Anda di halaman 1dari 21

Diet suplemen fluoride

Saat diperkenalkan, diet suplemen fluoride dianggap wajar apabila


prosedur fluoridasi air tidak memungkinkan. Tetapi pemberian
suplemen ini membutuhkan kerja sama dengan derajat tinggi sehingga
harus diarahkan hanya pada populasi yang membutuhkan, seperti
karies atau perawatannya sulit dilakukan.
Beberapa contoh suplemen adalah fluoride tetes, cairan fluoritab, ADC
vi-daylin/F tetes, pediator tetes, dll.
Dosis pemberian fluoride akan bergantung pada usia anak dan
konsentrasi fluoride di daerah tersebut. American Academy of
pediatrics merekomendasikan bahwa suplemen fluoride dapat dimulai
2 minggu setelah kelahiran dan berlanjut hingga usia 16 tahun.

Jadwal diet suplemen fluoride

Usia <0.03 ppm F 0.3-0.6 ppm > 0.6 ppm F


F
Kelahiran 6 0 0 0
bulan
6 bulan 3 tahun 0.25 mg 0 0
3 6 tahun 0.50 mg 0.25 mg 0
6 tahun keatas 1.00 mg 0.50 mg 0
setidaknya
hingga 16 tahun

Sebelumnya pada tahun 1969, fluoride diresepkan sebagai suplemen


prenatal untuk pencegahan kemungkinan terjadinya karies gigi yang
perkembangannya dimulai sebelum kelahiran. Telah diasumsikan
bahwa fluoride mampu menembus barrier plasenta dan hal tersebut
dapat diserap dengan optimal selama periode perkembangan gigi yang
memberikan perlindungan terhadap karies. United states Food and
drug administration menyimpulkan bahwa tidak terdapat bukti yang
cukup untuk mendukung pernyataan khasiat pemberian suplemen
fluoride selama prenatal sehingga pada tahun 1966 Food and drug
administration melarang periklanan yang mengklaim bahwa suplemen
fluoride prenatal memberikan manfaat pada kesehatan gigi tetapi tidak
melarang penjualannya melalui resep dokter.
Sulpemen fluoride memperpanjang efek kariogeniknya dengan
bertindak baik secara lokal maupun sistemik. Efek fluoride secara lokal
atau topikal harus berkontak dengan permukaan gigi sebelum ditelan
atau melewati pembuluh darah dan disekresikan pada saliva.
Dianjurkan agar anak-anak tidak mengkonsumsi lebih dari 1 mg
fluoride per hari, baik dari suplemen maupun dari air minum
Berdasarkan pendapat Ripa, bentuk dosis yang dipasarkan dengan
tepat dapat diberi kekuatan setengah kekuatan penuh, tergantung
pada usia dan tingkat fluoride dalam air minum pasien. American
Academy of Pediatrics telah menyetujui metode pendekatan ini.

Topikal fluoride

Fluoride telah terbukti menjadi cara tunggal yang paling efektif pada
gudang penyimpanan agen antikaries yang diketahui penulis. Dean
membuktikan bahwa individu yang terus hidup dalam kondisi yang
kaya fluoride memiliki insidensi karies yang lebih sedikit dibandingkan
dengan individu- yang pernah tinggal di daerah kaya fluorida yang
sama selama proses kalsifikasi gigi namun kemudian telah berpindah
ke daerah nonfluoride. Secara bersamaan pada awal 1940-an, telah
ditunjukkan bahwa gigi yang diekstraksi ketika dipaparkan dengan
larutan encer fluoride selama beberapa detik ditemukan memiliki
kandungan fluoride yang benar-benar terikat pada permukaan email
yang kemudian kurang larut daripada permukaan enamel aslinya.
Kedua fakta ini mengemukakan gagasan penerapan secara topikal
larutan fluoride pada pencegahan karies gigi. Tahun 1941 merupakan
mulainya era fluoride topikal ketika studi klinis pertama NaF yang
dilakukan oleh Bibby dengan menggunakan larutan NaF 0,1 persen.
Selanjutnya selama bertahun-tahun berbagai agen fluoride topikal
lainnya telah berevolusi dengan urutan seperti SnF2 (1947), APF
(1963), Amine fluorida (1965) dan varnish yang mengandung fluoride
(1968). Fluloide topikal dapat dibagi menjadi:

