Anda di halaman 1dari 21

UJI KUALITAS AIR MINUM BERDASARKAN NILAI MPN (MOST

PROBABLE NUMBER) COLIFORM

Laporan Praktikum
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi Lanjut
Yang dibina oleh Ibu Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd.

Oleh:
Kelompok IV/Kelas C/Pascasarjana
Biologi
Fauziah (180341863048)
Fildatul Amiroh (180341863026)
Ika Airin Nur Rohmadhani (180341663061)
Riski Rahmadani (180341663065)
Rizka Nurlaili (180341863033)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Oktober 2018
1. Topik : Uji Kualitas Air Minum Berdasarkan nilai MPN
(Most Probable Number) Coliform
2. Tujuan :
a. Untuk mengetahui nilai MPN sampel air minum (Air Mineral Merk
Crystalline)
b. Untuk menentukan kualitas mikrobiologi air minum berdasarkan nilai MPN
coliform
3. Waktu Praktikum : 01 Oktober 2018
4. Dasar Teori
Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju setiap orang memerlukan
air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang,
termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari. Diantara
kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk
minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air
tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia (Tombeng, 2013).
Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup yang memiliki pengaruh
sangat luas bagi kehidupan, khususnya air untuk makan dan minum. Pemenuhan
kebutuhan air minum masyarakat saat ini sangat bervariasi. Di kota besar, dalam
hal pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat juga mengkonsumsi air minum
dalam kemasan (AMDK), karena praktis dan dianggap lebih higienis.

Gambar 4.1. Asumsi Tingkat pertumbuhan minimal tanpa mempertimbangkan


tingkat inovasi baik dalam jenis, kemasan, merek maupun harga.
(Sumber : Euromonitor diolah oleh ASRIM)
AMDK diproduksi oleh industri melalui proses otomatis dan disertai dengan
pengujian kualitas sebelum diedarkan ke masyarakat. AMDK yang beredar di
masyarakat terdiri dari berbagai merek yang dikeluarkan perusahaan yang
berbeda, mulai dari merek terkenal hingga merek yang belum dikenal
masayarakat. Hal ini berpotensi kualitas AMDK di kota-kota besar di Indonesia
berbeda. Letak pabrik dalam memproduksi AMDK juga sangat memngaruhi.
Misalnya, pabrik yang berdiri di Pasuruan dengan banyak gunung di sekitarnya,
kualitasnya akan jauh lebih baik dari pada pabrik AMDK yang di produksi di
Madura. Karena kandungan tanahnya berbeda. Penentuan kualitas mikrobiologi
air minum dapat dilakukan berdasarkan nilai Most Probable Number (MPN)
coliform (Hastuti, 2015). Air juga memerlukan pengujian karena air dapat juga
merupakan suatu substansia yang membawa mudharat, karena air dapat membawa
mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Tarigan, 1988).
Pemerintah juga mengeluarkan Kepmenkes No907/Menkes/SK/VII/2002
tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.Syarat air minum sesuai
Permenkes itu harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata
lain kualitas air minum harus bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah berbahaya
dan lain sebagainya (Dirjen POM, 1994).
1. Teknik Most Probable Number (MPN) Coliform
Most Probable Number (MPN) merupakan suatu konsep penentuan
keberadaan bakteri yang dikembangkan oleh McCrady pada tahun 1915 dengan
menggunakan metode pengenceran/dilution method (Cochran, 1950). Cochran
(1950) melanjutkan bahwa dilution method merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk memperkirakan kepadatan suatu organisme dalam cairan tanpa
penghitungan langsung. Blodgett (2010) menjelaskan MPN sebaiknya digunakan
terutama untuk menguji sampel uji dengan konsentrasi tidak terlalu tinggi
(<100/g), semisal pengujian susu dan air. Metode MPN terdiri atas tahapan
mengambil sampel dari cairan, menginkubasi setiap sampel dari medium kultur
yang cocok, dan mengamati ada tidaknya pertumbuhan organisme pada medium
tersebut (Cochran, 1950).
Estimasi kepadatan organisme pada sampel uji dalam penggunaan metode
MPN didasarkan pada penerapan teori probabilitas dengan menggunakan dua
asumsi. Asumsi pertama, yaitu organisme terdistribusi secara random di seluruh
cairan. Artinya, suatu organisme dapat ditemukan dalam setiap bagian dari cairan
uji dengan tingkat kemungkinan yang sama besar. Asumsi kedua adalah setiap
sampel dari cairan uji ketika diinkubasikan ke dalam medium kultur pasti akan
menunjukkan pertumbuhan organisme setiap kali sampel mengandung satu atau
beberapa organisme (Cochran, 1950). Tabel 4.1 memperlihatkan beberapa
medium yang dapat digunakan dalam metode MPN.
Tabel 4.2. Berbagai Macam Medium dan Reaksinya dalam Metode MPN
Reaksi
Jenis Uji Media Total Coliform pada Termotoleran Coliform pada
Suhu 35 atau 37o C Suhu 44 atau 44,5o C
Isolasi Lactose Broth Munculnya gas di tabung Sama seperti pada total coliform
durham dan keruh pada suhu 35-37o C

