Anda di halaman 1dari 40

E.

LEARNING

Mata Kuliah : Keperawatan Sistem Integumen


Judul Modul : E.Learning Penanganan Masalah
Sistem Integumen (Kulit, Rambut, Kuku)

Oleh
Fasilitator : Ni Ketut Alit Armini

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2011

1
KULIT
Pitiriasis Versicolor (Panu)
1. Definisi
Pitiriasis versikolor yang disebabkan Malassezia furfur Robin (BAILLON 1889)
adalah penyakit jamur superfisial yang berupa bercak berskuama halus yang bewarna putih
sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang menyerang ketiak, lipat
paha, lengan, tungkai atas, leher muka dan kulit kepala yang berambut.

2. Etiologi
a. Infeksi Malassezia furfur (Pityrosporum orbiculare, Pityrosporum ovale) merupakan
jamur lipofilik yang normalnya hidup di keratin kulit dan folikel rambut manusia saat masa
pubertas & menimbulkan gangguan pada keadaan-keadaan tertentu.
b. Faktor kausatif lainnya yang juga signifikan adalah sistem kekebalan tubuh/imun
penderita. Singkatnya, kekebalan tubuh yang diperantarai oleh sel (cell-mediated
immunity) berperan pada penyebab timbulnya penyakit.

3. Manifestasi klinis
Biasanya timbul makula dalam berbagai ukuran dan warna, terlihat sebagai bercak-
bercak berwarna-warni, berbentuk tidak teratur sampai teratur, berbatas jelas sampai difus,
ditutupi sisik halus dengan rasa gatal (ringan), atau asimtomatik (tanpa gejala atau tanpa
keluhan) sehingga ada kalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut.
Pseudoakromia, akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan pengaruh toksis jamur
terhadap pembentukan pigmen. Keluhan gatal ringan dan bercak hipopigmentasi, merupakan
salah satu alasan penderita datang berobat.

Kasus
Tn. M berprofesi sebagai kuli bangunan datang ke poli kulit RS Dr. Soetomo dengan keluhan
gatal-gatal. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, terdapat bercak-bercak putih terutama di bagian
lipatan kulit dan leher. Klien mengatakan mandi 2 kali sehari, mengganti baju 1 kali sehari. Klien
sebelumnya menggunakan obat panu yang dijual bebas di pasar namun, setelah satu minggu
pemakaian belum ada perubahan.
Dx.medis : Pitiriasis versikolor (panu)
Dx.keperawatan : Gangguan rasa nyaman: gatal

4. Penanganan Pitiriasis Versicolor (Panu)


Health Education:
a. Keringkan handuk setelah dipakai dan ganti sesering mungkin
b. Mandi rutin (minimal 2 kali sehari), memakai sabun dan bersih
c. Simpan atau gantung pakaian di tempat kering
d. Pola hidup sehat. Hal-hal yang mempengaruhi tumbuhnya jamur adanya udara yang
panas, lembab, kebersihan diri yang kurang, kegemukan, sosial ekonomi rendah,

2
pemakaian obat-obatan yang lama, adanya penyakit kronis seperti TBC atau
keganasan, dan penyakit endokrin (diabetes mellitus).
e. Pada kehidupan sehari-hari, sebaiknya bila udara terasa panas, maka kita harus rajin
menyeka keringat yang menempel di badan.
f. Selain itu, setelah terkena air, maka sebaiknya segera mengeringkannya, karena
jamur senang dengan tempat yang lembab. Dianjurkan pula untuk menggunakan
pakaian, ataupun handuk secara terpisah antar keluarga.
g. Sebaiknya pula menjaga keseimbangan berat badan. Sebab, pada orang yang
mengalami kegemukan (obesitas), umumnya lebih banyak mengeluarkan keringat.
h. Pada pagi hari hingga siang membuka ventilasi jendela kamar, agar sirkulasi udara dapat
berjalan baik dan terkena sinar matahari.
i. Rajin menjemur kasur, agar bila ada jamur ataupun mikroorganisme patologi bisa
mati terkena terik matahari.