fluoride yang diaplikasikan Fluoride yang diaplikasikan


oleh professional sendiri
Neutral NaF Menyikat gigi dengan pasta gigi
Stannous fluoride Menyikat gigi dengan larutan flour
Acidulated phosphate fluoride Menyikat gigi dengan pasta
Amine Fluoride profilaksis
Fluoride varnishes Obat kumur
Fluoride gel

Sodium fluoride

Penelitian utama dilakukan oleh bibby pada


tahun 1941 dan JW Knutson pada tahun
1942, yang bervariasi tidak hanya pada
konsentrasi NaF yang digunakan tetapi juga
dalam jumlah aplikasinya per tahun.
Knutson dan feldman (1948)
merekomendasikan sebuah teknik 4 kali
pengaplikasian NaF 2 % dengan jarak
seminggu dalam setahun saat usia 3,7,11 dan 13 tahun
Sodium fluoride memilki pH netral, 9200 ppm dari F
Penurunan karies pada tahun pertama sebesar 45 persen dan pada
tahun kedua sebesar 36 persen

Metode persiapan

2% larutan NaF dapat dipersiapkan dengan dilarutkan pada 20 gr NaF


bubuk pada 1 liter air suling didalam botol plastik
Penting untuk menyimpan fluoride dalam botol plastik karena jika
disimpan dalam wadah kaca, ion larutan fluoride dapat bereaksi
dengan silika dari kaca yang akan membentuk SiF2, sehingga
mengurangi ketersediaan fluoride aktif bebas yang berperan sebagai
anti karies.

Metode pengaplikasian (Teknik Knutson)

Bersihkan dan poles gigi

Kuadran gigi di isolasi dengan cotton roll dan gigi dikeringkan secara
menyeluruh

NaF kemudian diaplikasikan dengan kapas aplikator pada satu kuadran

Usahakan untuk mengeringkan gigi selama 4 menit

Prosedur ini dapat diulangi pada kuadran gigi yang tersisa

Pasien di isntruksikanuntuk menghindari makan minum atau berkumur


selama 30 menit sehingga untuk memperpanjang ketersediaan ion fluoride
agar bereaksi dengan permukaan gigi

Pengaplikasian kedua, ketiga dan keempat diberikan setiap minggu pada usia
3, 7, 11, dan 13 tahun

Mekanisme kerja
Ketika NaF diaplikasikan secara topikal, zat tersebut kemudian bereaksi
dengan kristal hidroksiapatit untuk membentuk CaF 2 yang merupakan
hasil reaksi yang paling dominan

Chokin Hal ini terjadi karena sekali lapisan tebal CAF 2 terbentuk, hal itu
g of mengganggu difusi fluorida lebih lanjut dari larutan fluoride topikal
efect untuk bereaksi dengan hidroksiapatit (karena alasan inilah NaF sekali
diterapkan dan dibiarkan mengering selama 4 menit)

CaF2 bereaksi dengan hidroksiapatit untuk membentuk hidroksiapatit


fluoride yang meningkatkan konsentrasi fluoride pada permukaan gigi
Membuat struktur gigi lebih stabil
Kurang rentan terhadap penguraian oleh asam
Mengganggu metabolisme plak melalui tindakan anti-enzimatik
Membantu remineralisasi pada area dekalsifikasi awal

Kelebihan

Secara kimiawi stabil


Rasanya dapat ditoleransi
Tidak mengiritasi jaringan gingiva
Tidak merubah warna gigi
Murah

Kekurangan

Pengaplikasian berlangsung selama 4 menit


Pasien harus berkunjung sebanyak 3 kali pada waktu yang singkat
Follow-up yang sulit