MacConkey Broth Munculnya gas di tabung Sama seperti pada total coliform
durham dan keruh pada suhu 35-37o C

Improved formate Munculnya gas di tabung Sama seperti pada total coliform
lactose glutamate durham dan keruh pada suhu 35-37o C
medium

Lauryl tryptose Munculnya gas di tabung Sama seperti pada total coliform
(lactose) broth durham dan keruh pada suhu 35-37o C

Penegasan Brilliant green Munculnya gas di tabung Sama seperti pada total coliform
lactose bile broth durham dan keruh pada suhu 35-37o C

EC medium Munculnya gas di tabung Sama seperti pada total coliform


durham dan keruh pada suhu 35-37o C

Tryptone water Menambahkan reagen KOVAC


ke tabung, warna merah indikasi
positif

Lauryl tryptose Menambahkan reagen KOVAC


mannitol broth ke tabung, warna merah indikasi
with tryptophan positif
(Sumber: Bartrram & Pedley, 1997)

2. Bakteri Coliform
Bakteri Coliform tergolong ke dalam famili Enterobacteriaceae bersifat
Gram negatif berbentuk batang,memfermentasi laktosa, fakultatif anaerob dan
suhu optimumnya 37ºC (Buckle, et al.,1997). Fall (2009) melanjutkan
Eneterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri yang secara lazim dapat
ditemukan di feses manusia maupun hewan tingkat tinggi. Kemampuan kelompok
bakteri ini untuk memfermentasi laktosa digunakan sebagai dasar pembeda dalam
pengujian untuk membedakan kelompok bakteri ini dengan kelompok bakteri lain
yang secara normal sebenarnya juga dapat hidup di usus manusia ataupun
mamalia lain.
Pada praktikum Uji kualitas air minum MPN Coliform digunakan sampel
air minum berupa air mineral merek Crystalline yang diproduksi oleh Orang Tua
Group. Air mineral Crystalline memposisikan sebagai air minum yang murni,
berkualitas dan PH seimbang (ot.id, 2017). Pengujian yang dilakukan YLKI
(Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), air minum Crystalline tidak tergolong
dalam air minum yang bermasalah. Menurut Harian kompas tahun 2010,
berdasarkan pengujian 21 merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang
dilakukan YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) dihasilkan dua produk
mengandung koloni melebihi ambang batas, dan sembilan produk mengandung
koloni bakteri mendekati ambang batas yang telah ditentukan, yaitu 100.000
mikro bakteri per milimeter.
Tabel 4.4. Dua produk AMDK mengandung koloni melebihi ambang batas menurut YLKI
No Merek AMDK Perusahaan
1 Sega PT Indotirta Jaya Abadi
2 Ron 88 PT Panfila Indosari
(Sumber : Harian Kompas, 2010)
Tabel 4.5. Sembilan Produk mengandung koloni mendekati ambang batas menurut YLKI
No Merek AMDK Perusahaan
1 Prestige PT Tanahmas Tirta Lestari
2 Top Qua PT Sumber Warih Sejahtera
3 Airmax PT Jitu
4 Caspian PT Cisalada Jaya Tirtamarta Indonesia
5 Club PT Tirta tama Bahagia
6 Pasti Air PT Tang Mas Indonesia
7 Vit PT Sumber Sukses Sentosa
8 Prim-A PT Sinar Sosro
9 De-As PT Ravindo Rezeki
(Sumber : Harian Kompas, 2010)
5. Alat dan Bahan
a. Alat :
- Botol dengan volume 100 ml
- Laminar air flow
- Tabung reaksi tertutup
- Tabung Durham
- Tabung fermentasi
- Gelas ukur 10 ml
- Pipet steril
- Labu takar 500 ml
- Inkubator
b. Bahan
- Sampel air minum mineral AMDK merek Crystalline
- Aquades steril
- Medium kaldu lactose
- Medium Brilliant Green Lactose Bile Broth

