Anda di halaman 1dari 9

7

Trauma Tumpul Pada Mata


Yang Menyebabkan Kebutaan

Warih Wilianto, Rahmania Kemala Dewi

Dept./Inst. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Abstrak
Trauma tumpul pada wajah sering mengenai area orbita dengan segala akibatnya, mulai dari
sekedar memar di pelpebra hingga kerusakan bagian dalam bola mata yang dapat berakhir pada
kebutaan.
Trauma tumpul pada mata dapat menyebabkan kerusakan pada bola mata yang paling
belakang, karena tekanan gaya dari bola mata bagian depan diteruskan ke segala arah sehingga dapat
mengakibatkan kerusakan di semua arah.
Ttrauma tumpul pada mata dapat mengakibatkan kebutaan jika trauma yang terjadi cukup
kuat untuk merusak struktur-struktur yang penting dalam proses penglihatan, yaitu kornea, lensa,
retina dan koroid serta jaringan penyangganya.
Definisi yang dipakai untuk menyatakan seseorang buta adalah definisi yang terkait dengan
kemampuan seseorang menjalankan pekerjaannya atau tidak, dalam hal ini yang dipakai adalah
definisi WHO, ICD 9, dan AAO.
Disajikan kasus KDRT dengan trauma tumpul pada mata yang menyebabkan kebutaan, suatu
kasus yang penentuan kualifikasi luka dalam Visum et Repertumnya menggantungkan pada keahlian
khusus di bidang ilmu kesehatan mata.

Kata Kunci: trauma tumpul, kebutaan

Pendahuluan perampasan kemerdekaan secara melawan hukum


Trauma tumpul adalah salah satu dalam lingkup rumah tangga
manifestasi dalam kekerasan dalam rumah tangga. Berdasarkan catatan Komnas Perempuan
Kasus kekerasan fisik dalam rumah tangga jumlah kekerasan terhadap perempuan terus
kebanyakan merupakan trauma tumpul. Trauma meningkat dari tahun 2001 hingga 2008.
tumpul pada wajah sering mengenai area orbita Peningkatan itu juga lantaran semakin sadarnya
dengan segala akibatnya, mulai dari sekedar perempuan untuk melaporkan tindak kekerasan
memar di pelpebra hingga kerusakan bagian tersebut. Kementerian juga mencatat penyebab
dalam bola mata yang dapat berakhir pada utama terhadap perempuan didominasi oleh
kebutaan. kesulitan ekonomi, perilaku buruk, dan rasa
Menurut UU No. 23 Tahun 2004 Tentang cemburu. Sekitar 70 persen kasus kekerasan
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga terjadi di rumah. (Gumelar, 2009)
(KDRT), pasal 21 ayat 1, tenaga kesehatan selain Komnas Perempuan dan Yayasan Mitra
harus memeriksa korban KDRT sesuai standar Perempuan mencatat di Indonesia sejak tahun
profesi, juga harus membuat laporan tertulis hasil 2001 terdapat 3.169 kasus KDRT. Jumlah itu
pemeriksaan dan visum et repertum atas meningkat 61% pada tahun 2002 (5.163 kasus).
permintaan penyidik. Dalam kesimpulan visum et Pada 2003, kasus meningkat 66% menjadi 7.787
repertum itu termuat kualifikasi luka yang kasus, lalu 2004 meningkat 56% (14.020)
memerlukan keahlian untuk menentukannya. dan 2005 meningkat 69% (20.391 kasus).
Menurut UU No. 23 tahun 2004 tentang Pada tahun 2006 penambahan diperkirakan 70%.
Penghapusan KDRT, Kekerasan Dalam Rumah (Thahar, 2009)
Tangga adalah setiap perbuatan terhadap Pada makalah ini akan disajikan kasus
seseorang terutama perempuan, yang berakibat KDRT dengan trauma tumpul pada mata yang
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara menyebabkan kebutaan, suatu kasus yang
fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran penentuan kualifikasi luka dalam Visum et
rumah tangga termasuk ancaman untuk Repertumnya menggantungkan pada keahlian
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau khusus di bidang ilmu kesehatan mata.

