Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

MODUL 9 & 11
PEMECAHAN KOMPONN MAKANAN OLEH MIKROORGANISME
UJI MIKROBIOLOGI AIR MINUM DALAM KEMASAN DAN
MINUMAN RINGAN PADA BOTOL

Disusun oleh :
Dwi Wulandari
B.1510244
Kelompok 2

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI


FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2017
I TUJUAN
Dapat menganalisa mikroba pada bahan pangan secara kuantitatif pada
medium cair.
Mempelajari sifat-sifat pemecahan komponen makanan oleh mikroba.
Menguji dan membedakan reaksi pemecahan karbohidrat, protein dan
lemak oleh kultur murni dan jasad renik yang terdapat pada makanan
Menguji mutu mikrobiologis air minum dalam kemasan dan minuman
ringan pada botol.

II ALAT DAN BAHAN

Alat : Media PCA


Cawan Petri Media SMA
Pipet 10ml & 1ml Media PDA
Tabung reaksi Sampel AMDK
Erlenmeyer Sampel Air Karbonasi
Ose Air teh dalam
Spirtus & Bunsen
kemasan
Incubator
Air berperisa buah
Bahan :
III METODE KERJA

Persiapan Sampel & pengenceran


1 Sampel dipipet 1ml, dimasukan kedalam tabung reaksi yang berisi larutan
pengencer 9ml. dikocok hingga homogeny, lakukan berulang hingga 10-3

Uji TPC
1 Pipet sampel (10-3 & 10-2) 1ml, tuang ke dalam cawan petri, kemudian
tuang media PCA. Tunggu hingga set mengeras, kemudian seal dan
inkubasi pada suhu 300C selama 2hari.

Uji Kapang dan Kamir

1 Pipet sampel (10-3 & 10-2) 1ml, tuang ke dalam cawan petri, kemudian
tuang media PDA. Tunggu hingga set mengeras, kemudian seal dan
inkubasi pada suhu 300C selama 2hari.

Uji Bakteri Proteolitik


1 Media SMA dituang ke cawan petri, tunggu hingga mengeras.
2 Menggunakan ose gores kuadran sampel 10-0 dan kultur murni.
3 Inkubasi pada suhu 300C selama 2hari.
4 Tetesi HCl 1% kemudian amati.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN


Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Uji Mikrobiologi AMDK, Minuman Ringan
dalam Botol., dan Mikroba Pemecah Komponen Pangan

Ba Sampel TPC (Media PCA) Kapang dan Proteolitik (Media


g. Khamir (Media SMA)
/ PDA)
10-2 10-3 10-2 10-3 Sebelum Sesudah
ke
Ditetesi Ditetesi
l
HCL 1% HCL 1%
1. AMDK Keruh Benin
g

Kultur X Keruh Keruh


Murni /
Bacillus
(Parameter)

2. Air Bening
Berkarbon
asi

Keruh

3. Air Teh
Dalam Bening Bening
Kemasan
4. Air Bening Keruh
Berperisa
Buah

Keterangan : x = Khusus untuk kultur murni/ Bakteri Proteolitik/ Bacillus


(Parameter).

Tabel 4.1.2 Hasil Perhitungan Uji TPC (Media PCA) dan Uji Kapang Khamir
(Media PDA)

