Keluhan utama pasien wanita yang pergi ke dokter ginekologi atau poli kandungan
adalah :
1. Keputihan (leucorrhoe) atau infeksi genitalia.
2. Perdarahan pervaginam.
3. Tumor abdomen atau payudara.
4. Kehamilan.
Posisi Knee-Chest
Jenis dan luasnya pemeriksaan ginekologi tergantung pada sejumlah hal, namun selalu meliputi hal-
hal sebagai berikut :
1. Anamnesa medik
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan panggul
4. Pap Smear
5. Biakan
6. Pemeriksaan Rectal
7. Pemeriksaan Urine.
8. Pemeriksaan sediaan basah
9. Mammogram
10. Breast Self Examination
11. Konsultasi.
12. Perencanaan perawatan penderita.
13. Pembuatan rekam medis.
Pada setiap pasien baru, pengambilan anamnesa dan pemeriksaan fisik akan memakan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan pasien yang sudah pernah dijumpai sebelumnya dimana dokter
sudah mengenali dengan baik keadaan pasien yang bersangkutan. Pada pasien ginekologi kunjungan
ulang, pengambilan anamnesa dan pemeriksaan fisik dilakukan secara terpusat pada hal-hal tertentu.
Pemeriksaan Ginekologi dilakukan untuk menilai masalah kesehatan khusus wanita dan sebagai
bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin atau atas indikasi adanya penyakit dengan gejala subklinis.
Pemeriksaan Ginekologi rutin harus dilakukan pada setiap wanita dewasa secara periodik berdasarkan
temuan klinis yang ada sebelumnya
ANAMNESA MEDIK
1. Keluhan Utama
2. Riwayat penyakit
3. Medikasi
4. Riwayat obstetri-ginekologi
5. Riwayat haid
6. Riwayat kehamilan
7. Kontrasepsi
8. Riwayat seksual
9. Nutrisi / Gizi
10. Gaya Hidup
11. Perasaan (mood)
KELUHAN UTAMA
Alasan kunjungan dapat berupa kunjungan ginekologi rutin, ingin mendapatkan oral
kontrasepsi atau karena adanya vaginal discharge
Keluhan utama - KU hampir selalu dapat dituliskan dalam sebuah kalimat yang merupakan
jawaban atas pertanyaan :
Apa masalah ibu sehingga datang kepada saya hari ini ?
Letakkan Keluhan Utama pada status kunjungan dibagian paling atas sehingga mudah
dibaca dan tak terlupakan oleh saudara.
RIWAYAT PENYAKIT
Apa yang dirasakan mengganggu?
Sejak kapan?
Menetap, menjadi semakin berat atau ringan?
Hal apa yang meringankan atau memberatkan keluhan?
Kapan pemeriksaan medik terakhir.
Pada kunjungan lanjutan :
1. Apa masalah anda setelah bertemu dengan saya beberapa waktu yang lalu?
2. Bagaimana keadaan anda sekarang?
Pada kunjungan pertama perlu diperoleh keterangan atau riwayat mengenai masalah medis,
pembedahan atau alergi.
Di beberapa pusat pelayanan kesehatan tertentu, terdapat kebiasaan dimana sebelum
bertemu dengan dokter, pasien diminta terlebih dahulu untuk mengisi formulir yang berupa daftar.
pertanyaan. Pada saat bertemu dengan dokter, dokter akan mengklarifikasi jawaban yang diberikan
oleh pasien.
RIWAYAT MEDIS
Obat yang selalu diminum secara teratur oleh pasien.
Secara tidak langsung dapat menjelaskan perihal masalah kesehatan pasien secara umum.
Sejumlah terapi dapat memberikan dampak obstetrik atau ginekologik ( terapi hormon
antibiotika)
Apakah sebelum ini , anda minum obat obat tertentu dari dokter lain ?
MOOD PERASAAN
Depresi merupakan masalah yang sering dialami oleh wanita.
Berbicara dengan pasien dapat menilai bagaimana sebenarnya mood pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik umum
1. Kesan umum : tampak sakit, kompos mentis, anemia, ikterus.
2. Kesadaran komunikasi personal - tekanan darah nadi frekuensi nafas
suhu badan.
3. Pemeriksaan jantung dan paru
Pemeriksaan paru :
Wheezing : asthma bronchiale ?
Penurunan suara nafas atau rhonci halus : pneumonia atau gagal jantung ?
Beberapa kelainan suara nafas akan hilang bila pasien diminta untuk batuk atau
menarik nafas panjang.
Dengarkan suara nafas paru kiri dan kanan. Asimetri dari suara nafas paru kiri dan
kanan mengarah pada kecurigaan adanya kelainan.