Kolaborasi:
1. Profilaksis
Kekambuhan penyakit ini biasanya terjadi namun dapat ditangani dengan pengobatan
profilaksis.
2. Agen Topikal
Agen topikal yang efektif untuk mengobati panu misalnya, (Rekomendasi dari Craig
G Burkhart, MD, MPH, seorang profesor klinis di Medical College of Ohio at Toledo,
Ohio University School of Medicine) :
a. selenium sulfide lotion, diberikan pada kulit yang terkena panu setiap hari selama 2
minggu. Biarkan obat ini di kulit selama setidaknya 10 menit sebelum dicuci. Pada
kasus yang resisten, pemberian malam hari dapat membantu.
b. sodium sulfacetamide,
c. ciclopiroxolamine,
d. Topical azole antifungals dapat diaplikasikan setiap malam selama 2 minggu
e. Topical allylamines efektif secara mikologis dan klinis.
3. Terapi Oral
a. Ketoconazole. Dosis: 200-mg setiap hari selama 10 hari dan sebagai dosis tunggal 400
mg.
b. Fluconazole. Dosis: dosis tunggal 150-300 mg setiap minggu selama 2 - 4 minggu.
c. Itraconazole. Dosis: 200 mg/hari selama 7 hari.

Terapi Tradisional
Berikut beberapa ramuan tradisional untuk menyembuhkan panu:
a. Potong satu ujung lengkuas yang masih segar, lalu celupkan pada bubuk belerang
kemudian digosokan pada kulit yang terkena panu atau kudas. Lakukan rutin dua kali
sehari
b. Tumbuk halus satu lembar daun tembakau, kemudia dioleskan pada kulit yang terserang
panu atau kudas. Lakukan secara teratur dua kali dalam satu hari.
c. Ambil tiga butir bawang putih dan lima lembar daun jinten, lala ditumbuk halus. Beri
minyak kelapa secukupnya, aduk hingga merata. Oleskan pada kulit yang terkena panu dan
atau kudas. Oleskan dua kali sehari
REFERENSI

3
1. Harahap Marwali. Ilmu Penyakit Kulit. 2000. Jakarta. EGC
2. Djuanda, adhi. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 2007. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
2. Mansjoer Arif.dkk. Kapita Selekta Kedokteran. 2000. Media Aesculapius. : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Brooks.F.Geo.dkk. Mikrobiologi Kedokteran. 2006. Jakarta. EGC
4. www.tipsehat.net/ramuan-tradisional/ Diakses tanggal 16 Juni 2011 jam 09.00 WIB
5. Jurnal Medscape reference. www.emedicine.medscape.com Diakses tanggal 6 Juni 2011
jam 10.30 WIB

LUKA BAKAR
1. Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan
petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD
Dr.Soetomo, 2001). Klasifikasi luka bakar meliputi tingkat I: Hanya mengenai epidermis,
tingkat II: dibagi menjadi superfisial dan dalam, tingkat III: Mengenai seluhur tebal
kulit, tidakada lagi sisa elemen epitelial.
2. Analisis kasus
Ny. Z (26 tahun) datang ke RS. Dr. Soetomo dengan keluhan luka bakar pada perut dan
kedua kaki (tibia-pedis) akibat kecelakaan angkot yang terguling dan terbakar. Pasien
rujukan dari RS. Gresik. Pasien didiagnosa dengan Combutio grade II AB 35%+fraktur
humerus sinistra 1/3 distal. Pasien mendapatkan terapi infuse Tutofusin 1000 cc/24 jam,
infuse kalbamin, meropenom 3x1 mg, omeprazole 1x40 mg, ondancentron 2x1 ampul,
vitamin C 2x2 ampul, transamin 3x1 ampul, novalgin 3x1 ampul, susu 4x250cc, AP min
1000, dulcolax 1x1 bila perlu, ekstra jus buah, ekstra agar-agar, bubur kasar TKTP.