Stannous fluoride

Stannous fluoride pada awal 1950-an menempati peran sentral dalam


bidang kedokteran gigi pencegahan. Setelah penemuan NaF, berbagai
macam senyawa fluoride lainnya dicobakan seperti kalium, timbal,
silikon, timah dan zirkonium.
Kesemuanya menghasilkan beberapa efek anti kariostatik yang baik
namun SnF2 ditemukan tiga kali lebih efektif daripada NaF
Dudding dan Muhler pada tahun 1957 mencoba pengaplikasian
tahunan secara tunggal SnF2 8 persen dan melaporkan terjadi
penurunan karies sebesar 32 persen.

Metode persiapan

Larutan Stannous fluoride harus segera dipersiapkan sebelum


digunakan suatu waktu (bentuk stannous dari timah akan teroksidasi
menjadi bentuk stannic, sehingga membuat SnF 2 tidak aktif sebagai
bahan antikaries) sebab tidak memiliki umur simpan yang baik.
Agar persiapan bahan mudah dilakukan, kapsul gelatin dengan
nomor 0 sebelumnya diisi dengan SnF2 bubuk sebesar 0,8g dan
disimpan dalam wadah plastik kedap udara. Tepat sebelum
pengaplikasian, kandungan satu kapsul dilarutkan dalam 10 ml air
suling pada wadah plastik dan larutan yang disiapkan diaduk
seperlunya. Larutan tersebut kemudian diaplikasikan segera.

Metode pengaplikasian

Prosedur yang direkomendasikan untuk pengaplikasian SnF 2 diawali


dengan profilaksis menyeluruh diikuti oleh isolasi dengan cotton roll
dan dikeringkan dengan baik menggunakan udara bertekanan.
Baik perkuadran atau setengah dari rongga mulut dapat dirawat
pada satu waktu
Larutan SnF2 8 persen yang baru disiapkan diaplikasikan secara
kontinu pada gigi dengan kapas aplikator dan aplikasikan ulang
larutan ke gigi tertentu yang dilakukan setiap 15 sampai 30 detik
sehingga gigi dijaga agar tetap lembab elama 4 menit.
Frekuensi pengaplikasian yang disarankan adalah sekali dalam
setahun
Mekanisme kerja

SnF2 berekasi dengan hidroksiapatit selain fluoride dan membentuk produk


kristal inbaru - stannous trifluorofospat

Penetrasi cepat fluoride dan timah selama 30 detik sehingga dibutuhkan


pengaplikasian kembali secara kontinu setelah 15-20 detik

Selain stannous trifluorofospat , tiga produk tambahan lainnya terbentuk,yaitu


stannous hidroksiapatit, kalsium fluoride dan kalsium trifluorofospat.

Kekurangan

Harus dipersiapkan terlebih dahulu


pH rendah
Terasa seperti logam
Menyebabkan iritasi pada gingiva
Menghasilkan diskolorisasi pada gigi
Menyebabkan stain pada tepi restorasi

Acidulated Phospate Fluoride


Ide tentang Acidulated Phospate Fluoride sebagai agen
topikal dalam pencegahan karies muncul dari penelitian
in vitro oleh Bibby pada tahun 1947, yang melaporkan
bahwa saat pH larutan NaF diturunkan, fluorida lebih
efektif diserap kedalam enamel.
Finn bruddevold dan rekan kerjanya melakukan
penelitian sistematis untuk mengetahui larutan asam fluoride optimal
yang akan memberikan pengendapan fluoride yang maksimal namun
menyebabkan demineralisasi yang minimal.
Mereka mengemukakan bahwa pengaplikasian selama setengah tahun
1,23 persen APF selama 4 menit dapat membantu mengurangi karies
sbesar 28 persen
Salah satu kesulitan praktik dalam melakukan aplikasi topikal adalah
gigi harus dijaga tetap lembab dengan larutan selama 4 menit dan
terlebih lagi larutan APF memiliki rasa asam dan pahit sehingga
aplikasi berulang seringkali sulit dilakukan
Metode persiapan

