Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN

KEGIATAN TAHUN 2016 PERKEMI ACEH

I. PENDAHULUAN
Cabang Olahraga Kempo yang bernaung dalam wadah Persaudaraan Beladiri
Kempo Indonesia (PERKEMI) merupakan salah satu andalan cabang olahraga
Provinsi Aceh dan kiprahnya dalam pentas Olahraga Nasional telah sering
mengharumkan nama Daerah di berbagai event, baik regional maupun Nasional.
Kegiatan Rapat Persaudaraan Provinsi (RAPERPROV) Perkemi Aceh ini,
merupakan salah satu ajang Musyawarah dalam menyusun program kerja
PERKEMI Pengpov Aceh tahun 2017 yang akan datang, dimana PERKEMI
Aceh akan merencanakan beberapa kegiatan-kegiatan baik di tingkat daerah dan
Nasional.
Rapat Persaudaraan Provinsi (RAPERPROV) tahun 2017 ini, merupkan
awal dalam upaya menigkatkan prestasi Shorinji Kempo Aceh dalam
memprogramkan Kegitan-Kegiatan tingkat Nasional, sehingga prestasi PERKEMI
Aceh yang telah diraih akan selalu terjaga dan berkesinambungan. Disamping itu
perlu diterbitkan laporan tahuna kegiatan PERKEMI Pengprov Aceh, sebagai
bahan evaluasai menuju pengelolaan organisasi yang lebih baik, sebagaimana kita
hrapakan bersama.

No Nama Kegiatan Penanggung Jawab Hasil yang dicapai


1. Gashuku Nasional - Pemahaman dan
Perkemi di Jakarta pengembangan kenshi di
bidang tehnik serta elah
lulus kenshi Aceh ke IV-
DAN
2. MUPERNAS Perkemi di Ketua Umum
Jakarta
3. Latihan Yudansha Se Abdul Aziz. SH Pemahaman dan
Aceh di Bnda Aceh pengembangan kenshi di
bidang tehnik.
Pelantikan Pengurus Ketua Umum Pengurus Perkemi Masa
periode 2014 2018 di Bakti 2014 2018 telah
Banda Aceh sah.
4. Selekda Atlet Pra. PON Sekretaris Umum Telah Terjaring Atlet Yang
Remaja Akan dipersiapkan ke
Kejurnas Pra. PON Remaja
5. PON XVII di Bandung Ketua Umum Memproleh 1 medali Emas
Jawa Barat dan 1 Medali Perunggu
6. Penataran Wasit di Rahmat Akbar. S.Pd Telah memiliki Wasit
Jakarta Bersetifikat
7. Penataran Wasit Di Sedang berjalan
Banda Aceh
8. Raperprov Perkemi Aceh Sedang berjalan
2017

Kegiatan Kegiatan Perkemi Aceh tahun 2016 yang telah terealisasikan


diantaranya.
LATIAHAN YUDANSHA SE PROVINSI ACEH
(Banda Aceh 26 s/d 29 Mei 2016 )

KegiatanLatihan yudansha Perkemi Aceh tahun 2016

Pusdiklat Shorinji kempo aceh, Banda Aceh 26 s/d 29 Mei 2016

Pendahuluan
Cabang Olahraga Kempo yang bernaung dalam wadah Persaudaraan
Beladiri Kempo Indonesia (PERKEMI) merupakan salah satu andalan cabang
olahraga Provinsi Aceh dan kiprahnya dalam pentas olahraga Nasional telah
sering mengharumkan nama daerah di berbagai even, baik regional maupun
nasional. Dalam upaya menumbuh kembangkan olahraga beladiri Kempo di
kalangan mayarakat Aceh, maka berbagai kegiatan terus digiatkan dan
dikembangkan diantaranya pembinaan bagi para Kenshi baik teknik penguasaan
beladiri Shorinji Kempo maupun ketahanan mental
Kegiatan LATIHAN YUDANSHA PERKEMI ACEH TAHUN
2016 inimerupakan salah satu sasaran dalam rangka pembuktian atau
tolok ukur keberhasilan pembinaan Olahraga khususnya cabang Olahraga
beladiri Kempo di kalangan Masyarakat Provinsi Aceh khusnya
mahasiswa dan pelajar, Kegiatan ini juga sebagai ajang untuk
penambahan wawasan dan teknik-teknik Kempo yang makin hari makin
berkembang, serta sebagai pembuktian untuk menjaga nama baik provinsi
aceh sebagai peraih medali emas pada PON XVI tahun 2012 di Riau. serta
mempererat tali persaudaraan antar sesama kenshi-kenshi Kempo
diseluruh provinsi Aceh.

Pengertian Latihan Yudansha

Yudansha merupkan, perkumpulan kenshi pemegang sabuk hitam


dari tingkatan I-DAN S/d tingkatan DAN tertingggi, Yudansha adalah
kenshi panutan yang secara tehnik memiliki kemampuan lebih
dibandingkan kenshi biasa dan harus mempu menerapkan tehnik yang
dimilikinya kepada pra kenshi dan kohai, kohainya. Mengamati
perkembangan dunia olahraga di Indonesia, dapat kita ketahui bahwa
kegiatan olahraga sangat dianggap penting karena menjadi bagian internal
pembangunan Nasional dan wahana efektif dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia baik secara fisik maupun mental. Shorinji Kempo
merupakan salah satu cabang olahraga bela diri yang perkembangannya
sangat pesat terutama di kawasan Aceh.

Akan tetapi sejauh ini, kondisi perkembangan tidak berjalan searah


dengan pengetahuan Shorinji Kempo yang profesional. Hal ini antara lain
disebabkan pemahaman yang belum maksimal terhadap teknik Shorinji
Kempo yang baik dan benar secara merata di seluruh kawasan Aceh.Atas
dasar pemikiran tersebut, maka PERKEMI PENGPROV ACEH
bermaksud menyelenggarakan kegiatan latihan Yudansha Se Aceh yang
nantinya dengan penyelenggaraan kegiatan ini dapat meningkatkan
persaudaraan antar sesama Kenshi dan meningkatkan pemahaman
mengenai teknik Shorinji Kempo terbaru. .

Maksud Dan Tujuan


1. Landasan AD/ART PB PERKEMI
2. Program Kerja PERKEMI PENGPROV Aceh periode 2014-2018
3. Meningkatkan pengetahuan pada Kenshi dalam mengembangkan
teknik Shorinji Kempo.
4. Terciptanya suasana persaudaraan antar sesama Kenshi..
5. Memberikan pengetahuan kepada Kenshi tentang teknik Shorinji
Kempo terbaru
6. Sebagai persiapan Kenshi menjelang kejuaraan Pra PORA yang
akan dilaksanakan pada tahun 2017 serta PORA XII- 2018 di
Aceh Besar

Dasar Pelaksanaan.

Kegiata latihan Yudansha ini terlaksana berdasarkan atau


berlandaskan antara lain
1. Kalender Program kerja Perkemi Peng,Prov Aceh 2016
2. Rapat Pleno Pengprov Perkemi Aceh tanggal 23 Maret
2016
3. Surat keputusan PB.PERKEMI Nomor 0123/PB-
SJ/II/2016 perihal penunjukan Pelaksanaan latihan
Yudansha.