1. ROS (Review of System)


Breathing (B1) : irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, RR:22x/m
Blood (B2) : TD : 124/67 mmHg, N : 120 x/m, suhu : 380 C, irama jantung regular,
suara jantung normal, CRT <2 detik.
Brain (B3) : GCS : 4-5-6, konjunctiva anemis, nyeri pada bagian tubuh yang terbakar.
Bladder (B4) : produksi urine 8500 cc/hari, intake cairan oral : 7000cc/hari, parenteral
: 2100 cc/hari, pasien memmakai alat bantu kateter sejak 20 Mei 2011.
Bowel (B5) : mukosa mulut bersih, abdomen tegang, sudah 7 hari pasien belum BAB,
nafsu makan menurun, diet lunak.
Bone (B6) : pergerakan sendi terbatas, fraktur humerus sinistra 1/3 distal, luka bakar
grade II AB, luas : 35%.

2. Intervensi keperawatan
1) Dx : Gg. Rasa nyaman : Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan sekunder terhadap
luka bakar.
Tujuan : Nyeri yang dirasakan berkurang atau dapat diadaptasi oleh klien

4
Kriteria hasil :
- Klien mengungkapkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi, menunjukan
ekspresi wajah rileks, skala nyeri 0-1
Intervensi Rasional
a. Kaji tingkat nyeri, catat a. Sebagai pengukur intervensi.
lokasi, karateristik, durasi, b. Akan melancarkan peredaran darah,
dan skala nyeri (0-10) dan dapat mengalihkan perhatian
b. Mengajarkan tehnik relaksasi nyerinya ke hal-hal yang
dan metode distraksi menyenangkan.
c. Kolaborasi analgesik c. Analgesik memblok lintasan nyeri,
sehingga nyeri berkurang.

2) Dx : Kerusakan integritas kulit b.d trauma sekunder terhadap kerusakan jaringan


karena destruksi lapisan kulit (partial).
Tujuan : dalam perawatan 2x24 jam Px menunjukkan regenerasi jaringan.
Kriteria hasil : - pasien menunjukkan turgor kulit normal, Integritas kulit pasien pulih.

Intervensi Rasional
a. Lakukan perawatan luka bakar a. Menyiapkan jaringan untuk penanaman
yang tepat dan tindakan kontrol dan menurunkan resiko
infeksi. infeksi/kegagalan kulit.
b. Pasang balutan (kain b. Kain nilon mengandung kolagen porcine
nilon/membrane silikon) pada peptida yang melekat pada permukaan
seluruh area luka luka

3. Penatalaksanaan
Sebagian kasus luka bakar dapat dicegah, terutama dengan memberi pengertian serta
memberi edukasi perilaku untuk orang-orang yang berkecimpung dengan berbagai penyebab
luka bakar. Penggunaan bahan-bahan isolator juga bermanfaat untuk mengurangi risiko
kejadian luka bakar.
Pada penanganan penderita dengan trauma luka bakar, seperti pada penderita trauma-
trauma lainnya, harus ditangani secara teliti dan sistematik. Prioritas pertama pada
penderita luka bakar yang harus diperhatikan ialah jalan napas, proses bernapas, dan
perfusi sistemik. Bila diperlukan, harus segera dilakukan intubasi endotrakeal atau
pemasangan infus untuk mempertahankan volume sirkulasi. Selanjutnya, anamnesis
untuk mengetahui penyebab dan memperkirakan perjalanan penyakit serta pemeriksaan
fisik untuk memperoleh kelainan pada pasien mutlak diperlukan. Misalnya, apabila
penderita terjebak pada ruang tertutup, maka perlu dicurigai kemungkinan trauma
inhalasi. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan derajat dan luas luka bakar.
Pemeriksa wajib memakai sarung tangan steril bila akan melakukan pemeriksaan.
Penderita harus dijauhkan dari sumber panas, termasuk melepas pakaiannya bila terbakar.
Untuk membebaskan jalan napas dapat dipasang pipa endotrakea. Apabila memerlukan
resusitasi, dapat diberikan cairan Ringer Laktat dengan jumlah 30-50 cc/ jam. Dilakukan
pemasangan kateter Foley untuk memonitor jumlah urin yang diproduksi serta
pemasangan pipa nasogastrik untuk dekompresi gastrik. Untuk menghilangkan nyeri

