Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
atas karunia dan kasihnya, Buku Dasar Nutrisi Kedokteran ini dapat terwujud. Buku
ini merupakan dasar khasanah keilmuan gizi yang dapat dijadikan sebagai sumber
dalam mempelajari ilmu Gizi. Buku ini ditujukan kepada siapa saja yang ingin
mempelajari tentang dasar dari gizi kedokteran.
Buku ini masih merupakan perintis dari terbentuknya dasar ilmu gizi berbagai
jilid lainnya. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
buku ini. Oleh karena itu kami tim penulis ingin meminta saran dan kritikan demi
membangun kembali buku yang lebih sempurna.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Apabila ada kata yang tidak berkenan,
kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
Tim MONSPUB15
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar Isi
Daftar Pustaka 28
BAB 1
Pendahuluan Ilmu Gizi Kedokteran
Dalam perkembangan ilmu kedokteran, ilmu gizi merupakan salah satu pilar dari
proses penyembuhan suatu penyakit. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang kandungan bahan makanan dalam hubungannya dengan
kesehatan tubuh yang optimal. Dalam Bahasa Inggris, kata gizi berasal dari kata
nutrition yang berarti jumlah total dari proses yang dibutuhkan dalam penyerapan
dan pemanfaatan makanan yang digunakan untuk pertumbuhan, perbaikan, dan
perawatan tubuh. Dalam bahasa Arab, gizi berasal dari kata ghidza yang berarti
makanan. Makanan menyuplai energi dan berbagai substansi materal yang sangat
esensial bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup seseorang. Gizi menjadi bagian
integral tubuh dan berkontribusi langsung terhadap proses fisiologi dan biokimia
tubuh.
Contoh :
Sumber Energi : 3 5 piring nasi
Sumber Zat Pengatur : 1 2 mangkok sayur dan 2 3 potong buah
1
Sumber zat Pembangun : 2 3 potong lauk hewani, 3 potong lauk nabati
B. Kelompok Gizi
Para ahli gizi membagi zat zat gizi ke dalam 6 kelompok besar, yaitu :
1. Karbohidrat, tersusun atas unsur unsur karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi menjadi 2, yaitu :
- Karbohidrat sederhana, terdiri dari monosakarida, disakarida, gula alkohol
dan oligosakarida
- Karbohidrat kompleks, terdiri dari polisakarida dan serat
Contoh :
Monosakarida = buah manis
Disakarida = Jenis gula, madu
Polisakarida = Beras, singkong
Oligosakarida = Biji bijian, kacang kacangan
2. Lemak, tersusun atas unsur unsur karbon, hidrogen dan oksigen, namun
kandungan oksigen lebih kecil daripada karbohidrat. Lemak dibagi menjadi
lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Contoh :
Susu, minyak kelapa, alpukat.
3. Protein, tersusun atas unsur unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kadang sulfur yang tersusun atas bentuk asam asam amino.
Protein dibagi menjadi 2, yaitu :
- Protein hewani, yaitu protein yang berasal dari hewan, seperti telur,
daging, ikan
- Protein nabati, yaitu protein yang berasal dari tumbuhan, seperti tahu dan
tempe
4. Vitamin, yaitu ikatan ikatan organik yang membantu berbagai reaksi
biokimia dalam tubuh. Banyak terdapat pada sayur dan buah buahan.
Setiap vitamin mempunyai nama tersendiri, seperti :
- Vitamin A = Retinol
- Vitamin B1 = Tiamin
- Vitamin B2 = Riboflavin
- Vitamin B3 = Niasin
- Vitamin B4 = Adenin
2
- Vitamin B5 = Asam pantotenat
- Vitamin B6 = Piridoxin
- Vitamin B8 = Biotin
- Vitamin B9 = Asam folat
- Vitamin B12 = Sianokobalamin
- Vitamin C = Asam askorbat
- Vitamin D = Kalsiferol
- Vitamin E = Tokoferol
Pembagian vitamin :
1) Vitamin larut air Vitamin C, B kompleks
2) Vitamin larut lemak Vitamin A, Vitamin D, Vitamin E, dan Vitamin K
Contoh :
Vit B1 pada kacang kedelai, kuning telur
Vit C pada jeruk dan bayam
Bit B12 pada makanan dari daging
Vit D dari makanan fortifikasi dan sinar matahari
5. Mineral, yaitu ikatan ikatan anorganik yang memegang peranan penting
dalam reaksi metabolisme dan sebagai bagian struktural jaringan tubuh.