6. Prosedur Kerja
a. Tes Pendugaan
Disediakan 100 ml sampel air minum (air mineral merek Crystalline) yang akan
diperiksa. Menyiapkan juga 3 buah tabung reaksi berisi tabung Durham yang
telah diisi 3 ml medium kaldu laktose

Secara aseptik diinokulasikan 1 ml sampel air minum ke dalam tabung reaksi


berisi 9 ml aquades steril lalu dikocok tabung tersebut, sehingga diperoleh
pengenceran 10-1.

Dilakukan pengenceran dengan cara yang sama sehingga diperoleh


pengenceran 10-2 dan 10-3

Disiapkan 9 tabung reaksi berisi medium kaldu laktose, beri kode A1, A2, A3, B1,
B2, B3, C1, C2 dan C3. Dimasukkan 1 ml sampel dengan pengenceran 10-1 ke
dalam tabung A1, A2, A3. Dimasukkan 1 ml sampel dengan pengenceran 10-2
kedalam tabung B1, B2, B3. Dimasukan 1 ml sampel dengan pengenceran 10-3 ke
dalam tabung C1, C2, C3.

Diinkubasikan semua tabung reaksi pada suhu 37oC selama 1x24 jam. Jika timbul
gas dalam tabung durham pada bagian dasar, dilakukan tes penegasan. Jika
tidak ada gas, menunggu sampai 1x24 jam berikutnya. Jika tetap tidak ada
gas, maka sampel air minum tersebut tidak perlu diperiksa lebih lanjut.

Ditentukan nilai MPN Coliform

b. Tes Penegasan
Dilakukan inokulasi air minum (air mineral merek Crystalline) yang
menghasilkan gas pada tes pendugaan.

Dilakukan seperti pada tes pendugaan, tetapi medium yang digunakan ialah
BGLB (Briliant Green Lactose Bile) sebanyak 9 tabung reaksi @ 3 ml.

Dimasukkan semua tabung reaksi ini dalam inkubator pada suhu 44oC selama
1x24 jam. Jika terdapat gas pada bagian dasar tabung durham, berarti dalam
sampel air minum terdapat bakteri Coliform fekal. Jika tidak ada gas,
tunggulah sampai 2x24 jam. Jika ada gas, berarti sampel air ini mengandung
bakteri Coliform fekal.

Ditentukan nilai MPN Coliform fekal.


Nilai MPN coliform ditentukan dengan menggunakan rumus :
1
Nilai MPM coliform = Nilai MPN tabel x 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛𝑇𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛

Gambar 6.1.Teknik Pengenceran & Inokulasi Sampel Air Minum Pada Medium
(Sumber : Hastuti, 2015)

c. Tes kepastian
Diinokulasikan 0,1 ml sampel air minum (air mineral merek Crystalline) pada
masing-masing tingkat pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 pada medium Mac Conkey
Agar (MCA), kemudian diinkubasikan pada suhu 37oC selama 1x24 jam atau
2x24 jam.

Diamati koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan medium. Koloni yang
berwarna merah merupakan koloni bakteri yang memfermentasikan lactose,
sedang koloni yang tidak berwarna merah merupakan koloni bakteri yang tidak
memfermentasikan lactose.