Sumber Anggaran
Sumber anggaran Kegiatan latihan Yudansha Perkemi Aceh ini
antara lain :
1. RKA Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Aceh
2. Ketua Umum Perkemi Pengprov Aceh

Pelaksanaan
Kegiatan Latihan Yudansha Perkemi Aceh ini dilaksanakan
pada :
Tanggal : 26 s.d 29 Mei 2016
Tempat : Gedung Pusdiklat Shorinji Kempo Aceh, Banda
Aceh

Peserta
Kegiatan Latihan Yudansha Perkemi Aceh telah diikuti oleh
50 Orang Kenshi Yudansha (Pemegang sabuk hitam ) dari 14
kabupaten/ kota se Provinsi Aceh, data peserta terlampir

Majelis Guru Pb.Perkemi

Pada kegiatan latihan Yudansha Perkemi Aceh ini juga


dihadiri oleh 2 (dua ) orang Majelis Guru PB. Perkemi
sekaligus bertindak sebagai pemateri diantaranya :

1. Sensei Hans Johan Pohan VII-DAN


2. Sempai Abdulrahman Sabara IV-DAN

Kepanitiaan

Kepanitiaan Kegiatan latihan Yudansha Perkemi Aceh tahun


2016 ini telah disusun dan disahkan melalui surat keputusan
Perkemi Pengprov Aceh Nomor 034 /SK/KU/II/2016 Tanggal
15 Mei 2016 dengan susuna yang terlampir pada lampiran
laporan ini

Materi Latihan

Materi yang diterapkan, atau yang telah disampaikan pada


kegiatan latihan Yudansha, dapat dicapai dengan baik dan
dapat dipahami oleh para Yudansha serta merupakan
komponen- komponen latihan tehnik yang sesuai dengan
kurikulum PB. Perkemi antara lain :
1. Latihan Tehnik GOHO dan penerapan
2. Latihan Tehnik JUHO dan penerapan
3. Tehnik Waza sesuai dengan tingkatan
4. Kumi Embu
5. Sistem Melatih Shorinji Kempo
6. Penguasaan tehnik dengan cara SU, HAI, RIE,
melihat, memahami dan melakukan.
7. Pemahaman 7 ciri khas Shorinji Kempo ATEMI
NOGO YOSO

Hasil Yang Dicapai

Kegiatan latihan Yudansha Perkemi Aceh tahun 2016 ini telah


memberikan pemahaman baru bagi para kenshi-kenshi Provinsi Aceh
khususnya pemegang tingkat Yudansha atau sabuk hitam, beberapa
pemahaman baru yang dicapai dari latihan Yudansha dapat dirangkumkan
sebagai berikut :
1. Bahwa telah diterangkan oleh Majelis Guru PB. PERKEMI,
meyangkut dengan perubahan kurikulum Pelajaran Shorinji
Kempo telah dibagi menjadi 2 (dua) kelompok Pemula dan
Dewasa yang dimulai dari tingkatan Kyu-VIII S/D VII-DAN
Sehingga akan memudahkan sistem pembinaan di berbagai
daerah.
2. Pada sistem latihan yang diberikan kepada para kenshi didaerah
masing-masing para Pelatih atau sempai, hendanya tidak hanya
melatih secara lapangan saja tetapi juga dibaringi dengan teori-
teori tentang filosifi Shorinji Kempo, falsafah serta pemahaman
pemahaman lain yang membukan pengatahuan para kenshi.
3. Setiap Pelatih diaerah diwajibkan untuk memiliki program latihan
baik harian, mingguan atau bulanan, sehingga dapat lebih mudah
memonito kondisi dan perkembangan kenshi.
4. Khusus bagi merekan para kenshi yang dipersiapkan untuk
mengikuti kompetisi baik daerah dan Nasional, sistem latihan
yang diberikan tentu harus berbeda dengan meraka kenshi biasa,
latihan prestasi intesitas latihan harus lebih tinggi.
5. Dalam materi kurikulum Perkemi yang baru telah diterangkan
untuk kompesisi gerakan atau jurus-juru berbentuk GOHO akan
lebih di utamkan pada tingkatan pemula sedangkan gerakan atau
jurus-jurus yang berbentuk JUHO akan lebih di utamakan bagi
kenshi Dewasa
6. Dalam sistem ujian kenaikan tingkat para kenshi, untuk saat ini 1
(bulan) menjelang ujian kenaikan tingkat baik jalur GASHUKU
PROVINSI, GASHUKU WILAYAH atau GASHUKU
NASIONAL, semua peserta wajib dan harus mengikuti Pra ujian
7. Dalam wadah organisasi Persaudaraan Shorinji Kempo sangatlah
diutamakan persaudaraan, tidak boleh adanya polimik dalam
organisasi, para kenshi diharuskan berjiwa BUSHIDO dan cinta
tahan Air.

Menu Makanan

i. Makanan dibuat 3 (tiga ) kali sehari ala prasmanan


dengan maksud kebutuhan asupan kalori tercapai
sebgaimana yng dibutuhkan oleh para kenshi
ii. Barang-barang mendukung untuk kegiatan ini
iii. Air meneral tersedia selama latihan berlangsung,
antisipasi peserta mengalami dehidrasi.

Kesimpulan

iv. Pelaksanaan latihan berjalan baik dan tertip


v. Menu makana terpenuhi dari segi gizi, dan manusiwi
vi. Sestem kerja kepanitiaan berjalan baik, dan bekerja
dengan porsi masing-masing
vii. Para perwakilan PB. PERKEMI sangat merasa puas
dengan penyambutan, maupun pelaksanaan kegiatan ini.
SELEKDA ATLET PRA.PON REMAJA

(Banda Aceh 27 s/d 28 Agustus 2016 )

Laporan Kegiatan
Selekda atle pra. Pon remaja

1. Pendahuluan
a. Cabang Olahraga Kempo yang bernaung dalam wadah
Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia (PERKEMI) merupakan
salah satu andalan cabang olahraga Provinsi Aceh dan kiprahnya
dalam pentas olahraga Nasional telah sering mengharumkan nama
daerah di berbagai event, baik Regional maupun Nasional. Multi
Even Pra kwalifikasi PON I tahun 2016 ini merupakan ajang
pembinaan atlet-atlet muda Perkemi yang secara terus menerus
dikembangkan, kejurnas Pra PON Remaja II ini adalah perdana
bagi Perkemi sehingga menjadi motivasi tertentu dalam
keikutsertaan, dan Provinsi Aceh merupakan salah satu peserta
yang akan tampil dalam multi even 4 (empat ) tahunan tersebut,
dan siap menggarap prestasi setinggi mungkin dengan meloloskan
Atlet Perkemi Aceh ke PON Remaja II tahun 2017di Jawa
Tengah.

b. Selekda merupakan langkah awal bagi Perkemi Aceh dalam


mencari atlet-atlet yang akan mewakili Provinsi Aceh pada Pra
PON Remaja I di Semarang bulan Oktober 2016.

2. Maksud dan Tujuan.

Adalah memberikan kesempatan kepada atlet-atlet muda


Perkemi Aceh untuk menunjukan bakat dan kemampuannya
dalam bertanding ditingkat Nasional.

Tujuan Adalah mencari Atlet yang tangguh dan berjiwa Bushido


untuk dipersiapkan menghadapi Kejurnas Pra.PON
Remaja I di Jawa Tengah.
3. Dasar.

a. Surat keputusan PB.PERKEMI Nomor 0225/PB-


SJ/II/2016 perihal Pertandingan Shorinji kempo pada
Kejurnas Pra PON Remaja I tahun 2016 Semarang Jawa
Tengah.

b. Rapat Pleno Pengprov Perkemi Aceh tanggal 04 Agustus


2016 tentang persiapan selekda Pra PON Remaja I
tahun 2016 di semarang Jawa Tengah.

