Disusun Oleh :
Malsa Riska Firdaus 20160810057
Mutia Esanan Indah 20160810065
Putri Innas Fitriani 20160810074
Shafy Fachirahtu Baizura 20160810091
Yudha Diky Pradipta 20160810099
Fakultas Psikologi
Universitas Hang Tuah Surabaya
2018
A. Definisi
Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefenisikan sebagai
kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan
tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Motivasi berpangkal dari kata
motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Menurut Mc. Donald,
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni
motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan
dirangsang karena adanya tujuan (dalam Santrock, 2010).
Macam-macam motivasi dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam
diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri
seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik” (dalam Djamarah, 2002).
1. Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi ekstrinsik
Adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai
tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan
atau hukuman.
C. Teori Motivasi
1. Abraham Maslow
Abraham Maslow telah mengembangkan suatu teori motivasi yang sangan terkenal pada
tahun 1943. Konsep teorinya menjelaskan hirarki kebutuhan yang menunjukkan adanya lima
tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia. Kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong
manusia untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tersebut, setelah kebutuhan yang
sebelumnya telah terpuaaskan, ada lima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, yaitu
fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.
Secara terperinci kelima kebutuhan dasar manusia yang membentuk hirarki kebutuhan adalah :
a. Kebutuhan fisiologis
Yaitu kebutuhan seperti rasa lapar, haus, seks, rumah, tidur, dan sebagainya.
b. Kebutuhan keamanan
Kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman, dan perampasan.
c. Kebutuhan sosial
Kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan menjalin hubungan dengan orang lain.
Kepuasan dan perasaan saling memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa
kekeluargaan, persahabatan dan kasih saying.
d. Kebutuhan penghargaan
Kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi.
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan pemenuhan diri, untuk mempergunakan potensi diri, pengembangan diri
semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang cocok, serta
menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
2. McClelland
Teori McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for
Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan
kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan
kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan : “Melaksanakan sesuatu tugas atau
pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik,
manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen
mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi.
Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak
lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”
3. Clyton Alderfer
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG”. Akronim “ERG” dalam teori Alderfer
merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan
eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth
(kebutuhan akan pertumbuhan) jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal
penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang
dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan
hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “Relatedness” senada dengan hierarki
kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna
sama dengan “self-actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa
berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori
Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
a. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk
memuaskannya.
b. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila
kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan.
c. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin
besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya,
karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif
yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin
dicapainya.
Motivasi adalah Energi pendorong dari dalam diri agar apapun yang individu inginkan
dapat terwujud. Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah
satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul. Banyak dari kita yang mempunyai keinginan
dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk
mencapainya. Ini menunjukkan kurangnya energi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau
kurang motivasi. Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatakan inisiatif dan akan membantu
dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi
yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita. Biasanya motivasi akan besar, bila
orang tersebut mempunyai visi jelas dari apa yang diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental
yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan mempunyai keinginan besar untuk mencapainya.
Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya
untuk merealisasikan apa yang diinginkannya.
Motivasi diri adalah melakukan apa yang seharusnya individu lakukan baik untuk
hubungan dengan orang lain, meningkatkan karier dan mendapatkan cinta yang anda inginkan.
Motivasi akan semakin jelas bila visi anda juga jelas. Kita akan mengetahui apa yang seharusnya
kita lakukan dan kita akan percaya dengan kekuatan yang ada pada diri kita sendiri. Motivasi diri
akan menciptakan kesuksesan pada diri sendiri. Agar diri menjadi semakin termotivasi maka
ketahuilah apa yang seharusnya anda inginkan, kemudian anda bisa meningkatkan energi dari
keinginan tersebut untuk diwujudkan menjadi kenyataan, bukan hanya angan-angan individu
saja. Karena motivasi sangat erat kaitannya dengan keinginan seseorang maka ada kalanya dalam
mencapainya sering terjadi kegagalan.
Motivasi diri bisa anda miliki ketika anda bisa mengenali diri sendiri, sumber motivasi
diri juga berasal dari keinginan yang akan diwujudkan oleh orang tersebut. Membangun motivasi
diri memang tidak mudah, apalagi bila seseorang sering mengalami kegagalan. Untuk itu yang
pertama dilakukan untuk membangun motivasi diri adalah dengan cara mengenali diri sendiri.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara memahami kepribadian pada diri sendiri, watak dan
temperamen, mengenal bakat alami yang dimiliki dan kenalilah gambaran tentang diri sendiri
dengan segala kelemahan dan kekurangan yang dimiliki. Tujuan pengenalan diri sendiri tersebut
adalah untuk mempermudah terwujudnya keinginan mereka.
Untuk mengenali diri sendiri anda bisa bertanya pada orang terdekat karena dengan
menanyakan mereka tentang diri anda sendiri maka akan memberikan gambaran yang tepat
tentang diri anda, sikap anda dan gambaran tentang diri anda sebenarnya. Dengan mengetahui
gambaran tersebut maka anda bisa mencatat atau merenungkan apa yang menjadi kekurangan
anda dan apa yang menjadi kelebihan anda. Kelemahan yang dikatakan oleh orang lain tentang
diri anda inilah yang harus anda ubah agar menjadi kelebihan. Motivasi diri muncul dari
kelemahan yang diungkapkan oleh orang lain. Selain itu anda juga bisa mengikuti beberapa test
diantaranya test IQ. Melalui test ini anda akan mengetahui seberapa jauh kemampuan berfikir
dan kepandaian kita. Motivasi diri terhadap kelemahan yang dimiliki akan menimbulkan
seseorang untuk mengembangkan diri. Dari beberapa potensi yang ada dalam diri sendiri maka
mereka akan mengetahui potensi yang disimpannya.
Dalam mengembangkan diri anda juga harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi, bila
anda percaya diri maka potensi yang terpendam dalam diri sendiri juga akan meningkat.
Motivasi dan percaya diri adalah kunci anda untuk mengubah diri sendiri. Motivasi diri bisa anda
lakukan dengan kepercayaan pada kemampuan diri sendiri, bangga terhadap diri sendiri dan
memahami kekurangan yang ada pada diri sendiri. Bila anda menyesali kekuarangan anda maka
hal ini bukanlah solusi yang tepat untuk mendapatkan apa yang anda inginkan.
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar individu, tetapi
masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Jadi dalam mengembangkan diri, individu lebih
senang di hargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun juga. Memuji orang lain berarti
memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih untuk meningkatkan prestasinya. Seperti
contoh saja, seorang siswa lebih semangat untuk belajar jika saat menjawab pertanyaan dari guru
Ia diberi pujian baik dari guru maupun orang tua. Anak akan lebih termotivasi dalam
mengembangkan dirinya dan juga meraih prestasi yang Ia inginkan.
Memotivasi diri sangatlah penting , karena adanya dorongan – dorongan yang positif dari
dalam diri dapat memunculkan perilaku yang positif juga. Dengan adanya motivasi internal
maka pengembangan diri akan lebih optimal dibandingan dengan seseorang yang tidak memiliki
motivasi dalam dirinya. Karena apabila seseorang itu tidak memiliki motivasi diri dari dalam
dirinya maka seseorang tersebut akan kurang dapat mengembangkan dirinya terhadap
lingkungan di sekitarnya. Motivasi perlu ditingkatkan, motivasi diri juga perlu dijaga agar tidak
hilang. Pada intinya kunci kesuksesan seseorang adalah motivasi yang tinggi pada dirinya
terutama motivasi dalam diri.Oleh karena itu , motivasi internal dapat ditingkatkan dengan cara :
Djamarah Bahri Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya
http://ahlipresentasi.com/7-kiat-paling-efektif-untuk-meningkatkan-motivasi-diri/
https://www.scribd.com/doc/111665983/Hubungan-Konsep-Diri-Dengan-Motivasi