Anda di halaman 1dari 10

TugasKelompok DosenPengampu

Islam dan Tamaddun Melayu Juswandi M.A

MAKALAH
MAZHAB SHAHABI

DISUSUN OLEH:

LOKAL : HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH) B


INSANI SAADAH FAHLEWI
(11820224985)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mazhab Shahabi” tepat
pada waktunya. Dan tidak lupa pula kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada IbuDra. Yusliati, M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Peradilan
Agama Di Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada
penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Peradilan
Agama Di Indonesia, dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Kami menyadari dan meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang kami sadari ataupun
tidak kami sadari. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
makalah ini, agar dimasa yang akan datang kami bisa membuat makalah yang
lebih baik lagi.

Pekanbaru,17 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
..........................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 3
B. Rumusan Masalah..................................................................... 3
C. Tujuan....................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 4
A. Pengertian Mazhab Shahabi..................................................... 4
B. Keadaan Para Sahabat setelah Rasullah Wafat ........................ 4
C. Kehujjahan Mazhab Shahabi dan Pandangan Para Ulama....... 5
D. Bentuk-bentuk Mazhab Shahabi............................................... 7
E. Dasar Hukum Mazhab Shahabi................................................ 8
F. Penerpan Mazhab Shahabi dalam Kehidupan Mayarakat........ 11
BAB III PENUTUP...................................................................................... 15
A. Kesimpulan............................................................................... 15
B. Saran......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak bermunculan pendapat pendapat tentang apa itu melayu. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa melayu itu di lihat dari Agama, Fanatisme Ras, Batas-batas Geografis dan
Afiliasi Politik setiap individu. Asumsi-asumsi itulah yang mempengaruhi konsepsi mereka
dalam melihat dan memaknai melayu. Biasanya pengertian melayu yang muncul menjadi sempit
dan merujuk kepada pengalaman dan afiliasi pribadinya, seperti melayu adalah islam jika yang
mendefinisikan adalah penganut islam, melayu adalah Riau jika yang berbicara orang Riau,
melayu adalah Malaka jika yang berbicara berasal dari Malaka dan seterusnya.

Mengambil definisi dari penganut islam bahwa melayu adalh islam. Melayu dan islam seperti
menjadi satu kesatuan dan bagaikan satu tubuh. Dimana orang-oang dulu mengatakan bahwa jika
akan masuk islam, maka dikatakan masuk melayu.

Dalam sejarahnya, islam bukanlah agama pertama yang dianut oleh orang melayu. Dalam hal
kepercayaan, orang melayu mengalami fase keagamaan, yaitu fase Pra Hindu-Budha, fase
Hindu-Budha, fase Islam dan fase Kolonialisme.Untuk mengubah cara pendang orang-orang
melayu akan sistem keperrcayaan yang mereka anut, maka Islam harus mencari hubungan yang
ada pada kehidupan orang-orang melayu yan sama dengan Islam. Hubungan itulah yang nantinya
akan menjadi pemersatu, bahkan menjadikan Islam sebagai agama mayoritas orang-orang
melayu.

B. Rumusan Masalah
a.         Apa pengertian mazhab shahabi?
c.         Bagaimana kehujjahan mazhab shahabi?

c.         Jelaskan bentuk-bentuk MadhabSahabi !

d          Apa dasar hukum MadhabSahabi ?

C. Tujuan Penulisan
a.        Untuk mengetahui pengertian mazhab shahabi

3
b.        Dapat menjelaskan macam-macam mazhab shahabi.

c.        Untuk mengetahui kehujjahan mazhab shahabi.

d.        Permasalahan dalam kehidupan Masyarakat

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal Usul Kedatangan Islam

Terdapat tiga teori mengenai tempat asal datangnya Islam di dunia melayu atau Asia
Tenggara, yaitu :

Pertama menyatakan bahwa islam datang langsung dari Arab, atau tepatnya Hadramaut.
Teori ini dikemukakan oleh Crawfurd (1820), Keyzer (1859), Niemann (1861), dan Veth (1978).
Crawfurd menyatakan, islam datang langsung dari Arab dan ada juga perpaduan dari India yang
juga merupakan faktor penting dalam penyebaran Islam di Nusantara. Keyzer menyatakan Islam
datang dari Mesir atas dasar pertimbangan kesamaan kepemelukan penduduk muslim di kedua
wilayah yang bermazhab Syafi’i. Niemann menyatakan Islam datang dari Hadramaut, sebab
muslim Hadra maut adalah pengikut mazhab Syafi’I seperti juga kaum muslim Nusantara. Dan
Veth menyatakan Islam datang di bawa oleh orang-orang Arab, tanpa menunjuk tempat asal
mereka.1 Kedua, menyatakan Islam di Nusantara datang dari India. Teori ini pertama kali di
kemukakan oleh Pijnapel (1872), yang menyimpulkan bahwa orang-orang Arab yang bermazhab
Syafi’I dari Gujarat dan Malabar di India yang membawa Islam ke Asia Tenggara. Teori ini lebih
lanjut di kembangkan oleh Snouck Hurgronje yang melihat para pedagang-pedagang Dakka di
India Selatan sebagai pembawa Islam pertama ke wilayah Nusantara pada abad ke 12, kemudian
di susul oleh orang-orang Arab. Teori ini juga di ungkap oleh Moquette yang menyebut tempat
asal Islam pertama di Nusantara adalah Gujarat. Dia menyimpulkan pendapatnya setelah
mengamati bentuk batu nisan di Pasai yang sama dengan bentuk batu nisan yang terdapat di
Cambay, Gujarat.2

Ketiga, dikemukakan oleh Fatimi yang menentang argumentasi dari Moquette. Fatimi
berargumentasi bahwa kebanyakan orang-orang terkemuka di Pasai adalah orang-orang Benggali
atau Bengal, ini berarti Islam datang dari Bengal.3

Teori tentang Gujarat dan Bengal sebagai tempat asal Islam di Nusantara mempunyai
kelemahan-kelemahan tertentu. Marrison mengatakan bahwa batu-batu nisan yang di temukan di
1
Mahdini.Islam dan kebudayaan Melayu.(Pekanbaru:Daulat Riau,2003).hlm13-14
2
Ibid,hlm18
3
Ibid,hlm 18-19

5
tempat-tempat tertentu di Nusantara boleh jadi berasal dari Gujarat atau Bengal. Menuturutnya,
pada masa Islamisasi Sumadra Pasai yang Raja pertamanya wafat, Gujarat masih merupakan
kerajaan Hindu. Barulah setahun kemudian Cambay, Gujarat di taklukkan kekuasaan muslim,
dari teori tersebut Marisson mengemukakan toerinya bahwa Islam di Nusantara bukan berasal
dari Gujarat.4

Terlepas dari ketiga teori tersebut, agama Islam telah di terima secara luas oleh bangsa
melayu karena sifatnya yang Egaliter dan Populis. Islam tidak mengenal sistem Kasta dan
Kependetaan, sehingga memungkinkan keterlibatan semua lapisan masyarakat dalam seluruh
bidang kehidupan, termasuk Pendidikan. Faktor penting lainnya yang menyebabakan Islam cepat
berkembang di Nusantara adalah karena penyebarannya di dukung oleh tiga kekuatan yaitu:

1.  Istana

2.  Pesantren

3.  Pasar

Dengan di dukung oleh ketiga kekuatan tersebut, pengaruh Islam dalam masyarkat
Melayu begitu mantap. Secara Kultural, Islam di sebarkan melalui Pesantren dan Pasar, dan
secara Politik di Legitimasi oleh Istana.5

B.   Islam dan Tamadun Melayu

Islam adalah agama Universal yang datang dari Allah SWT untuk semua manusia. Ia
memberi sinar kepada manusia dalam mencorakkan Tamadun ke arah kesempurnaan berdasrkan
panduan wahyu ilahi disamping tidak mengetepikan peranan akal manusia.

Isltilah melayu mempunyai maksud yang dalam dan luas. Sebahagian pengkaji
menegaskan, pada istilah melayu tedapat dua pengertian, yaitu melayu dan kemelayuan. Melayu
di maksud sebagai satu Rumpun bangsa Melayu yang menggunakan bahasa Melayu, sementara
Kemelayuan mengandung arti Nilai aturan dan Jati diri Melayu.6

Tamadun Melayu merupakan sebuah Tamadaun yang di bentuk oleh sekelompok


manusia yang di golongkan secara luas sebagain kumpulan oranga-orang melayu dan bertempat

4
Ibid,hlm 19-20
5
Mahyudin Al Mudra,Rrdefinisi Malyu,Upaya Menjembatani Perbedaan Konsep Kemelayuan Bangsa
Serumpun.(Yogyakarta,Balai kajian dan Pengembangan Budaya melayu,2013,hlm 9-10
6
http://ctu551az.blogspot.co.id/2009/12/3-islam-dan-tamadun-melayu.htm .

6
di suatu wilayah di Asia Tenggara. Wilayah ini di kenali dengan berbagai nama seperti Gugusan
Kepulauan Melayu, Gugusan Kepulauan Melayu – Indonesia, Nusantara, Alam Melayu, dan
Tanah Jawi.7

Islam mampu hadir sebagai agama yang di anut mayoritas terbesar di Nusantara. Untuk
masuk dan mampu berkembang sebagai agama yang ayoritas tentunya tidak mudah. Sebelum
datangnya Islam, bangsa Melayu telah memiliki kepercayaan, dan kepercayaan itulah yang
menjadi titik tengah kebudayaan mereka.

Dalam Tradisi Melayu, Sastra mempunyai kedudukan yang sangat cukup Istimewa. Hal-
hal seperti Manusia, Hewan, Gunung, Sungai, batu dan Pohon-pohon besar telah menjadi bahan
karya sastra oleh pengarang Melayu. Ketika Islam datang, maka akan pula berhadapan dengan
Tradisi Melayu yang bersifat Hinduisme ini.8

Untuk menggeser suasana kehidupan bangsa melayu, dari suasana tradisi Nusantara yang
Hinduisme kepada suasana Islam tidaklah mudah. Masyarakat melayu sangat mempercayai
mitos-mitos, dan hal-hal tersebut telah hidup dalam berbagai karya Sastra mereka. Itulah yang
menjadi kesulitan. Kesulitan lain adalah terletak pada pemikiran mereka yang relatif sederhana.
untuk mengubah itu semua, maka di butuhkan keadaan yang relatif tenang dan aman tanpa
menimbulkan kegelisahean karena orientasi nilai masyarakat di geser secara berangsur-angsur,
yaitu melalui ubah – suai cerita yang di pantulkan oleh cerita itu. Setelah cerita rakyat itu di beri
citra islam selangkah demi selangkah, maka semakin memungkinkan kepercyaan Hinduisme
pindah kepada kepada tebing kepercayaan Islam.9

Untuk menyebrangi atau memindahkan kepercayaan tersebut , disamping memakai


penyampaian ajaran islam secara langsung dalam bentuk dakwah, tetapi juga dala ruang lingkup
budaya, dimana peranan karya amatlah menentukan.10

Dengan usaha yang berlangsung selangkah demi selangkah, maka citra karya Sastra
dalam Rupa cerita rakyat Melayu mampu di warnai oleh agama Islam, namun masih di perlukan
sejumlah karya Sastra yang benar- benar berpangkal dari nafas Islam. Karya ini di perlukan
bukan saja untuk memantapkan nilai-nilai ajaran Islam, tetapi juga untuk menggeser nilai-nilai
animisme-Hinduisme.

7
Ibid
8
Uu.Hamidy,Kesusatraan Islam DiRantau Kuantan Riau.(Pekanbaru:Payung Sekaki,1988).hlm 1
9
Ibid,hlm 4
10
Ibid

7
Tradisi Melayu dalam gaya Tradisional ketika itu, hanya mempunyai dimensi Spritual
saja. Tradisi Melayu yang bersifat Hinduisme masih penuh dengan berbagai misteri, karena
belum dapat diterangkan dengan akal fikiran yang memadai. Maka ketika Islam datang dengan
keutamaannya dan nilai-nilainya yang meliputi jagat raya dimana hal-hal tersebut telah di
terangkan dengan cara yang amat mengagumkan, melalui kitab suci Al-Qur’an, Sunah Nabi,
serta berrbagai peristiwa sejarah pada masa-masa awal perkembangan agamanya, maka hal ini
telah menggoda orang melayu untuk menilai kembali khazanah budaya mereka. Dan sejarah
telah memperlihatkan bahwa orang-orang Melayu menerima kebenaran Islam.11 Dari Uraian
penjelasan-penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Sastra memiliki peranan besar dalam
proses Islamisasi bangasa Melayu yang juga menjadikan agama Islam sebagai agama yang
mayoritas di dunia Melayu. Jika di bentuk dalam sebuah skema berikut adalah skema pergeseran
kepercayaan dan kebudayaan orang melayu, dari tradisi Nusantara Hinduisme kepada tradisi
Nusantara yang bercitra Islam

11
Ibid,hlm 3

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan                                                                       

Menurut beberapa pendapat para ahli, ada beberapa teori yang mengemukakan pendapat
tentang proses masuknya islam ke Nusantara, diantaranya yaitu teori dari Arab, teori dari India,
dan teori dari Bengal.

Agama Islam telah di terima secara luas oleh bangsa melayu karena sifatnya yang Egaliter
dan Populis. Islam tidak mengenal sistem Kasta dan Kependetaan, sehingga memungkinkan
keterlibatan semua lapisan masyarakat dalam seluruh bidang kehidupan, termasuk Pendidikan.
Faktor penting lainnya yang menyebabkan Islam cepat berkembang di Nusantara adalah karena
penyebarannya di dukung oleh tiga kekuatan yaitu istana, pesantren dan pasar.

Dalam tradisi melayu sastra merupakan salah satu unsur penting. Untuk itu jika islam ingin
masuk dalam tradisi mereka, maka harus menyentuh sastra mereka. Sastra orang-orang melayu
terdahulu sarat dengan kepercayaan Hinduisme. Untuk menggeser sistem kepercayaan ereka
tersebut, maka diperlukan usaha yang berangsur-angsur.

Dengan berkembangnya islam di dunia melayu saat ini tidaklah terlepas dari unsur sastra.

Anda mungkin juga menyukai