Dihitung jumlah koloni bakteri E.coli, yaitu koloni bakteri yang berwarna merah
cerah.
7. Data Pengamatan
Tabel 7.1. Tabel Data Pengamatan Uji Pendugaan, Penegasan, dan Kepastian
Jenis Uji Gambar
Uji Pendugaan Pengamatan Pertama
(Tidak ada gelembung)
Pengamatan Kedua
(Ada gelembung pada tabung B pengenceran 10-1)

Pengenceran 10-1

Pengenceran 10-2
Pengenceran 10-3
Uji Penegasan

Pengenceran 10-1
Pengenceran 10-2

Pengenceran 10-3
Uji Kepastian

Pengenceran 10-1
Pengenceran 10-2

Pengenceran 10-3

Tabel 7.2. Hasil Pengamatan Uji Pendugaan, Penegasan, dan Kepastian Air Mineral Merek
Crystalline
10-1 10-2 10-3
Jenis Uji
A B C A B C A B C
Uji
- 1 - - - - - - -
Pendugaan
Uji
- - - - - - - - -
Penegasan
Uji
- - - - - - - - -
Kepastian

8. Analisis Data
Berdasarkan data pengamatan sampel minuman air mineral merek
Crystalline diatas, dapat diketahui bahwa setelah pengamatan 2 x 24 jam, pada uji
pendugaan ditemukan gelembung pada tabung Durham B pengenceran 10-1.
Sedangkan pada uji penegasan tidak ditemukan adanya gelembung pada dasar
tabung Durham. Gelembung pada dasar tabung Durham merupakan tanda dari
keberadaan bakteri coliform. Pada Uji kepastian dengan menggunakan media Mac
Conkey Agar (MCA), menunjukkan tidak ada warna cerah pada media, yang
artinya tidak terdapat koloni bakteri E. coli pada sampel air mineral merek
Crystalline. Berikut perhitungan nilai MPN Coliform dari hasil uji pendugaan dan
penegasan.
- Uji Pendugaan
1
Nilai MPN = 0,36 x 10−2 = 0,36 cfu/ 100ml

- Uji Penegasan
1
Nilai MPN (coliform umum) = <0,03 x 10−2 = < 3 cfu/ 100ml

- Uji Kepastian (coliform fekal)


Tidak terdapat koloni bakteri E. coli berwarna merah cerah, sehingga
kesimpulan sementara air mineral merek Crystalline aman untuk dikonsumsi.

9. Pembahasan
Minuman Air mineral merek Crystalline digunakan sebagai sampel uji pada
uji kualitas minuman berdasarkan nilai Most Probable Number (MPN) coliform
kali ini. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah minuman tersebut layak
dikonsumsi atau tidak. Keberadaan bakteri coliform digunakan sebagai dasar
penentuan kelayakan konsumsi minuman. Menurut Hastuti (2015) keberadaan
coliform dalam air minum dapat dijadikan indikator terjadinya pencemaran pada
air minum. Ada tiga pengujian yang dilakukan, yaitu uji pendugaan, uji
penegasan, dan uji kepastian. Setiap uji tersebut menggunakan medium dan suhu
yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri indikator dalam pengujian ini.