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


8

Tulisan ini bertujuan menjelaskan prolap iris dan


penentuan kualifikasi luka pada Visum et vitreus tidak
Repertum korban hidup kasus trauma pada mata dapat
disingkirkan
Kasus Bilik Mata Dalam Vitreus (+),
Seorang perempuan diantar oleh polisi ke Depan koagulan
Instalasi Rawat Darurat dengan disertai Surat (bekuan darah)
Permintaan Visum et Revertum. Korban mengaku (+), Massa lensa
dipukuli oleh suaminya dalam suatu pertengkaran +
rumah tangga 6 hari yang lalu. Pada pertengkaran Iris Radier Iridodialisis susp
tersebut korban dipukul bebeberapa kali di wajah Pupil Tidak bulat Sulit dievaluasi
oleh suami dengan tangan kosong (genggaman Lensa Keruh Sulit dievaluasi
tangan) mengenai mata kanan dan kiri hingga Retina Fundus Fundus reflek (-)
memar dan mata kiri mengeluarkan darah, terasa reflek(+)
sangat nyeri dan tidak dapat melihat. Sehari Papil Nerves II
setelah pertengkaran tersebut korban berobat ke batas tegas,
bidan, diberi obat untuk diminum. Tidak Perdarahan
dirasakan ada perubahan. Hari kedua setelah retina (-)
pertengkaran korban berobat ke dokter spesialis Makula reflek
mata di Situbondo. Dokter menyarankan dan (+)
member surat rujukan untuk berobat ke RSUD Dr
Soetomo Surabaya. Hari ketiga setelah Kesimpulan: OS: Open Globe Injury dengan
pertengkaran korban dan keluarga korban melapor komplikasi prolap vitreus, OD: Laserasi
ke polisi. Tiga hari kemudian korban berobat dan kornea terepitelisasi
disertai polisi meminta Visum et Repertum ke
RSUD Dr. Soetomo. Pemeriksaan Tambahan
Dilakukan USG pada mata kiri dengan hasil:
Hasil Pemeriksaan Echospace lesion berbentuk scatter dengan
Korban perempuan dewasa, berpakaian rapi, echospace 30% dengan gambaran seperti
terlihat menahan sakit di mata kiri, tekanan darah: kubah. Dengan echospace 80% di dalamnya
140/90, nadi: 88 kali/menit, respiration rate: 20 didapatkan gambaran seperti perdarahan.
kali/menit, suhu: 37,7 0C Disimpulkan: suatu Choroidal Detachment,
Pemeriksaan pada regio kepala, leher, thorak, tanpa gambaran lensa di corpus vitreus
abdomen, ekstremitas: tidak didapatkan kelainan

Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan dilakukan oleh dokter spesialis mata
di Departemen Ilmu Kesehatan Mata, (lihat table
1 dan gambar 3 dan 4).

Tabel 1. Hasil pemeriksaan mata Ny. S pada saat datang


Orbita Kanan Orbita Kiri
Visus 6/30, pin hole LP (Light
6/15 (E Chart) Perseption) (-)
Tekanan Intra 14,6 mHg N1
Okoler
Palbebra Tidak ada Tidak ada Gambar 1: Hasil USG mata kiri: suatu Choroidal
kelainan kelainan Detatchment
Konjungtiva Hiperemia Hiperemia
Kornea Lekoma Laserasi Perjalanan penyakit selama perawatan
Adheren di terepitealisasi Korban disarankan untuk MRS (masuk
bagian bawah berukuran lima rumah sakit) dengan indikasi rawat inap: Nyeri
berukuran dua millimeter kali yang dirasakan di mata kiri perlu diobservasi,
millimeter kali tiga milimeter, karena ada kemungkinan terjadi infeksi bola mata
dua milimeter Siedel test (-), (endoftalmitis) kiri yang dapat menyebar ke mata

