Anda di halaman 1dari 17

KEMPO

Kempo adalah nama generik untuk beberapa aliran seni bela diri yang berasal
dari Jepang dan banyak menggunakan permainan tangan. Jadi bukan nama satu aliran saja
melainkan nama dari banyak aliran dan metode. Arti dari Kempo sendiri adalah beladiri
dengan permainan tangan (di dalam bahasa Mandarin disebut Quanfa).

Adapun beberapa aliran Kempo yang terkenal di Jepang dan negara-negara Barat adalah:

1. Tenshin Koryu Kempo, seni beladiri yang sudah berusia ratusan tahun sejak
sebelum zaman Tokugawa (Era Meiji). Guru besar terakhir dari aliran ini
adalah Ueno Takashi. Beladiri Tenshin Koryu Kempo ini berasal dari kombinasi
antara Jujutsu aliran Shinto Tenshin-ryu, teknik persenjataan dan tangan
kosong Asayama Ichiden-ryu dan Shinto Muso-ryu dengan jurus Daken Taijutsu
aliran Hontai Kijin Chosui-ryu Kukishinden Daken Taijutsu. Salah satu pewaris dari
aliran ini adalah grandmaster Shoto Tanemura dari Genbukan Dojo
2. Nihon Kempo, seni beladiri modern hasil ciptaan Master Masaru Sawayama. Beladiri
yang unik dan merupakan kombinasi teknik pukul-tendang dari Karate dengan teknik
bantingan dan pergumulan dari Judo dan Jujutsu. Sekarang sudah menjadi sebuah
olahraga yang diminati di berbagai negara.
3. Kosho-ryu Kempo, seni beladiri turun temurun dari keluarga Mitose. Grandmaster
terakhir dari aliran ini adalah Masayoshi Mitose yang kemudian menurunkan ilmunya
kepada murid-muridnya yang berkebangsaan Amerika. Sehingga aliran Kempo ini
dikenal dengan nama American Kenpo Karate.
4. Shorinji Kempo, seni beladiri berasal dari Tiongkok kuno yang diciptakan
oleh Bodhidharma (Dharma Taishi atau Tatmo Cowsu) seorang biksu Buddha untuk
diberikan kepada calon bikhsu sebagai pendidikan keagamaan pada Zen Budhisme,
pada tahun 550 M, disebarkan sesudah perang dunia ke 2 oleh So Doshin.

Shorinji kempo berasal daripada perkataan sho = hutan, rin = bambu, ji = kuil, ken = aturan.
Kalau kempo bermakna "jalan hidup", erti ini merupakan penjelasan dari sempai saya yang
pernah ke Jepang. Shorinji Kempo () adalah salah satu dari seni bela diri yang
berasal dari Jepang. Di Indonesia biasa disebut dengan Kempo saja.

"KASIH SAYANG TANPA KEKUATAN ADALAH KELEMAHAN"

"KEKUATAN TANPA KASIH SAYANG ADALAH KEZALIMAN"

(DOKTRIN SHORINJI KEMPO)