Auskultasi paru
Pemeriksaan jantung :
Dua buah lobus glandula thyroidea, menyatu pada garis tengah dibawah kartilago krikoid membesar
kearah atas pada kedua sisi trachea
PEMERIKSAAN KHUSUS GINEKOLOGI
Abdomen :
Inspeksi abdomen :
1. Pembesaran perut kearah depan yang berbatas jelas umumnya disebabkan
oleh kehamilan atau tumor.
2. Pembesaran perut kearah samping umumnya terjadi pada asites.
3. Striae, jaringan parut, peristaltik.
Palpasi abdomen :
1. Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan atau rectum terlebih
dahulu.
2. Pasien diminta untuk berada pada posisi dorsal dan dalam keadaan santai.
3. Palpasi dilakukan dengan menggunakan seluruh telapak tangan berikut jari-
jari dalam keadaan rapat yang dimulai dari bagian hipochondrium secara perlahan-
lahan dan kemudian diteruskan kesemua bagian abdomen dengan tekanan yang
meningkat secara bertahap.
4. Melalui pemeriksaan ini ditentukan apakah :
5. Terdapat defance muscular akibat peritonitis atau rangsangan peritoneum
yang lain.
6. Apakah ada rasa nyeri tekan atau nyeri lepas.
7. Dengan tekanan yang agak kuat serta menggunakan sisi ulnar telapak tangan
kanan dilakukan pemeriksaan untuk mencari kelainan lain dalam cavum abdomen.
8. Bila dijumpai adanya masa tumor dalam cavum abdomen, tentukan lebih
lanjut mengenai :
Perkusi abdomen :
Bila dijumpai adanya pembesaran perut, dengan perkusi dapat ditentukan apakah
pembesaran perut tersebut disebabkan oleh cairan bebas, udara (meteorismus) atau tumor.
Lokasi tumor
Auskultasi abdomen
Penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan (dengan mencari denyut
jantung janin).
Diagnosa ileus (paralitik atau hiperdinamik).
Menentukan pulihnya bising usus pasca pembedahan.
GENITALIA EKSTERNA
Inspeksi genitalia eksterna :
Pada posisi lithotomi, genitalia eksterna dapat dilihat dengan jelas
Keadaan vulva bagian luar:
Kotor atau bersih, keadaan rambut pubis.
Terdapat ulkus, pembengkakan.
Cairan yang keluar dari vulva : pus, darah, leucorrhoe
Palpasi daerah genitalia eksterna
Penjelasan pada pasien terlebih dulu mengenai prosedur pemeriksaan inspekulo dan manfaat
dari pemeriksaan ini
Pasien diminta persetujuannya untuk pemeriksaan inspekulo
Pastikan bahwa pasien sudah mengosongkan vesika urinaria dan atau rectum
Pasien berada pada posisi lithotomi
Kenakan sarung tangan
Persiapkan spekulum bi-valve yang sesuai, atur katub dan tuas sehingga spekulum siap
digunakan.
Hangatkan spekulum bi-valve dengan ukuran yang sesuai dan bila perlu beri lubrikasi
Pisahkan labia dengan ujung jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri dari sisi atas
Spekulum bi-valve dalam keadaan tertutup dimasukkan vagina dalam posisi miring menjauhi
dinding vagina sebelah depan dan meatus urtehrae eksternus
Memasukkan spekulum dalam introitus vaginae dalam keadaan miring dan menyusuri dinding
belakang vagina menjauhi meatus urethrae eksternus
Setelah berada didalam vagina, spekulum diputar 900 dan diarahkan pada fornix posterior
Setelah mencapai fornix posterior, tuas spekulum ditekan sehingga spekulum terbuka secara
optimal (kedua bilah saling menjauh) dan portio terpapar dengan baik.
Setelah ujung spekulum mencapai fornix posterior , spekulum diputar sedemikian rupa sehingga
sumbu tranversal spekulum berada pada sumbu tranversal vagina
Lakukan pengamatan pada porsio dan fornix vaginae dengan baik. Lepaskan tuas spekulum,
tarik keluar spekulum perlahan-lahan sambil diputar secara bertahap sejauh 90 0. Lakukan pengamatan
pada keadaan permukaan vagina saat menarik keluar spekulum (gambar 3 12 )
Setelah mencapai fornix posterior , spekulum diputar sehingga dapat dilakukan pengamatan pada
fornix dan Porsio
Spekulum dikeluarkan pada posisi vertikal seperti pada saat dimasukkan. Setelah melakukan
pemeriksaan inspekulo, pemeriksaan diteruskan dengan pemeriksaan vaginal toucher untuk melakukan
:
Perabaan vagina :
Keadaan himen.
Keadaan introitus vaginae.
Keadaan dinding vagina.
Perabaan pada cavum Douglassi.
Perabaan servik :
dikerjakan secara sistematis untuk menentukan
Arah menghadap dan posisi dari porsio uteri.
Bentuk, besar dan konsistensi servik.
Keadaan kanalis servikalis (terbuka atau tertutup).