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


9

kanan. Jika benar suatu endoftalmitis, maka harus hilangnya kemampuan melihat secara total
dilakukan enukleasi bola mata. pada mata kiri. Pada bola mata kiri
Korban diterapi dengan antibiotik spectrum didapatkan tanda-tanda infeksi di dalam bola
luas dan kortikosteriod untuk mencegah mata. ---------------------------------------------
endoftalmitis. Choroidal detatchment pada mata - Untuk kepentingan kesembuhannya, korban
kiri tidak ada terapi khusus, karena hingga kini dirawat inap di rumah sakit. -----------------
belum ada terapi untuk kelainan itu. Selama 3 - Kualifikasi luka belum dapat ditentukan.-
hari, nyeri berkurang, kemungkinan endoftalmitis
dapat disingkirkan/dicegah. 2. Visum et Repertum Lanjutan
- Korban perempuan usia berkisar empat puluh
Pada saat dipulangkan keadaan umum enam tahun, tinggi badan seratus lima puluh
korban baik. (table 2) enam sentimeter, berat badan enam puluh
tekanan darah: 120/80, nadi : 80 kali/menit, kilogram. ----------------------------------------
respiration rate, : 16 kali/menit, suhu: 36,7 0C - Pada pemeriksaan didapatkan gangguan
kemampuan melihat pada mata kanan dan
hilangnya kemampuan melihat pada mata
Tabel 2: Hasil pemeriksaan mata Ny. S pada saat dipulangkan kiri. -----------------------------------------------
Orbita Kanan Orbita Kiri - Setelah dirawat selama tiga hari, korban
Visus 4/60, pin hole 1/300 Proyeksi dipulangkan dengan kebutaan di mata kiri. ---
6/30 (E Chart) Iluminasi baik - Kualifikasi luka berat. ------------------------
segala arah, red
green test baik
Tekanan 17,3 mHg 13,5 mHg
Pembahasan
Undang-Undang Republik Indonesia
Intra Okoler Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Palbebra Tidak ada Tidak ada Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU
kelainan kelainan Penghapusan KDRT) dibentuk berdasarkan:
Konjungtiva Hiperemia Hiperemia
Kornea Lekoma Adheren Laserasi 1. bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa
di bagian bawah terepitealisasi aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan sesuai
berukuran dua berukuran lima dengan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
millimeter kali millimeter kali 2. bahwa segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan
dua milimeter tiga milimeter, dalam rumah tangga, merupakan pelanggaran hak asasi
fluresin test (+) manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan
Bilik Mata Dalam Sulit dievaluasi serta bentuk diskriminasi yang harus dihapus;
3. bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga, yang
Depan kebanyakan adalah perempuan, harus mendapat
Iris Radier Iridodialisis perlindungan dari negara dan/atau masyarakat agar
Pupil Tidak bulat Sulit dievaluasi terhindar dan terbebas dari kekerasan atau ancaman
Lensa Keruh Sulit dievaluasi kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan
derajat dan martabat kemanusiaan;
Retina Fundus reflek (+) Fundus reflek (-) 4. bahwa dalam kenyataannya kasus kekerasan dalam
Papil Nerves II rumah tangga banyak terjadi, sedangkan sistem hukum di
batas tegas, Indonesia belum menjamin perlindungan terhadap korban
Perdarahan retina kekerasan dalam rumah tangga;
(-)
Makula reflek Undang-undang ini adalah jaminan yang
(+) diberikan oleh negara untuk mencegah terjadinya
kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku
kekerasan dalam rumah tangga, dan melindungi
Kesimpulan pada Visum et Repertum korban kekerasan dalam rumah tangga.
1. Visum et Repertum Sementara Kasus yang menimpa Ny. S merupakan
- Korban perempuan usia berkisar empat puluh kasus KDRT, karena melibatkan sepasang suami-
enam tahun, tinggi badan seratus lima puluh istri dalam lingkup rumah tangga, kekerasan yang
enam sentimeter, berat badan enm puluh terjadi adalah kekerasan fisik, sesuai dengan UU
kilogram. ----------------------------------------- No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT:
- Pada pemeriksaan didapatkan gangguan pasal 1 angka nomer 1 dan 3, pasal 2, pasal 5,dan
kemampuan melihat pada mata kanan dan pasal 6.