4. P e s e r t a.

Kegiatan Selakda Atlet Perkemi Menuju Pra.PON Remaja I


Tahun 2016 ini telah diikuti oleh 50 Orang Kenshi Putra dan
Putri yang berasal dari 8 (Delapan ) Pengcab Perkemi se
Provinsi Aceh, sebagai berikut :

No. Pengcab Perkemi Jumlah


1. Kota Banda Aceh 16 kenshi
2. Aceh Besar 3 Kenshi
3. Pidie 5 Kenshi
4. Pidie Jaya 4 Kenshi
5. Aceh Barat 3 Kenshi
6. Simeulue 9 Kenshi
7. Aceh Tengah 8 Kenshi
8. Lhokseumawe 4 kenshi
Total 50 kenshi

5. Tempat dan Waktu.

Kegiatan Selakda Perkemi Aceh dilaksanakan pada :


a.Tanggal : 27 s.d 28 Agustus 2016
b.Tempat : Gedung Pusdiklat Shorinji Kempo Aceh,
Komplek Stadion Harapan Bangsa Lhoong
Raya.

6. K e p a n i t i a a n.
Penasehat : Letkol. Czi. Ir. Emdang Tasrief
Ketua : Haspriadi
Anggota : 1. Rahmat Akbar, S.Pd
2. Murzawan
3. Oddy Idraqi
4. Bustami Andeba
5. Karimuddi

7. Wasit.

Kegiatan selekda, telah melibatkan membutuhkan 8 (delapan )


orang wasit, sebagai berikut :

No Nama Tingkatan Daerah


1. Nofreezar VI-DAN Lhokseuma
2 Haspriadi III-DAN Pengprov
3. Iwan Purnama. S.Sos III-DAN Aceh Bar
4. Juliawan III-DAN Langsa
5. Abdul Aziz, SH II-DAN Semaulu
6. Rahmat Akbar, S.Pd II-DAN Aceh Bes
7. M.Khatami, S.Pd II-DAN Banda Ace
8. Eddy Syahputra I-DAN Banda Ace

10. Hasil Yang Diperoleh

Daftar
Hasil Seleksi Atlet Pra. PON Remaja I tanggal 27 s/d 28 Agustus 2016

No Nomor Nama Kenshi Daerah


1. Randori Putra Kelas 50 Kg Noval Riandi Pidie
Yuri Auval Banda Aceh
2. Randori Putra Kelas 55 Kg Arifin Nasri Simaulue
Miftahul Rajab Banda Aceh
3. Randori Putra Kelas 60 Kg M.Reza Alfatil Aceh Besar
Alfikri Aceh Tengah
4. Randori Putri Kelas 45 Kg Aldina Riski Simaulue
Nofrisal Raihanda Banda Aceh
5. Randori Putri Kelas 48 Kg Yolanda Agnesia Aceh Barat
Mulya Andilla Simaulue
6. Randori Putri Kelas 51 Kg Ana Alfiza Simaulue
Nova Puspita Banda Aceh

No Nomor Nama Kenshi Daerah


1. Embu pasangan Putra Alfikri Aceh Tengah
Reza Aulia Hafiz
T.Surya Kusuma Aceh Besar
M.Putra Ramadhan
2. Embu Pasangan Putri Rini Ayu Niara Aceh Tengah
Putri Kenshi
3. Embu Pasangan Campuran Febriani Mutia Lhokseumawe
Adam Maula
Putri Kenshi Aceh Tengah
Alfikri
11. RINCIANG ANGGARAN PELAKSANAAN SELAKDA PRA.PON
REMAJA

Pelaksanaan selakda Pra. PON Remaja menghabiskan anggaran sebesar Rp


8.400.000 dengan rincian sebagai berikut :

No Kebutuhan Harga satuan @ Jumlah (Rp)


1. Honor wasit
Wasit luar Daerah 6 orang 350.000 2.100.000
Wasit Banda Aceh 4 orang 300.000 1.200.000
2. Konsumsi 80 orang 80 x 20.000 1.600.000 x 3
3. Honor Panpel 5 Orang 100.000 500.000
4. Spanduk 1 X 6 M 25.000/M 150.000
5. ATK - 50.000
6. Sneck Wasit - 100.000

12. PENUTUP
Demikianlah Laporan kegiatan Selekda Atlet Pra.PON Remaja kami
sampaikan untuk mejadi bahan evaluasi bersama, selanjutnya kami mohon arahan
dan bimbingan.
PON XVIII- JAWA BARAT

(Bandung - Jawa Barat 14 s/d 21 Juni 2016 )


LAPORAN
TIM MONITORING DAN EVALUASIPERKEMI ACEH PADA PON XIX
TAHUN 2016
DI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN

1. UMUM.

a. Tim Monitoring dan Evaluasi dibentuk dalam rangka membantu


mempersiapkan atlit Kempo Aceh untuk bertarung pada kegiatan
PON XIX di Jawa Barat tahun 2016 secara Non Tehnis,
disamping sudah disiapkan pelatih utama maupun pelatih
pendamping sebanyak 3 (tiga) orang.
b. Tugas Tim Monitoring dan Evaluasi Perkemi Aceh adalah
memonitor Kegiatan latihan atlit Kempo yang akan dikirim
mengikuti PON XIX di Jawa Barat tahun 2016, mengecek
Program latihan yang disiapkan oleh pelatih apakah sesuai porsi
latihan atau tidak, tingkat Disipilin pelatih maupun atlit kempo
dalam melaksanakan latihan, Kalori yang diasup oleh pelatih
maupun atlit Kempo sebesar 5.000 Kalori apakah sudah
memenuhi standar atau tidak, mengecek kesiapan Fisik atlit yang
akan bertarung, mengecek Kesehatan pelatih dan atlit apakah
dalam kondisi siap tarung atau tidak, mengecek Kejiwaan pelatih
maupun atlit apakah dalam kondisi stabil atau tidak yang dipantau
dari kegiatan sehari-hari.

c. Disamping tugas memonitor poin 2(dua) tersebut di atas, tim


Monev juga membuat Evaluasi tentang semua kegiatan tersebut
sebagai bahan perbandingan dalam rangka mempersiapkan pelatih
dan atlit yang lebih siap dan loyal kepada pimpinan dan
kepengurusan Perkemi Aceh demi kemajuan, peningkatan prestasi
tanpa mengabaikan faktor-faktor non tehnis serta peran serta tim
Monev dan Pengprov Perkemi Aceh di masa mendatang.

d. Oleh karena hal-hal tersebut di atas, maka Perkemi Aceh


membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi ( MONEV ) Perkemi
Aceh sebagai wadah kepedulian Pengprov Perkemi Aceh terhadap
kemajuan dan peningkatan prestasi Atlit-atlit Kempo di ajang
Nasional maupun Internasional.

2. Maksud dan Tujuan.


a. Maksud.membantu kesiapan pelatih dan atlit dalam melaksanakan
latihan sesuai program dan materi latihan agar tercapai kondisi
fisik dan tehnik bertarung yang maksimal.

b. Tujuan. Tercapainya kondisi fisik dan tehnik bertarung yang


maksimal untuk mencapai prestasi di PON XIX di Jawa Barat
tahun 2016 berupa Medali Emas minimal 1 (satu) medali Emas.

