Posted by hendry_dext
Dalam pembelajaran tentang vektor, kita tidak bisa terlepas dari dot dan cross product.. Apa itu
dot dan cross vektor? Lebih jauh lagi, darimana rumus dot dan cross itu berasal? Bagaimanakah
contoh soalnya?
=====================================================================
====
Bagian I
Sekilas Tentang Vektor
Vektor adalah garis yang memiliki panjang dan arah. Simbol untuk vektor, bisa berupa overline
variable (misalnya: atau ) bisa juga dalam simbol dot to dot variabel (misalnya: atau ,
yang artinya titik dimulai dari pangkal A ke titik B).
Misalnya: =>
Vektor dalam bentuk matriks kolom dapat dibuat lebih *hemat tempat* dengan pemberian unsur
transpos matriks. Jadi, matriks juga dapat ditulis dalam bentuk . Simbol T berarti
*tranpos*.
Selain itu matriks dapat ditulis dalam bentuk penambahan vektor-vektor satuan.
Sebagai contoh: = 3 + 5 . (Bentuk ini adalah bentuk yang paling efektif, karena
menunjukkan elemen vektor satuan.. Tapi, kurang enak dibaca.. ~~a)
Jawab: + = + = =
2 - + 2 , maka berapakah ?
Jawab: = 2(6 -5 - ) - (3 + ) + 2(-2 +5 ) = 12 -10 -2 -3 - -4 +10
_________= 5 - 3
Panjang vektor dapat ditentukan dengan konsep phytagoras. (perhatikan simbol untuk panjang
vektor)..
Jawab: = =
Vektor satuan adalah vektor yang panjangnya 1 satuan. Lambang vektor satuan bermacam-
macam. Di sini akan digunakan simbol .
Contoh soal 7: Terdapat vektor dimana = 2 + 6j +5k.Tentukan vektor satuan yang searah dan
sejajar dengan vektor .
Jawab:
Tentukan panjang vektor = = =
Syarat sejajar dan searah, vektor itu harus dikalikan konstanta yang positif.
= c. ... (i)
Syarat ini juga dipenuhi untuk *panjang* vektor. Jadi:
= c.
Contoh soal 8: Berapakah vektor satuan dari vektor (yang ada di contoh soal nomor 3)?
Jawab:
Soal ini identik dengan soal nomor 7 (hanya beda kata-kata).
Di soal ini, kita mencoba memakai rumus vektor satuan, yang logikanya sudah ada di contoh
soal nomor 7.
=
Jadi, = = = .
Vektor Posisi adalah vektor yang berpangkal dari koordinat O, bisa (0,0) atau (0,0,0), dan
seterusnya.
Misalnya: = =>
= = =
Ruang Dimensi Vektor menunjukkan di dimensi mana vektor itu berada. Misalnya, vektor itu
terletak di dalam ruang, maka dia akan berada di dimensi 3 atau di . Jika vektor itu terletak di
bidang, maka vektor itu berada di dimensi . Lalu, apakah dimensi 4 itu ada? Bagaimana cara
menggambar vektor di dimensi 4 atau lebih? Hmm..
Sebetulnya, vektor dimensi 4 atau lebih itu ada, tapi vektor ini bersifat *khayal*, dan tidak bisa
digambar.
Apakah Dot dan Cross Product berlaku untuk dimensi 4, 5, dan seterusnya...??
Tidak!! Cross Product hanya berlaku di . Namun, dot bisa berlaku di semua dimensi. Namun,
pembuktian untuk dot product di dimensi 4 (atau lebih) masih belum ada (dan tidak akan ada).
Jadi, kita sebaiknya lihat pembahasan Dot dan Cross Product di dan saja yach.. ^^
=====================================================================
====
Bagian II
Dot Product
Dot ( ) Product adalah bentuk perkalian antara 2 vektor yang akan menghasilkan skalar, yang
didefinisikan dalam rumus:
= . .
adalah sudut yang dibentuk oleh kedua vektor dan .
= .
Didapat bahwa, ternyata: ( ) =
Tentukan besar sudut yang dibentuk antara dan !
Jawab:
( ) = =1
. . . = =
. =1 Jadi, =
= 16
Sesuai dengan definisi Dot Product, maka didapat karakteristik sebagai berikut.
=| |.| |. = 1 (ingat bahwa sudut yang dibentuk adalah 00)
=| |.| |. =1
=| |.| |. =1
Selain itu, nilainya adalah nol. Lihat di bawah.