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


10

Sedangkan lesi terepitealisasi di kornea


Pasal 1 angka no. 1 dan 3 mata kanan menunjukkan lesi baru di kornea yang
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap sedang mengalami proses pembentukan sikatrik,
perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, sesuai pengakuan korban bahwa peristiwa KDRT
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau tersebut terjadi seninggu yang lalu.
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, Pada trauma tumpul pada mata, benda yang
dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk menyebabkan trauma memang tidak masuk ke
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara melawan dalam bola mata, tetapi dapat menyebabkan
hukum dalam lingkup rumah tangga rupturnya dinding bola mata. Trauma tumpul pada
3. Korban adalah orang yang mengalami kekerasan mata dapat menyebabkan beberapa kerusakan
dan/atau ancaman kekerasan dalam lingkuprumah serius, antara lain: resesi sudut bola mata,
tangga
perdarahan di bilik mata anterior, robekan retina
pasal 2 atau retina detachment, subluksasi/dislokasi lensa,
Lingkup rumah tangga dalam Undang-Undang ini komosio retina, rupture choroid atau choroid
meliputi : detachment, macular hole, avulse nervus optikus,
a. suami, isteri, dan anak dan rupture sclera. (AAO, 2008)
b. orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga Pemeriksaan mata secara menyeluruh pada
dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf a
karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, kasus trauma tumpul pada bola mata sangat
pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam penting, karena kasus trauma tumpul pada mata
rumah tangga; dan/atau yang sedikit atau bahkan tanpa meninggalkan
c. orang yang bekerja membantu rumah tangga dan kerusakan pada bagian depan mata bisa jadi
menetap dalam rumah tangga tersebut
menyebabkan kerusakan yang parah pada bagian
pasal 5 belakang. (AAO, 2008)
Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah Pada kasus ini, mata korban sebelah kiri
tangga terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya, mengalami benturan langsung yang menyebabkan
dengan cara : terjadinya subluksasi lensa, terjadinya kebocoran
a. kekerasan fisik;
b. kekerasan psikis;
vitreus ke bilik mata depan, dan rupture silier
c. kekerasan seksual; yang menyebabkan perdarahan hingga darah
d. atau penelantaran rumah tangga. mengalir ke bilik mata depan dan membentuk
koagulan darah.
pasal 6 Hasil USG mata menunukkan adanya
Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
choroid detachment, terlepasnya lapisan choroid
huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit,
jatuh sakit, atau luka berat. dari lapisan terluar retina. Hal ini sangat mungkin
terjadi karena pada trauma tumpul pada mata
Menurut pegakuan korban, kekerasan yang kerusakan dapat mencapai hingga bagian
dilakukan oleh suaminya adalah beberapa kali belakang dari bola mata. Gaya yang mengenai
pukulan di wajah dengan tangan kosong, dari bola mata depan dapat diteruskan vitreus ke
beberapa pukulan itu ada yang mengenai mata segala arah.
kanan dan mata kirinya sehingga memar dan mata Ketika terjadi kompresi sepanjang sumbu
kiri tidak dapat melihat dan mengeluarkan darah. anterior-posterior, dinding bola mata terenggang
Tanda tanda memar di pelpebra kanan dan sepanjang sumbu horizontal karena displasi
kiri tidak didapatkan, karena pemeriksaan hiraulik dari vitreus. Membran Brauch (yang
dilakukan 6 hari sesudah kejadian. Tetapi tanda terletak di antara epitel pigmen retina dan chorio
sikatrik di kornea kanan dan kiri masih jelas capilaris) yang memiliki sedikit elastisitas dapat
terlihat. Pada kornea mata kanan terdapat lekoma robek. (AAO, 2008)
adheren berukuran dua millimeter kali dua Ruptur koroid dapat single atau multiple,
millimeter. Sedangkan pada kornea mata kiri biasanya di bagian tepi, bisa juga mengelilingi
didapatkan lesi kornea yang telah terepitelialisasi. diskus optikus. Ruptur yang meluas hingga
Lekoma adheren pada kornea mata kanan macula sentral bisa menyebabkan hilangnya
tidak berhubungan dengan peristiwa KDRT penglihatan yang permanen. Neovaskularisasi
seminggu yang lalu, karena dari jenis lekoma koroid sering merupakan komplikasi susulan
yang terlihat merupakan lekoma adheren yang sebagai respon dari kerusakan membrane Bruch.
memerlukan waktu lama (bulan hingga tahun) (AAO, 2008)
untuk membentuknya.