Dasar. Surat Keputusan Ketua Pengprov Perkemi Aceh no.


029/Aceh-KU/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016 tentang
Penunjukkan Tim Monitoring dan Evaluasi (MONEV) PON XIX
di Jawa Barat tahun 2016 dari tanggal 17 September s/d 29
September 2016 Cabang Olah raga Kempo.

II. PELAKSANAAN PELATIHAN DAERAH

4. Umum. Pelatihan Daerah (PELATDA) dilaksanakan di Banda Aceh, di


Pusdiklat Shorinji Kempo Aceh. Baik Pelatih maupun Atlit menginap di
Hotel Grand Aceh Cot Mesjid dengan biaya KONI Aceh, dimana
pelaksanaan Pelatda tidak sama untuk semua atlit. Peraih Medali
Perak masuk Pelatda selama 5 (lima) bulan, sedangkan bukan peraih
medali masuk Pelatda untuk embu 2 (dua) bulan dan untuk randori peraih
medali perunggu 3 (tiga) bulan sehingga pemusatan latihan tidak dapat
dilaksanakan secara bersamaan untuk semua atlit kempo.Untuk mengatasi
kesulitan tersebut maka masing-masing atlit yang belum masuk Pelatda,
diwajibkan latihan sendiri di daerah masing-masing sehingga pada saat
masuk pelatda tidak akan mengalami kesulitan dalam pembinaan fisik
maupun tehnik.

5. Pelaksanaan PELATDA.

a. Tahap I.Pelatih dan Atlit yang pertama masuk Pelatda adalah


Sempai EDI (Takengon) dan Sempai Abdullah (Bireun),
sedangkan atlit adalah Radianto peraih Perak pada Pra PON 2015
dan Rieski peraih Perak pada Pra PON tahun 2015.

1) Monitoring.

a) Tim Monev mengecek menu makan yang


disiapkan oleh KONI di Hotel Grand Aceh.
Adapun hasil monitoring beberapa kali
terhadap menu maupun cara penyajian, masih
jauh dari layak saji maupun tingkat kalori yang
harus diasup oleh pelatih dan atlit selama
pelaksanaan pelatda.

b) Tim Monev mengecek Program Latihan yang


seharusnya dibuat oleh pelatih. Kenyataannya
program latihan untuk atlit kempo tahap I tidak
diberikan kepada tim Monev dengan alasan sudah
diberikan kepada KONI.
c) Tim Monev mengecek pelaksanaan latihan sesuai
yang disampaikan kepada tim monev,
kenyataannya di lapangan tidak sesuai, karena
tidak disiplin waktu dengan alasan transportasi

d) Tim Monev mengecek kondisi atlit, dimana atlit


kempo atas nama Radianto peraih medali perak
pada Pra PON yang mengalami cedera syaraf
pada lengan, pinggang dan tumit kaki sampai
pelaksanaan Pemusatan latihan di Pondok Gede
Jakarta tidak mendapat perhatian dari KONI
Aceh untuk penyembuhannya.

e) Tim Monev mengecek kesehatan pelatih dan atlit


selama melaksanakan pelatda di Banda Aceh.
Pada tahap I ini, kondisi kesehatan
pelatih dan Atlit baik-baik saja.

2) Evaluasi.

a) Cara penyajian makan oleh KONI Aceh di hotel


Grand Aceh adalah Prasmanan, Hal ini bisa
menimbulkan kerawanan dalam pemenuhan
kalori untuk atlit karena porsi makan yang
berbeda-beda antara atlit satu dengan lainnya.
Ada atlit yang mengambil melebihi porsi,
ada atlit yang hanya kebahagian porsi kecil.
Hal seperti ini tidak diperhatikan oleh
KONI Aceh dalam pemenuhan kalori atlit sebesar
5.000 kalori per hari.

b) Selama memonitor pelaksanaan latihan atlit


kempo, latihan hanya dilaksanakan oleh pelatih
kempo saja tanpa ada monitoring atau didampingi
oleh personil KONI Aceh yang ditunjuk untuk
memonitor kemajuan atau pelaksanaan program
si pelatih.

c) Pelaksanaan latihan yang dimonitor oleh tim


Monev Kempo Aceh, baik pelatih ataupun atlit
tidak disiplin waktu. Hal ini terbukti pada saat
tim Monev inspeksi mendadak ke gedung latihan
pada waktu yang telah dijadwalkan, tetapi baik
atlit maupun pelatih baru hadir 1 (satu) jam
kemudian dengan alasan tidak ada transportasi
dari hotel.Kalau kondisi disiplin ini tetap
dipelihara seperti itu, mustahil atlit bisa
meningkatkan prestasi tanpa campur tangan tim
Monev dan Pengprov Perkemi Aceh untuk
mendapatkan medali emas.

d) Kondisi atlit atas nama Radianto yang mengalami


cedera syaraf, dipaksakan latihan terus tanpa
usaha untuk memulihkan ataupun pengobatan
agar kondisi bisa kembali seperti semula.
Berkat campur tangan Tim Monev atlit
tersebut beserta atlit Rieski dibawa berobat ke
BIreun untuk dikusuk syarafnya, Padahal tugas
tersebut seharusnya merupakan tanggung jawab
KONI Aceh.

b. Tahap II.Pada tahap II tambahan atlit yang masuk pelatda adalah


Metha Putri yang diberi waktu pelatda oleh KONI Aceh selama 3
bulan karena hanya meraih medali perunggu pada Pra PON tahun
2015.

1) Monitoring.

a) Tim Monev mengecek menu makan yang


disiapkan oleh KONI di Hotel Grand Aceh.
Adapun hasil monitoring beberapa kali
terhadap menu maupun cara penyajian, masih
seperti semula tanpa perhatian maupun perubahan
dari KONI Aceh
b. Tim Monev mengecek Program Latihan yang
seharusnya dibuat oleh pelatih. Kenyataannya
program latihan untuk atlit kempo tahap II juga
tidak diberikan kepada tim Monev dengan alasan
sudah diberikan kepada KONI.

c. Tim Monev mengecek pelaksanaan latihan sesuai


yang disampaikan kepada tim monev,
kenyataannya di lapangan tidak sesuai, karena
tidak disiplin waktu dengan alasan transportasi.
d. Tim Monev mengecek kondisi atlit, dimana atlit
kempo atas nama Radianto peraih medali perak
pada Pra PON yang mengalami cedera syaraf
pada lengan, pinggang dan tumit kaki masih
belum sembuh, tetapi Atlit kempo atas nama
Rieski peraih perak pada Pra PON tahun 2015
sudah pulih
e. Tim Monev mengecek kesehatan pelatih dan atlit
selama melaksanakan pelatda di Banda Aceh.
Pada tahap II ini, kondisi kesehatan
pelatih dan Atlit mulai mengalami gangguan,
seperti pelatih yang mulai jenuh dan agak stress
perlu pemulihan pulang ke takengon.