1. Uji Pendugaan
Medium kaldu laktosa digunakan pada uji pendugaan kualitas minuman
air mineral merek Crystalline. Kondisi penginkubasian yang diatur pada suhu 37o
C selama 2 X 24 jam. Tujuan dilakukan uji pendugaan ini adalah untuk
mendeteksi bakteri coliform secara umum pada minuman sampel. Menurut
Pommerville (2010) hanya bakteri kelompok coliform saja yang dapat
menggunakan laktosa sebagai sumber karbon dan sumber energinya. Pada tahap
uji pendugaan, seluruh bakteri baik aerob maupun anaerob, gram negatif, bakteri
yang tak mampu membentuk spora, ataupun bakteri basil yang mampu
memfermentasi laktosa akan memberikan hasil positif dengan membentuk gas
atau gelembung setelah diinkubasi selama 48 jam pada suhu sekitar 35o C (Fall,
2008).
Waktu inkubasi selama 2 X 24 jam karena memberi kesempatan bakteri
melalukan pertumbuhan dan suhu 35-37o C merupakan titik suhu di dalam
rentangan hidup kelompok bakteri coliform umum. Hasil uji pendugaan pada
pengamatan pertama tidak ada gelembung pada tabung Durham. Tapi pengamatan
kedua pada tes pendugaan yaitu ada gas atau gelembung pada tabung Durham.
Hasil analisis data nilai MPN yang diperoleh yaitu 0,36 cfu/100 mL. Adanya gas
atau gelembung pada tabung Durham mengindikasikan bahwa pada sampel
(minuman air mineral merek Crystalline) ada keberadaan bakteri coliform. Hal ini
didukung oleh Pommerville (2010) yang menyatakan bahwa tanda positif
keberadaan bakteri kelompok coliform adalah terbentuknya gelembung pada
tabung Durham di uji pendugaan ini. Bakteri kelompok coliform dapat
memfermentasi laktosa dan menghasilkan asam dan gas karbon dioksida
(Pommerville, 2010).
Bakteri coliform mampu memanfaatkan keberadaan laktosa di
lingkungannya sebagai sumber energi dan sumber karbon berhubungan dengan
kekhasan genom dari kelompok bakteri ini. Enzim beta-galactosidase dan
galactoside permease yang dikodekan oleh gen di dalam materi genetik kelompok
coliform merupakan katalisator yang bertanggung jawab dalam proses
pemanfaatana laktosa di lingkungan luar bakteri coliform (Fall, 2009).
Keberadaan Lac Operon dalam genom bakteri coliform pun merupakan kelebihan
kelompok bakteri ini untuk memanfaatkan laktosa pada lingkungannya (Snustad
& Simmons, 2012).
2. Uji Penegasan
Uji penegasan pada pengujian kali ini dilakukan dari semua tabung uji
pendugaan. Sebenarnya, uji penegasan hanya dilakukan pada tabung-tabung yang
menunjukkan tanda positif kebedaraan bakteri coliform dari uji pendugaan saja.
Hal tersebut didasarkan pada penjelasan Hastuti (2012) maupun Fall (2009)
bahwa sampel air minum yang diinokulasikan ke tabung uji penegasan adalah dari
tabung uji pendugaan yang menghasilkan gas atau gelembung saja. Namun, demi
meminimalisasi kekurangakuratan hasil uji karena kurang cermatnya dalam
mengamati keberadaan gelembung di tabung durham pada uji pendugaan, maka
uji penegasan dilakukan dari semua tabung uji pendugaan setelah tabung tersebut
diinkubasi selama 1 X 24 jam.
Pada uji penegasan, suhu yang digunakan sebagai suhu inkubasi adalah
pada titik 44o C. Pengaturan suhu ke titik yang lebih hangat tersebut bertujuan
untuk menseleksi range bakteri pada sampel uji. Pernyataan tersebut didasarkan
pada penjelasan WHO (1997) yang menyatakan bahwa uji penegasan digunakan
untuk mengkonfirmasi keberadaan bakteri coliform termotoleran. Bakteri
coliform termotoleran tersebut merupakan bakteri coliform fekal (Fall, 2009).
Berdasarkan penjelasan yang telah dibahas dalam laporan ini, dapat diartikan
coliform fekal adalah bakteri yang berasal dari fekal/feses manusia atau hewan
tingkat tinggi yang mampu memanfaatkan laktosa sebagai sumber karbon dan
energinya. Coliform fekal atau termotoleran dapat tumbuh pada suhu 44o C
berhubungan dengan keadaan suhu tersebut yang mirip dengan temperatur di
dalam usus dan darah mamalia (Fall, 2009).
Pada Uji penegasan digunakan medium Brilliant Green Lactose Broth .
Hal ini sesuai dengan WHO (1997) medium BGLB termasuk medium selektif
yang mengandung nutrien yang secara kimia hanya dapat dimanfaatkan oleh
beberapa spesies bakteri saja. Selain itu, ada beberapa komposisi medium yang
memang berfungsi sebagai penseleksi mikroba yang tumbuh di dalam kultur.
Pernyataan tersebut didasarkan penjelasan Yousef & Carlstrom (2003) yang
menyatakan bahwa campuran oxgall (bile) dan brilliant green dalam medium
BGLB menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan berbagai gram negatif
noncoliform.
Hasil uji penegasan yang dilakukan setelah 1X 24 jam masa inkubasi
didapatkan hasil tidak ditemukan gelembung pada tabung. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada minuman air mineral merek Crystalline tidak ada
bakteri coliform fekal.
3. Uji Kepastian
Uji Kepastian memanfaatkan medium Mac Conkey agar dan hanya
memakai tiga medium, yaitu satu medium untuk setiap tingkat pengenceran. Lama
penginkubasian pada uji kepastian selama 2 X 24 jam. Penggunaan medium MCA
tersebut bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri enterobacteriaceae pada
sampel minuman air minum merek Crystalline. Hal tersebut dapat dilakukan