Sekilas orang berkesimpulan bahwa bela diri Kempo berasal dari daratan China. Anggapan
ini tidaklah semuanya benar. Kira-kira tahun 550 SM, pendeta Buddha yang ke-28, iaitu
Dharma Taishi, pindah dari tempat tinggalnya di Baramon, India ke daratan China. Beliau
menetap di sebuah kuil yang bernama Siau Liem Sie atau dikenali dengan nama Shorinji yang
terletak di pripinsi Kwa - Nam. Dalam perjalanannya dan pengembaraannya Dharma Taishi
menyebarkan ajaran agama Budha. Tidak sedikit tantangan, ancaman dan hinaan yang
dialaminya, bahkan nyaris merenggut jiwanya. Dari pengalaman-pengalaman timbulah
anggapan dalam dirinya bahwa seorang calon Bikshu sebaiknya juga melatih ketahanan
jasmaninya, disamping membersihkan rohaninya untuk mencapai nirwana setelah bersemedi.
Dalam ajaran agama Budha, dikatakan bahwa hidup itu berasal dari "kosong" atau "tiada".
Namun oleh Dharma Taishi dilengkapinya, bahwa tiada gunanya menjadi "kosong" atau
"tiada" atau "suci" jika tidak bisa membela sesama manusia yang ditimpa kemalangan.
Selama di India, Dharma Taishi pernah belajar indo Kempo (silat India), karena banyaknya
tantangan yang dihadapi dalam pengembaraannya di Cina maka ia mempelajari pula berbagai
aliran silat China Kuno. Selama bertapa 9 tahun ia bertekad menyusun ilmu mempertahankan
diri dan dimaksukkan sebagai syarat dan mata pelajaran bagi calon pendeta Budha. Sejak itu
ilmu beladiri yang ditemukannya telah menjadi sebagian pendidikan keagamaan pada Zen
Budhisme. Dharma tetap beranggapan bahwa semua pengikutnya haruslah berfisik kuat guna
melanjutkan usaha menyebarluaskan ajaran agama Budha yang cukup berat itu. Dalam
ceritera klasik Cina, sering dijumpai nama Tatmo Cowsu. Nama ini tidak lain yang dimaksud
adalah Dharma Taishi sendiri, yang mencipatakan seni beladiri Shorinji Kempo atau Siauw
Liem Sie Kung Fu.

Metode latihannya berdasarkan pada filosofi "jiwa dan tubuh adalah sebuah kesatuan yang
tak terpisahkan"(: shinshin ichinyo) dan "melatih tubuh dan jiwa" (
: kenzen ichinyo). Dengan cara tersebut Shorinji Kempo mempunyai tiga manfaat yaitu:
"pelatihan dan pertahanan diri"(: goshin rentan), "pelatihan mental" (
: seishin shuyo) dan "meningkatkan kesehatan": kenko zoshin).

Menurut tradisi,yang membawa teknik-teknik bertarung (kempo India, tenjiku nara no kaku,
atau ekkin gyo) adalah Bodhidharma (leluhur Zen) ke Cina 1500 tahun yang lalu setelah ia
meninggalkan India untuk menyalurkan pengajaran sejarah Buddha yang benar dan
mengakhiri perjalanannya di https://id.wikipedia.org/wiki/Vihara_Shaolin Kuil Shaolin
Songshan] yang kini dikenal sebagai Propinsi Hainan. Kemudian, teknik-teknik ini
melahirkan beragam seni bela diri yang tersebar ke seluruh daratan Cina.

Pada tahun 1928, Kaiso melakukan perjalanan ke Cina dengan tujuan yang kuat, dan ia
mempelajari teknik-teknik esoterik dari berbagai guru yang ia temui sehubungan dengan
pekerjaannya yang tidak biasa.

MANFAAT MEMPELAJARI SHORINJI KEMPO

Banyak hal yang kita dapatkan dengan berlatih Shorinji Kempo.Manfaat yang paling
sederhana adalah tercapainya kesehatan, kekuatan fisik dan mental.Dapat pula menambah
wawasan, menghilangkan stress, menambah teman ataupun hanya untuk menghilangkan
kebosanan.Namun lebih dari itu, secara psikologis terutama dalam upaya pembentukan
karakter pribadi, pelajaran Shorinji Kempo dapat menjadi media yang tepat.Hal ini dapat
terjadi karena dengan berlatih Shorinji Kempo member banyak kemungkinan seorang Kenshi
untuk mendapat latihan disiplin dan moral yang tinggi. Karena para Kenshi dituntut untuk
mampu menguasai dunia lahirnya, tubuh dan kecenderungannya, sekaligus untuk selalu
berpikir tentang orang lain. Latihan disiplin moral juga mencakup latihan penaklukkan
diri.Kesediaan untuk rela berkorban, mengabaikan kepentigan sendiri, mengabaikan
lingkungan pribadi.Ini semua melapangkan jalan menuju suatu moralitas sejati.Dalam
kenyataannya, kualitas pribadi dapat diperoleh bila individu keluar dari dirinya sendiri dan
memasuki lingkungan masyarakat yang merupakan sumber kehidupan kita.Moralitas
menempatkan diri kita tepat pada posisi agar mampu mengembangkan kepribadian kita.
Dengan demikian, orang yang mempunyai moral akan selalu berkepribadian yang kuat, sebab
semakin ia rela berkorban untuk orang lain, maka semakin kuatlah kepribadiannya.
Shorinji Kempo menekankan pengolahan kekhasan setiap diri individu bersama sama denga
hubungan harmonis manusia yang didasarkan pada saling percaya, rasa hormat, saling
pengertian, dan semua hal yang mencakup ikatan kemanusiaan. Shorinji Kempo mengajarkan
bahwa menusia harus belajar berpikir tentang kesejahteraan orang lain selagi
mengembangkan keinginan pribadi. Ekspresi karakter seorang Kenshi yang betul-betul
memahami dan mengamalkan ajaran Shorinji Kempo adalah karakter yang memiliki
kesadaran diri, pengendalian diri dan kesediaan untuk menaklukkan diri untuk berkorban
demi kepentigan orang banyak sehingga ia semakin menjadi pribadi yang Otonom, unik dan
kuat. Dalam posisi inilah pelajaran Shorinji Kempo dapat menjadi media yang tepat untuk
menmpa pribadi-pribadi untuk menjadi pribadi yang berkarakter kuat sebagai hasil tempaan
dan kerja keras.

