Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA KUPANG

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


UPTD PUSKESMAS MANUTAPEN
Jln.Pelajar No.32 Kelurahan Manutapen Kode Pos 85236
Website :puskmtp.dinkes-kotakupang.web.id Email :puskesmasmanutapen96@gmail.com

LAPORAN PERJALANAN DINAS

I. Pendahuluan

a. Umum : Identitas Pelaksana Tugas

No. Nama NIP Pangkat/Gol. Jabatan


Yustina Tenaga Sanitasi
1 198509122010012042 Penata TK.I /III b
Seo,A.Md.KL Lingkungan
Lilyan Tenaga Sanitasi
2 199304082022032008 Pengatur /II c
Pello,A.Md.KL Lingkungan

b. Maksud dan Tujuan : Pengumpulan Data Studi EHRA


c. Ruang Lingkup : Kelurahan Manutapen, Fatufeto dan Mantasi
d. Dasar : Surat Tugas Plh. Kepala UPTD Puskesmas Manutapen
Nomor : PUSK.MTP.445.879/ST/182.h/VIII/2023
e. Gambaran umum kegiatan
Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment =
EHRA) adalah sebuah studi partisipatif di Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi
fasilitas sanitasi dan higienitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah
tangga. Hasil pengolahan dan analisis data yang dapat menggambarkan penetapan area
beresiko dari masing masing wilayah Kabupaten/Kota sampai dengan tingkat desa yang
selanjutnya dimanfaatkan untuk penyusunan dan pemutakhiran Strategi Sanitasi
Kabupaten/Kota (SKK) sebagai bahan review kebijakan dan advokasi untuk menuju
penyehatan sanitasi total yang layak dan aman yang bermuara pada peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh Kabupaten/Kota karena:
1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat;
2. Data terkait sanitasi dan higiene terbatas, dan data sanitasi umumnya tidak bisa
dipecah sampai kelurahan/desa serta data tidak terpusat melainkan berada di berbagai
kantor yang berbeda;
3. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana
terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrenbang;
4. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil k
EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan masyarakat di
Desa/Kelurahan untuk menjadi bahan perencanaan yang baik dalam pemenuhan dan
peningkatan kualitas sanitasi untuk percepatan capaian Kabupaten/Kota menuju
ketersediaan sanitasi yang layak dan aman;
5. Bahan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke
sesama masyarakat atau stakeholders Desa/Kelurahan;
6. EHRA adalah studi yang menghasilkan gambaran dan indeks resiko sanitasi yang
representatif sampai dengan tingkat level Desa/Kelurahan di kabupaten/kota.
Studi EHRA dirancang sedemikian rupa agar Pemerintah Kabupaten/Kota dapat
melakukan pengulangan studi EHRA dalam kurun waktu tertentu setiap 4 tahun sekali,
data dapat dimanfaatkan seperti untuk penentuan RPJMD, RKPD, RPJMDesa, RKPDesa,
dll. Biayanya pun seminimum mungkin tanpa harus mengorbankan kualitas informasi
yang diperoleh. Untuk monitoring rutin dalam mengawal peningkatan kualitas kegiatan
sanitasi dapat menggunakan data monitoring evaluasi STBM 5 pilar.

II. Tujuan
Studi EHRA bertujuan untuk mengumpulkan data primer, untuk mengetahui :
1. Gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat yang beresiko terhadap
kesehatan lingkungan di tingkat Kabupaten/Kota sampai tingkat Desa dan Kelurahan.
2. Informasi dasar yang valid dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan sampai
tingkat Desa/ Kelurahan.
3. Memberikan advokasi kepada para pengambil keputusan untuk penyediaan dan
peningkatan kualitas sanitasi yang layak dan aman.
4. Peningkatan edukasi masyarakat dalam pentingnya pemenuhan sanitasi layak dan aman.