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


11

sinar, pantulan sinar ini masuk ke dalam bola mata


melalui fisura interpelpebralis, langsung ke
kornea, bilik mata depan melalui pupil, bilik mata
belakang menembus lensa dan corpus vitreum,
Gambar 2: Mekanisme trauma tumpul pada bola
mata, A benturan langsung, B tekanan lalu diterima retina (sel rod dan cone). Dari retita
gelombang gaya, C pantulan tekanan gelombang melalui n.optikus ke chiasma optikus, menuju ke
gaya, D pantulan balik tekanan gelombang gaya. traktus optikus genikulatum laterale, traktus
genikulatum calcarine, berakhir pada cortek
calcarine untuk mata kiri dan lobus occipitalis
Pada kasus ini, pada pemeriksaan fundus
untuk mata kanan. (Soewono, 1999)
reflek mata kiri didapatkan fundus reflek negative.
Penglihatan akan terganggu jika salah satu
Hal ini terjadi karena ada penghalang di antara
saja dari struktur-struktur yang memdukung
dinding depan bola mata dengan dinding belakang
fisiologi penglihatan mengalami gangguan atau
bola mata. Penghalang yang paling mungkin
bahkan kerusakan.
selain perdarahan di bilik mata depan adalah juga
Pada kasus ini, mata korban kanan dan kiri
perdarahan di vitreus. Perdarahan ini terjadi
mengalami kelainan visus. Pada saat korban
karena adanya rupture badan silier.
datang visus mata kanan 6/30, setelah dikoreksi
Perdarahan vitreus dapat terjadi karena
dengan pin hole menjadi 6/15, menggunakan E
kerusakan pada pembuluh darah pada iris, badan
Chart. Digunakan E Chart karena korban buta
silier, retina, choroid, juga dapat disebabkan oleh
huruf. Visus 6/30 artinya korban hanya dapat
karena robekan pada retina. (AAO, 2008)
melihat dari jarak paling jauh 6 meter pada tulisan
Sebab dari perdarahan retina biasanya
yang oleh orang normal dapat dilihat dari jarak 30
selalu dapat dilihat. Kadang perdarahan yang
meter. Koreksi pin hole digunakan untuk
sedikit bisa berkembang menjadi perdarahan yang
mengoreksi apakah ada kelainan refraksi atau ada
luas, karena itu pemeriksaan mata yang hati hati
kelainan yang lain setelah dikoreksi dengan pin
menggunakan indirect oftalmoskop harus
hole ternyata visus membaik menjadi 6/15, tetapi
dilakukan sesegera mungkin. Jika segmen
tetap tidak membaik jadi 6/6. Hal ini berarti ada
posterior tak dapat dilihat karena perdarahan
kelainan refraksi selain juga ada kelainan organik
vitreus, maka hal ini merupakan indikasi
lainnya. Kelainan orbagik yang mungkin adalah
pemeriksaan USG. Hampir semua robekan retina,
adanya macula di kornea yang berukuran 2 mm
koroid dapat dideteksi dengan USG. (AAO, 2008)
kali 2 mm.
Sebagai salah satu panca indera yang
Pada saat korban dipulangkan visus mata
penting, mata terletak pada ruangan yang kuat,
kanan menurun menjadi 4/60 koreksi pin hole
disebut orbita. Bagian anterior orbita dilindungi
menjadi 6/30. Artinya penglihatan korban menjadi
oleh kelopak mata (palpebra). Bola mata
lebih jelek dibandingkan pada saat masuk rumah
mendapat perlindungan yang pertama dari alis,
sakit. Hal ini berarti ada sesuatu terjadi pada mata
kemudian cilia mata terutama untk melindungi
kanan korban selama perawata. Mungkin ada
bola mata dari kotoran-kotoran yang berasal dari
kelainan yang berproses di dalam bola mata yang
kepala atau rambut. Kelopak mata apat membuka
tidak terlihat pada pemeriksaan hari pertam.
dan menutup sesuai dengan kebutuhan. (Soewono,
Pada saat korban datang, visus mata kiri LP
1999)
(light perception) negative, berarti bahkan cahaya
Orbita merupakan tulang-tulang yang kuat.
pun tidak terpersepsi oleh mata. Hal ini terjadi
Tenon, otot-otot luar bola mata dan jaringan
karena adanya kerusakan di beberapa struktur
lemak berfungsi sebagai schock breaker. Tear film
pada bola mata, mulai dari laserasi terepitelisasi
yang menagandung enzim-enzim mempunyai efek
pada kornea yang berukuran 5 mm kali 3 mm,
anti microbial melindungi terhadap infeksi
yang jelas menghalangi sinar masuk, terjadi
mikroorganisme. Aquous umor menjaga agar
rupture silier yang menyebabkan perdarahan di
tekanan bola mata selalu tetap. Badan kaca atau
vitreus yang jelas menghaangi sinar masuk,
vitreum berfungsi mempertahankan bentuk bola
kerusakan silier itu sendiri juga menyebabkan
mata. Pembuluh darah mensuplai bola mata, juga
gangguan pengaturan cahaya yang masuk ke
kelenjar limfe. Syaraf-syaraf kranialis mensyarafi
dalam bola mata.bilik mata depan.
otot otot bola mata, nerves opticus untuk indera
Yang paing harus mendapat perhatian
penglihatan. (Soewono, 1999)
adalah hasil USG mata yang menunjukkan adanya
Fungsi mata untuk melihat dapat terjadi
suatu choroidal detachment, yaitu terlepasnya
apabila ada sinar atau benda yang memantulkan
lapisan koroid dari lapisan terluar retina. Hal ini