Disiapkan dengan melarutkan 20 g NaF dalam 1 liter asam phosporat


0,1 M. Asam hidrofluorida 50% ini ditambahkan untuk mengatur pH
menjadi 3.00 dan konsentrasi F pada 1,223 persen
Untuk persiapan gel APF, zat pembentuk gel seperti metilselulosa atau
selulosa hidroksietil ditambahkan ke dalam larutan dan pH diatur
antara 4 sampai 5.

Metode pengaplikasian

Setelah profilaksis menyeluruh, gigi diisolasi dengan cotton roll di kedua sisi
lingual dan bukal

Tempatkan gel secukupnya untuk mengisi 1/3 dari area sendok cetak secara
menyeluruh sehingga cukup untuk menutupi lengkung gigi

Tempatkan sendok cetak di atas lengkung gigi dan tekan permukaan bukal dan
lingual yang memaksa gel antara kedua sisi tersebut dan biarkan sendok cetak
tetap berada di mulut selama 4 menit.

Menginstruksikan pasien untuk segera melmeludah dan hindari minum dan


makan selama 30 menit berikutnya

Frekuensi yang disarankan untuk pengaplikasian APF topikal adalah setiap


setengah tahun
Mekanisme kerja

Ketika APF diaplikasikan pada gigi, pada awalnya menyebabkan dehidrasi dan
penyusutan pada volume kristal hidroksiapatit.

Hidroksi dan pembentukan produk antara

Dicalcium phospate dehydrate (DCP)

DCPD ini sangat bereaksi dengan fluorida yang mengarah pada pembentukan
fluoroapatite. Jumlah dan kedalaman fluoride yang diendapkan sebagai
fluoroapatite akan bergantung pada jumlah dan kedalaman di mana DCPD
terbentuk

Karena konversi seluruh DCPD sehingga terbentuk pada penetrasi fluoroapatite


yang lebih dalam dan diperlukan pasokan fluoride secara terus menerus, maka
APF harus dioleskan setiap 30 detik dan gigi dijaga tetalembab selama 4 menit.

Kelebihan

Memiliki rasa yang dapat diterima


Tidak menyebabkan stain
Tidak menyebabkan iritasi gingiva
Stabil dengan umur penyimpanan yang panjang
Murah

Kekurangan

Gigi harus tetap lembab selama 4 menit


Larutannya bersifat asam
Fluoride topikal terbaru

Amine fluorida

Pada tahun 1945 Muemann dari universitas zurich pertamakali


mempelajarimengenai pengaruh AMF
Amine luorida lebih unggul dari fluorida anorganik dalam mengurangi
kelarutan enamel karena perlindungan kimiawi oleh fluoride sebagai
perlindungan fisikokimia oleh bagian organik.
Bahan ini juga aktif pada permukaan gigi karena dapat
mempertahankan fluorida pada permukaan email lebih lama

Stannous Hexafluorozirconate

Peneliti di uUniversitas Indiana telah mengembangkan SnZrF6 yang


efektif dalam mengurangi kelarutan enamel dan dalam mencegah
karies .

