NIM : 1516041001
Prodi : Pendidikan IPA Reguler
Jawab:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepas
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan dua arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan
yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut sehingga anak didik dalam proses pembelajaran
mengevaluasi perilaku yang dilakukannya.
Jawab:
a. Motivasi intrinsik
Yaitu motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang. Motivasi ini merupakan
dorongan agar peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan maksud mencapai tujuan
yang terkandung dalam perbuatan itu sendiri
b. Motivasi ekstrinsik
Yaitu motivasi yang bersumber dari luar diri seseorang. Motivasi ini adalah dorongan
terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya.
5. Deskripsikan dan jelaskan pokok-pokok teori kebutuhan dan aktualisasi diri dari Moslow !
Jawab:
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai
teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai
dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi
diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan
suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak
diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang
untuk kepuasan.
b. Kebutuhan akan rasa aman
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan
perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit
kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode
disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering
menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
c. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya
kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan
bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini
melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
d. Kebutuhan untuk dihargai
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi
dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat
penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan,
tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi,
orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan
frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk
aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu
untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu lahir untuk dilakukan. Seorang
musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis. Kebutuhan
ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi,
tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak
dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang
itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada
kebutuhan untuk aktualisasi diri.
b. Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi biologis. Teori ini merujuk pada fakta-fakta harus
tidak konsisten secara psikologis satu dengan lainnya untuk menimbulkan disonansi
kognitif.
c. Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan suatu
tindakan dengan dampak-dampak yang tidak dapat diukur. Teori ini menekankan
seseorang yang berada dalam disonansi memberikan keadaan yang tidak nyaman,
sehingga ia akan melakukan tindakan untuk keluar dari ketidaknyamanan tersebut.
d. Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan usaha untuk
mengurangi disonansi. Teori ini beranggapan bahwa rangsangan disonansi yang diberikan
akan memotivasi seseorang untuk keluar dari inkonsistensi tersebut dan
mengembalikannya pada konsistensi.
11. Deskripsikan strategi yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran dalam kaitannya
dengan motivasi !
Jawab:
a. Pendekatan kompetensi
Kompetensi menunjukkan kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh
melalui pembelajaran dan latihan. Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran,
kompetensi menunjukkan kepada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi
spesifikasi tertentu dalam proses belajar.
b. Pendekatan keterampilan proses
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan
pada proses belajar, aktivitas, kreativitas siswa dalam memperoleh pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pendekatan keterampilan
Proses bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap siswa memiliki potensi yang berbeda,
dan dalam situasi yang normal, mereka dapat mengembangkan potensinya secara
optimal. Oleh karena itu tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada siswa dengan
menciptakan lingkungan yang kondusif agar semua siswa dapat berkembang secara
optimal.
d. Pendekatan lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk
meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber
belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian
jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari
berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan.
e. Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata,
sehingga para siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar
dalam kehidupan sehari-hari.
f. Pendekatan tematik
Pendekatan tematik merupakan pendekatan pembelajaran untuk mengadakan hubungan
yang erat dan serasi antara berbagai aspek yang mempengaruhi siswa dalam proses
belajar. Oleh karena itu pendekatan tematik sering juga disebut pendekatan terpadu.
g. Pendekatan individu
Dalam sebuah ruangan kelas terdapat berbagai macam jenis kepribadian peserta didik
yang berbeda-beda, hal ini mesti diperhatikan oleh seorang guru agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Perbedaan individu siswa memberikan
wawasan kepada guru bahwa strategi pembelajaran harus memperhatikan perbedaan
siswa pada aspek individul ini..
h. Pendekatan kelompok
Dalam kegiatan pembelajaran terkadang guru juga memerlukan pendekatan kelompok,
pendekatan kelompok ini diperlukan sewaktu membina dan mengembangkan sikap sosial
siswa. Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa
sosial yang tinggi pada diri setiap siswa. Ketika guru ingin menggunakan pendekatan
kelompok, maka guru harus mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan
tujuan, fasilitas, metode dan bahan yang diberikan. Dalam pengelolaan kelas terutama
berhubungan dengan penempatan siswa pendekatan kelompok sangat diperlukan.
Perbedaan individual siswa dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan
kelompok.
i. Pendekatan bervariasi
Dalam belajar siswa mempunyai motivasi yang berbeda-beda, pada satu sisi siswa
mempunyai motivasi yang rendah, tapi pada saat yang lain siswa mempunyai motivasi
yang tinggi. Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya
sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila
terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali.
j. Pendekatan edukatif
Apapun yang dilakukan guru dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan mendidik,
bukan karena motif-motif lain. Dalam pendekatan edukatif ini tujuannya adalah untuk
membina watak siswa dengan pendidikan yang bersifat positif.