TUJUAN MEMPELAJARI SHORINJI KEMPO

Didalam mempelajari Shorinji Kempo, kita tidak hanya diajarkan untuk melatih tubuh agar
terampil membela dan mempertahankan diri.Bukan pula melatih diri untuk menjadi yang
terhebat/terkuat.Namun sesuai dengan Falsafah yang ada pada Shorinji Kempo, tujuan
seorang Kenshi mempelajari Shorinji Kempo adalah agar mampu untuk mengintegrasikan
kemampuan fisiknya dengan pembentukan rohani.Sehingga selain menguasai berbagai teknik
beladiri praktis, sorang Kenshi diharapkan memiliki keseimbangan fisik, mental, emosional
dan spiritual.Oleh karenanya Shorinji Kempo dianggap sebagai Jalan Hidup (The way of life)
untuk mencapai puncak moral dan spiritualitas (dalam sejarahnya, Shorinji Kempo
merupakan salah satu mata pelajaran bagi para Biksu untuk melatih keseimbanga antara fisik
dan rohani, dan dipergunakan untuk menolong rakyat yang membutuhkan). Oleh sebab itu,
dalam proses pembelajarannya, Shorinji Kempo menggembleng diri dalam pengalaman
latihan beladiri dengan segala bentuk letihan fisik, teknik dan spirit filosofis untuk
mewujudkan keseimbangan dan keselarasan antara jiwa dan raga. Hal ini juga sangat sesuai
dengan Falsafah Shorinji Kempo yaitu: Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan,
Kekkuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman dan Taklukkan dirimu sebelum
menaklukkan orang lain.