karena menurut Maddox (1994) komposisi medium MCA dapat digunakan untuk
menumbuhkan beberapa bakteri gram negatif tertentu yang habitat alaminya di
usus. Medium MCA menurut Maddox (1994) mengandung seluruh nutrisi yang
dibutuhkan bakteri tersebut untuk tumbuh dan juga mengandung agen penseleski
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan bakteri yang
secara alami tidak dapat hidup di usus. Maddox (1994) melanjutkan, kristal violet
yang terkandung pada MCA lah yang dapat menghambat bakteri gram positif,
sedangkan garam empedu (bile salt) yang secara alami berada ditemukan di usus
mamalia dapat menghambat pertumbuhan bakteri non enteric (bakteri yang tak
hidup di usus).
Pada dasarnya, tidak hanya bakteri fermentasi laktosa saja yang dapat
hidup di medium MCA. Seluruh anggota famili Enterobacteriaeceae merupakan
bakteri-bakteri yang dapat memfermentasi laktosa. Selain mengandung kristal
violet dan bile, ternyata MCA juga mengadung laktosa. Menurut Harvey, dkk.
(2007) bakteri yang dapat memfermentasi laktosa akan menghasilkan asam yang
dapat menurunkan pH agar. Asam hasil fermentasi tersebut sesuai dengan
penjelasan Delost (2014) merupakan hasil dari tahapan reaksi fermentasi yang
awalnya terjadi perubahan dari laktosa menjadi glukosa, kemudian diubah
menjadi asam piruvat, dan akhirnya membentuk asam laktat. Keasaman tersebut
menyebabkan indikator pH di agar berubah warnanya menjadi merah muda.
Keberadaan indikator pH pada MCA diperkuat oleh pernyataan Maddox (1997).
Dengan demikian, bakteri yang tumbuh di MCA dapat ditentukan melalui
pengataman warna koloni yang terbentuk. Koloni berwarna merah muda
merupakan indikasi bahwa koloni tersebut merupakan bakteri coliform fekal
pemfermentasi laktosa. Namun, bila warna koloni tersebut bukan merah muda,
maka bakteri tersebut bukanlah bakteri pemfermentasi laktosa.
Pengamatan hasil uji kepastian kualitas minuman air mineral merek
Crystalline di inkubasi selama 2 X 24 jam. Penentuan lama waktu inkubasi pada
pengujian kali ini sesuai dengan penjelasan Koneman (2006) yang menjelaskan
bahwa pemeriksaan keberadaan bakteri yang mampu tumbuh pada medium MCA
dapat dilakukan setelah 24 hingga 48 jam masa inkubasi. Koneman (2006)
melanjutkan organisme yang dapat tumbuh baik pada medium tersebut akan
membentuk koloni yang memiliki diameter 3 mm atau lebih dan mudah untuk
dilihat.
Uji kepastian yang dilakukan pada minuman air mineral merek Crystalline
ini semakin memperkuat hasil uji pendugaan dan penegasan. Mac Conkey Agar
yang digunakan pada pengujian kali ini sama sekali tidak membentuk koloni
bakteri, selama pengamatan 2 X 24 jam setelah masa inkubasi. Tidak
terbentuknya koloni bakteri tersebut mengindikasikan bahwa minuman air mineral
merek Crystalline aman dikonsumsi karena tidak mengandung bakteri coliform
fekal. Tingkat sterilisasi yang tinggi pada proses produksi minuman ini
merupakan alasan mengapa baik hasil uji pendugaan, penegasan, ataupun
kepastian yang telah dilakukan menghasilkan hasil yang nihil.
4. Keamanan dan kehigienisan Minuman Air Mineral Merek Crystalline
Air mineral merek Crystalline merupakan AMDK (Air Minum dalam
Kemasan) yang dikonsumsi manusia. Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan
metode MPN, terbukti bahwa produk minuman ini aman dikonsumsi. Dasar
pernyataan tersebut didasarkan pada penjelasan WHO (1997) bahwa idealnya, air
minum harus tidak mengandung mikroorganisme patogen apapun atau bakteri
indikator dari polusi fekal.
Keamanan air mineral merek Crystalline yang dibuktikan dari hasil uji
pendugaan, penegasan, dan kepastian menggunakan metode MPN kali ini
dikarenakan proses produksi minuman ini yang sangat memperhatikan kualitas
produksi. Sesuai dengan laman resmi
http://forum.viva.co.id/indeks/threads/Crystalline- air-minum-nomor-satu-di-
dunia.1670609/, bahwa secara rutin, Crystalline terus melakukan uji laboratorium
di Lembaga Sertifikasi Produk yang telah terakreditasi sesuai KAN, pengujian
dilakukan berdasarkan sejumlah komponen dalam SNI 01-3553-2006. Crystalline
juga telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh organinsasi kesehatan
dunia WHO. Crystalline telah memenuhi persyaratan KepMenKes 907-2002 yang
sekarang sudah diperbarui menjadi PerMenKes 429/2010 untuk air minum,
meliputi parameter fisika, kimia, mineral, trace mineral. Melalui laboratorium
internal, Crystalline, setiap hari melakukan uji air secara rutin untuk memantau
dan memastikan kualitas air. Air mineral Crystalline diolah dengan peralatan yang
selalu terjaga kondisi higienisnya dengan proses Cleaning in Place (CIP) secara
rutin sehingga level total koloni mikroorganisme (TPC) di pipa-pipa dan tanki
selalu terjaga rendah. Rendahnya level TPC pada peralatan proses produksi ini
menyebabkan AMDK Crystalline selalu terasa lebih segar. Selain itu, kandungan
bakteri E Coli yang nol di Crystalline menandakan bahwa higienitas selalu terjaga
di setiap tahapan dari proses produksi hingga pemasaran produk. logam berat, zat
organik, pestisida radioactive, dan mikrobiologi.