5
hebat dapat diberikan morfin intravena. Obat yang umum dipergunakan pada nyeri luka
bakar ialah golongan opioid, NSAID, dan obat anestesi.
Bila diperlukan, tetanus toksoid dapat diberikan. Pencucian luka di kamar operasi dalam
keadaan pembiusan umum. Setelah bersih dioles dengan sulfadiazin perak topikal sampai
tebal. Rawat tertutup dengan kasa steril yang tebal, lalu pada hari kelima kasa dibuka dan
penderita dimandikan dengan air dicampur Savlon 1:30.
Berdasarkan penelitian, pemberian propanolol dapat menghambat proses metabolisme
sehingga memberikan kesempatan tubuh mengadakan respon anabolic untuk proses
penyembuhan pasien. Pada evaluasi pemberian propanolol jangka panjang belum
ditemukan efek samping.

4. Manajemen Luka Bakar Dgn Madu


Khan et al (2007), mendeskripsikan fakta nutrisional dari madu. Rata-rata, madu tersusun
atas 17,1 % air, 82,4% karbohidrat total, dan 0,5% protein, asam amino, vitamin dan
mineral. Sebagai agen penyembuh luka, madu memiliki 4 karakteristik yang efektif
melawan pertumbuhan bakteri. Karakteristik itu itu adalah tinggi kandungan gula, kadar
kelembapan rendah, asam glukonik (yang menciptakan lingkungan asam, pH 3,2-4,5) dan
hidrogen peroksida. Kadar gula yang tinggi dan kadar kelembapan yang rendah akan
membuat madu memiliki osmolaritas yang tinggi, yang akan menghambat pertumbuhan
bakteri.
Subrahmanyam (1998) membandingkan keefektifan madu dan silver sulphadiazine (SSD)
pada luka bakar superficial. Beliau menemukan bahwa pada hari ketujuh observasi, 84%
pasien yang dirawat menggunakan madu menunjukkan epitelialisasi yang memuaskan, dan
pada luka-luka yang dirawat dengan SSD 72% epitelialisasi dengan sel inflamasi. Pada hari
keduapuluh satu, 100% epitelialisasi dicapai oelh luka yang dirawat dengan madu,
sedangkan luka yang dirawat dengan SSD 84% nya mengalami epitelialisasi. Moore et al
(2001) mengidentifikasi bahwa waktu penyembuhan luka lebih singkat secara signifikan
pada madu, tetapi kepercayaan diri untuk menggunakan madu dalam lingkup klinis masih
rendah.
Secara histologis, madu dapat menstimulasi pertumbuhan jaringan, mengurangi inflamasi
dan meningkatkan epitelialisasi (Oryan, 1998 cit. Molan, 2006). Secara makroskopis riset
juga menunjukkan fungsi debridement dari madu.
Pada luka yang dirawat dengan madu, menunjukkan kontrol infeksi yang lebih baik
dibandingkan dengan luka yang dirawat dengan SSD. Kejadian alergi terhadap madu sangat
jarang, meskipun mungkin ada respon alergi terhadap polen atau protein lebah yang
terkandung didalam madu.

Referensi
Anonim. 2008. Perawatan Luka Bakar.
http://bedahumum.wordpress.com/2008/12/06/perawatan-luka-bakar/. 16 Juni 2011
Anonim. 2010. Manajemen Luka Bakar. http://tbm110.0rg/artikel-medis/manajemen-luka-bakar.
16 Juni 2011
Carpenito,J,L. 1999. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2 (terjemahan).
Jakarta: EGC