FILSAFAT KEMPO
Filsafat adalah bagian mendasar dari Shorinji Kempo, dan diperlukan untuk setiap
grading. Shorinji Kempo dapat dianggap sebagai perwujudan fisik dari Kongo Zen, campuran
wawasan Buddhisme dan Kaiso's, percaya bahwa puncak prestasi duniawi terletak pada
individu, dan bukan sebagai daftar prestasi di dunia, bahwa menjadi subjek untuk mode dan
pendapat dengan cara yang menghalangi gagasan kebesaran sejati. Ini adalah reformulasi dari
warisan kepercayaan kuno dan etiket untuk dunia modern. Shorinji Kempo bertujuan untuk
mengembangkan mereka yang berlatih menjadi pemimpin suara yang memiliki temperamen
untuk bertindak dengan belas kasih dan keadilan ditambah dengan kekuatan untuk
mempromosikan hak dan menundukkan salah. Dengan mengembangkan individu, sebuah
masyarakat yang ideal bisa dibawa.Shorinji Kempo adalah non-kompetitif - kita melatih
untuk mengembangkan satu sama lain, tidak mengalahkan satu sama lain. Teknik yang
dirancang untuk merebut akan seorang penyerang untuk memerangi, tidak cedera atau
kerusakan padanya. Shorinji Kempo lebih dari teknik fisik, namun; ia menjelaskan cara
berpikir dan bertindak selaras dengan keadilan dan rasa hormat. Ini adalah tentang hidup
setengah untuk diri sendiri, dan setengah bagi orang lain. Karena seni bela diri kempo waktu
itu menjadi sebagian dari latihan bagi para calon Bikshu, dengan sendirinya ilmu itu harus
mempunyai dasar falsafah yang kuat. Dengan dilandasi agama Budha, yaitu membunuh dan
menyakiti, maka semua KENSHI (pemain Kempo) dilarang menyerang terlebih dahulu
sebelum diserang. Hal ini menjadi doktrin Kempo, bahwa "perangilah dirimu sendiri seblum
memerangi orang lain". Berdasarkan doktrin ini mempengaruhi pula susunan beladiri ini,
sehingga gerakan teknik selalu dimulai dengan mengelak/menangkis serangan dahulu, baru
kemudian membalas. Selanjutnya disesuaikan menurut kebutuhan yakni menurut keadaan
serangan lawan. Dharma selalu mengajarkan bahwa disamping dilarang menyerang juga
tidak selalu setiap serangan dibalas dengan kekerasan. Sehingga dalam ilmu Kempo itu
lahirlah apa yang berbentuk mengelak saja. Cukup menekukkan bagian-bagian badan lawan,
kemudian mengunci dan bila terpaksa barulah dilakukan penghancuran titik-titik lemah
lawan, berupa tendangan, sikutan, pukulan dan sebagainya. Bentuk yang pertama dikenal
sebagai JUHO dan yang berikutnya sebagai GOHO. Setiap kenshi diharuskan menguasai
teknik GOHO (keras) dan JUHO (lunak), artinya tidak dibenarkan apabila hanya
mementingkan pukulan dan tendangan saja dengan melupakan bantingan dan lipatan-lipatan.

Akibat Perang Boxer


Shorinji kempo sendiri mengalami perkembangan pesat di daratan Cina. Pengikutnya
semakin banyak dan pengaruhnya semakin besar dalam masyarakat Cina. Di tahun 1900 -
1901, di Cina meletus perlawanan rakyat menentang masuknya Kolonialisme Barat.
Pemberontakan di awal abad ke 20 itu akhirnya menjadi gerakan nasional yang disokong
Ratu Tze Shi, yang juga ingin membersihkan tanah airnya dari penjajahan Barat.
Kolonalisme Barat akhirnya dapat mematahkan perlawanan rakyat Cina dengan
menggunakan peralatan perang mutakhir. Sementara rakyat Cina kebanyakan hanya melawan
dengna mengandalkan tangan dan kaki saja. perang yang menelan jutaan korban itu terkenal
dengan sebutan "Perang Boxer". Penjajah mengejar dan membunuh pengikut Dharma Taishi,
organisasinya dilarang, kuil-kuil Shorinji Kempo dirusak, dibakar dan dihancurkan. Bikshu-
bikshu yang sempat meloloskan diri ke arah timur dan selatan, lalu mengajarkan aliran
Shorinji Kempo kepada pedagang-pedagang dari Okinawan, Taiwan dan Muangthai. Karena
tidak teroganisasinya kesatuan, maka penyebaran Shorinji Kempo mulai membentuk seni
bela diri baru. Mereka melarikan diri ke Muangthai dengan hanya menguasai teknik GOHO
(memukul, menendang dan menangkis) mempengaruhi perkembangan bela diri yang ada di
negeri tersebut. Munculah apa disebut Thai Boxing. Ajaran Shorinji Kempo, terutama teknik
GOHO, juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di Okinawa, Jepun. Maka di Okinawa
timbullah seni bela diri yang dinamakan OKINANAWATE yang kemudian dkenal dengan
nama KARATE. Mereka yang melarikan diri ke pulau-pulau Jepun lainnya dan menguasai
teknik JUHO (lunak) juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di daerah-daerah tersebut.
Kemudian muncullah seni bela diri JU-JIT-SU, Ju berarti halus-lenting dan fleksibel.
Disamping itu lahir pula seni bela diri AIKIDO dan JUDO. Setelah menghilang beberapa
waktu lamanya, kempo mulai bangkit kembali setelah perang dunia II, aliran-aliran seni bela
diri lainnya tetap bersumber dari Shorinji Kempo sebagai aliran seni beladiri yang tertua.