Ba Sampel Media Jumlah Koloni CFU/ml


g. / PCA/ PDA/ 10-2
10-3

Uji TPC Kapang


klp
Khamir
1. AMDK TBUD TBUD TBUD

TBUD TBUD TBUD


2. Air TBUD TBUD TBUD
Berkarbon
TBUD 294 2,9X105
asi
3. Air Teh 262 111 1,1X105
dalam
Kemasan
TBUD TBUD TBUD

4. Air TBUD TBUD TBUD


Berperisa
TBUD TBUD TBUD
Buah

4.2 PEMBAHASAN

Kontaminan pada air minum dalam kemasan merupakan mikroba


pathogen yang bisa menimbulkan penyakit, diantaranya koliform, E.Coli,
salmonella, dan pseudomonas aeruginosa. Bakteri koliform merupakan
golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana
bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah
terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri
koliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker.
Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun
seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya
berlebih di dalam tubuh.Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator
karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri
ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan
parasit.Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi
daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan. Pada
minuman ringan Bakteri coliform dalam air minum dikategorikan menjadi
tiga golongan, yaitu coliform total, fecal coliform, dan E. coli. Masing-masing
memiliki tingkat risiko yang berbeda. Coliform total kemungkinan bersumber
dari lingkungan dan tidak mungkin berasal dari pencemaran tinja. Sementara
itu, fecal coliform dan E. coli terindikasi kuat diakibatkan oleh pencemaran
tinja, keduanya memiliki risiko lebih besar menjadi patogen di dalam air.
Bakteri fecal coliform atau E. coli yang mencemari air memiliki risiko yang
langsung dapat dirasakan oleh manusia yang mengonsumsinya. Kondisi
seperti ini mengharuskan pemerintah bertindak melalui penyuluhan
kesehatan, investigasi, dan memberikan solusi untuk mencegah penyebaran
penyakit yang ditularkan melalui air.
Ciri-ciri bakteri koliform antara lain bersifat anaerob, termasuk ke dalam
bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi
laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35 C-37 C.Contoh
bakteri koliform antara lain Escherichia coli, Salmonella spp., Citrobacter,
Enterobacter, Klebsiella, dll. Gangguan yang ditimbulkan pada manusia
sehat adalah mual, nyeri perut , muntah, diare, berak darah, demam tinggi
bahkan pada beberapa kasus bisakejang dan kekurangan cairan atau
dehidrasi. Pada minuman ringan mikroba lebih sulit untuk tumbuh
dikarenakan sudah ada penambahan zat-zat lain seperti gula, pengawet dan
zat karbondioksida pada minuman berkarbonasi.
Mikroba memiliki berbagai aktivitas biokimia (pertumbuhan dan
perbanyakan) dengan menggunakan raw material (nutrisi) yang diperoleh dari
lingkungan sekitarnya. Transformasi biokimia dapat timbul didalam dan
diluar dari bakteri yang diatur oleh katalis biologis yang dikenal sebagai
enzim. Setiap mikroba memiliki kemampuan dalam menggunakan enzim
yang dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan asam
amino. Metabolisme atau penggunaan dari molekul organik ini biasanya
menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk identifikasi dan
karakterisasi mikroba.
Pengamatan aktivitas biokimia atau metabolisme mikroorganisme
yang diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan
menguraikan molekul yang kompleks seperti karbohidrat, lemak, protein dan
asam nukleat. Selain itu dilakukan pula pengamatan pada molekul-molekul
sederhana seperti asam amino dan monosakarida. Masing-masing mikroba
berbeda dalam kemampuannya menggunakan karbohidrat dan dalam cara
pemecahan karbohidrat. Hasil akhir pemecahan karbohidrat dapat dilihat
melalui berbagai pereaksi. Terbenuknya asam dapat diketahui dengan
terjadinya perubahan pH medium, hal ini dapat diketahui dengan
menambahkan indicator pada medium sebelum dilakukan inokulasi, sedang
dihasilkannya gas dapat ditampung menggunakan tabung Durham.Seperti
juga pemecahan pada makromolekul misalnya pati dan enzim amylase dapat
diketahui dengan menambahkan larutan yod pada akhir inkubasi. Sedangkan
untuk pengujian hidrolisis protein biasanya digunakan medium skim milk
agar, jika disekitar koloni tampak jernih berarti terjadi hidrolisis pada protein
Metabolisme seringkali menghasilkan hasil sampingan yang dapat
digunakan untuk identifikasi mikroorganisme. Pengamatan aktivitas
metabolisme diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan
dan menguraikan molekul yang kompleks seperti zat pati, lemak, protein dan
asam nukleat. Selain itu pengamatan juga dilakukan pada molekul yang
sederhana seperti amino dan monosakarida(Dwijoeseputro, 2004)

bakteri proteolitik adalah kelompok bakteri yang mampu


menghasilkan enzim proteolitik. Beberapa bakteri penghasil proteolitik antara
lain genus Bacillus (B. cereus, B. pumilus, B. subtilis, B. licheniformis, B.
stearothermophilus, B. polymixa), Aeromonas, Lactobacillus, Pseudomonas,
Serratia, Streptomyces dan Staphylococcus. Selain bakteri, fungi juga
menghasilkan enzim proteolitik, yakni dari genus Acremonium, Aspergillus,
Candida,

Sacharomyces, fusarium, mucor dan Rhizopus.

