2 Masukan :
- Tenaga (Man) Tersedianya minimal 2 orang sebagai
koordinator dan pelaksana program
pengawasan sarana air bersih yang terampil di
bidangnya.
33
3 Proses
-Pengorganisasian Dibentuk struktur organisasi, kepala
puskesmas sebagai penanggung jawab
program, melimpahkan kekuasaan kepada
Koordinator program (programer), kemudian
melakukan koordinasi dengan pelaksana
program.
4 Lingkungan
- Fisik Kondisi geografis dapat mempengaruhi
kualitas air
34
mempengaruhi keberhasilan program.
35
LAMPIRAN II
Sumber: www.karawanginfo.com
36
Gambar 5.2.Peta Wilayah Kecamatan Kabupaten Karawang
Sumber: www.karawanginfo.com
37
Gambar 5.3.Peta Wilayah Kecamatan Medangasem
Kecamatan Medangasem
Meliputi Desa :
Medangasem, Kampung Sawah dan Ciptamarga
38
LAMPIRAN III
Tabel 1. Klasifikasi Jumlah Penduduk dan Jumlah Kepala Keluarga di Setiap Desa di UPTD
Puskesmas Medangasem Tahun 2015
Tabel 3. Klasifikasi Jenis Pekerjaan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Medangasem Tahun
2013
39
No Mata Pencaharian Jumlah %
1 Petani 16650 54,06
2 Buruh Tani 12326 40,02
3 Karyawan swasta/pabrik 283 0,91
4 Pedagang 15 0,04
5 Pegawai Negri Sipil ( PNS) 27 0,08
6. Pensiunan 16 0,05
7. TNI 5 0,01
8. Dokter 3 0.0009
9. Bidan 11 0,03
10. Perawat 2 0.0006
11. Guru 73 0,23
12. Dosen 7 0,02
13. Lain-lain 1380 4,48
Jumlah 30798 100
40
Lampiran IV
SARANA AIR BERSIH
Beberapa pengertian yang perlu diketahui pada intervensi penyehatan air adalah seperti berikut:
a. Air Bersih
Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus
bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat
mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup
dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwijosaputro,
1981).Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990
tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak.
b. Air Minum
Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang SyaratSyarat dan
Pengawasan Kualitas Air bersih, Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi
syarat-syarat kesehatan dan langsung dapat diminum. Menurut Permendagri No. 23 tahun
2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada
Perusahaan Daerah Air Minum, Departemen dalam Negeri Republik Indonesia, Air
minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
c. Inspeksi sanitasi adalah suatu kegiatan untuk menilai keadaan suatu sarana dan
lingkungan penyediaan air bersih guna mengetahui berapa besar kemungkinan komponen
sarana dan lingkungan serta pengaruhnya terhadap kualitas kesehatan masyarakat.
Sumber air bersih dan aman
Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber air bersih dan
aman.Berikut ini adalah batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman.
1. Bebas dari kontaminasi kuman dan bibit penyakit
2. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun
3. Secara fisik jernih, tidak berasa dan tidak berbau
4. Secara bakteriologis tidak mengandung Escherechia coli
41
5. Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestic/ rumah tangga
6. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen Kesehatan RI.
Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan kimia yang
berbahaya, dan sampah atau limbah industri.Air bersih dapat diperoleh dari sarana air berupa
sarana air bersih berupa: nonperpipaan seperti SGL (sumur gali), sumur pompa tangan (SPT),
sarana air bersih perpipaan ( seperti: kran umum, hidran umum, terminal air), penampungan mata
air (PAH),dll.9
42
pengotoran industry. Inspeksi sanitasi harus selalu melakukan terhadap kemungkinan
masalah bau.Harus selalu ada usaha mencoba menghilangkan masalah bau.Persepsi
ganda yang sering diungkapkan terhadap unsur penyebab rasa dan unsure yang
bisamenyebabkan bai biasnya disebut rasa. Masalah pada air bersih merupakan proses
yang paling banyak dilontarkan oleh konsumen. Umumnya unsure yang spesisfik
dijumpai adalah bahan organic seperti kalsium, copper, besi dan seng. Perubahan rasa
secara normal dalam penyediaan air bersoh bisa memberikan suatu tanda adanya
perubahan kualitas sumber air baku atau adnya kekeliruan dalam proses pengolahan air.