Perkembangan Kempo Selepas Perang Dunia II


Shorinji Kempo baru bangkit kembali di Jepun setelah usainya Perang Dunia II.
Dalam waktu yang relatif singkat seni bela diri ini menyebar luas, bukan saja di Jepun tetapi
diseluruh dunia. Seorang pemuda Jepun yang bernama SO DOSHIN dikirim ke Cina dalam
pasukan ekspedisi tentara Jepun ke Manchuria pada tahun 1928. Tetapi ia tidak sepaham
dengan cara-cara penjajahan Jepun, kemudian melarikan diri dari induk pasukannya dan
mengembara di daratan Cina. Dalam pengembaraannya ia bertemu dengan pendeta Budha
dan akhirnya ia dibawa ke kuil Siaw Liem Sie, yang sudah diperbaiki oleh penerus-penerus
Dharma Taishi. Di kuil ini Sho Dosin mempelajari ilmu Shorinji Kempo langsung dibawah
asuhan Mahaguru (silang) ke-20 yaitu WEN TAY SUN. Karena kesetiaannya dan
penguasaannya yang sempurna terhadap Shorinji Kempo, maka So DosHin diberi
penghargaan tertinggi menjadi Maha Guru ke - 21 dan ia memperoleh ijin untuk
meninggalkan kuil Shorinji untuk meneruskan ajarannya di daratan Jepun. Tahun 1945, Sho
Dosin kembali ke Jepun dan membuka DOJO (tempat latihan) tersendiri. Ia memilih kota
TODATSU, yang terletak di propinsi Kagawa di pulau Shikoku, yang kemudian terkenal
sebagia pusat Shorinji Kempo. Banyak sekali yang datang ke DOJOnya untuk menjadimurid
di sana, bukan saja dari daerah sekitarnya tetapi juga dari daerah-daerah lainnya, bahkan dari
luar Jepun (terutama mahasiswa asing yang belajar di Jepun). So Doshin menggembleng
murid-muridnya dengan disiplin yang keras seperti yang dialaminya sendiri. Namun di balik
penggemlengan fisik dan mental itu, Guru Besar Shorinji Kempo ini tetap menempatkan seni
beladiri ini sebagia pengayom hati dan jiwa dengan penuh rasa damai dan welas asih bagi
para pengikutnya. Sebab itulah lambang organisasi Shorinji Kempo menggunakan lambang
agama Budha, yaitu "Manji" , semacam tanda swastika yang berputar ke kiri, yang berarti
"kasih sayang dan kekuatan" yang sesuai dengan doktrin Shorinji. Dalam tindakan sehari-hari
sering diartikan sebagai berikut : "Dimana ada kekuatan harus ada kebijaksanaan dan
kebijaksanaan harus disertai kebijaksanaan"

* Dokun (prinsip dasar)


* Enam karakteristik Shorinji Kempo
* Kunci sikap untuk pelatihan
* Cara belajar Shorinji Kempo

Dokun

Dokun adalah suatu bagian teks dibacakan di setiap sesi, pernyataan tentang prinsip-prinsip
dan karakteristik dari pelatihan kami.
Seiku
1. Mengandalkan diri sendiri dan tidak pada orang lain. Tidak ada yang dapat
diandalkanseperti Anda sendiri juga disiplin diri.
2. Dengan melakukan kejahatan Anda menajiskan diri sendiri. Dengan menghindari
kejahatan Anda mencapai kemurnian.

Seigan
1. Dalam memperoleh seni ini kami berjanji untuk menghormati pendiri kami dan tidak
mengkhianati tuan kita, untuk menghormati orang tua kita dan tidak sedikit kaum
muda. Sebagai kawan, kami berjanji untuk saling membantu dan bekerja sama untuk
pemenuhan ajaran-ajaran ini.
2. Kami berjanji untuk meninggalkan masa lalu kita samping dan mengabdikan diri
untuk menguasai seni segamblang dan naif sebagai bayi.
3. Kami berjanji untuk tidak pernah melakukan seni kami untuk alasan egois, tetapi
untuk kepentingan seluruh umat manusia.