2) Evaluasi.

a) Cara penyajian makan oleh KONI Aceh di hotel


Grand Aceh adalah Prasmanan, Hal ini bisa
menimbulkan kerawanan dalam pemenuhan
kalori untuk atlit karena porsi makan yang
berbeda-beda antara atlit satu dengan lainnya.
Ada atlit yang mengambil melebihi porsi,
ada atlit yang hanya kebahagian porsi kecil.
Hal seperti ini tidak diperhatikan oleh
KONI Aceh dalam pemenuhan kalori atlit sebesar
5.000 kalori per hari.

b) Selama memonitor pelaksanaan latihan atlit


kempo, latihan hanya dilaksanakan oleh pelatih
kempo saja tanpa ada monitoring atau didampingi
oleh personil KONI Aceh yang ditunjuk untuk
memonitor kemajuan atau pelaksanaan program
si pelatih.

c) Pelaksanaan latihan yang dimonitor oleh tim


Monev Kempo Aceh, baik pelatih ataupun atlit
tidak disiplin waktu. Hal ini terbukti pada saat
tim Monev inspeksi mendadak ke gedung latihan
pada waktu yang telah dijadwalkan, tetapi baik
atlit maupun pelatih baru hadir 1 (satu) jam
kemudian dengan alasan tidak ada transportasi
dari hotel.Kalau kondisi disiplin ini tetap
dipelihara seperti itu, mustahil atlit bisa
meningkatkan prestasi tanpa campur tangan tim
Monev dan Pengprov Perkemi Aceh untuk
mendapatkan medali emas.

d) Kondisi atlit atas nama Radianto yang mengalami


cedera syaraf, dipaksakan latihan terus tanpa
usaha untuk memulihkan ataupun pengobatan
agar kondisi bisa kembali seperti semula.
Walaupun sudah dikirim Tim Monev
untuk kusuk di Bireun tetapi atlit tersebut belum
sembuh juga, Padahal tugas tersebut seharusnya
merupakan tanggung jawab KONI Aceh.

c.) Tahap III.Pada tahap ini, seharusnya pelaksanaan


latihan di daerah, tetapi karena pertimbangan
porsi latihan yang masih jauh dari yang
diinginkan dan fisik atlit masih kedodoran, maka
diputuskan oleh Pengprov Perkemi Aceh Latihan
dilanjutkan di Pusdiklat Shorinji Kempo di
Pondok Gede Jakarta Timur. Adapun
tambahan Pelatih adalah Sempai Zulfikar dan 2
(dua) atlit Embu atas nama sempai Ahmed dan
sempai Abud.

III. PELAKSANAAN PELATIHAN PUSAT

6. Umum. Pelatihan Pusat dilaksanakan di Pondok Gede Jakarta Timur, di


Pusdiklat Shorinji Kempo. Baik Pelatih maupun Atlit menginap di
Wisma Pusdiklat Shorinji Kempo yang berada di dalam area Pusdiklat
dengan biaya dari KONI Aceh, dimana pelaksanaan Pelatpus diikuti
semua atlit dan pelatih. Adapun sebagai pelatih Nasional ditunjuk oleh
PB. PERKEMI adalah Sinshe HAN POHAN VII DAN. Para atlit yang
berlatih di Pusdiklat Shorinji Kempo Pusat Jakarta tidak hanya atlit dari
Aceh, tetapi ada atlit dari Maluku, Papua Barat, dan Papua.

7. Pelaksanaan PELATPUS (Training Centre).

a. Test Fisik.
1) Para atlit berangkat ke Pusdiklat Shorinji Kempo Pondok
Gede hari Sabtu Tanggal 13 Agustus 2016.

2) Hari Minggu Tanggal 14 Agustus 2016, hasil


koordinasi antara
Ketua Monev dengan Sinshe Han, dilaksanakan test fisik
atlit untuk mengukur kebugaran agar dapat
ditingkatkan fisik atlit dalam
beberapa minggu ke depan.

3) Hari Senin Tanggal 15 Agustus 2016 masih dilaksanakan


test fisik oleh Sinshe Han yang meliputi Pukulan dan
Tendangan beruntun selama beberapa menit secara
kontinyu.

4) Hari Selasa Tanggal 16 Agustus 2016, mulai Nampak


hasil test fisik, yaitu atlit Embu dua-
duanya mengalami kelelahan akibat
Kurangnya latihan fisik di daerah.

5) Mulai Tanggal 16 Agustus sampai dengan 31


Agustus 2016,
Pelatihan Pusat langsung dipimpin oleh Sinshe HANS
POHAN.

b. Monitoring.
1) Tim Monev mengecek menu makan yang disiapkan oleh
PETUGAS di Wisma Pusdiklat Pondok Gede
2) Adapun makanan disajikan secara prasmanan bersama-
sama dengan atlit dari Maluku, Papua dan Papua Barat.

3) Tim Monev mengecek Program Latihan yang


dilaksanakan oleh Sinshe Han Pohan, dimana porsinya
jauh berbeda yang dilaksanakan oleh pelatih daerah.

3) Tim Monev mengecek pelaksanaan latihan yang


dilaksanakan oleh Sinshe Han Pohan, dimana atlit
maupun pelatih masing-masing daerah sangat disiplin
dalam mengikuti jadwal latihan..

4) Tim Monev mengecek kondisi atlit, dimana atlit kempo


atas nama Radianto peraih medali perak pada Pra PON
yang mengalami cedera syaraf pada lengan, pinggang dan
tumit kaki masih belum sembuh, tetapi masih mengikuti
latihan sesuai kondisi dan masih diupayakan pengobatan
agar bisa tampil pada PON XIX nanti di Bandung.

5) Tim Monev mengecek kesehatan pelatih dan atlit selama


melaksanakan Pelatihan Pusat. Pada tahap ini, kondisi
kesehatan pelatih dan Atlit mulai mengalami gangguan,
seperti atlit Rieski yang mulai sakit perut karena tidak
cocok makan atau sebab lainnya.

c. Evaluasi.
1) Cara penyajian makan oleh PETUGAS di wisma
pusdiklat pondok Gede adalah Prasmanan, Hal ini bisa
menimbulkan kerawanan dalam pemenuhan kalori untuk
atlit karena porsi makan yang berbeda-beda antara atlit
satu dengan lainnya. Ada atlit yang mengambil
melebihi porsi, ada atlit yang hanya kebahagian porsi
kecil, disamping menu makanannya tidak sesuai Kalori
yang diinginkan. Hal seperti ini tidak
diperhatikan oleh PETUGAS dalam pemenuhan kalori
atlit sebesar 5.000 kalori per hari. Untuk menyampaikan
hal tersebut, dengan pertimbangan PETUGAS adalah
pengatur Wasit di dalam panitia PON XIX di Bandung,
maka semua Kontingen baik Aceh, Papua, Maluku dan
Papua Barat lebih memilih diam saja, tetapi masing-
masing menambah sendiri kekurangan kalori tersebut
dengan menambah buah-buahan maupun susu.
2) Selama memonitor pelaksanaan latihan atlit kempo,
latihan dilaksanakan oleh Sinshe Han Pohan sangat keras
dan banyak menguras tenaga atlit, tetapi sangat
bermanfaat untuk mengejar kondisi fisik atlit agar siap
tanding pada pelaksanaan PON XIX di Bandung tanggal
25 September 2016 nanti.

3) Pelaksanaan latihan yang dimonitor oleh tim Monev


Kempo Aceh, baik pelatih ataupun atlit sangat disiplin
waktu. Hal ini karena yang melatih adalah pelatih
Nasional VII DAN. Kalau kondisi disiplin ini tetap
dipelihara seperti itu, sangat yakin atlit bisa
meningkatkan prestasi dengan campur tangan tim Monev
dan Pengprov Perkemi Aceh untuk mendapatkan medali
emas.