Varnish fluoride

Efek kariostatik dari agen fluoride topikal umumnya terkait dengan


kemampuannya untuk mendepostikankan fluoride ke enamel dan juga
kedalaman penetrasi bahan tersebut. Larutan fluoride topikal yang saat ini
digunakan memiliki kelemahan besar karena bahan tersebut berkontak
dengan gigi dalam waktu yang sangat singkat yaitu 5 sampai 10 menit
sebelum dilarutkan oleh saliva dan akibatnya dapat memberikan efek
superfisial pada enamel gigi. Kelemahan kedua dari larutan fluoride topikal
adalah segera setelah pengaplikasian kebanyakan fluorida yang diterima,
kemungkinan menghasilkan F dan CaF2 yang tidak bereaksi, dan bahkan
melepaskannya. Untuk meningkatkan sifat penghambatan karies dari
fluoride topikal, penelitan dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi
kekurangan yang disebutkan di atas dengan mengembangkan metode untuk
memperpanjang kontak larutan fluoride dengan enamel gigi yang mengarah
tidak hanya pada penetrasi yang lebih dalam tetapi juga bentuk fluoride
yang lebih permanen. Untuk mencapai peran fluorida yang berkepanjangan
dalam rongga mulut, schmidt pada tahun 1964, mengembangkan metode
pelapisan terbaru di mana gigi dilapisi dengan varnish yang mengandung
fluoride yang disebut F-Lacquer, yang mengeluarkan ion fluoride pada
enamel dalam konsentrasi tinggi selama beberapa jam dalam kondisi lembab
rongga mulut. Akibatnya penggunaan varrnish yang mengandung fluoride
dalam pencegahan karies telah menjadi pilihan perawatan. Dua jenis varnish
yang paling umum digunakan adalah duraphat (varrnish NaF yang
mengandung 2,26% F) pada varnish organic dan fluor protector (silane
fluoride dengan 0,7% F).

Komposisi Duraphat dan Fluor protector

Fluor protector adalah varnish poliuretan yang tidak berwarna,


dilarutkan dalam kloroform dan dikeluarkan dalam 1 ml ampul.
Compund fluoride adalah difluorosilan. Kandungan fluoride pada fluor
protector adalah 0,7 persen berat dan fluorida aktif yang tersedia
adalah 7000 ppm.
Duraphat adalah sodim fluorida dalam bentuk varnish yang
mengandung 22,6mg F / ml (2,26%) yang tersuspensi dalam larutan
alkohol pernis organik alami. Bahan ini tersedia dalam botol suspensi
30 ml yang mengandung 50 mg NaF / mg. Fluoride aktif yang tersedia
adalah 22.600 ppm.

Teknik pengaplikasian varnish fluoride


Setelah profilaksis menyeluruh, gigi dikeringkan

Jangan isolasi dengan cotton roll, karena bahan varnish cenderung lengket dan
dapat melekat pada cotton roll

Total 0.3-0.5 ml (6.9-1.5mg) varnis dibutuhkan untuk melapisi seluruh gigi pada
rahang

Pengaplikasian dpertamakali dilakukan pada rahang bawah (karena saliva


terkumpul lebih cepat disekitarnya) dan kemudian rahang bawah dengan bantuan
single tufted small brush dimulai dari permukaan proksimal

setelah pengaplikasian, pasien didudukkan dengan mulut terbuka selama 4 menit


sebelum meludah

Pasien sebaiknya diberi instruksi dengan jelas untuk tidak berkumur atau minum apapun selama 1 jam dan tidak memakan
apapun yang padat tetapi noleh memakan yang cair ataupun semicair hanya pada pagi selanjutnya Penekanan khusus pada
instruksi diperlukan untuk menjaga kontak antara pernis dan permukaan gigi selama sekitar 18 jam untuk memperpanjang
interaksi antara pernis dan enamel.