=| |.| |. = 0 (karena sudut yang dibentuk adalah 900)
=| |.| |. =0
=| |.| |. =0
=| |.| |. =0
=| |.| |. =0
=| |.| |. =0
Sifat yang dimiliki dot product ini adalah komutatif (dibolak-balik hasilnya sama.. ^^)
Dengan melihat karakteristik itu, maka kita dapat mengalikan tanpa perlu tahu sudutnya.
Lihat penguraian di bawah.
= + +
= + +
=( + + ) ( + + )
= + + +
==== + + +
==== + +
= ( )+ ( )+ ( )+
++++ ( )+ ( )+ ( )+
==== ( )+ ( )+ ( )
= + +
Jika = dan = , berapa sudut yang dibentuk oleh kedua vektor itu?
Jawab:
=
(-1)(4)+(2)( )+(3)(-1) = . .
-6 = . .
-6 = 15,5403 (menggunakan kalkulator)
= - 0,386
= 112,710 (menggunakan kalkulator)
Ternyata dot vektor dapat digunakan untuk menghitung sudut dengan rumus:
Proyeksi Vektor
Di contoh soal di atas, dot product dapat digunakan untuk mencari sudut apit. Namun,
sesungguhnya dot vektor dapat digunakan untuk kemampuan yang lebih, yaitu mencari vektor
proyeksi. Lihat penjelasan di bawah.
Misalkan diberikan vektor dan . adalah proyeksi vektor ke , maka dapat digambarkan
sebagai berikut. (Sebenarnya, pangkal vektor dan tidak harus berhimpit, namun, dianggap
demikian supaya lebih mudah dipahami).
=
Karena dan berhimpit, maka dapat kita simpulkan bahwa vektor satuan dari sama dengan
vektor satuan dari .
=
Ingat rumus untuk vektor satuan sebelumnya, maka persamaan di atas menjadi:
=
=
Substitusikan nilai , maka didapat:
Jawab:
Kasus di atas dapat digambarkan sebagai berikut ( dan dianggap sebagai vektor posisi)
Jawab:
Ini adalah soal vektor yang tricky. Mungkin pada awalnya kita kesulitan karena bingung
memulai dari mana. Tapi, kita bisa memulai dari apa yang ditanyakan. selalu berhubungan
dengan , maka inilah hal yang pertama kali kita lakukan.
=
Substitusi nilai = 2 :
=2 .
=2 ... (i)
Lalu, kita tinggal menentukan untuk mengolah . Supaya lebih mudah, maka sebaiknya
kita kalikan vektor dengan dirinya sendiri.
= +6( )+9( )
= +6( )+9
Karena = (diketahui di soal), maka persamaan tersebut menjadi:
= +6( )+9
6( )= 9
= ... (ii)
Substitusikan persamaan (ii) ke (i), maka:
=2
=====================================================================
====
Bagian III
Cross Product
Kita tahu bahwa dot vektor sangat berperan dalam perhitungan sudut dan vektor proyeksi.
Keistimewaan dot terletak pada yang membuat perkalian vektor bersudut 900akan bernilai
nol, sehingga mempermudah perhitungan. Lalu, bagaimana dengan cross product?
Cross ( ) Product adalah bentuk perkalian antara 2 vektor yang akan menghasilkan vektor yang
tegak lurus dengan kedua vektor itu di dalam dimensi 3, yang didefinisikan dalam rumus:
= . . .
di sini adalah vektor satuan yang tegak lurus dengan vektor dan tegak lurus dengan vektor .
Sementara, jika kita ingin meng*skalar*kan cross product, maka unsur dapat kita hilangkan,
maka rumusnya menjadi:
= . .
Di sini, kita tahu bahwa . . adalah rumus Luas jajargenjang. Wah, ternyata kita bisa
mencari luas jajargenjang dari sudut pandang vektor! ^^
Mengapa cross product dapat menghasilkan vektor sedangkan Dot Product tidak?
Sebetulnya dot product bisa menghasilkan vektor jika dikalikan lagi dengan vektor satuan.
Namun, dot product sengaja tidak menghasilkan vektor karena di sinilah aplikasi dot vektor yang
banyak digunakan (mencari sudut dan vektor proyeksi). Lalu, jika ingin memberi arah, kita
tinggal mengalikannya dengan vektor satuan yang arahnya terserah kita (di sini dot vektor
bersifat dinamis).