5. Kesimpulan
a. Nilai MPN dari sampel minuman air mineral merek Crystalline yang diuji,
baik uji pendugan adalah sebesar 0,36 cfu/100 ml dan uji penegasan
adalah sebesar < 3 cfu/100 ml.
b. Minuman air mineral merek Crystalline aman dikonsumsi karena sesuai
hasil uji pendugaan, penegasan, dan kepastian, sampel minuman ini
memiliki kualitas mikrobiologi yang baik. Hal tersebut didasarkan pada
nilai MPN sebesar < 3 cfu/100 ml (air yang aman dikonsumsi yang tidak
mengandung coliform) dan pada uji kepastian tidak terbentuk koloni E.
coli

6. Diskusi
a. Bandingkan nilai MPN dari beberapa sampel air minum, kemudian jelaskan
kualitas biologi air minum itu dengan memperhatikan jarak antara sumur
dengan septic tank serta sifat tanah sebagai data pendukung!
Jawab :
Pada hasil pengujian sampel air mineral merek Crystalline, tidak
ditemukan bakteri coliform baik pada pengujian pendugaan, penegasan dan
kepastian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas biologi air mineral merek
Crystalline produksi Oran Tua Group aman dikonsumsi. Hal ini berarti dalam
proses pembuatan dan pengemasan di pabrik berlangsung secara higienis dan
sangat memperhatikan sanitasi serta penjagaan kehigenisan yang ketat pada para
pekerjanya.
b. Mengapa digunakan medium Mac Conkey Agar dalam uji kepastian?
Jawab :
Bakteri E. coli merupakan bakteri alami pada usus manusia dan hewan,
sehingga MacConkey dan Hill berhasil memformulasi media yang tepat bagi
E.Coli yang mampu memfermentasi laktosa dan toleran terhadap garam, sehingga
penemuan ini sangat penting sebagai tonggak penggunaan media cair untuk
analisa bakteri coliform fekal. Jadi, medium tertentu digunakan tentunya
bertujuan untuk membiakkan bakteri tertentu, sehingga dapat dipastikan bahwa
pada medium MacConkey terdapat nutrisi yang dapat mendukung kehidupan
bakteri coliform fekal. Selain itu, MCA juga mengandung indikator pH, artinya
koloni yang bakterinya mampu memfermentasikan laktosa akan berwarna merah
karena menghasilkan asam, sedangkan koloni yang tidak melakukan fermentasi
laktosa tidak akan berwarna merah. Dengan demikian, medium ini digunakan
sebagai medium untuk Uji Kepastian artinya pada medium ini hanya mendukung
hidupnya bakteri coliform fekal saja, sednagkan jenis bakteri yang lain tidak dapat
hidup pada medium ini.
c. Mengapa digunakan medium BGLB dalam uji penegasan?
Jawab :
Karena medium BGLB merupakan medium selektif yang mengandung
nutrien yang secara kimia hanya dapat dimanfaatkan oleh beberapa spesies bakteri
saja. Selain itu, ada beberapa komposisi medium yang memang berfungsi sebagai
penseleksi mikroba yang tumbuh di dalam kultur. Brilliant green dalam medium
BGLB menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan berbagai gram negatif
noncoliform.Sedangkan garam empedu (bile salt) yang secara alami berada
ditemukan di usus mamalia dapat menghambat pertumbuhan bakteri non enteric
(bakteri yang tak hidup di usus).