III. Manfaat
Hasil studi digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan dan pemutakhiran Sanitasi
Kabupaten/Kota dan Penetapan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

IV. Kegiatan yang dilakukan


Studi EHRA berfokus pada pengamatan fasilitas sanitasi dan perilaku
masyarakat.
1. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup:
 Sumber air minum dan gambaran pengelolaan air minum tingkat rumah tangga
 Layanan pembuangan sampah ditingkat rumah tangga dan terkelola diwilayah,
 Akses terhadap jamban-jamban yang layak dan aman,
 Saluran pembuangan air limbah rumah tangga.
2. Perilaku yang dipelajari adalah yang terkait dengan higinitas dan sanitasi dengan
mengacu kepada 5 pilar STBM:
 Stop Buang Air Besar Sembarangan,
 Cuci tangan pakai sabun,
 Pengolahan pangan sehat rumah tangga,
 Pengelolaan sampah rumah tangga dengan 3R
 Pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan)
V. Hasil yang dicapai
1. Kelurahan Manutapen
Hasil pengambilan data studi EHRA Kelurahan Manutapen tergambar dalam table berikut:

NO KETERANGAN MANUTAPEN
Jumlah %
SAB 40 100
1 AT 12 30.0
2 SGL terlindungi pribadi 0 0.0
3 SGL terlindungi tetangga 1 2.5
4 SGL pompa 0 0.0
5 ledeng pribadi 27 67.5
PENGOLAHAN SAMPAH 40 40
1 Bakar 28 70.0
2 TPS 7 17.5
3 Bakar & TPS 5 12.5
SPAL/DRAINASE 40 100
1 Halaman 29 72.5
2 Resapan 4 10.0
3 Sal terbuka Cubluk 2 5.0
4 Sal.tertutup selokan 4 10.0
5 sal terbuka selokan 1 2.5
JAMBAN
1 LA dan Tidak Disedot 40 100
PENGOLAHAN AIR 40 100
1 Masak 27 67.5
2 Kemasan 1 2.5
3 Isi Ulang 10 25.0
4 masak & Isi Ulang 2 5.0
PERILAKU CTPS 40 100.0
1 Mampu 40 100.0
2 Tdk. Mampu 0 0.0
PENYAKIT INFEKSI 40 100.0
1 Diare - 38 95.0
2 Diare + 2 5.0

Responden kelurahan Manutapen 30 % menggunakan Air Tangki dan 67,5 %


menggunakan ledeng pribadi sebagai sumber air minum dan air bersih. Masih sekitar 70 %
responden mengaku melakukan pengolahan sampah dengan membakar tanpa memilah bahan
plastic dan bahan lainnya. Hal ini berdampak buruk bagi lapisan ozon bumi.
72% responden tidak memiliki spal namun mengalirkan air limbah rumah tangga ke halaman
atau ke pekarangan rumah dan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman sekitar rumah tanpa
diolah terlebih dahulu.
100 % responden memiliki jamban Pribadi dengan Jenis Leher angsa namun tidak
dilakukan penyedotan.
67,5% responden melakukan pengolahan air sebelum diminum yakni dengan memasak
sampai mendidih.sedangkan 25% menggunakan air isi ulang. 100% responden mampu
mempraktekan CTPS dan 95% negative diare.
2. Kelurahan Fatufeto
Hasil pengambilan data studi EHRA Kelurahan Fatufeto tergambar dalam table berikut:

NO KETERANGAN FATUFETO
Jumlah %
SAB 40 100
1 AT 11 27.5
2 SGL terlindungi pribadi 0 0.0
3 SGL terlindungi tetangga 0 0.0
4 SGL pompa 0 0.0
5 ledeng pribadi 29 72.5
PENGOLAHAN SAMPAH 40 100
1 Bakar 20 50.0
2 TPS 14 35.0
3 Bakar & TPS 6 15.0
SPAL.DRAINASE 40 100
1 Halaman 20 50.0
2 Resapan 12 30.0
3 Sal terbuka Cubluk 0 0.0
4 Sal.tertutup selokan 3 7.5
5 sal terbuka selokan 5 12.5
JAMBAN
1 LA dan Tidak Disedot 40 100
PENGOLAHAN AIR 40 100
1 Masak 26 65.0
2 Kemasan 2 5.0
3 Isi Ulang 7 17.5
4 masak & Isi Ulang 5 12.5
PERILAKU CTPS 40 100
1 Mampu 40 100.0
2 Tdk. Mampu 0 0.0
PENYAKIT INFEKSI 40 100
1 Diare - 39 97.5
2 Diare + 1 2.5