Berikut inia dalah syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pengolahan air.
a. Syarat fisik: air tersebut bening (tidak berwarna), tidak berasa, dan suhu berada di
bawah suhu di luarnya.
b. Syarat bekteriologis: air untuk minum harus bebas dari segala bekteri, terutama
nbakteri pathogen. Untuk mengetahuinya dengan memeriksa melalui sampel air,
jika dari hasil pemeriksaan 100cc air terdapat <4 bakteri E.Coli maka air tersebut
sudah memenuhi syarat kesehatan.
c. Syarat kimia: air minum harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah
tertentu. Kekurangan atau kelebihan salah satu kimia di dalam air akan
menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.
Botol yang akan digunakan untuk mengambil sampel harus bersih, dan telah dibilas
dengan air suling terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan cairan yang akan digunakan
untuk mengisi. Hal yang sama juga berlaku untuk alat-alat pengambilan sampel, seperti pipa,
pompa dll, harus bersih dan tidak mengandung sisa dari bekas sampel yang lama, khususnya
tumbuhnya jamur dan lumut harus dicegah. Demikian pula adanya kontaminasi dari logam atau
alat pengambilan sampel, yang dapat larut dalam sampel harus dicegah. Besi, kuningan,
perunggu dapat larut dalam air yang bersifat asam atau basa, sedangkan bahan plastik dan karet
dapat larut dalam air buangan industri yang mengandung pelarut organis atau minyak dan bensin.
Sampel dapat diambil secara terpisah, dengan mengunakan ember, botol plastik atau kaca
(terbuka dan diperberat, misalnya dengan cincin timah hitam, pada lehernya) yang diikat dengan
43
tali, kemudian dimasukkan ke dalam sungai, saluran, sumur dan sebagainya, sampai terisi penuh
dengan sampel. Untuk mengambil sampel pada kedalaman tertentu, disediakan botol tertutup
yang dapat membuka bila sampai pada kedalaman yang dikehendaki. Cara lain adalah dengan
menggunakan sejenis pompa yang mengisap, kemudian menekankan sampel melalui pipa masuk
ke botol sampel; demikian sampel dapat diambil pada kedalaman tertentu. Sampel dari kran air
dapat diambil dengan beker terbuka atau botol yang akan tertutup, tergantung dari rencana
analisa.
Pengambilan sampel secara berturut-turut juga dapat dilakukan dengan alat khusus
(automatic sampler) yang terdiri dari pipa pengisap (kedalaman titik pengambilan sampel
terbatas sekitar 5 meter dibawah alat tersebut), pompa, jam untuk mengendalikan frekuensi
pengambilan sampel, alat untuk membagi sampel ke botol-botol untuk sampel campuran, kotak
isotermis yang berisi botol-botol sampel campuran dengan pendinginan oleh es biasa atau es
kering, supaya pengawetan sampel dapat dilakukan paling lama 1 hari sebelum dibawa ke
laboratorium. Alat tersebut tidak mengisap debit sampel terus menerus karena sulit dari segi
teknis. Maka alat tersebut mengambil sampel dalam bagian labu yang ada dengan volume sampel
tertentu, misalnya sebanyak a ml sampel setiap b menit, lalu selama m jam akan diisikan m x 60
kali a ml sampel bagian ke dalam 1 botol, hingga terbentuk sampel campuran setiap m jam (isi
botol tersebut 1 sampai 2 ).
Sampel sebaiknya atau pada umumnya harus mengisi botol pengambilan hingga penuh
dan botol tersebut harus ditutup dengan baik untuk menghindari kontak udara. Salah satu cara
pengawetan sampel yang umum adalah suasana dingin; sampel diangkut dalam kotak isotermis
yang mengandung es biasa atau es kering (CO2) lalu disimpan dikulkas atau freezer kemudian
dikirim ke Labkesda di kota Kerawang.
44
pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang antara jari-jari tangan. Lalu panaskan
bibir botol sampel hingga cukup panas lalu isi botol sampel dengan air kran hingga air dan
panas kan lagi bibir botol sampel hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali.
Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis.
Sampel secepatnya dikirim ke Labkesda di kota Kerawang. Jika waktu pengiriman lebih
dari 3 jam maka media khusus Holding Media harus dipergunakan. Temperatur ideal untuk
penyimpanan 4-10 oC. Pada waktu kotak dikirim kantong-kantong berisi campuran pendingin
harus diletakkan disekitar sampel.
Sampel secepatnya dikirim ke Labkesda di kota Kerawang. Jika waktu pengiriman lebih
dari 3 jam maka media khusus Holding Media harus dipergunakan. Temperatur ideal untuk
penyimpanan 4-10 oC. Pada waktu kotak dikirim kantong-kantong berisi campuran pendingin
harus diletakkan disekitar sampel.
45
Lampiran V
Pemeriksaan Kualitas Bakteriologis Air Metode H2s
Pemeriksaan Kualitas Bakteriologis Air dengan menggunakan metode H2S. Tulisan ini
mengacu pada Pedoman Pemeriksaan Kualitas Bakteriologis Air Untuk Daerah Perdesaan
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman Tahun 1997.
Latar belakang pemeriksaan bakteriologis air dengan metode H2S antara lain bahwa
keberadaan bakteri coliform didalam air diasosiasikan dengan organisme penghasil hidrogen
sulfide/H2 S (Allen & Geldreich-1975). Berdasarkan kepastian adanya H2s dalam air tersebut
sekaligus merupakan indikator adanya bakteri coliform (Manya dkk, 1982).
Terdapat cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengetahui kepastian tersebut
(adanya coliform karena faktor H2S ini). Mengapa sederhana? Karena pengambilan dan
pemeriksaan sampel dapat langsung dilakukan dengan tabung reaksi/botol yg telah
berisi media yang sudah dipersiapkan. Botol dengan media ini selanjutnya dieramakan/inkubasi
pada suhu ruangan (26oc 37oc) selama 1 3 hari (mulai dari 18 jam). Untuk menilai hasil
pekerjaan ini digunakan indikator dengan adanya perubahan warna botol media yang menjadi
hitam.
Pemeriksaan kualitas bakteriologis air dengan menggunakan metode H2S ini mempunyai
beberapa keuntungan sekaligus kerugian. Beberapa keuntungan dapat kita sebutkan antara lain
sederhana, mudah, cepat, murah, peralatan dan media mudah diperoleh, serta tidak memerlukan
keahlian khusus, karena cukup dengan pelatihan sederhana petugas sudah mampu melakukan
pemeriksaan.
Selain beberapa keuntungan tersebut, juga terdapat kerugian, diantaranya metode ini
bersifat kualitatif, sehingga tidak terukur percise dalam bentuk satuan (range atau angka).
Berdasarkan uji coba, hasil yang didapat kurang sensitif dibanding dengan metode tabung ganda.
Walaupun persentasenya kecil, masih terdapat satu sampel yang sama didapat, namun berbeda
hasil dengan menggunakan ke-dua metode ini. Metode H2S ini mempunyai sensitivitas yang
baik (>80%), jika digunakan pada uji sampel air dengan kadar bakteri tinggi, namun kurang
sensitif jika frekuensi keberadaan bakteri dalam air rendah.
46
Peralatan dan media pemeriksaan bakteriologis kualitas air dengan metode H2S antara lain :
Kompor
Tabung reaksi dg tutup ulir / botol bertutup tahan panas
Sterilisator (autoclave, drying oven)
Lampu spiritus
Timbangan
Pipet (1 ml , 10 ml )
Gelas ukur, erlenmeyer
Rak tabung
Botol media
Lain-lain (Ph lakmus, spidol, label)
Sodium thiosulfate
Kertas saring
Pepton (bakteriological peptone)
Dipotasium hydrogen phospate
Ferric ammonium citrate
Teepol
Aquadest/aquabi dest
47
Prosedur pemeriksaan dan pembacaan hasil
Ambil 1 tabung media.
Masukan sampel air 20 cc atau sampai tanda batas kedalam tabung/botol media
(lewat mulut tabung diatas nyala api ,agar tetap steril).
Simpan di rak tabung pada suhu ruangan selama 1 3 hari.
Jika tahapan diatas sudah dilakukan, maka pembacaan hasil untuk memastikan
keberadaan bakteri coliform dalam air bersih pada sampel pemeriksaan dapat
dilakukan dengan dua cara, kualitatif dan semi kualitatif.
Dengan cara kualitatif, hasil negatif jika tidak terjadi perubahan warna, hasil positif (+),
jika terjadi perubahan warna pada media menjadi hitam / ke-hitaman. Sedangkan dengan cara
Semi kualitatif, dpat dijelaskan sebagai berikut :
Botol 100 ml :
Warna hitam dalam waktu 1 3 hari berarti mengandung 1 bakteri/100 ml.
Warna hitam pekat dalamwaktu banyak bakteri/100 ml.
Tabung 20 ml :
Warna hitam dalam waktu 1 3 hari berarti mengandung > 5 bakteri/100 ml.
Warna hitam pekat dalam waktu 50 bakteri/100 ml.
48
Lampiran VI
Jumlah Sarana Air Bersih Yang Diperiksa Diseluruh Kecamatan Jayakerta Periode
April 2015 sampai dengan Maret 2016
Tabel V.1. Jumlah SAB yang diperiksa dan Jumlah Pemakai SAB di Wilayah Kerja Puskesmas
Medangasem periode April 2015 sampai dengan Maret 2016
3 Juni 2015 38 22 54 222 105 215 746 247 869 458 247 608
4 Juli 2015 38 22 54 154 106 215 747 160 646 341 101 339
5
Agustus 2015 67 46 26 158 127 280 884 207 687 458 95 440
6
September 2015 3 3 17 100 58 268 177 74 392 143 57 306
7
Oktober 2015 18 18 66 245 153 699 322 261 303 163 52 446
8
November 2015 10 10 52 260 163 524 368 277 685 234 163 516
9
Desember 2015 14 11 54 165 121 586 130 80 450 136 106 489
10
Januari 2016 32 16 7 58 27 124 114 59 296 78 34 189
11
Februari 2016 6 6 30 12 7 43 82 59 248 57 49 169
12
Maret 2016 15 14 50 65 36 152 80 47 184 73 46 180
Jumlah 306 201 443 1751 1034 3730 4997 1838 6092 2872 1146 4630
49
Keterangan:
YA = Yang Ada
MS = Memenuhi Syarat
JP = Jumlah Pemakai
PDAM = Perusahan Daerah Air Minum
SPT = Sumur Pompa Tangan
SGL = Sumur Gali
50
Lampiran VII
Jumlah Sarana Air Bersih Yang Diperiksa Diseluruh Kecamatan Jayakerta Periode
April 2015 sampai dengan Maret 2016
Tabel V.1.Jumlah SAB yang diperiksa dan Jumlah Pemakai SAB di Wilayah Kerja Puskesmas
Medangasem periode April 2015 sampai dengan Maret 2016.
2 Ciptamarga 93 49 141 434 233 976 1795 607 2138 773 353 1403
3 Kampung Sawah 86 77 137 540 377 1426 1557 534 1892 882 348 1471
Jumlah 283 192 466 1748 1024 3630 4960 1823 6013 2813 1129 4735
Keterangan:
YA = Yang Ada
MS = Memenuhi Syarat
JP = Jumlah Pemakai
PDAM = Perusahan Daerah Air Minum
SPT = Sumur Pompa Tangan
SGL = Sumur Gali
51
LAMPIRAN VIII. Laporan Bulanan Pemeriksaan Penyehatan Lingkungan
April 2015
Jumlah 38 22 54 222 105 215 746 247 869 458 247 608 - - - - - - - - -
Juli 2015
No Kelurahan/ Sarana Air Bersih
Desa PDAM SPT SGL Pompa Listrik PMA PAH Hysrant
Umum
DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP
Jumlah 38 22 54 154 106 215 747 160 646 341 101 339 - - - - - - - - -
52
Agustus 2015
No Kelurahan/ Sarana Air Bersih
Desa PDAM SPT SGL Pompa Listrik PMA PAH Hysrant
Umum
DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP
2 Ciptamarga 1 1 9 15 13 88 40 20 121 29 15 86
Jumlah 10 10 52 260 163 524 368 277 685 234 163 516 - - - - - - - - -
53
Desember 2015
No Kelurahan/ Sarana Air Bersih
Desa PDAM SPT SGL Pompa Listrik PMA PAH Hysrant
Umum
DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP
Januari 2016
No Kelurahan/ Sarana Air Bersih
Desa PDAM SPT SGL Pompa Listrik PMA PAH Hysrant Umum
DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP DP MS JP
1 Medangasem 3 3 8 21 11 42 36 23 124 31 11 72
2 Ciptamarga 2 2 7 19 9 43 30 16 71 21 12 56
3 Kampungsawah 3 3 11 18 7 39 48 19 101 26 11 61
1 Medangasem 1 1 4 6 4 24 31 23 77 34 29 89
2 Ciptamarga 2 2 7 7 2 12 34 23 82 12 11 46
3 Kampungsawah 4 4 23 6 3 19 17 13 89 11 9 34
1 Medangasem 5 5 16 24 16 51 32 19 73 33 21 82
2 Ciptamarga 3 3 17 19 11 45 22 19 56 17 14 41
3 Kampungsawah 7 6 17 22 9 56 26 9 55 23 11 57
54