4) Kondisi atlit atas nama Radianto yang mengalami cedera


syaraf, dipaksakan latihan terus dengan usaha untuk
memulihkan ataupun pengobatan agar kondisi bisa
kembali seperti semula. Berkat motivasi pelatih maupun
desakan Tim Monev untuk pemulihan Atlit Radianto,
Alhamdulillah akhirnya Atlit atas nama Radianto siap
untuk bertanding dalam PON XIX di Bandung tanggal 25
September sampai dengan 29 September 2016.

IV. PENYESUAIAN KONDISI ALAM

8. Pelaksanaan Latihan Di Bandung.

a. Tanggal 1 September 2016, seluruh Atlit dan Pelatih


Kempo Aceh bergerak ke Bandung dan menetap di daerah
Cikutra dekat dengan Sasana Ganesha ITB Bandung.

b. Di Cikutra Atlit dan Pelatih menyewa Rumah dengan 3 (tiga)


kamar tidur
sehingga kegiatan bisa dilaksanakan sesuai rencana, yaitu
menyesuaikan kondisi alam, berlatih, makanan dan waktu tidur.

c. Semua biaya yang dikeluarkan adalah dana KONI ACEH yang


diberikan langsung kepada Atlit dan Pelatih tanpa dipotong
sedikitpun oleh Pengprov Perkemi Aceh maupun Tim MONEV
Kempo.

d. Selama penyesuaian kondisi alam di bandung, Alhamdulillah


para atlit maupun pelatih sudah terbiasa dengan udara kota
bandung yang sangat dingin yang berbeda jauh dengan alam
aceh yang panas. Baik atlit maupun pelatih sudah siap
bertanding dalam PON XIX di Bandung mulai tanggal 25
September sampai dengan 29 September 2016 nanti.

9. Masuk Pemondokkan di RASSAN VIEW - Setia budi Bandung.

a. Tanggal 16 September 2016 seluruh Atlit dan Pelatih Kempo


Aceh mulai masuk pemondokkan di RASSAN VIEW di Setia
Budi Bandung sebelum diterima KONI ACEH tanggal 22
September 2016 nanti di Hotel HARRIS di Ciumbuluit Bandung.

b. Atlit dan Pelatih Kempo Aceh, ditampung KONI ACEH di


RASSAN VIEW bersama-sama atlit dan pelatih Anggar dan Judo
Aceh. Bersama-sama mereka makan dan berlatih di daerah yang
dingin tersebut, yang sering diiringi hujan yang berkepanjangan.
Kalau para atlit dan pelatih tidak dapat menjaga kondisi
fisik maupun jasmani, niscaya akan mengalami sakit.
Hal ini terbukti dengan atlit kempo atas nama Metha
Putri yang mengalami sakit
c. Atlit Kempo atas nama Metha Putri masuk rumah sakit
tanggal 17 September 2016 di Rumah Sakit Advent Bandung
dan diinfus 2 (dua) botol cairan karena mengalami sakit
Mencret-mencret dan haid. Dari pihak KONI Aceh yang
datang menjenguk atlit Kempo Aceh tersebut adalah
Sekretaris Umum (SEKKUM) Koni Aceh saudara Nasir.
Alhamdulillah selama 2 (dua) hari dirawat di rumah sakit,
atlit putri Kempo tersebut berangsur-angsur mengalami
pemulihan kesehatan dan fisik sehingga siap bertarung
dalam PON XIX tanggal 25 September sampai dengan 29
September 2016 nanti di SABUGA ITB Bandung.

d. Alhamdulillah semua atlit baik Radianto, Rieski maupun


Metha Putri sudah fit dan tidak ada yang sakit ataupun cedera
syaraf yang selama ini diderita atlit Radianto, semuanya sudah
siap untuk menghadapi kejuaraan di PON XIX tanggal 25
September sampai dengan 29 September 2016 nanti di Gedung
Olah Raga ITB yang bernama SABUGA ITB.

V. PELAKSANAAN PERTANDINGAN KEMPO

10. Babak Penyisihan Kempo.PON XIX di SABUGA ITB.

a. Tanggal 25 September 2016.

1) Putra Kelas 70 Kg.


* Radianto (Aceh) vs Syahril R (Jawa
Barat) Skor : 0 - 5

2) Putri Kelas 55 Kg.

* Rieski W (Aceh) vs Susi M (Sulawesi


utara) Skor : 5 - 0

3) Putri Kelas 50 Kg.

* Metha Putri (Aceh) vs Karmela HS (Lampung)


Skor :10 - 0

b. Tanggal 26 September 2016.

1) Putra Kelas 70 Kg.

* Radianto (Aceh) vs Yules Umbu (Kaltim)


Skor : 0 - 5

2) Putri Kelas 55 Kg.

* Rieski W (Aceh) vs Maya Ratih (Riau)


Skor :10 - 0

3) Putri Kelas 50 Kg.


* Metha Putri (Aceh) vs Griselda N (Bali)
Skor : 5 - 0

c. Tanggal 27 September 2016.

1) Putra Kelas 70 Kg.

* Radianto (Aceh) vs Ari Pramanto


(Sumbar) Skor : 0 - 5
* Radianto (Aceh) vs Randa Rias
(Gorontalo) Skor : 5 - 0
2) Putri Kelas 55 Kg.

* Rieski W (Aceh) vs Santalia A (Jawa


Barat) Skor : 5 - 0

3) Putri Kelas 50 Kg.

* Metha Putri (Aceh) vs Riska Maria (Maluku)


Skor : 5 0

11. Babak Semifinal Kempo.PON XIX di SABUGA ITB.


a. Tanggal 27 September 2016.

- Putri Kelas 55 Kg.

* Rieski W (Aceh) vs Siti Zubmawaty


(Sulteng) Skor : 0 - 5

b. Tanggal 28 September 2016.

- Putri Kelas 50 Kg.

* Metha Putri (Aceh) vs Riska Maria (Malukui)


Skor:10 - 0

12. Babak Final Kempo.PON XIX di SABUGA ITB.

= Tanggal 28 September 2016.

- Putri Kelas 50 Kg.

* Metha Putri (Aceh) vs Elianita Lisa (Kaltim)


Skor: 5 - 0
13. Monitoring Pelaksanaan Pertandingan.

a. Untuk Atlit Putra atas nama Radianto, selama bertanding selalu


mengalami kekalahan dari lawan-lawannya. Dari hasil
pengamatan selama mengikuti pertandingan atlit RADIANTO,
nampaknya tidak ada motivasi untuk berjuang sampai tetes darah
penghabisan. Hanya bisa bertahan dan bertahan, dimana
kemampuan tarungnya tidak nampak sehingga lawan selalu
mengambil inisiatif menyerang. Tentu saja hasil akhir jika seri
terus menerus, diambil keputusan wasit yang disebut YOSHI
KACHI memenangkan pihak lawan yang mempunyai inisiatif
menyerang.

b. Untuk Atlit Putri atas nama RIESKI WILDAYANA, selama


babak penyisihan selalu menang terhadap lawan-lawannya.
Pada saat babak semifinal, dimana kita prediksi Rieski
bisa masuk final, ternyata kalah dengan YOSHI KACHI karena
selalu mundur dan beberapa kali terjatuh dengan alasan matras
licin. Melihat babak semifinal, kita tidak menyangka kalau
Rieski sangat lamban, takut menyerang, frekwensi pukulan dan
tendangan kurang dan motivasi untuk menang tidak ada.Kita
tidak tahu apa penyebab semua ini.

c. Berbeda dengan atlit putri atas nama METHA PUTRI


MUSTICHA, dimana sebelum bertanding mengalami sakit dan
dirawat di rumah sakit serta mendapat infuse dua botol cairan.
Dengan kondisi yang tidak begitu bagus karena sakit,
tetapi mempunyai jiwa juang yang tinggi, atlit putri ini
menunjukkan kepada Pelatih maupun Pengurus Kempo bahwa dia
mampu berjuang mempertaruhkan nama ACEH dalam PON XIX
tahun 2016 di Jawa Barat dengan merebut Medali Emas.