Aktivitas proteolitik menghasilkan sedikit penggumpalan. Bakteri proteolitik


adalah bakteri yang memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim
pemecah protein yang diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar
dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim protease di dalam sel, tetapi tidak
semua mempunyai enzim protease ekstraseluler. Dekomposisi protein oleh
mikroorganisme lebih kompleks daripada pemecahan karbohidrat dan produk
akhirnya juga lebih bervariasi. Hal ini disebabkan struktur protein yang lebih
kompleks. Mikroorganisme melalui suatu sistem enzim yang kompleks,
memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.

Pada hasil perhitungan uji TPC (Media PCA) pada sampel AMDK
jumlah koloninya yaitu TBUD, dan pada uji kapang khamir (Media PDA)
pada sampel AMDK jumlah koloninya sama yaitu TBUD, pada uji proteolitik
(Media SMA) yang sebelumnya memiliki warna keruh sebelum ditetesi HCL
1% menjadi berwarna bening setelah ditetesi HCL 1% sedangkan pada Kultur
Murni / Bacillus (Parameter) dengan media yang sama warnanya keruh
sebelum ditetesi HCL 1% dan warnanya tetap sama setelah ditetesi HCL 1%
yaitu berwarna keruh. Pada sampel air berkarbonasi dengan uji TPC (Media
PCA) jumlah koloninya yaitu TBUD sedangkan pada uji kapang khamir
(Media PDA) jumlah koloninya adalah 2,9X105 CFU/ml, pada uji proteolitik
(Media SMA) yang sebelumnya memiliki warna keruh sebelum ditetesi HCL
1% menjadi berwarna bening setelah ditetesi HCL 1% . Pada sampel air teh
dalam kemasan dengan uji TPC (Media PCA) jumlah koloninya yaitu
1,1X105 CFU/ml sedangkan pada uji kapang khamir (Media PDA) jumlah
koloninya TBUD pada uji proteolitik (Media SMA) yang sebelumnya
memiliki warna bening sebelum ditetesi HCL 1% memiliki warna yang sama
yaitu warna bening setelah ditetesi HCL 1%. Pada sampel air berperisa buah
dengan uji TPC (Media PCA) jumlah koloninya yaitu TBUD, sedangkan pada
uji kapang khamir (Media PDA) memiliki jumlah koloni yang sama yaitu
TBUD pada uji proteolitik (Media SMA) yang sebelumnya memiliki warna
bening sebelum ditetesi HCL 1% menjadi berwarna keruh setelah ditetesi
HCL 1%. Hal tersebut menunjukan bahwa air berkarbonasi dan air teh dalam
kemasan memiliki jumlah koloni yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
AMDK dan air berperisa buah yang memiliki jumlah koloni TBUD.

V KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Kontaminan pada
air minum dalam kemasan merupakan mikroba pathogen yang bisa
menimbulkan penyakit, diantaranya koliform, E.Coli, salmonella, dan
pseudomonas aeruginosa. Air berkarbonasi dan air teh dalam kemasan
memiliki jumlah koloni yang lebih rendah jika dibandingkan dengan AMDK
dan air berperisa buah yang memiliki jumlah koloni TBUD.

DAFTAR PUSTAKA

Adam. 2012. Proteolytic Enzymes (Enzim Proteolitik)


Biochemistry.[online].
http://biologypunk.blogspot.co.id/2012/11/proteolytic-
enzymes-enzim-proteolitik.html. [7 Mei 2017]
Jannah, R. 2014. Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar. [online].
http://kikyrisqiyatulj.blogspot.co.id/2014/06/aktivitas-mikroba.html. [8 Mei 2017]

Purwanto, J. 2015. Bahaya Air Minum Dalam Kemasan. [online].


http://bahayamakananminumankemasan.blogspot.co.id/2015/01/bahaya-air-minum-
dalam-kemasan.html. [8 Mei 2017]

Dwijoeseputro. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Setyawati, D. 2014. Aktivitas Mikroba. [online].


http://dyahitp12.blogspot.co.id/2014/02/aktivitas-mikroba.html. [9 Mei 2017]

Anda mungkin juga menyukai