6
Dahlan, Ishandono dan M. Rosadi Siswandana. 2002. Penggunaan Propanolol Untuk
Menghambat Proses Katabolisme Pada Pasien Luka Bakar, Jurnal Berkala Ilmu Kedokteran
XXXVI (1) UGM. http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/tipejurnal.php/. 16 Juni 2011
Doenges M.E.1989. Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). F.A.
Davis Company. Philadelpia.
Kartini, Monica. 2009. Efek Penggunaan Madu dalam Manajemen Luka Bakar, Jurnal
Kesehatan, Volume 2 No. 2. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/22091720.pdf. 16 Juni
2011
Khan et al. 2007. Review Article: Honey: Nutritional and Medicinal Value, International Journal
of Clinical Practice. Volume 61, Number 10. http://www.blackwell-synergy.com. Tanggal 16
Juni 2011
Moore et al. 2001. Systematic Review of The Use of Honey as a wound Dressing. BMC-
Complementary and Alternative Medicine, Volume 1:2, Database of Abstrac of Review of Effect
(DARE). http://www.crd.york.ac.uk/CRDWeb/ShowRecord.asp?ID=12001008179. Tanggal 16
Juni 2011
Subrahmanyam, M. 1998. A Prospective Randomised Clinical and Histological Study of
Superficial Burn Wound Healing with Honey and Silver Sulfadiazine, Journal of The
International Society for Burn Injuries, Volume 24, Issue 2.

ACNE
1. Definisi
Acne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea
yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya.
(Sjarif M. Wasiaatmadja).
Acne merupakan gangguan dari suatu kelenjar yang dinamakan kelenjar talg yang terutama
terdapat di kulit muka dan juga punggung dan dada (Drs.Kirana Admaja, dkk)

2. Etiologi
Belum diketahui dengan jelas. Diduga karena sumbatan kelenjar minyak oleh keratin dan
peningkatan sekresi sebum yang dirangsang hormon androgen pada kulit, bila terkena infeksi
bisa menjadi bisul dan bernanah. Acne tampaknya berasal dari interaksi faktor genetik,
hormonal, dan bakterial. Pada sebagian kasus terdapat riwayat acne dalam keluarga. Acne juga
disebabkan oleh kosmestik dan pelembab yang bahan dasarnya dari minyak dan menimbulakan
komedo. Faktor-faktor mekanik, seperti mengusap, menggesek, tekanan, dan meregangkan kulit
yang kaya akan kelenjar sebasea dapat memperburuk acne yang sudah ada. Agen komedogenik
seperti petrolatum dan komestik yang mengandung minyak juga dapat meransang acne.

3. Manifestasi klinis
Bentuk lesi akne vulgaris adalah polimorf. Lesi yang khas adalah komedo. Bila terjadi
peradangan akan terbentuk papula, pustula, nodul, dan kista. Dan bila sembuh lesi dapat
meninggalkan eritema dan hiperpigmentasi pascainflamasi, bahkan dapat terbentuk sikatrik
seperti cetakan es yang atrofik dan keloid. Lesi terutama timbul di daerah yang banyak
mempunyai kelenjar palit, seperti muka, punggung, dan dada.

4. Penatalaksanan Acne
1. TRADISONAL

7
a. Menggunakan buah belimbing wuluh dan air garam
Pemakaian : Buah belimbing wuluh dicuci, kemudian ditumbuk halus setelah itu bahan
di remas dengan air garam secukupnya. Gosokkan ramuan ini di muka yang berjerawat.
b. Menggunakan air kelapa
Secara umum, 100ml air kelapa mengandung 294 mg potassium, 25mg sodium, 5 mg
gula, 118 mg chloride. Kombinasi ini cukup meyakinkan untuk membuat kulit jauh dari
masalah akibat bakteri, seperti jerawat. Selain itu, air kelapa juga mengandung sitokinin.
Berdasarkan penelitian, sitokinin mampu membantu pertumbuhan dan regenerasi sel
kulit sehingga sangat baik untuk menyembuhkan bekas luka karena jerwat
Pemkaian : bersihkan luka kemudian oleskan air kelapa pada kulit yang bermasalah atau
gunakan sebagai masker di malam hari sebelum tidur. ( sidudut.blogspot.com )