Terbagi menjadi 2, yaitu :
1) Makromineral seperti natrium, klorida, kalium, kalsium, magnesium dan
sulfur
2) Mikromineral/trace element seperti besi, seng, iodium, tembaga, mangan,
krom, selenium, molibden, flour dan kobalt
Contoh :
Karoten pada wortel, bayam dan kangkung
Zat besi pada hati sapi
Kalsium pada ikan teri dan susu
6. Air, yaitu pelarut dan sebagai alat transpor zat zat gizi serta sisa
metabolisme.
Makanan sehari hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi
yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Fungsi zat gizi ini dikelompokkan
berdasarkan tiga hal, yaitu :
1. Berdasarkan fungsi :
3
a. Sumber Tenaga = Karbohidrat, protein dan lemak
b. Sumber Zat Pengatur = Protein, air, vitamin dan mineral
c. Sumber zat Pembangun = Protein, air, lemak, vitamin dan mineral
2. Berdasarkan jumlah :
a. Makronutrien = Karbohidrat, lemak dan protein
b. Mikronutrien = Vitamin dan Mineral
3. Berdasarkan sumbernya :
a. Berasal dari hewan = Hewani
b. Berasal dari tumbuhan = Nabati
C. Defisiensi Gizi
Penyebab primer
Intake yang tidak adekuat
Penyebab sekunder
Malabsorpsi
Utilisasi tidak adekuat (mis : kekurangan enzim)
Peningkatan kebutuhan (mis : kehamilan)
Peningkat Ekskresi (mis : kelainan hati)
Pengangkutan yang tidak adekuat (mis : kekurangan Feritin)
4
Zat Gizi Waktu Penyimpanan Cadangan
5
- Penyakit yang berelasi dengan obesitas : Sindrom metabolik (diabetes,
penyakit vaskular, Hiperlipidemia, Hipertensi), osteoarthritis, gour, kanker
- Hipervitaminosis
- Toksisitas mineral
Apa perbedaan marasmus dan Kwarshiorkor?
Kwarshiorkor Marasmus
Edema pada anggota gerak dan muka Tidak ada edema
Muscle wasting Hanya sedikit muscle wasting
Lemak subkutan Tidak ada lemak subkutan
Albumin serum rendah Albumin serum normal
Lemak hati meningkat Tidak ada lemak hati
Anemia Kadang anemia
Imunitas turun dan gagal jantung
6
BAB 2
Daftar Analisis Bahan Makanan
Daftar analisis bahan makanan (DABM) adalah daftar yang memuat kandungan zat
gizi berbagai bahan makanan di Indonesia. Tujuan DABM adalah untuk
merencanakan hidangan makanan yang baik dan memenuhi kecukupan gizi.Dalam
DABM terdapat berbagai komposisi zat makronutrien dan mikronutrien. Namun
dalam penghitungan, kita tidak bisa menggunakan berat kotor dari bahan makanan.
Oleh karena itu, ada istilah yang disebut dengan BYDD (Berat yang Dapat Dimakan).
BYDD adalah berat bagian yang dapat dikonsumsi oleh seseorang, sedangkan
bagian yang tak lazim dimakan akan dibuang/tidak dimakan. Misalnya pada mangga
dikupas kulitnya dan dikeluarkan bijinya.
Contoh :
Diketahui biskuit 250 gram mempunyai DABM protein = 6,9 gram dan BYDD = 100.
Berapakah jumlah protein yang terkandung dalam biskuit tersebut?
Jawab :
Berat bahan = 250 gram
DABM protein = 6,9 gram
BYDD = 100
7
= 17,25 gram
Jadi, protein yang terkandung dalam 250 gram biskuit adalah 17,25 gram.
8
BAB 3
Bahan Makanan Penukar
Bahan makanan yang dibutuhkan tidak selalu tersedia, oleh karena itu perlu suatu
satuan penukar yang mempunyai komposisi yang mirip dengan bahan makanan
yang dibutuhkan.
Satuan penukar adalah bahan makanan pengganti yang dapat saling menukar,
tetapi fungsinya tetap sama. Untuk menentukan satuan penukar, lihat tabel URT.
Contoh : Daging ayam dapat diganti dengan daging sapi (sumber protein hewani)
Ukuran Rumah Tangga (URT) adalah ukuran takaran makanan yang biasa
digunakan dalam rumah tangga, seperti sendok teh, sendok makan, gelas, dan lain-
lain.
Daftar bahan makanan penukar sangat berkaitan dengan URT. URT ini merupakan
takaran atau ukuran bahan makanan yang umum dan dipahami oleh semua orang.
Hal ini akan memudahkan penggunaan, terutama dalam penyusunan menu
makanannya.
9
5 Buah 40 - - 10
6 Susu 110 7 7 9
7 Minyak 45 - 5 -
Satuan penukar=
Contoh :
Berapakah satuan penukar nasi untuk 300 gram kentang? (Zat penukar 200 gram
kentang = 100 gram nasi)
Jawaban :
300 gram
Satuan penukar nasi = 200 gram x 100 gram = 150 gram
Untuk diubah menjadi bentuk URT, lihat tabel URT (100 gram nasi = gelas)
Satuan Penukar dalam URT =
Nilai gizi =
Pada soal tadi, nasi merupakan golongan hidrat arang (175 kkal, 4 gram protein, 40
gram HA)
150 gram
Energi = 100 gram x 175 kkal = 262,5 kkal
150 gram
Protein = x 4 gram = 6 gram
100 gram
10
150 gram
HA = 100 gram x 40 gram = 60 gram
11
BAB 4
Penilaian Status Gizi
Dalam menilai status gizi, ada 3 instrumen yang dapat digunakan, yaitu :
1. LLA (Lingkar Lengan Atas)
2. TLK (Tebal Lipatan Kulit)
3. Indeks Massa Tubuh (IMT)
12
Rumus Status Gizi
Status Gizi (%) = %
Interpretasi
Baik : >85%
Kurang : 75,1 85%
Buruk : <75%
Kelebihan
- Dapat digunakan pada ibu hamil
- Biaya yang diperlukan tidak mahal
- Perhitungan lebih sederhana
Kekurangan
- Tidak terlalu ideal untuk pengukuran status gizi
- Tidak digunakan untuk memantau perubahan status gizi jangka pendek
- Cara pengukuran sedikit rumit
- Kesalahan pengukuran relatif lebih besar
Interpretasi
13
Baik : >90%
Kurang : 60 90%
Buruk : <60%
Kelebihan
- Mudah digunakan
- Biaya yang diperlukan tidak mahal
- Perhitungan lebih sederhana
Kekurangan
- Dibutuhkan seseorang yang sangat memahami prosedur pengukuran TLK
- Tingkat akurasinya rendah
Berat badan dalam satuan kilogram (kg) dan tinggi badan dalam satuan meter (m)
Interpretasi :
Status IMT (kg/m2) Resiko ko-morbiditas
Berat Badan Kurang <18,5 Rendah
Normal 18,5 22,9 Normal
Berat Badan Lebih >23 -
Beresiko 23 24,9 Meningkat
Obesitas I 25 29,9 Moderat
Obesitas II >30 Berat
Kelebihan
- Pengukuran yang paling ideal dan akurat
- Biaya yang diperlukan tidak mahal
- Perhitungan lebih sederhana
- Mudah digunakan
- Tidak memerlukan data umur
- Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, dan kurus)
Kekurangan
- Tidak boleh pada bayi, anak, dan remaja (<18 tahun)
- Tidak bisa digunakan pada ibu hamil
14
- Tidak akurat pada olahragawan
- Tidak akurat pada bangsa tertentu
- Tidak bisa digunakan pada penyakit tertentu (asites, edema, hepatomegali)
- Pengukuran relatif lebih lama karena menggunakan 2 macam alat ukur
15
BAB 5
Konsistensi Makanan
Bentuk makanan yang akan dipilih tergantung dari kemampuan saluran pencernaan
makanan dan keadaan penderita. Makanan cair atau lunak pada umumnya lebih
mudah diserap dibandingkan bentuk makanan padat, akan tetapi bentuk makanan
tersebut memiliki volume yang besar. Volume yang besar ini akan menimbulkan
masalah dalam cara pemberiannya, selain itu dapat juga menurunkan selera makan.
Ada 4 jenis makanan yang dapat diberikan, yaitu :
1. Makanan biasa
Makanan biasa adalah makanan yang memiliki susunan sama dengan
makanan anak sehat. Indikasi pemberian makanan ini adalah orang yang
tidak memerlukan diet khusus sehubungan dengan penyakit.
Syarat :
- Energi sesuai dengan kebutuhan normal
- Protein 10 15% dari kebutuhan total
- Lemak 20 25% dari kebutuhan total
- Karbohidrat 60 65% dari kebutuhan total
- Cukup mineral dan vitamin
2. Makanan lunak
Makanan lunak adalah makanan peralihan dari makanan saring ke makanan
biasa. Indikasi pemberian makanan ini adalah pasien dengan penyakit infeksi
dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi dan pada pasien yang sulit
untuk mengunyah/menelan.
Syarat :
- Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makan lengkap dan 2
kali selingan
- Makanan mudah dicerna dan tidak merangsang
- Makanan diberikan dalam bentuk cincang/lunak
- Energi, protein dan zat gizi lain cukup
3. Makanan saring
16
Menurut keadaan penyakitnya, makanan saring dapat diberikan langsung
kepada penderita atau merupakan perpindahan dari makanan cair ke
makanan lunak. Indikasi pemberian makanan ini adalah post operasi, infeksi
akut, trismus dan peralihan ke makanan lunak.
Syarat :
- Rendah serat
- Mudah dicerna
- Tidak merangsang
- Lemak emulsi
- Porsi kecil
- Hangat
4. Makanan cair
Makanan cair diberikan pada pasien yang mengalami gangguan mengunyah
ataupun menelan. Makanan ini dapat diberikan secara oral.
Syarat umum :
- Tidak merangsang
- Bervariasi warna dan rasa
- Segar
- Temperatur sama dengan suhu tubuh
- Porsi kecil
- Sonde
Makanan cair dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Makanan cair jernih
Makanan ini disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang dengan
kandungan sisa (residu) minimal dan tembus pandang bila diletakkan
dalam wadah bening
Syarat :
o Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih
o Sangat rendah serat dan tidak merangsang
o Hanya diberikan selama 1 2 hari
o Porsi kecil dan sering
b. Makanan cair penuh
17
Makanan ini disajikan dalam bentuk cair atau semicair pada suhu ruang
dengan kandungan serat minimal dan tidak tembus pandang bila
diletakkan dalam wadah bening.
Syarat :
o Tidak merangsang saluran cerna
o Kandungan energi minimal 1 kkal/ml
o Bila diberikan lebih dari 3 hari, harus dapat memenuhi kebutuhan
energi dan protein
18
BAB 6
Menyusun Menu
19
Protein = 10 15% dari Energi total atau 1 1,5 gram/kgBB/hari
Protein nabati = 2/3 dari protein total
Protein hewani = 1/3 dari protein total
Hamil : +12 gram
Laktasi : +12 15 gram
Lemak = 20 25% dari Energi Total Harian
Pada penyakit penyakit tertentu, ada cara pembuatan menu dengan metode
SOAPE, yaitu :
1. Subjective
Informasi yang diperoleh melalui anamnesis mengenai keadaan pasien. Data
yang diperoleh berupa identitas, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, keluhan terkait gizi, pola makan dan food recall 24 jam.
2. Objective
Informasi yang diperoleh melalui observasi dan pemeriksaan fisis pada
kondisi pasien saat ini. Data yang diperoleh berupa data antropometri, hasil
pemeriksaan fisis, hasil pemeriksaan lab, dan tanda tanda vital.
3. Assessment
Menentukan diagnosa pasien berdasarkan data subjective dan objective
(diagnosis klinis dan gizi), kemudian menentukan kebutuhan energi dan zat
gizi pasien.
4. Planning
Perencanaan tindakan perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien (yaitu
menyusun menu sesuai indikasi pasien)
5. Evaluation
Peninjauan kembali hasil perencanaan terapi nutrisi yang telah dilakuakn
untuk menilai efektivitas terapi terhadap kondisi pasien.
20
BAB 7
Diet Pada Sistem Respirasi
Penyakit respirasi mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu gizi, karena gizi
merupakan elemen kesehatan penting bagi manusia yang dimana malnutrisi dapat
menurunkan berbagai fungsi pada organ kita, termasuk paru paru. Sebagai contoh
kasus hubungan gizi dan penyakit respirasi, kita mengambil contoh penyakit PPOK
(Penyakit paru obstruksi kronis)
Pada pasien PPOK yang tidak mendapatkan intake makanan yang tidak adekuat
serta akibat penyakitnya menyebabkan metabolisme rate yang meningkat, pasien
mengalami malnutrisi sehingga struktur, elastisitas dan fungsi paru menurun,
kekuatan otot pernapasan menurun serta pertahanan imunitas paru menurun. Hal ini
menyebabkan terganggunya pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang berujung
pada kegagalan pernapasan (hiperkapnik).
21
diet tinggi lemak rendah karbohidrat. Makanan tinggi lemak seperti keju, telur, hati
ayam, daging sapi, kelapa, ikan sarden, minyak kelapa dianjurkan untuk pasien ini.
Makanan yang harus dikurangi adalah nasi, jagung, kentang, pasta, roti putih,
singkong, pisang, biskuit.
Ada beberapa mikronutrien yang dapat diberikan kepada pasien dengan penyakit
respirasi, seperti :
1. Vitamin A, C, D, E, Lycopene dan beta karoten untuk membantu memelihara
sel tubuh, antioksidan dan imunitas tubuh.
2. Mg, Ca, PO4 dan K untuk memelihara fungsi otot agar dapat bekerja optimal
3. Fe, Zn,Cu, Mn untuk memelihara tulang, membantu transport oksigen dan
berperan dalam proses kontraksi otot.
22
BAB 8
Diet Pada Sistem Kardiovaskular
A. Diet dislipidemia
Tujuan :
1. Menurunkan berat badan bila kegemukan
2. Mengubah jenis dan asupan lemak makanan
3. Menurunkan asupan kolesterol makanan
4. Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan
karbohidrat sederhana
Syarat :
1. Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan ideal dan
aktivitas fisik.
2. Lemak cukup
3. Lemak sedang, <30 % dari kebutuhan energi total.
4. Protein cukup, yaitu 10 20 % dari kebutuhan energi total.
5. Karbohidrat sedang, yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total.
6. Serat tinggi, terutama serat larut air
7. Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin dianjurkan untuk pasien
yang mengkonsumsi < 1200 kkal energi sehari.
23
Klasifikasi :
1. Diet dislipidemia tahap I (diberikan pada pasien yang baru pertama kali
datang)
Lemak jenuh : <10% dari kebutuhan energi total
Lemak tak jenuh : < 10 15%
Kolesterol : <300 mg
2. Diet dislipidemia tahap II (lakukan pemeriksaan 3 bulan setelah diet
dislipidemia tahap I, apabila masih tinggi, diberikan diet tahap II)
Lemak jenuh : <7% dari kebutuhan energi total
Lemak tak jenuh : < 10 15%
Kolesterol : <200 mg
24
Klasifikasi :
I II III
Jumlah natrium 200 400 mg 600 800 mg 1000 1200 mg
Contoh Indikasi - Edema berat - Edema tidak - Edema ringan
- Asites berat terlalu berat - Hipertensi
- Hipertensi - Asites tidak ringan
berat terlalu berat
- Hipertensi
tidak terlalu
berat
Penambahan Tidak sendok teh 1/3 sendok teh
garam dapur ditambahkan garam dapur garam dapur
C. Diet DASH
Pola diet DASH adalah salah satu upaya dalam mencegah peningkatan tekanan
darah pada subjek hipertensi.
Syarat :
o Rendah natrium (<2300 mg/hari),
o Tinggi kalium (4700 mg/hari),
o Magnesium (>420 mg/hari),
o Kalsium(>1000 mg/hari),
o Serat (25 30 g/hari)
o Rendah asam lemak jenuh dan kolesterol (<200 mg/hari)
Contoh makanan tinggi kalium adalah daun pepaya muda, peterseli, pisang,
kelapa, Mortons salt.
D. Diet jantung
Tujuan :
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberakan pekerjaan jantung
2. Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk
3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air
Syarat :
25
1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2. Protein cukup yaitu 0,8 gr/kgBB
3. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10 % berasal dari
lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh.
4. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia
5. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium,
dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
6. Rendah garam, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema
7. Mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas.
8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
9. Cairan cukup, sekitar 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan
10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam
porsi kecil.
11. Bila kebutuhaan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan
tambahan berupa makanan enteral parenteral, atau
suplemen gizi.
Klasifikasi :
I II III IV
Indikasi Infark Perpindahan Perpindahan Perpindahan
pemberian myocard, dari diet dari diet dari diet
dekompensatio jantung I atau jantung II atau jantung III
cordis berat setelah fase kepada pasien atau kepada
akut dapat jantung pasien
diatasi dengan jantung
kondisi yang dengan
tidak terlalu keadaan
berat ringan
Bentuk Cairan 1 1 Makanan Makanan Makanan
pemberian liter/ hari saring atau lunak atau biasa
selama 1 2 lunak, secara biasa
hari pertama berangsur
Kandungan Sangat rendah Rendah kalori Rendah kalori Cukup energi
26
Zat Gizi kalori (835 (1325 kalori), (1756 kalori) (2023 kalori)
kalori) dan protein, dan dan zat gizi
semua zat gizi kalsium dan kalsium ,tetapi lain, kecuali
(hanya tiamin cukup zat gizi kalsium
diberikan 1 3 lain
hari)
27
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
28