7. Daftar Rujukan
Blodgett, R. 2010. Bacteriological Analytical Manual Apendikx 2: Most Probable
Number from Serial Dilutions. FDA U.S. Food and Drug Adminstration:
Protecting and Promoting Your Health. U. S. Departement of Healt &
Human Service, (Online),
(http://www.fda.gov/Food/FoodScienceResearch/LaboratoryMethods/ucm1
09656.htm), diakses 4 Oktober 2014
.
Buckle K. A., Edward, R. A., Fleet, G. H., & Wootanto, M. 1997. Food Science.
Australian Vice-Chacellons Comite. pp. 120-130.

Cochran, W. G. 1950. Estimation of Bacterial Densitiers by Menas of The "Most


Probable Number". Biometrics, (Online), 6(2): 105-116,
(http://www.jstor.org/discover/10.2307/3001491?uid=2134&uid=24842219
87&uid=3738224&uid=2&uid=70&uid=3&uid=2484221977&uid=60&sid
=21104741668037), diakses 29 September 2015.

Delost, M. D. 2014. Introduction to Diagnostic Microbiology for the Laboratory


Sciences. Burlington: Jones & Bartlett Learning

Dirjen POM, Depkes R.I. 1994. Kumpulan Peraturan Perundang-undangan di


bidang Makanan, Daftar Persyaratan Kualitas Air Minum. Bhakti Husada.

Fall. 2009. Indicator Bacteria - Total And Fecal Coliforms. ENVR 431:
Techniques in Environmental Health Sciences, (Online),
(http://www.unc.edu/courses/2009fall/envr/431/001/ficklecoliforms.pdf),
diakses 29 September 2015.

Harvey, R. A., Champe, P. C., dan Fisher. B. D. 2007. Microbiology: Second


Edition. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins.

Hastuti, U. S. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi untuk Program S-2


Biologi. Malang: UMM Press.

Maddox, S. 1994. Practica Sanitation in the Food Industry. Amsterdam: Gordon


and Breach Science Publishers.

Pommerville, J. C. 2010. Alcamo's Fundamentals of Microbiology: Body


Systems. Sudbury: Jones and Bartlett Publishers.

Tarigan, Drs. Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta : Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.
Tombeng. B.R., Polii, B., & Sinolungan, S. 2013. Analisis Kualitatif Kandungan
Escherichia Coli dan Coliform pada 3 Depot Air Minum Isi ulang di Kota
Manado. Jurnal Biologi. http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
content/uploads/2013/08/Jurnal-Risky-Tombeng-KESLING.pdf, diakses 29
September 2015.

WHO. 1997. Guidelines For Drinking-Water Quality Surveillance And Control


Of Community Supplies. Geneva.

Yousef, A. E., dan Carlstrom, C. 2003. Food Microbiology: A Laboratory


Manual. New Jersey: John Wily & Sons, Inc.

http://health.kompas.com/index.php/read/2010/10/27/17382324/Inilah.11.Merek.
Air.Minum.Kemasan.Bermasalah, diakses tanggal 12 Oktober 2018
http://www.beanpedia.net/2014/08/Crystalline-berganti-wajah.html, diakses
tanggal 12 Oktober 2018
http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=56483#.Vgnf9dKqqko, diakses
tanggal 12 Oktober 2018
http://forum.viva.co.id/indeks/threads/Crystalline-air-minum-nomor-satu-di-
dunia.1670609/ diakses tanggal 12 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai