Teknik Reklamasi PDF
Teknik Reklamasi PDF
, MT
REKLAMASI MENURUT DEFINISI adalah suatu
pekerjaan penimbunan tanah dengan skala
volume dan luasan yang sangat besar, pada suatu
kawasan atau lahan yang relatif masih kosong dan
berair, misalnya di kawasan pantai, daerah rawa-
rawa, suatu lokasi di laut, ditengah sungai yang
lebar, ataupun di danau.
e. Penyelidikan tanah
Electro Consolidation
Stone Column
Cement Column
Freezing
Piling
- Piling only
Explosive
Vibroflotation
Impregnation
Substitution
Untuk kasus reklamasi pantai diatas tanah
lempung, umumnya menggunakan jaringan
vertical drains (kadangkala dikombinasikan
dengan metoda preloading) sebagai salah
satu cara untuk mempercepat proses
settlement tanah asli.
sedangkan pemadatan
terhadap timbunan reklamasi yang didominasi
oleh material pasir, dapat digunakan
vibroflotation (vibration deep compaction),
Dynamic Compaction, dsb
Material timbunan reklamasi ini tidak boleh berupa :
Material pasir halus berbutir homogen 100 % pada suatu timbunan reklamasi di laut atau di
kawasan yang tergenang air, dapat menderita "liquefacfion" apabila terjadi seismik (gempa).
Liquefaction pasir menurut definisi adalah naiknya harga tegangan air pori (u) hingga sama
dengan harga tegangan "overburden" nya (), sehingga harga tegangan efectifnya () dan
kekuatan geser dari pasir tersebut () menjadi NOL.
= C + ( u ) tg
C = 0 (untuk pasir)
= - u , bila = u ---- LIQUAFACTION
Apabila demikian maka tanah timbunan tersebut akan runtuh atau rupture.
Sebaliknya, apabila pada material timbunan tersebut terlampau banyak
kandungan lempungya, maka dapat mengakibatkan instabilitas (akibat kembang
susut yang besar, settlement/pemampatan yang besar, mudah bergerak, daya
dukung tanah rendah, dan lain-lain) didalam diri timbunan reklamasi itu sendiri.
Hal ini akan lebih diperparah lagi dengan adanya kasus atau perilaku yang
sama pada lapisan tanah aslinya yang soft clay.
o Berat minimal (dihitung), baik untuk lapisan primer maupun lapisan inti (kg).
o Sifat batuannya harus keras,
o Bersih,
o Permukaan tidak rata dan tidak licin (syarat interlocking yang baik),
o Berat volume lebih besar dari 2,3
o Serta sifat ketahanan terhadap sodium sulfat maximum 10 %.
JADWAL PELAKSANAAN RELATIF REKLAMASI
Pekerjaan reklamasi laut atau pantai, sebagian besar quarrynya berasal dari dasar
laut atau dari pulau tertentu yang menyeberangi laut. Walaupun quarry yang
berlokasi di daratan adakalanya tersedia, biasanya alternatif ini jarang direalisir
karena beberapa pertimbangan kerugian sebagai berikut :
Oleh karena alasan di atas, maka disini lebih diprioritaskan pemberian contoh untuk
suatu pekerlaan reklamasi yang sumber materialnya berasal dari dasar laut / sungai,
sehingga secara makro adalah merupakan kombinasi pekerjaan dredging &
reclamation.
a) PEKERJAAN PERSIAPAN ( Gambar 4.4 ).
Shunting Yard (= Plant Area) dapat dicari di sekitar pantai. Mobilisasi peralatan
dapat diawali dengan kapal keruknya.
Rambu-rambu dan tanda batas dapat berupa tiang kayu atau bambu yang
ditancapkan pada sisi luar areal reklamasi atau pengerukan dapat juga dipakai
bola-bola yang diikat dengan beton dan ditenggelamkan pada posisi tepat di
ujung-ujung bangunan atau tepi lokasi.
Rambu/Patok
Lebar Area Reklamasi ( 300 m)
+ 1.80 m LWS
Beton Pemberat
SEA BED
b) PEMBERSIHAN LAPANGAN ( Gambar 4.5 ).
+ 1.80 m LWS
Sand Bag (= karung pasir) berupa karung PVC kapasitas 50 kg diisi penuh dengan
pasir dan ditata sepanjang perairan yang ditentukan. Pemasangan awal adalah di
area stock Piling yang berukuran 50 m pada posisi sebagaimana ( Gambar 4.6 ).
Selanjutnya pemasangan sand bag adalah sepanjang seluruh areal tepi reklamasi.
Pemasukan pasir ke dalam karung harus dapat menggunakan mesin, sedang
penempatannya di laut hanya dapat dilakukan secara manual ( Gambar 4.7 ).
200 m
100 m
AREA
RENCANA
STOCK PILING
+ 1.80 m LWS 3.00
Sand bag
- 1.50 m LWS
d) PEKERJAAN PENGERUKAN ( Gambar 4.8 ).
Peralatan keruk paling sesuai adalah jenis Trailing Suction Hopper Dredger. Proses
pengerukan dimulai dengan mengeruk dan membuang lapisan tanah lunak. Setelah
sampai pada tanah bergradasi baik dari jenis pasir halus dapat ditransportasikan ke
lokasi reklamasi. Penumpahannya dilakukan dengan menyemprotkan melalui pipa
apung yang tersedia.
GOSONG
MALALEGA
Kapal Keruk
Barge
Lintasan Barge
Kapal
Keruk
Pipa penyalur
Stockpiling
Area
SPUT BARGE Kapal Keruk Trailling Suction Hopper Dredger (TSHD)
KAPAL KERUK (TSHD)
TAMPAK SAMPING
TAMPAK DEPAN
SPUT BARGE
TAMPAK ATAS
e. PENGADAAN SFOCK PILING AREA ( Gambar 4 9 ).
Stock Piling Area ini sangat penting diadakan agar pekerjaan pengerukan dapat
berlangsung kontinyu tanpa terhambat kecepatan pekerjaan lain, khususnya
pemasangan sand bags. Seluruh material untuk reklamasi dapat dibuang pada
areal ini, selanjutnya dengan bantuan sejumlah Buldozer atau Motor Grader
diratakan ke areal sekelilingnya.
BULDOZER
Sand Bag
f. PENGADAAN INSTRUMENT SOIL MONITORING ( Gambar 4.10 ).
Hal ini perlu dilakukan, karena untuk perhitungan volume reklamasi, untuk
mengetahui terjadinya settlement dan sliding. Dalam pelaksanaan pembuatan
tanggul dan reklamasi perlu diperhatikan kemiringan (slope) timbunan supaya tidak
terjadi sliding (kelongsoran).
Untuk soil monitoring selama reklamasi akan dipasang alafalat sebagai berikut :
- Settlement Plate
- Tassometermultipoint
- lnclinometer
- Piezometer
g). PEKERJAAN PENGURUGAN REKLAMASI ( Gambar 4.11 ),
Vertical Drain melekat pada alat pancang dalam bentuk rol, dan akan
dipotong per segmen bila selesai dipancang.
i). PEMASANGAN TANGGUL ATAS ( Gambar 4.13 ).
Pada pelapisan urugan diatas elevasi + 1,80 m LWS (pada contoh) setelah
dipasangi Vertical Drain perlu ditambah dengan settlement plate baru.
Pemasangannya diletakkan berseling jarak dengan settlement plate dibawahnya'
Meletakkan settlement plate harus pada lapisan yang rata, diusahakan agar dapat
berdiri tegak lurus dan harus dihindarkan dari digilas atau ditabrak peralatan
pemadatan.
k). PEMASANGAN HORIZONTAL DRAIN ( Gambar 4.15 )
Agar air dari limpahan Vertical Drain dapat keluar dengan cepat, maka diatas ujung
Vertical Drain dilapisi lapisan pasir kasar sebagai media drainage horizontal'
Tebal lapisan pasir 50 cm, dari jenis kualitas pasir bergradasi baik dan
berkualitas baik.
l). REKLAMASI BAGIAN ATAS ( Gambar 4 .16 )
Diatas elevasi pasir drarnage lapisan tanah reklamasi ditimbun tiap lapis
setebal 50 cm dan diPadatkan'
m). PEKERIAAN PEMADATAN (Gambar 4.17 )
Berm perlu dipasang secepatnya setelah geotextile bagian bawah sudah berada pada
posisi nya. Ditata berbentuk gundukan trapesium.
Secondary layer berupa batuan kecil sampai sedang seberat maksimum 20 kg ditata
secara random diatas geotextile sampai setebal t=50 cm.
Diikuti pemasangan lapisan primer (primary layer) dengan batu besar (max. 60 kg)
Setebal t=90 cm sepanjang tepi,
Pemasangan batuan ini diusahakan serapi mungkin sehingga sela antar batuan terisi
seluruhnya.
GEOTEXTILE
CORE ( QUARRY 6 10 KG )
PASIR URUG
TINGGI TIMBUNAN PADA SAAT PELAKSANAAN
Tinggi timbunan reklamasi pada saat pelaksanaan phisik tidaklah sama dengan
tinggi timbunan rencana Jadi misalnya tinggi timbunan reklamasi menurut rencana
adalah + 3.50 m LWS, maka tinggi timbunan total pada saat pelaksanaan
penimbunan haruslah lebih tinggi lagi, yaitu dengan mempertimbangkan adanya
penurunan tanah asli (soil settlement) yang akan terjadi sebagai akibat adanya
timbunan reklamasi tersebut.
Apabila hal ini tidak dipatuhi, maka pasti dalam kurun waktu tertentu (bisa
bulanan, bisa tahunan) elevasi final dari permukaan tanah hasil reklamasi, akan
menjadi lebih kecil dari + 3.50 m LWS. Kejadian ini tentunya tidak dikehendaki.
Penentuan dari tinggi timbunan final pada saat pelaksanaan phisik (dengan
mempertimbangkan adanya settlement), dapat diiihat pada Gambar 4.28,
cara ini adalah merupakan CARA GRAFIS.
Timbunan Reklamasi H
SC
Compressible Soil
Substratum
St
Si
Scp
Scs
Slat
Scs
Slat
Giroud (1973), menyajikan metode perhitungan besarnya penurunan tanah segera
(short term condition) dari suatu timbunan tanah di atas lapisan compressible soil
(Gambar 5.1), dengan nilai koefisien POISSON sekitar 0,5.
.H a2 a
2
[
Si =
E a a [ rH
a
rH
x / a
0,5
CL
1
a a
a a
H
1,5 M
x
h Soil Compressible
SUBSTRATUM INCOMPRESSIBLE
2,5
( Dm . h ) / Em = i ( Di . Hi ) / Ei
hi
Si = q . i
Ei
22
E = E 1 -
1-
E = 2,3 c 1-e
Cc
Besarnya amplitudo penurunan tanah akibat
konsolidasi primer (SCP) dari tanah lempung ini,
tergantung dari kondisi sejarah tanahnya yaitu :
NC OC
NORMALLY CONSOLIDATION
SCP = Consolidation primair
settlement
Cc .H Cc = Compression index
Scp = log 1 + 0 H = Depth of Clay layer
1 + e0 e0 = Initial void ratio
= Surcharge
0 = Overburden pressure
efective
OVER CONSOLIDATION
Cs .H Cc .H C +
0
Tebal lapisan lempung (H) yang diperhitungkan adalah yang masih bisa mengalami proses
konsolidasi primer.
Hard Clay ( N-SPT > 30 ), umumnya dapat dianggap sudah tidak mengalami proses
konsolidasi primer sehingga tidak perlu diperhitungkan sebagai bagian dari tebal
lapisan lempung lunak (H).
c.2 SURCHARGE
Surcharge yang dimaksud adalah besarnya beban yang bekerja diatas permukaan tanah
asli (Compressible soil ) dalam satuan tegangan.
titik tinjau. a b
Jadi = . h. 2I A
z
Note :
Koefisien I dikalikan dua, karena yang
disajikan oleh grafik OSTERBERG tersebut
adalah harga I untuk separuh dari lebar
timbunan total.
a/z
c.3 COMPRESSION & SWELLING INDEX
Harga Compression Index (Cc) dan Sewlling index (Cs) diperoleh dari grafik hasil
Oedometer test, yaitu yang merupakan hubungan antara angka pori dengan tegangan
vertikal dalam skala logaritma ( log ).. Lihat Gambar 5.3.
Cs atau Cg = 1/5 -- 1/10 Cc
c.4 VOID RATIO
Angka Pori Inisial (e0) diperoleh dari hasil test laboratorium (Volumetric & Gravimetric)
Tegangan prakonsolidasi (C) efektif diperoleh dari hasil Oedometer test, yaitu dari
grafik hubungan e versus log v ( gambar 5.3)
Untuk kasus ini,
besarnya
consolidation
settlement tetap
dihitung seperti
perumusan
sebelumnya, hanya
saja besarnya beban
yang bekerja ( ),
disesuaikan
sebagaimana metode
pentahapan
penimbunannya
tersebut.