Mekanisme kerja
Duraphat adalah NaF dalam bentuk varnish dengan pH netral.
Bila dioleskan secara topikal pada kondisi yang terkontrol secara
klinis, reservoir ion fluorida akan terbentuk di sekitar enamel
gigi. Dari sini, fluorida terus dilepaskan secara perlahan dan
terus menerus bereaksi dengan kristal hidroksiapatit dari enamel
dalam jangka waktu lama yang mengarah ke penetrasi fluorida
yang lebih dalam dan terbentuknya fluoroapatit yang lebih
banyak.
10Ca5 (PO4)3OH+10 F 6Ca5 (PO4) 3F + 2CaF2 + 6Ca3 (PO4)2 +10
OH
Sebagian CaF2 terbentuk dalam konsentrasi rendah yang
selanjutnya bereaksi dengan kristal hidroksiapatit dan
membentuk fluorapatit.
2Ca5(PO4) 3OH +CaF2 = 2Ca5 (PO4) 3F + Ca (OH)2
Beberapa literatur menunjukkan bahwa meskipun kandungan
fluoride pada fluorprotector rendah bila dibandingkan dengan
duraphat, fluoride yang terserap dalam enamel dua kali lebih
banyak, namun sebaliknya, kemampuannya untuk menghambat
karies jauh lebih kecil daripada duraphat.
Silane fluoride dari fluorprotector bereaksi dengan air untuk
menghasilkan sejumlah besar asam hidrofluorat (HF), yang
menembus ke dalam jaringan enamel sebagai saluran.
Pengamatan ini mendukung fakta bahwa fluoride yang terdeposit
dalam enamel lebih banyak pada fluorprotector dibandingkan
dengan duraphat
RSIF2 OH + H2O = RSI(OH)2 + 2 HF

Aspek keamanan varnish fluoride

Karena meningkatnya penggunaan floride varnish untuk


pencegahan karies dengan konsentrasi fluoride yang tinggi. Perlu
untuk menilai risiko kemungkinan efek samping dengan
memeriksa kadar plasma darah setelah pengaplikasan bahan
tersebut
Dosis yang dianjurkan 0,5 ml duraphat untuk pengaplikasian
tunggal mengandung 3,1 mg F. Konsentrasi fluoride pada plasma
tertinggi bervariasi antara 60 dan 120 mg / ml dan terlihat dalam
waktu 2 jam setelah pengaplikasian. Nilai ini di bawah dosis
toksik dan karenanya harus aman

Fluoride pada pasta gigi

Pasta gigi fluoride telah terbukti sebagai agen anti-karies yang


efektif sejak tahun 1955. Saat ini di negara-negara industri,
penjualan bahan tersebut telah mendominasi bagian utama di
pasaran. Di sebagian besar negara barat, yaitu Norwegia,
Swedia, Denmark. Inggris, Amerika Serikat, Belanda dan
Australia hampir 95 persen pasta gigi yang tersedia di pasaran
mengandung fluor. Pasta gigi fluoride yang paling banyak
dievaluasi adalah sodium fluoride dan stannous fluoride serta
baru-baru ini sodium monofluorophospate dan amine fluorida
yang juga digunakan.

Pasta gigi Sodium fluorida dan stannous fluoride

NaF adalah fluoride compound pertama yang ditambahkan


sebagai bahan aktif namun khasiatnya masih terbatas
Pada tahun 1995, perkembangan sejarah awal pasta gigi lainnya
adalah pengenalan divalen dalam senyawa fluorida (SnF2).
Dalam pasta gigi mengandung 0,4 persen SnF2 dalam sistem
abrasif kalsium pirofosfat
Namun bahan ini juga gagal mendapatkan hasil yang diinginkan
karena kompatibilitasnya dengan abrasive, menimbulkan satin
pada restorasi resin komposit anterior dan memiliki rasa metalik,
yang tidak enak.

Pasta gigi amine fluoride

Bahan Ini pertama kali diuji potensi kariostatiknya di zurich,


swiss
Bahan Ini menunjukkan fluoride organik memiliki sifat antibakteri
dan antikariogenik, yang lebih unggul dari fluorida anorganik dan
menunjukkan penurunan yang signifikan pada tingkat karies.
Pasta gigi ini hanya dipasarkan di eropa