Perabaan corpus uteri
Letak
Bentuk
Besar
Konsistensi
Permukaan
Mobilitas dengan jaringan sekitarnya
Pemeriksaan lain-lain :
Rectal toucher ,
dikerjakan pada
Virgin
Pasien yang mengaku belum pernah bersetubuh
Kelainan bawaan (atresia himenalis atau atresia vaginalis)
Wanita diatas usia 50 tahun
Recto vaginal toucher :
Pemeriksaan rectovaginal
Pemeriksaan rectovaginal dikerjakan untuk menilai keadaan septum rectovaginalis.
Penebalan dinding vagina dan infiltrasi karsiona rektum lebih mudah ditentukan dengan pemeriksaan
rectovaginal.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan diagnostik sederhana yang dapat dikerjakan secara poliklinis (di kamar periksa) :
Sediaan basah :
Untuk melihat penyebab dari fluor albus
Ambil sedikit cairan vagina, letakkan pada gelas objek dan campur dengan KOH , kemudian
tutup dengan gelas penutup , periksa dibawah mikrosokop ( pemeriksaan benang hyphae pada candida)
Ambil sedikit cairan vagina, letakkan pada gelas objek dan campur dengan NaCl
0.9% , kemudian tutup dengan gelas penutup , periksa dibawah mikrosokop (pemeriksaan gerakan
trichomonas dan vaginosis bakterial)
Pap smear :
Lakukan semua prosedur pemeriksaan inspekulo diatas , kecuali penggunaan bahan lubrikasi
Pengambilan pertama dengan spatula Ayre (terbuat dari kayu)
Pengambilan berikutnya dengan menggunakan cytobrush
Usapkan sediaan pada gelas pemeriksa secara tipis
Fiksasi sediaan yang sudah diusapkan pada gelas pemeriksa dengan alkohol 90% (atau hair
spray) sebelum sediaan mengering
Segera kirimkan sediaan pap smear ke laboratorium medis yang kompeten untuk melakukan
pemeriksaan pap smear.
Laboratorium akan memberikan jawaban mengenai hasil pemeriksaan terhadap sediaan yang
saudara kirimkan dengan klasifikasi sitologis atau klasifikasi Bethesda
Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan darah lengkap dan urinalisis
Pada kasus dengan dugaan sifilis dapat diminta pemeriksaan VDRL
Pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas
Pemeriksaan tes kehamilan
Pemeriksaan hormonal pada kasus dengan gangguan endokrin :
FSH-folicle stimulating hormone
LH-Luteinizing hormone
Estrogen
Pemeriksaan tambahan lain :
1. Ultrasonografi : dapat dikerjakan transabdominal atau transvaginal.
2. Histerosalfingografi : dengan pemberian cairan kontras, keadaan cavum
uteri , tuba falopii dapat diamati untuk melihat adanya patensi tuba falopii.
3. Sonohisterografi : modifikasi pemeriksaan ultrasonografi dengan
memasukkan cairan kedalam cavum uteri sehingga keadaan cavum uteri dapat dilihat.
4. Kolposkopi : digunakan untuk melihat servik secara langsung.
douglassi.
9. Biopsi
Biopsi dapat dilakukan pada vulva-vagina atau servik
Pada endometrium biopsi dapat dilakukan dengan D & C atau
menggunakan metode kuretase
fraksional.
10. Computed Tomography ( CT-scan)
Tehnik diagnostik dengan menggunakan bayangan 2 dimensi yang memiliki
resolusi tinggi.
11. Magnetic Resonance Imaging ( MRI)
Tehnik yang menggunakan absorsi dari pancaran gelombang radio yang
berasal dari perangkat Magnetic Resonance Imaging.
Rujukan :
1. LeBlond RF, et al. The screening physical examination. In: DeGowin's Diagnostic
Examination, 9th ed. New York, N.Y.: McGraw-Hill Companies; 2009.
http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=3658782. Accessed April 9, 2009.
2. Special procedures: The Pap test. The American College of Obstetricians and
Gynecologists. http://www.acog.org/publications/patient_education/bp085.cfm. Accessed
April 13, 2009.
3. Carusi DA, et al. The gynecologic history and physical examination.
http://www.uptodate.com/home/index.html. Accessed April 13, 2009.
4. Gynecologic problems: Pelvic pain. The American College of Obstetricians and
Gynecologists. http://www.acog.org/publications/patient_education/bp099.cfm. Accessed April
13, 2009.
5. Schorge JO, et al. Well woman care. In: Williams Gynecology. New York, N.Y.:
McGraw-Hill Companies; 2008. http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=3148000.
Accessed April 9, 2009.
6. LeBlond RF, et al. The female genitalia and reproductive system. In: DeGowin's
Diagnostic Examination, 9th ed. New York, N.Y.: McGraw-Hill Companies; 2009.
http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=3656235. Accessed April 9, 2009.