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


12

memastikan gangguan suplai darah ke retina yang -Disebut Visual Impairment jika ketajaman
menyebabkan rusaknya retina. Hingga saat ini penglihatan dengan kacamata atau lensa
belum ada pegobatan yang tepat untuk kelainan pengoreksi 20/60 atau lebih jelek. keterbatasan
ini, prognosa kelainan ini cenderung buruk, lapangan pandang, penglihatan warna yang
dengan kata lain tidak dapat disembuhkan dan tidak normal, penglihatan ganda juga
mengarah ke kebuataan. menentukan penurunan pengihatan
Pada saat korban pulang, visus mata kiri -Disebut Visual Disability (ketidakmampuan
membak menjadi 1/300, artinya korban dapat penglihatan) jika seseorang tidak dapat
mempersepsi lambaian tangan pada jarak 1 meter. mengerjakan tugasnya (pekerjaannya) karena
Hal ini terjadi mungkin karena perdarahan di penurunan penglihatan. Penentuan
viterus yang menjadi penghalang cahaya masuk , ketidakmampuan ini penting terkait
beberapa sudah terresorbsi. Tapi hal ini bukan penerimaan tunjangan pekerjaan, klaim
berarti prognosa membaik, karena kelainan yang asuransi, klaim hukum, atau beberapa bentuk
paling utama bukanlah perdarahan vitreus, tetapi bantuan pemerintah yang lain (AAO, 2008)
choroidal detachment.
Perbedaan definisi dan istilah terkait Tabel 3: Kategori gangguan penglihatan menurut
ICD 9 (Khurana, 2007)
kebutaan, misalnya: buta total, buta secara
ekonomi, buta secara hukum, buta secara social,
begitu banyak sehingga ada 65 definisi kebutaan
yang ada dalam daftar penerbitan WHO (World
Health Organization). Dalam disiplin ilmu
oftalmologi, buta diartikan secara tegas sebagai
ketidakmampuan untuk mempersepsi cahaya
(negative light perception). (Khurana, 2007)
Untuk kepentingan perbandingan statistik
tiap tiap negara, WHO pada tahun 1972
mengusulkan keseragaman kriteria dan definisi
kebutaan yaitu: Ketajaman penglihatan kurang
dari 3/60 (kartu snellen). Untuk memfasilitasi
skrining ketajaman penglihatan oleh orang awam,
berkenaan dengan ketiadaan kartu tes yang tepat, Sehubungan dengan kemungkinan sembuh
pada tahun 1979 WHO menambahkan: atau dapat terelakkan, dikenal dua istilah terkait
ketidakmampuan menghitung jari pada siang hari kebutaan, yaitu: preventable blindness dan
pada jarak 3 meter mengindikasikan ketajaman curable blindness.
penglihatan kurang dari 3/60 (kartu snellen). -Preventable blindness: adalah kebutaan yang
(Khurana, 2007) dapat dicegah dengan menanggulangi faktor
Pada tahun 1977, International penyebab, contoh: kebutaan karena
Classification of Disease (ICD) edisi 9 membagi kekaurangan vitamin A dan Trakoma dapat
gangguan penglihatan (visual impairment) dicegah dengan kecukupan vit A.
menjadi 5 kategori. Kategori 1 dan 2 disebut low -Curable blindness : adalah kebutaan yang dapat
vision, kategori 3,4 dan 5 disebut sebagai diobati, contoh: kebutaan karena katarak dapat
blindness. Seseorang dengan lapang pandang disembuhkan dengan cara operasi. (Khurana,
antara 50 hingga 100 termasuk dalam kategori 3, 2007)
dan yang kurang dari 50 masuk dalam kategori 4. Pada kasus ini, dipastikan kondisi mata kiri
(Khurana, 2007) korban termasuk dalam ketegori buta karena lebih
American Academy of Ophthalmology jelek dari 3/60 menurut standar WHO, lebih jelek
memperkenalkan tiga istilah terkait kebutaan, dari 3/60 1/60 menurut standar ICD 9, lebih
yaitu: legal blindness (buta secara hukum), visual jelek dari 20/200 menurut standar AAO.
impairment (gangguan/penurunan penglihatan) Sedangkan mata kanan korban bisa disebut low
dan visual disability (ketidakmampuan melihat) vision menurut standar ICD 9, kerena visus lebih
-Disebut Legal Blindness jika ketajaman jelek dari 6/18. Mata kanan juga bisa disebut
penglihatan dengan kacamata atau lensa mengalami visual impairment menurut standar
pengoreksi 20/200 atau lebih jelek, atau AAO, karena visus lebih jelek dari 20/60.
lapang pandang hanya 20% atau lebih jelek Dengan melihat kondisi korban, menurut
UU penghapusan KDRT, tersangka terancam