Monofluorofospat

Monofluorophospate (MFP) merupakan pencampuran dasar yang


tidak sesuai dari bahan NaF dan SnF 2 dengan komposisi kalsium
yang menyebabkan penurunan kadar fluoride yang ada dan telah
diatasi dengan diperkenalkannya MFP, yang telah menjadi
bentuk kimiawi fluoride yang disukai di sebagian besar pasta gigi
berfluorisasi komersial utama yang digunakan seluruh dunia
sejak 1969
Pasta gigi yang mengandung MFP pada konsentrasi 0,76 persen,
0,1 persen F dengan natrium metafosfat sebagai bahan abrasif,
telah menyebabkan pengurangan tingkat karies yang bervariasi
mulai dari 17 persen penyikatan gigi tanpa pengawasan dan
sekitar 34 persen pada penyikatan yang diawasi pada daerah
non-fluoride.
Saat ini terdapat dua kemungkinan mekanisme aksi
penghambatan karies dari monofluorophospate (MFP).
Mekanisme pertama pada dasarnya adalah efek fluoride yang
djelaskan oleh ericsson (1963), MFP terdeposisi pada lapisan
kristalin transposisi intrakristalin lapisan dibawahnya, dan
fluoride dilepaskan dan menggantikan gugus hidroksil untuk
membentuk fluoroapaptit. Mekanisme tindakan menurut ingram
(1972) atribut untuk aktivitas anti-kariogenik. MFP berbeda dari
agen fluoride lain, dalam aspek bahwa atom F terikat secara
kovalen dengan atom phosporous. Mekanisme tersebut meliputi
penggabungan secara langsung ke hidroksiapatit atau hidrolisis
menjadi ion fosfat dan fluorida, diikuti reaksi terhadap
fluoroapatit.
PO3FF + H20 = H2SO4 + F
PO3F + OH = PO2 + F + H
Keuntungan bahan ini termasuk pH netral yang lebih besar
terhadap oksidasi dan hidrolisis, umur penyimpanan lebih lama,
peningkatan ketersediaan fluoride dan tidak adanya stain pada
gigi.
Rekomendasi penggunaan pasta gigi berfluoride

Usia Rekomendasi
Dibawah 4 tahun Tidak direkomendasikan
4-6 tahun Sekali sehari dengan pasta gigi
berfluoride dan duakali sehari
tanpa pasta gigi
6-10 tahun Duakali sehari dengan pasta gigi
berfluoride dan sekali sehari
tanpa pasta gigi
Diatas 10 tahun Tiga kali sehari dengan pasta
gigi berfluoride

Toksisitas fluoride

Selama paruh kedua abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20,
sodium fluorida digunakan sebagai pestisida. Itu sering disimpan di
tempat-tempat di mana penduduk memiliki akses ke kompleks
tersebut. Karena itu, banyak kasus keracunan fluorida akut yang
disengaja dan disengaja terjadi. Lidech dkk (1943) menggambarkan
salah satu keracunan massal yang terjadi selama periode tersebut.
Di rumah sakit negara bagian oregon, makan malam orak-arik telur
disiapkan dengan sodium fluorida yang telah disalahartikan dengan
susu bubuk. Sekitar 17 pon NaF ditambahkan ke 10 gallos telur. Ada
263 kasus keracunan akut, dimana 47 dihentikan secara fatal. Van
fluorida sangat berbahaya jika sejumlah besar tertelan dalam dosis
tunggal selama periode waktu tertentu. Hal ini dapat diikuti dengan
tanda dan gejala yang berkembang pesat. Hal ini dibagi menjadi
toksisitas akut dan keracunan kronis.

Dosis toksik yang memungkinkan (PTD): didefinisikan sebagai dosis


ambang batas yang dapat menyebabkan tanda dan gejala sistemik
yang serius atau mengancam jiwa.