Sementara itu, cross vektor juga sebenarnya bisa jika didefinisikan sebagai ini saja: . .
karena bisa diaplikasikan dalam mencari luas jajargenjang. Namun, fungsi ini masih terlalu
sederhana (bagaimana kita mendefinisikan dengan , tentunya nilai keduanya harus
berbeda dan tidak mungkin kita mendefinisikan keduanya adalah 1 meskipun keduanya tegak
lurus). Unsur pada cross vektor sungguh *mempesona*. Pada saat sudut yang dibentuk
adalah 900 (yang berarti hasil sin-nya adalah 1), maka kita dapat memodifikasinya dengan
pemberian arah vektor yang saling ortoghonal (tegak lurus) kedua vektor, berbeda jika kita
menggunakan cos pada dot product. Ini juga bisa memberikan solusi bagi nilai dengan
(sebagai contoh) supaya tidak sama.
Sebenarnya di dimensi 2, cross product bisa saja kita gunakan karena dimensi 2 adalah bagian
dari dimensi 3. Namun, mungkin hasil yang dipakai hanyalah sebatas , karena tidak
dapat digunakan di dimensi 2.
= , = , dan =
Vektor yang tegak lurus ada 2 arah (berlawanan). Supaya konsisten, maka kita tentukan arahnya
dengan aturan tangan kanan. Ini dilakukan supaya hasilnya **konsisten** dan **universal**.
Jadi, ini semacam aturan umum saja. (Sebenarnya jika kita memakai aturan tangan kiri, kita akan
mendapatkan hasil yang tegak lurus juga, namun hasilnya negatif. Sebenarnya, ini boleh saja
dilakukan).
= = =
----- ----
= = =
Terlihat bahwa perkalian cross product tidak bersifat komutatif..
=( + + ) ( + + )
= ( )+ ( )+ ( )+
===== ( )+ ( )+ ( )+
===== ( )+ ( )+ ( )
= . + . + ( )+
===== ( )+ . + .+
===== . + ( )+
= ( ) ( )+ ( )
(Supaya dapat lebih mudah dibaca *dan dihapal*, kita gunakan konsep
determinan)
= = =
(Determinan 3x3 di atas dapat diselesaikan dengan cara Sarrus biasa..)
= = =
dapat kita lihat bahwa: = -( ).
Tentukan persamaan bidang yang melalui titik (0,1,2) dan terdapat vektor dan
di bidang itu!
Jawab:
Pertama, tentukan dulu (kita sudah mendapatkannya di soal nomor 15)
Nah, itulah yang disebut dengan vektor normal. Vektor normal adalah karakteristik yang dimiliki
oleh bidang. (kalau karakteristik gradien dimiliki oleh garis). Nah, kita tinggal mengikuti rumus
persamaan bidang berikut:
pers. bidang:
Kita sudah mendapat salah 1 contoh vektor normal di contoh nomor 16, yaitu .
Substitusikan nilai 3 di n1, 6 di n2, dan -5 di n3. Maka, persamaan bidangnya menjadi:
Bidang itu melalui titik (0,1,2). Oleh karena itu, substitusikan nilai 0 di x1, 1 di x2 dan 2 di x3.
Maka persamaannya menjadi:
pers. bidang:
Contoh soal 18: Tentukan persamaan bidang yang melalui titik A(0,1,-3), B (2,4,-1), dan C(-
2,3,5)!
Jawab:
Tentukan 2 vektor yang terletak pada bidang. Di sini, kita mencari vektor dan . (Boleh
mencari yang lain).
= =
= =
Sekarang kita cari vektor yang tegak lurus dengan kedua vektor ini. Caranya? Ya, menggunakan
cross product!!
= = =
pers bidang:
=====================================================================
Bagian IV
Sifat-Sifat Khusus Cross Product
Kita sudah tahu bahwa cross dan dot product memilii sifat distributif. Lalu, bagaimana jika
sudutnya 0. Tentu kita sudah tahu. Di sini, dibahas sifat-sifat yang tidak diberikan secara
eksplicit (dan juga jarang terpakai):
1.
=====> Untuk Membutikannya, cukup jabarkan ruas kiri. Lalu ubah menjadi
=====> .
2.
=====> Bagian ini belum sempat aku coba untuk membuktikannya. Bisakah kalian
=====> membantu saya membuktikannya?
=====================================================================
Sekian materi mengenai dot dan cross product yang terbilang gampang.. Ini materi sekolah
SMA, sekaligus materi kuliah di semester awal. Maaf kalau terlalu cepat, karena ini diambil dari
berpuluh-puluh halaman dari sebuah buku dan diringkas menjadi 1 halaman web...
Sumber: Matriks dan Transformasi Linear (Wikaria Gazali, sekaligus sebagai dosen tercinta
di Universitas Bina Nusantara. ^^). Penerbit: Graha Ilmu.
Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
Hasil penjumlahan ataupun hasil pengurangan dari dua vektor atau lebih disebut resultan vektor.
Untuk mencari resultan beberapa vektor, yang bekerja pada suatu bidang, dapat digunakan tiga
metode, antara lain metode jajar genjang, metode segitiga dan metode poligon.
3. Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan vektor F1 dan vektor F2
Metode Segitiga
Metode Poligon
Jika ada tiga vektor atau lebih, anda tidak mungkin menjumlahkan vektor-vektor tersebut dengan
metode jajar genjang atau metode segitiga. Oleh karena itu harus digunakan metode segibanyak
(poligon). Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah gambar berikut
Pada gambar di samping terdapat tiga buah vektor yang akan dicari resultannya. Adapun resultan
ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar berikut
Berikut adalah tahap-tahap dalam menentukan resultan vektor mengguanakan metode poligon
1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di O
2. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1
3. Lukislah vektor F3 dengan titik tangkap di ujung vektor F2
4. Hubungkan titik tangkap di O dengan ujung vektor F3. Lukis garis penghubung antara titik
tangkap O dan ujung vektor F3. Garis penghubung ini merupakan resultan vektor F1, F2, dan F3
Berikut adalah simulasi terkait dengan penjumlahan dan pengurangan vektor. Untuk melihat
simulasi, tekanlah tombol yang sudah tersedia.
Resultan Vektor
Untuk menentukan besar resultan vektor, dapat digunakan metode grafis dan metode analisis
seperti berikut.
Metode Grafis
Menentikan resultan vektor secara grafis dapat dilakukan dengan metode jajar genjang, metode
segitiga, dan metode poligon. Dengan menggunakan perbandingan skala dan besar sudut yang
tepat, pengukuran panjang resultan vektor dapat dilakukan dengan menggunakan mistar,
sedangkan besar sudut dapat dihitung menggunakan busur derjat.
Aturan menentukan besar dan arah resultan vektor dengan metode grafis.
1. Arah acuan vektor ditentukan berdasarkan arah sumbu x positif. Sudut vektor bernilai positif
diukur berlawanan arah putaran jarum jam dan bernilai negatif diukur searah putaran jarum jam
2. Panjang vektor dilukiskan menggunakan skala panjang yang sesuai. Misalnya untuk vektor
gaya yang besarnya 10 N dilukiskan dengan panjang 1 cm, sehingga untuk vektor gaya 20 N
harus dilukis dengan panjang 2 cm. Adapun sudut arah vektor dapat diukur dengan busur derajat.
3. Vektor resultan dapat dilukiskan dengan metode jajar genjang, metode segitiga, atau metode
poligon.
4. Panjang resultan vektor diukur dengan mistar dan arah vektor resultan terhadap sumbu x
positif
Dalam menghitung jumlah dua vektor mengguanakan metode grafis, terdapat beberapa
kelemahan, yaitu timbulnya kesalahan sistematis. Untuk menghindari kesalahan tersebut,
digunakan metode analisis, yaitu dengan menggunakan rumus cosinus. Secara matematis, untuk
mendapatkan resultan dua buah vektor secara akurat, dapat digunakan persamaan sebagai
berikut. Dengan menggunakan rumus cosinus, misalnya dalam segitiga OAC akan diperoleh
Oleh karena OC = R, OA = F1, dan AC = F2, maka persamaan tersebut akan menjadi
Untuk menentukan arah resultan vektor, terhadap salah satu vektor penyusunnya, dapat
digunakan persamaan sisnus. Perhatikanlah gambar
Perkalian Vektor
Perkalian Titik (Dot Product)
Perkalian titik dua buah vektor merupakan perkalian skalar dari dua vektor tersebut. Hal ini
disebabkan karena hasil kali titik dari dua buah vektor menghasilkan bilangan skalar . Hasil
perkalian titik dari dua buah vektor A dan B misalnya kita sebut C dapat dinyatakan dengan suatu
persamaan berikut
Berikut adalah simulasi perkalian titik dua buah vektor
Perkalian silang dari dua buah vektor akan menghasilkan sebuah vektor baru, sehingga perkalian
silang dua buah vektor juga disebut dengan perkalian vektor. Hasil perkalian silang vektor A dan
vektor B (dibaca A cross B) menghasilkan vektor C. Vektor C yang dihasilkan ini selalu tegak
lurus dengan bidang yang dibentuk oleh vektor A dan vektor B
C = AX B
Adapun arah vektor C akan mengikuti aturan putaran skrup, seperti tampak pada gambar berikut
Berikut adalah simulasi perkalian silang dua buah vektor