14. Evaluasi Pelaksanaan Pertandingan.

a. Kekalahan beruntun dari atlit putra, banyak faktor yang


menyebabkannya, antara lain sebagai berikut :

1) Tidak mempunyai nyali yang besar untuk


bertanding.
2) Tidak mempunyai motivasi untuk menang.
3) Tidak ada Keberanian melawan senior-senior
yang sudah mempunyai nama besar yang sudah
mengikuti Sea Games.
4) Tidak ada rasa penyesalan atas kekalahan yang
diderita.
5) Tidak ada kemampuan untuk bangkit atas
kekalahan-kekalahan yang diderita.
b. Dari faktor-faktor tersebut di atas, jelas sekali terjadi
kesalahan dalam seleksi dan pengiriman atlit Kempo
tanpa memperhatikan segi tehnis maupun psychology
(kejiwaan) yang bersangkutan.

c. Kekalahan pada babak semi final atas nama atlit putri


RIESKI WILDAYANA dapat disebabkan beberapa hal
sebagai berikut :
1) Takabur dengan menganggap lawan enteng,
sehingga begitu lawan mengadakan perlawanan
timbul shock pada diri atlit tersebut yang
mengakibatkan susah untuk bangkit mengadakan
perlawanan.

2) Terlalu euforia terhadap kemenangan beruntun,


sehingga sudah mencapai titik puncak yang
mengakibatkan turunnya semangat juang dan
motivasi untuk menang. Hal ini dapat
mengakibatkan turunnya kemampuan bertanding.

3) Tidak dapat membaca situasi lawan maupun


menerapkan tehnik dari pelatih, sebagai contoh :
selalu mundur, padahal sudah diinformasikan
jangan mundur karena bisa mempengaruhi
keputusan wasit pada akhir pertandingan.

d. Kemenangan atlit putri METHA PUTRI MESTICHA


tidak luput dari taktik yang diterapkan oleh Tim Monev,
yaitu LAS VEGAS (TAKTIK PER), dimana atlit ini
sengaja tidak diunggulkan dan selalu ditekan dengan
harapan akan melejit sesuai prinsip PER yang
melontarkan ke atas jika terlalu ditekan.Ternyata atlit ini
berhasil keluar dari tekanan seperti sakit, kurang
diperhatikan (karena tidak diunggulkan), beberapa kali
diultimatum untuk dipulangkan ke aceh jika sakit dan
tidak siap tanding. Hasilnya atlit putri ini mampu
menunjukkan sikap juang dan tempur sampai tetes darah
penghabisan, hal ini bisa dilihat pada saat final, dimana
atlit putri ini sudah kehabisan nafas, tetapi Alhamdulillah
dengan kegigihannya berhasil melesakkan pukulan yang
mendapat poin wazare dan keluar sebagai pemenan

VI. PEMULANGAN KONTINGEN KEMPO ACEH

15. Tanggal 30 September 2016.

a. Pada tanggal tersebut di atas, seluruh peraih Medali Emas, perak


dan perunggu dipulangkan terlebih dahulu melalui rombongan
kontingen Aceh gelombang I (pertama) dengan pesawat terbang
LION AIR jam 10.00 wib langsung dari Bandung.

b. Seluruh atlit dan pelatih Kempo masuk dalam rombongan


kontingen Aceh gelombang I (pertama), karena akan disambut
oleh Ketua KONI Aceh di Bandara Udara Sultan Iskandar Muda
Blang Bintang Aceh.

c. Penyambutan rombongan kontingen Aceh oleh Ketua KONI Aceh


pada pendaratan pesawat terbang LION AIR jam 16.00 wib di
Bandara Udara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang dengan
Pengalungan buga kepada atlit peraih medali emas dalam PON
XIX tahun 2016 di Jawa Barat.
16. Tanggal 1 Oktober 2016.

a. Pada tanggal tersebut di atas, seluruh atlit dan pelatih dipulangkan


melalui rombongan kontingen Aceh gelombang II (kedua) dengan
pesawat terbang LION AIR jam 16.00 wib langsung dari
Bandung.

b. Seluruh atlit dan pelatih rombongan kontingen Aceh gelombang II


(kedua), tidak disambut oleh Ketua KONI Aceh di Bandara Udara
Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Aceh.

c. Masing-masing atlit dan pelatih kontingen Aceh Gelombang II


(kedua), langsung pulang ke rumah masing-masing tanpa acara
seremonial dari KONI Aceh seperti yang dilakukan pada
rombongan kontingen Aceh gelombang I (pertama)

VII. PEMBAGIAN BONUS PERAIH MEDALI.

17. Tanggal 6 Oktober 2016.

a. Pelaksanaan Pembagian Bonus dilaksanakan :

1) Tempat : Gedung KONI ACEH.


2) Undangan : Peraih Medali, PengProv Cabor
dan KONI.

3) Pimpinan : Ketua KONI ACEH/WAGUB


ACEH.

4) Acara : a) Pembagian Bonus

b) Foto Bersama
Ketua KONI
dengan Peraih
medali.

c) Doa atas
keberhasilan
meraih 8 medali
emas, 7 medali
perak 9 medali
perunggu.

d) Makan siang
bersama.

b. Katagori Bonus.

1) Medali Emas : Rp. 250.000.000 ,- (untuk


Atlit)
Rp. 200.000.000 ,-
(untuk Pelatih).

2) Medali Perak : Rp. 60.000.000 ,-


3) Medali Perunggu : Rp. 30.000.000 ,

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

18. K e s I m p u l a n.

a. Target 2 (dua) medali emas untuk Kempo tidak tercapai, hanya


mendapat 1 (satu) Medali Emas dan 1 (satu) Medali Perunggu.

b. Atlit yang diunggulkan untuk meraih medali emas kalah, hanya


meraih 1(satu) medali perunggu.

c. Atlit yang tidak diunggulkan meraih emas, justeru memperoleh


medali emas.

d. Tingkat juang, mental, semangat tempur, motivasi untuk menang,


dan kemampuan bangkit dari kekalahan untuk atlit putra masih
jauh dari yang diharapkan.
e. Kemampuan dan semangat juang atlit putri harus tetap
dipertahankan dan perlu ditingkatkan untuk kemajuan di masa
mendatang.

f. Pertandingan selama di PON XIX tahun 2016 cukup berjalan


mulus tanpa protes dan aksi mogok baik oleh wasit maupun para
atlit Kempo.