Dosis toleransi aman: 8 mg - 16 mg / kg berat badan

Dosis toksik: 16 mg - 32 mg / kg berat badan

Dosis mematikan: 32 mg- 64 mg / kg berat badan


Toksisitas akut

Menelan dosis besar fluorida pada satu waktu

Faktor-faktor yang mempengaruhi toksisitas akut

Ketersediaan hayati

Rute admnistrasi

usia

Tingkat penyerapan

Status dasar asam

Tanda dan symtomps

Mual, muntah

Sakit perut, diare

Kelebihan air liur dan debit mukosa

Kelemahan umum dan kejang carpopedal

Lemahnya denyut nadi, jatuh tekanan darah

Depresi pusat pernafasan

Penurunan kadar kalsium plasma, peningkatan kadar kalium

Aritmia jantung

Koma dan kematian

Manajemen

Segera Bertujuan mengurangi


penyerapan fluoride
Memicu muntah
Penggantian cairan tubuh
Pemantauan kadar kalsium dan
potassium plasma darah
Kurang dari 5 mg/kg fluoride Pemberian susu
yang tertelan Memicu muntah
Lebih dari 5 mg/kg fluoride yang Pemberian susu
tertelan Memicu muntah
5% Calcium gloconate
Perawatan dirumah sakit
Lebih dari 15 mg/kg fluoride Memicu muntah,
yang tertelan Perawatan dirumah sakit
Pemantauan cardiac (peaking of
t-wave or prolonged Q-t interval)
Adminisatrasi kalsium yang
rendah
Pertahankan langkah-langkah
urinary output- Pengukuran
duukungan untuk shock

Metode untuk mengurangi asupan fluoride non diet

Pengawasan orang tua


Sedikit pasta untuk digunakan
Produk dengan kadar fluorida rendah untuk digunakan
Mengajari anak-anak untuk tidak menelan pasta
Ketaatan yang ketat terhadap nasihat profesional
Sebaiknya tidak digunakan oleh anak kecil tanpa pengawasan
Harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak

Toksisitas kronis
Didefinisikan sebagai konsumsi berbagai dosis fluorida dalam jangka
waktu lama. Ini adalah dua jenis: fluorosis gigi dan fluorosis skeletal

Fluorosis gigi

Fluorosis gigi adalah gangguan perkembangan enamel gigi, yang


disebabkan oleh eksposur berturut-turut terhadap konsentrasi fluorida
yang tinggi selama masa perkembangan gigi, yang menyebabkan
email dengan kandungan mineral lebih rendah dan peningkatan
porositas.
Dapat berupa hipoplasia atau hipomaturasi enamel gigi
Dapat terjadi baik pada Gigi desidui maupun gigi permanen, namun
fluororsis terlihat lebih dominan pada gigi permanen karena sebagian
mineralisasi gigi primer terjadi sebelum kelahiran dan juga karena
plasenta berfungsi sebagai penghalang untuk transfer konsentrasi
fluorida plasma yang tinggi dari Ibu hamil untuk janinnya yang sedang
berkembang
Etiopatogenesis : ada efek penghambatan langsung pada tindakan
enzimatik ameloblas yang mengarah pada pembentukan matriks yang
rusak dan hipomineralisasi tepat.
Penyebab fluorosis gigi
- Fluoride berlebihan dalam air
- Penggunaan suplemen fluorida tanpa resep
- Menelan fluorida topikal

Gambaran klinis

Tanda pertama dari fluorosis gigi adalah garis putih tipis di permukaan
enamel. Garis halus ini mengikuti pola perykimata dan bisa dibedakan
dengan mengeringkan permukaan gigi. Bahkan pada tahap ini, pada
pinggiran gigi mungkin tampak opak keputih atau biasa disebut
dengaen snow cap phenomenon
Pada kondisi gigi yang sedikit lebih parah, garis putih lebih melebar
dan lebih terasa. Sesekali penggabungan beberapa baris terjadi untuk
menghasilkan area putih yang lebih kecil, tidak beraturan, berawan
atau putih yang tersebar di seluruh permukaan
Dengan tingkat keparahan yang semakin berat, seluruh permukaan
gigi meluas Seluruh permukaan gigi menunjukkan area yang berbeda,
tidak teratur, buram atau berawan

Pembahasan

Ketika memiliki bahan grafting untuk membangun kembali prosessus


alveolar, keputusan untuk menetapkan sebuah lokasi donor pada reseptor itu
sendiri dapat memberikan prosedur tersebut sebuah dimensi amplitude yag
lebih besar, ketika

Anda mungkin juga menyukai