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


13

hukuman penjara paling lama 10 tahun dan denda penglihatan, yaitu kornea, lensa, retina dan
paling banyak 30 juta rupiah. koroid serta jaringan penyangganya.
4. Definisi yang dipakai untuk menyatakan
UU No 23 Tahun 2004 Pasal 44 seseorang buta adalah definisi yang terkait
1) Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan dengan kemampuan seseorang menjalankan
fisik dalam lingkup rumah tangga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dipidana dengan pekerjaannya atau tidak, dalam hal ini yang
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau dipakai adalah definisi WHO, ICD 9, dan
denda paling banyak Rp 15.000.000,00 (lima belas AAO. Definisi ini dipakai untuk menentukan
juta rupiah). kualifikasi luka pada visum et repertum korban
2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada
hidup
ayat (1) mengakibatkan korban mendapat jatuh sakit
atau luka berat, dipidana dengan pidana penjara Saran
paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling Dalam hal pembuatan visum et repertum korban
banyak Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah). hidup terkait trauma tumpul pada mata.
Koordinasi dokter spsialis forensik dan dokter
Hal ini karena kekerasan fisik yang spesialis mata mutlak diperlukan. Penguasaan
dilakukan oleh tersangka mengakibatkan kebutaan pengetahuan di bidang pemeriksaan dan
pada mata kiri, yang berarti kehilangan salah satu penentuan kebutaan harus dipahami oleh dokter
panca indera yang menurut KUHP pasal 90 yang membuat visum jika visum et repertum
termasuk luka berat. Karena itu dalam kesimpulan dibuat dan ditandatangani oleh dokter spesialis
visum et repertum lanjutan, kualifikasi untuk luka forensic.
kasus ini adalah luka berat.