Gambar 5.4.
menunjukan evolusi
besarnya settlement
yang terjadi sebagai
akibat penimbunan
bertahap, dalam
fungsi waktu (bulan
atau tahun)
Besarnya penurunan tanah pada waktu tertentu, h (t), dapat dicari
sebagai berikut :
Dengan :
U(t) = Derajat konsolidasi pada waktu tertentu (%)
h = Besarnya settlement final (total)
a = 351 m
a = 345 m
+ 3,00 LWS
HR HWL + 2,00 LWS
H LWS
42.84+'
1 h1 = 2.267 log h1 (m) 0.900 1.037 1.172 1.290 1.396 1.491 1.578 1.658 1.732
42.84
154.56+'
2 h2 = 1.572 log h2 (m) 0.237 0.285 0.335 0.382 0.426 0.468 0.506 0.543 0.578
154.56
PRIMER SETLEMENT Scp (m) 1.136 1.322 1.507 1.672 1.822 1.959 2.085 2.202 2.310
h1
1 h1 = g 'timb .H timb h1 (m) 0.422 0.476 0.526 0.567 0.601 0.631 0.656 0.677 0.696
E oed
h2
2 h2 = g 'timb .H timb
h2 (m) 0.260 0.308 0.356 0.399 0.438 0.473 0.505 0.534 0.561
E oed
IMMEDIATE SETLEMENT Si (m) 0.682 0.784 0.882 0.967 1.040 1.104 1.161 1.211 1.257
1 e
E oed 2 . 3 '
Cc
a = 351 m
0
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Gambar 1
Kurava Korelasi Antara Htimb (HR) dengan Settlement (St)
a = 351 m
(St) (HR)
Vs
(HR-H) - (HR) 5
1 St VS HR
Gambar 2
Kurva Hubungan Antara Sc Vs Hr dan HR Vs HR-H
a = 351 m
a). Lamanya Penurunan Tanah (Konsolidasi)
Menurut Terzaghi dalam Das (1990) Lama waktu konsolidasi dicari dng
persamaan :
Lamanya penurunan (t) tersebut diatas dapat pula dicari berdasarkan cara grafis
pada Gambar yang disajikan oleh J.P BRU (1983) di buku Wahyudi (1997).
Catatan : mois = bulan
ans = tahun
H yang dimaksud adalah Hd atau Hdr
a = 351 m
b). Parameter Tanah Utk Lamanya Penurunan Konsolidasi
b.1). Faktor Waktu (Tv)
Faktor waktu adalah merupakan fungsi langsung dari derajat konsolidasi
(U %) dan bentuk dari distribusi tegangan air pori (u) di dalam tanah (aliran
satu arah atau dua arah). Gambar 5.6 menyajikan kurva U versus Tv guna
mencari faktor waktu secara grafis.
U (%) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Hd = H bila arah drainage adalah satu arah (ke atas atau ke bawah).
Hal ini terjadi bila di atas atau di bawah lapisan compressible
merupakan lapisan yang kedap air.
a = 351 m
b). Parameter Tanah Utk Lamanya Penurunan Konsolidasi
b.3). Koefesien Konsolidasi Vertikal (Cv)
Koefisien konsolidasi vertikal (Cv) diperoleh dari grafik korelasi antara
besarnya penurunan tanah dengan waktu (t) berdasarkan hasil konsolidasi
oedometric test (Gambar 5.7), yaitu :
, /
=
Apabila lapisan tanah homogen dan mempunyai beberapa nilai Cv, maka
harga Cv yang digunakan dalam perencanaan adalah harga Cv rata-rata
(ABSI, 1965)
rata-rata = 1
+ 2 + .+
1 2
a = 351 m
Perhitungan Lama Waktu Konsolidasi
Example
a = 351 m
Example
a = 351 m
Poinconnement
a = 351 m
Poinconnement
Poinconnement
Sliding
Rotasional
Sliding
Rotasional
Sliding
Rotasional
Sliding
Rotasional
TEKNIK PELAKSANAAN
GEOSYNTHETIC
GEOSYNTHETIC
GEOSYNTHETIC
GEOTEXTILE
GEOSYNTHETIC
GEOMEMBRANE
GEOSYNTHETIC
GEOGRID
GEOSYNTHETIC
GEOCOMPOSITE
GEOSYNTHETIC