Responden Kelurahan Fatufeto 27.5% menggunakan Air Tangki sebagai sumber air
minum dan air bersih. Masih sekitar 50% responden mengaku melakukan pengolahan sampah
dengan membakar tanpa memilah bahan plastic darn bahan lainnya. Hal ini berdampak buruk
bagi lapisan ozon bumi.
50% responden tidak memiliki spal namun mengalirkan air limbah rumah tangga ke
halaman atau kepekarangan rumah dan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman sekitar rumah
tanpa diolah terlebih dahulu.
100% responden memiliki jamban pribadi dengan jenis Leher Angsa namun tidak dilakukan
penyedotan.
65% responden melakukan pengolahan air sebelum diminum yakni dengan memasak
sampai mendidih.sedangkan 17,5% menggunakan air isi ulang. 100% responden mampu
mempraktekan CTPS dan 97.5% tidak mengalami diare sebagai dampak infeksi
3. Kelurahan Mantasi
Hasil pengambilan data studi EHRA Kelurahan Mantasi tergambar dalam table berikut:

NO KETERANGAN MANTASI
Jumlah %
SAB 40 100
1 AT 0 0
2 SGL terlindungi pribadi 0 0.0
3 SGL terlindungi tetangga 0 0.0
4 SGL pompa 0 0.0
5 ledeng pribadi 40 100
PENGOLAHAN SAMPAH 40 100
1 Bakar 20 50.0
2 TPS 14 35.0
3 Bakar & TPS 6 15.0
SPAL.DRAINASE 40 100
1 Halaman 20 50.0
2 Resapan 12 30.0
3 Sal terbuka Cubluk 0 0.0
4 Sal.tertutup selokan 3 7.5
5 sal terbuka selokan 5 12.5
JAMBAN
1 LA dan Tidak Disedot 40 100
PENGOLAHAN AIR 40 100
1 Masak 26 65.0
2 Kemasan 2 5.0
3 Isi Ulang 7 17.5
4 masak & Isi Ulang 5 12.5
PERILAKU CTPS 40 100
1 Mampu 40 100.0
2 Tdk. Mampu 0 0.0
PENYAKIT INFEKSI 40 100
1 Diare - 39 97.5
2 Diare + 1 2.5

Responden Kelurahan Mantasi 100% menggunakan Air Ledeng sebagai sumber air
minum dan air bersih. Masih sekitar 50% responden mengaku melakukan pengolahan sampah
dengan membakar tanpa memilah bahan plastic darn bahan lainnya. Hal ini berdampak buruk
bagi lapisan ozon bumi.
50% responden tidak memiliki spal namun mengalirkan air limbah rumah tangga ke
halaman atau kepekarangan rumah dan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman sekitar rumah
tanpa diolah terlebih dahulu.
100% responden memiliki jamban pribadi dengan jenis Leher Angsa namun tidak dilakukan
penyedotan.
65% responden melakukan pengolahan air sebelum diminum yakni dengan memasak
sampai mendidih.sedangkan 17,5% menggunakan air isi ulang. 100% responden mampu
mempraktekan CTPS dan 97.5% tidak mengalami diare sebagai dampak infeksi

VI. Kesimpulan dan Saran


Dari gambaran hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa:
1. Umumnya Masyarakat menggunakan Air Tanki sebagai cadangan sumber air bersih
dirumah tangga
2. Kurang pahamnya Masyarakat tentang bagaimana mengolah sampah dengan baik juga
menjadi penyebab dari perilaku membakar sampah yang dihasilkan, sehingga
berdampak pada perubahan iklim.
3. Pemahaman Masyarakat tentang bagaiman mengolah air limbah dengan sederhana juga
menyebabkan perilaku Masyarakat yang masih tetap mengalirkan limbah rumah tangga
ke halaman atau digunakan kembali untuk menyiram tanaman.
4. Umumnya Masyarakat sudah memiliki jamban Leher Angsa pribadi namun belum
menggunakan jasa penyedotan tinja.
5. Umumnya Masyarakat sadar untuk mengolah Air minum dengan dimasak sehingga
kaitannya dengan kejadian infeksi (diare) akibat air yang tercemar pun rendah.
6. Perilaku CTPS yang sudah dilakukan pun mempengaruhi kejadian infeksi (diare).

Saran untuk memperbaiki kondisi Sanitasi yang tergambar dari hasil Studi EHRA yang
dilakukan antara lain :
1. Sosilaisasi tentang pengolahan sampah yang baik dan benar serta manfaat pemilahan
yang dilakukan terhadap keadaan perubahan iklim.
2. Sosialisasi tentang pengolahan air minum yang baik
3. Sosilasasi CTPS

Demikian laporan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaiman mestinya

Kupang, 29 Agustus 2023


Tenaga Sanitasi Lingkungan

Yustina Seo

Lilyan Pello

Anda mungkin juga menyukai