis dengan sesuatu yang dilihat oleh mata
kita. Proporsi, perspektif, keseimbangan, pewarnaan, dan prinsip-prinsip
seni rupa lainnya tergambar dengan tepat sesuai pemandangan
sebenarnya. Beberapa tokoh seni rupa yang mengikuti aliran ini antara lain
Basuki Abdullah, Gambir Anom, Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto,
William Hogart, dan Frans Hall

2. Aliran Realisme

4
Realisme adalah aliran seni rupa yang menggambarkan keadaan nyata
yang benar-benar ada. Ciri aliran seni yang satu ini adalah lebih
ditekankannya suasana dibanding objek dari kenyataan tersebut. Beberapa
seniman atau tokoh yang memilih aliran seni ini antara lain Fransisco de
Goya, Gustove Corbert, dan Honore Daumier.

3. Romantisme
Romantisme adalah aliran seni rupa yang lebih menampilkan nilai-nilai
fantastis, indah, irasional, dan absurd. Umumnya menceritakan kisah-kisah
romantis atau dramatis. Beberapa ciri karya seni yang menganut aliran
romantisme antara lain permainan warna yang lebih meriah, objek lebih
sedikit, adanya objek pria gagah atau wanita yang lembut. Tokoh atau
seniman yang menganut aliran ini antara lain Raden Saleh, Theobore, dan
Gerriwult.

4. Ekpresionisme

5
Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang lebih mengutamakan curahan
batin pembuatnya secara bebas, baik dari dalam batin, imajinasi maupun
perasaannya. Objek-objek yang dilukiskan dalam aliran ini biasanya
memiliki nuansa kekerasan, kengerian, kemiskinan, kesedihan, dan tingkah
manusia. Adapun beberapa tokoh yang menganut aliran ini antara lain
Popo Iskandar, Paul Gaugiuin, Vincent Van Gogh, Ernast Ludwig, Emile
Nolde, Karl Schmidt, JJ. Kandinsky, Affandi, Zaini dan Paul Klee.

5. Impresionisme
Impresionisme adalah aliran seni rupa yang lebih mengutamakan kesan
selintas pada suatu obyek yang ditunjukan atau dilukiskan. Ciri aliran seni
rupa ini yang paling menonjol adalah objek yang digambarkan tidak
mendetik atau agak kabur. Beberapa seniman yang menganut aliran
impreionisme antara lain Casmile Pissaro, Claude Monet, Aguste Renoir,
SIsley, Kusnadi, Solichin, Edward Degas, Mary Cassat, dan Afandi.

Anda mungkin juga menyukai