KUHP pasal 90, Daftar Pustaka


luka berat berarti:
1. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi American Academy of Ophthalmology (2008).
harapan akan sembuh sama sekali atau yang Fundamental and Principles of
menimbulkan bahaya maut.
2. Tidak mampu secara terus menerus untuk Ophthalmology. Basic and Clinical Science
menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan Course, Section 2. San Francisco, p. 5 89
pencaharian. American Academy of Ophthalmology (2008).
3. Kehilangan salah satu panca indera. Retina and Vitreus. Basic and Clinical
4. Mendapat cacat berat.
Science Course, Section 12. San Francisco,
5. Menderita sakit lumpuh.
6. Terganggu daya pikir selama 4 minggu lebih. p. 315 333
7. Gugur atau matinya kandungan seorang Apuranto, H. (2010) Luka Akibat Benda Tumpul,
perempuan. dalam Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik
dan Medikolegal. Departemen Ilmu
Kesimpulan Kedokteran Forensik dan Medikolegal
1. Penentuan kualifikasi luka pada Visum et Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Repertum korban hidup kasus trauma mata Surabaya, p. 36 - 45
sama seperti kasus kasus forensik klinik yang Augsburger, J. Taylor Asbury (2008). Trauma
lainnya. Hal yang khusus hanya pada Mata & Orbita, dalam Vaughan & Asbury
penentuan seseorang dinyatakan buta atau Oftalmologi Umum, edisi 17, Penerbit
tidak, yang memerlukan serangkaian Buku Kedokteran EGC, Jakarta. p. 372
pemeriksaan oleh seorang dokter spesialis 381
mata. Hoediyanto, (2010) Visum et Repertum. dalam
2. Trauma tumpul pada mata dapat menyebabkan Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan
kerusakan pada bola mata yang paling Medikolegal. Departemen Ilmu Kedokteran
belakang, karena tekanan gaya dari bola mata Forensik dan Medikolegal Fakultas
bagian depan diteruskan ke segala arah Kedokteran Universitas Airlangga
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan di Surabaya, p. 246 - 260
semua arah. James, B. et al. (2003). Lecture Note Oftalmologi,
3. Ttrauma tumpul pada mata dapat edisi kesembilan, Penerbit Erlangga,
mengakibatkan kebutaan jika trauma yang Jakarta. p. 1 17
terjadi cukup kuat untuk merusak struktur- Kanski, JJ (2007). Clinical Ophthalmology, 6th ed.
struktur yang penting dalam proses Elsevier Limited Publisher, Philadelphia
USA, p. 847 868

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012


14

Khurana, AK (2007). Comprehensive http://www.republika.co.id/berita/breakingn


Ophthalmology, 4th ed. New Age ews/nasional/ 10/12/07/150957-mayoritas-
International (P) Limited Publishers, New perempuan-indonesia-tak-berani-laporkan-
Delhi, p. 3 11, 401 416 kasus-kdrt. diakses 5 Desember 2010
Olsen, WT (2002). Trauma dalam Clinical Retina, Suhariyadi, B (2009). Trafficking KDRT
ed. David A Quillen, Barbara A Blodi. Banyak Bermotif Ekonomi.
American Medical Assosiation, USA, p. http://www.kota layakanak.org/index.php?
285 300 option=com_content&view=article&id=361
Riordan-Eva, P (2008). Anatomi & Embriologi :trafficking-kdrt-banyak-bermotif-
Mata, dalam Vaughan & Asbury ekonomi&catid=1:terkini&Itemid=18
Oftalmologi Umum, edisi 17, Penerbit diakses 5 Desember 2010
Buku Kedokteran EGC, Jakarta. p. 1 27 Thahar, E (2009). KDRT Banyak Terjadi di
Sehu KW (2005), Opththalmic Pathology, An Sekitar Kita http://www.fahmina.or.id/
Illustrated Guide for Clinicians, Blackwell artikel-a-berita/mutiara-arsip/651-kdrt-
Publishing, BMJ Publishing Group banyak-terjadi-di-sekitar-kita.html diakses
Limited, Massachusetts USA, p. 183 201 5 Desember 2010
Soewono, W (1999). Kuliah Ilmu Penyakit Mata. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23
Lab./SMF Ilmu Penyakit Mata FK Unair Tahun 2004 Tentang Penghapusan
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. p 1 12 Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Gumelar, L. (2009). Mayoritas Perempuan Lembaran Negara Republik Indonesia
Indonesia tak Berani Laporkan Kasus Tahun 2004 Nomor 95
KDRT. Republika Online

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 14 No. 3, Juli September 2012

Anda mungkin juga menyukai