Shinjo
1. Kita bersyukur bahwa kita diberkahi dengan jiwa kita dari Dharma dan tubuh kita dari
orang tua kita. Kami bertekad untuk melakukan segala upaya untuk mengembalikan
berkah mereka.
2. Kami mencintai negeri kami dan menentukan untuk memperbaiki kesejahteraan
rakyat kita.
3. Kami mencintai keadilan, kemanusiaan hormat, amati sopan santun, menjaga
perdamaian dan Penentuan benar dan berani.
4. Kami berusaha untuk menguasai seni dan disiplin tubuh dan jiwa. Kami mencintai
kawan-kawan kita dan membantu satu sama lain. Kami bekerja sama dan berusaha
untuk mendirikan sebuah dunia yang ideal.
Shorinji Kempo Technical Pages Pressure Point Diagrams
Arms - Pressure Points on the Inside and Outside
Legs - Pressure Points on the Front and Back

Head - Pressure Points on Head and Face


Torso - Pressure Points on the Trunk

Torso - Pressure Points on the Back

ENAM KARAKTERISTIK SHORINJI KEMPO


Ken Zen Ichinyo
Berkelahi dan Bersemedi dalam 1 TubuhMendasar dalam Shorinji Kempo adalah bahwa
pikiran dan tubuh tidak dilatih secara terpisah. Setiap sesi mencakup baik pelatihan fisik dan
filosofi, dan grading setiap juga menuntut pemahaman dan kompetensi di kedua. Jika salah
satu diabaikan, praktisi akan gagal untuk menjadi bulat manusia. Karakteristik ini juga dapat
disebut "kesatuan ken dan zen".Riki Ai Funi - Kekuatan dan Cinta Berdiri Bersama
(Keharmonisan kekuatan dan Kasih sayang)Mahasiswa Shorinji Kempo belajar perlunya
keseimbangan antara kekuatan fisik dan kasih sayang. Kekuatan tanpa cinta adalah
kekerasan; kekuatan cinta tanpa hiasan belaka. Untuk membuat efek seseorang di dunia baik
yang efektif dan bermakna, keduanya diperlukan.

Shushu Koju
Shorinji Kempo bukanlah sebuah sistem untuk menyerang dan mengalahkan. Menggunakan
pengetahuan Anda tentang seni bela diri untuk menyakiti, mengintimidasi atau menggertak
salah secara moral dan hukum. Pertahanan memberikan keunggulan teknis atas penyerang
Anda memungkinkan Anda untuk mengeksploitasi kelemahan mereka dan memberikan
peluang serangan mereka. Selain itu ada alasan-alasan moral dan hukum mengapa Anda tidak
harus menyerang seseorang pertama. Tujuannya harus selalu untuk mencegah konflik, tidak
pernah menghasut, dan teknik fisik yang diperlukan sebagai pilihan terakhir untuk diplomasi
dan akal sehat - tidak pernah menganggap bahwa pelatihan memungkinkan Anda ceroboh
untuk naik ke provokasi pada keyakinan bahwa Anda akan berhasil dalam melawan.

Fusatsu Katsujin
Tidak Membunuh tetapi Membangkitkan. (Lindungi Orang Tanpa Cedera)
Shorinji Kempo tidak dirancang untuk menyebabkan cedera pada diri sendiri atau penyerang
Anda. Teknik-teknik pertahanan diri dirancang untuk menyebabkan penyerang Anda akan
kehilangan untuk melawan, tanpa merusak tulang atau jenis lain yang menyebabkan
kerusakan, dan idealnya tanpa memar. Hal ini dicapai melalui dua proses dasar: pertama kita
menyerang poin penting ini, jadi serangan kami tidak perlu menyampaikan menghancurkan
kekuasaan; kedua Shorinji Kempo mengakui nilai dalam serangan cepat daripada serangan
yang kuat. Shorinji Kempo dirancang untuk melindungi diri sendiri atau orang lain, bukan
untuk menghakimi dan menghukum penyerang. Setelah Anda melakukan apa yang
diperlukan untuk melindungi diri, tindakan lebih lanjut terhadap penyerang anda adalah
sebagai salah karena

Goju Ittai- Teknik Keras dan Lembut adalah Kesatuan.