19. S a r a n.

a. Pelatih daerah tidak usah banyak cukup 1(satu) saja sebagai


pendamping
Atlit selama di daerah.

b. Pelatih dan Atlit harus menanda tangani FAKTA INTEGRITAS


dengan PENGPROV PERKEMI ACEH agar tunduk dan patuh
terhadap aturan Pengurus yang mengutus mereka di kejuaraan-
kejuaraan.

c. Harus dibuat peraturan tentang pembagian BONUS baik atlit


maupun pelatih dimasa mendatang, dengan pertimbangan bahwa
kemenangan tersebut bukan hanya milik pelatih dan atlit, tetapi
banyak andil Pengprov dan Tim MONEV dalam melobi wasit dan
panitia untuk menjaga atlit tersebut tidak dicurangi sehingga
berhasil menjadi pemenang.
d. Para Atlit harus lebih banyak dilatih oleh Pelatih Nasional
(SINSHE) untuk meningkatkan stamina, fisik, endurance, tehnik,
kemampuan, semangat juang, kejiwaan, dan kedewasaan.

e. Pemilihan Pelatih dan Atlit harus benar-benar selektif, yang mau


patuh dengan aturan PENGPROV PERKEMI ACEH, mempunyai
loyalitas yang tinggi, serta mampu beradaptasi dengan program
dan keinginan TIM MONEV yang ditunjuk oleh Pengprov
Perkemi Aceh.

f. Para Atlit harus benar-benar disiapkan untuk suatu kejuaraan,


seperti : Agresifitas yang tinggi, Stamina yang prima, Fisik yang
bagus, Mempunyai pukulan dan tendangan yang bagus,
mempunyai semangat juang yang tinggi serta mempunyai Nyali
dan keberanian untuk bertarung

IX. PENUTUP
20. Demikianlah Laporan Tim Monitoring dan Evaluasi PON XIX tahun 2016
di Jawa Barat dibuat sebagai masukkan kepada Pengurus Provinsi
Perkemi Aceh dalam meningkatkan atlit dan pelatih untuk meraih prestasi
yang lebih tinggi lagi serta mempertahankan prestasi tersebut di masa
mendatang.
PENATARAN WASIT DI PB. PERKEMI

JAKARTA TAHUN 2016

(Jakarta 13 s/d 16 Oktober 2016 )


Laporan kegiatan
Penataran Wasit Kempo tahun 2016
Pusdiklat Shorinji Kempo Aceh, Jakarta 13 s/d 16 oktober 2016

II. PENDAHULUAN
1. U m u m.

a. Cabang Olahraga Kempo yang bernaung dalam wadah


Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia (PERKEMI) merupakan
salah satu andalan cabang olahraga Provinsi Aceh dan kiprahnya
dalam pentas Olahraga Nasional telah sering mengharumkan
nama daerah di berbagai event, baik regional maupun Nasional.
Kegiatan Penataran Wasit Kempo tahun 2016 ini merupakan salah
satu ajang pembenahan, serta peningkatan kuntitas Wasit
berlesensi Nasional di Perkemi Aceh, sehingga kedepan akan
lahir Wasit Nasional Kempo dari Provinsi Aceh yang akan
memimpin pertandingan Kempo ditingkat Nasional seperti
Pra.PON dan PON.

b. Penatara Wasit Kempo tahun 2016 merupakan langkah awal bagi


Perkemi Aceh dalam mencari Wasit Wasit yang memiliki
sertifikat dan berlesensi Nasional, sehingga akan dapat
dipersiakan pada multi even Peken Olahraga Nasional (PON)
Remaja tahun 2019 yang nantinya Provinsi Aceh sebagai tuan
rumah.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud.

Adalah memberikan kesempatan kepada para Kenshi-Kenshi


senior Perkemi Aceh untuk menunjukan bakat dan
kemampuannya dalam menimba ilmu perwasitan ditingkat
Nasional.

b. Tujuan.

Adalah membentuk karekter wasit yang jujur dan tangguh serta


berjiwa Bushido untuk dipersiapkan menghadapi Kejurnas
Pra.PON Dan PON yang akan datang.

3. Dasar Pelaksanaan.

a. Surat keputusan PB.PERKEMI Nomor 0228/PB-SJ/II/2016


perihal undangan Penataran Wasit Kempo tahun 2016.

b. Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga PB. PERKEMI


c. Rapat Pleno Perkemi Pengprov Aceh tanggal 15 September 2016

II. PERENCANAAN

4. Sumber Keuangan.

a.KONI Provinsi Aceh

5. P e s e r t a.

Kegiatan Penataran Wasit Kempo tahun 2016 akan diikuti oleh 1 (satu )
Orang Kenshi Perkemi Aceh yang dianggap memenuhi syarat, sebagai
berikut :

No Nama kenshi Tingkatan Jabatan Keteran


1. Rahmat Akbar,S.Pd II-DAN Wakil Sekretaris Wasit Randor

6. Tempat dan Waktu.

Kegiatan Penataran Wasit Kempo tahun 2016 ini dilaksanakan pada :

a. Tanggal : 13 s.d 16 Oktober 2016

b. Tempat : Gedung Pusdiklat Shorinji Kempo


Sidartha Matterejo Pondok

Gede Bekasi Jawa Barat


7. Hasil Yang Diperoleh

Kegiatan Penataran Wasit Shorinji Kempo tahun 2016 yang


dilaksanakan oleh PB. Perkemi telah memberikan waswasan dan
pemahaman baru tentang Perwasitan, yang nantinya akan diterapkan di
kegiatan Pertandingan Shorinji Kempo di Provinsi Aceh. berikut beberapa
Pemahaman baru secara garis besar dalam Perwasitan Shorinji Kempo yang
dibahas pada Acara Penataran Wasit diantranya :

1. Seorang Wasit Shorinji Kempo wajib memahami dan mengetahui tentang


peraturan Pertandingan dan Permainan Shorinji kempo.
2. Dalam tata cara penilayan embu/Kerapian tehnik saat ini tidak lagi
menggunakan cara penilaian secara manual, melainakn dengan
menggunakan perangkat elektronik/Aiped dan Tv Monitor.
3. Untuk menjadi seorang Wasit Shorinji Kempo, hendanyan diawali dari
beberapa tahab diataranya, Kenshi, Atlet, Pelatih, Penguji dan Wasit,
karena Wasit merupakan jenjang tertinggi dalam Shorinji Kempo.
4. Setiap Wasit wajib mengikuti kegiatan Penataran Wasit, baik yang
diadakan oleh Pusat, maupun di Provinsi, demi menjaga stabilitas
kemapuan Wasit.
5. Saat ini Perkemi Pengprov Aceh telah memiliki kenshi yang telah menjadi
Wasit dan memiliki sertifikat Wasit yang sah. Sehingga kegiatan
Pertandingan Shorinji Kempo yang diselenggarakan di Provinsi Aceh
akan berjalan dengan tertip dan sukses.
6. Sebagai harapan kedepan kami sangat mengharapkan bantuan dari pihak
KONI Aceh, untuk dapat menspot kegiatan- kegiatan Perkemi Aceh
sehingga dapat mengirimkan peserta yang lebih banyak pada acara- acara
yang bersifat tehnik, demi kemajuan olahraga kita
III. PENUTUP

Demikianlah Laporan kegiatan Penataran Wasit Kempo tahun 2016 kami buat
Semoga menjadi bahan evaluasi kita bersama.

Demi Tanah Air, Demi Persaudaraan, Demi


Kemanusiaan.

Banda Aceh, 26
November 2016

Perkemi Pemgprov
Aceh
Ketua Umum

M.Tanwier Mahdi,
S.Ag.MM
Lampiran
Kegiatan Perkemi Aceh Tahun 2016

Laporan Surat Menyurat

No Surat Masuk Surat keluar SK


1. 176 Surat 153 Surat 12 SK

Anda mungkin juga menyukai