Shorinji Kempo teknik dapat diklasifikasikan sebagai goho (keras) atau Juho (lunak), masing-
masing yang relevan tergantung pada sifat serangan. Belajar untuk menggabungkan mereka
dalam sebuah sistem yang dinamis menciptakan sumber secara signifikan lebih efektif untuk
pertahanan diri. Selain itu, studi lebih dekat menunjukkan bahwa terdapat elemen lunak dan
keras dalam semua teknik (berpikir bagaimana ini berlaku untuk teknik yang Anda tahu).

Kumite Shutai
Paduan mengajarkan pelatihan teknik kontrol, yang benar dan kasih sayang. Teknik Tidak
dapat dipelajari tanpa bantuan dari mitra, seperti jarak waktu, benar dan aplikasi tidak bisa
dipelajari sendiri (perhatikan bahwa dalam kontras dasar-dasar, kihon, hanya bisa dipelajari
secara individual). menghubungi Cahaya memastikan realisme saat mengajar kontrol dan
menjaga keselamatan. Terlepas dari perbedaan dalam keterampilan dan pengalaman, mitra
selalu dapat saling membantu dan belajar bersama-sama karena setiap orang berbeda dan
menyajikan masalah-masalah baru yang dapat diubah menjadi kesempatan belajar.

PERBEDAAN SHORINJI KEMPO DENGAN BELADIRI LAIN


Secara teknik, Shorinji Kempo adalah seni beladiri yang mengajarkan penguasaan
terhadap beragam teknik beladiri yang ada secara seimbang.Artinya, Shorinji Kempo tidak
hanya memusatkan pada penguasaan satu macam teknik saja, seperti yang terdapat pada
kebanyakan kebanyakan beladiri lainnya. Dalam pembelajarannya, Shorinji Kempo
mengajarkan tiga macam teknik, yaitu: Goho, Juho, dan Seiho. Goho adalah teknik beladiri
yang bersifat keras, yaitu teknik beladiri yang memuat unsur berupa pukulan, tendangan, dan
tangkisan.selanjutnya adalah Juho, merupakan kebalikan dari Goho. Teknik ini memuat unsur
berupa bantingan, kuncian, dan lemparan.Sedangkan yang terakhir yaitu Seiho, merupakan
suatu teknik yang terdiri dari pijatan dan totokan yang dilakukan pada bagian tertentu tubuh
manusia.Teknik ini dapat digunakan sebagai sarana pengobatan dan dapat pula digunakan
untuk melumpuhkan lawan. Namun teknik ini akan diajarkan apabila seorang Kenshi
(Praktisi Shorinji Kempo) telah dapat menguasai Goho dan Juho secara sempurna. Namun
tidak hanya itu, Shorinji Kempo tidak saja mengajarkan pembentukan fisik dari luar.Tetapi
juga melatih pembentukan kemampuan dan kekuatan diri dari dalam tubuh. Didalam Shorinji
Kempo terdapat metode latihan berupa meditasi atau dalam bahasa Jepang disbut dengan Za
zen. Bentuk latihannya berupa penggabungan pengaturan nafas, dengan konsentrasi pikiran
disertai penenangan diri.Sehingga diharapkan dengan kombinasi latihan tersebut, dapat
tercapai keseimbangan kemampuan dan kekuatan diri dari luar maupun dari dalam tubuh .
Selain itu, Shorinji Kempo memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya
dengan beladiri lain. Hal ini terletak pada karakteristik teknik seni beladiri ini.Dalam
pelaksanaan dan penerapan tekniknya, diutamakan untuk menghindar dan menangkis
serangan lawan, baru kemudian apabila diperlukan dilakukan serangan balasan.Didalam
menyerangpun, seorang Kenshi Shorinji Kempo tidak perlu terpaku dalam penguatan
kekuatan fisik semata. Namun juga harus memperhatikan Atemi Nogo Yosho (Lima unsur
serangan) yaitu: titik kelemahan pada tubuh manusia, jarak sasaran, sudut serangan,
kecepatan serangan dan kebulatan tekad. Apabila kelima unsur serangan tersebut terpenuhi
maka akan menghasilkan pengaruh yang besar terhadap lawan. Selanjutnya taknik-teknik
Kempo memperlihatkan bahwa dalam penerapannya, memuat unsur kasih dan saying dan
welas asih serta dilakukan dalam rangka pengendalian dan menundukkan lawan namun tanpa
menyakiti apalagi sampai membunuhnya.

SEJARAH SHORINJI KEMPO DI INDONESIA

Sejak akhir tahun 1959, pemerintah Jepang menerima mahasiwa dan pemuda
Indonesia untuk belajar dan latihan sebagai salah satu bentuk pembayaran pampasan perang.
Sejak itu secara bergelombang dari tahun ke tahun sampai tahun 1965, ratusan mahasiswa
dan pemuda Indonesia mendapat kesempatan belajar di Jepang. Tidak sedikit di antara
mereka itu memanfaatkan waktu senggang dan liburannya untuk belajar serta memperdalam
seni beladiri seperti Karate, Judo, Ju Jit Su dan juga Kempo.
Sepulangnya ke tanah air, mereka bukan saja memperoleh ijazah sesuai dengan bidang
studinya tetapi juga memperoleh tambahan berupa penguasaan beberapa seni bela diri.
Pada tahun 1964, dalam suatu acara kesenian yang dipertunjukkan mahasiswa
Indonesia untuk menyambut tamu-tamu dari tanah airnya, seorang pemuda yang bernama
Utin Syahraz mendemonstrasikan Shorinji Kempo. Apa yang didemonstrasikannya itu
menarik minat pemuda dan mahasiswa Indonesia lainnya, diantaranya Indra Kartasasmita dan
Ginanjar Kartasasmita serta beberapa orang lainnya. Mereka lalu datang ke pusat Shorinji
Kempo di kota Tadotsu untuk menimba langsung seni bela diri itu.
Untuk meneruskan warisan seni bela diri itu di Indonesia, ketiga pemuda tersebut
yaitu Utin Sahras (almarhum), Indra Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita, akhirnya
membentuk suatu organisasi olah raga Shorinji Kempo, yang bernama PERKEMI
(Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia) pada tanggal 2 Februari 1966.
Di Indonesia, Perkemi berada dibawah naungan KONI Pusat. Perkemi juga menjadi
anggota penuh dari Organiasasi Federasi Shorinji Kempo se-Dunia atau WSKO (World
Shorinji Kempo Organization), yang berpusat di kuil Shorinji Kempo di kota Tadotsu,
Jepang.
Sejak tahun 1966 sampai tahun 1976, PB. PERKEMI mengadakan pemilihan pengurus setiap
dua tahun sekali. Tapi sejak tahun 1976 sampai sekarang masa bakti pengurus berlangsung
selama empat tahun.
Pada tahun 1970 diselenggarakan Kejuaraan Nasional Kempo yang pertama di
Jakarta, dan pada tahun 1971 diadakan Kejuaraan Kempo antar Perguruan Tinggi yang
pertama. Kempo mulai dipertandingkan sejak PON IX tahun 1977 di Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kempo
http://shorinjikempo1.blogspot.co.id/2011/06/embu1.html
http://reskykenshi.blogspot.com/2010/12/shorinji-kempo.html
http://ukm.amikom.ac.id/profile/kempo.php
MAKALAH

SHORINJI KEMPO

D
I
S
U
S
U
N

O
L
E
H

FADLAN HASBILLAH
DOJO SMP 3 SUNGAI RAYA
16.3.14.10.01.006
MAKALAH

SHORINJI KEMPO

Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian kenaikan

tingkat Kyu-IV

FADLAN HASBILLAH
16.3.14.10.01.006

Anda mungkin juga menyukai