2. MEDIS
Jerawat ditatalaksanai dengan menggunakan gel atau krim (perawatan topikal) seperti:
a. Benzoil Peroksida, yakni membantu mencegah kulit mati dan membunuh bakteri pada
kulit yang dapat menyebabkan folikel terinfeksi. Efek sampingnya meliputi kulit kering
dan tegang, Gatal, atau sensasi menyengat, kemerahan dan Pengelupasan kulit.
b. Retinoid Topikal, bekerja dengan mengurangi produksi sebum dan mencegah sel-sel
kulit mati penyumbatan folikel rambut. Efek samping yang paling umum retinoid topikal
adalah iritasi ringan dan menyengat kulit.
c. Antibiotik Topikal, membantu membunuh bakteri pada kulit yang menginfeksi folikel
rambut. Efek sampingnya yaitu iritasi kecil pada kulit, kemerahan, kulit terbakar, dan
kulit mengelupas.
d. Asam Azelat, digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk jerawat jika efek samping
dari benzoil peroksida atau retinoid topikal sangat mengganggu atau menyakitkan. Asam
azelat bekerja dengan menyingkirkan kulit mati dan membunuh bakteri. Asam azelat
tidak membuat kulit sensitif terhadap sinar matahari sehingga tidak harus menghindari
paparan sinar matahari.

3. PENATALAKSANAAN TERBARU
1. Dengan menggunakan laser.
Laser Jerawat adalah salah satu bentuk pengobatan yang aman, efektif, efisien,
tidak menimbulkan efek samping dan tanpa rasa sakit. Juga tanpa pengelupasan kulit,
pengelupasan kulit serta tanpa pengeluaran darah. Proses pengobatan laser ada dua cara,
cara pertama adalah membunuh langsung bakteri penyebab jerawat dan merangsang
produksi kolagen yang dapat menghilangkan noda/scar bekas jerawat. Cara kedua adalah
dengan memberhentikan produksi minyak yang dikeluarkan kelenjar sebasea.
2. Proses mikrodermabrasi
Alat khusus untuk mengikis lapisan kulit terluar kita. Ada 3 macam alat
mikrodermabrasi, diantaranya adalah Diamond tip, Kristal aluminium dan Geometric
matrix point. Penggunaan alat mikrodermabrasi dengan Diamond tip, dipergunakan
semacam bahan berlian pada ujung hand piece-nya. Mata berlian ini akan bersentuhan
langsung dengan kulit pasien, melakukan abrasi sampai lapisan kulit terluar yang sudah
mati terkikis habis. Setelah alat mikrodermabrasi ini digunakan, hendaknya ada suatu
proses sterilisasi, agar terhindar dari resiko penularan penyakit terhadap pasien lainnya.
Sedangkan proses mikrodermabrasi dengan kristal menggunakan micro-crystals

8
alumunium oksida yang telah steril langsung diabrasikan pada kulit wajah dengan
menggunakan sebuah selang kecil, bersamaan dengan itu digunakan pula semacam alat
vacuum untuk menyedot kembali butiran-butiran kristal alumunium tadi yang telah
bercampur dengan kulit yang telah mati selama proses pengikisan. Pada alat
mikrodermabrasi menggunakan Geometric matrix point, alat kecil yang berupa metalic
rim, menyerupai sebuah logam dengan kekasaran yang merata, sehingga mampu
mengabrasi kulit secara efektif.

STUDY KASUS
Ny. S datang ke RS dengan keluhan adanya bintik-bintik di wajahnya dengan ukuran
bervariasi yang menyebabkan kulitnya rusak dan nyeri. Bintik- bintik di wajahnya ini sudah
dialami klien sejak 1 bulan yang lalu dan klien merasa malu.
Dari pemeriksaan didapatkan adanya papul, pustul, nodus dan kista pada tempat-tempat
predileksi, tampak adanya pus dan kemerahan.

INTERVENSI
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya destruksi jaringan kulit ditandai
dengan adanya papul,pustul, nodus dan lesi
No Intervensi Rasional
1. Dorong klien untuk menghindari semua Mencegah penularan bakteri yang
bentuk friksi (menyentuh, menggaruk dengan dapat memperparah infeksi pada lesi
tangan) pada kulit kulit
2. Anjurkan pasien untuk dapat merawat kulit Perawatan kulit yang benar
dengan bersih dan benar. mengurangi resiko terakumulasinya
kotoran di kulit
3. Motivasi pasien untuk tetap mengkonsumsi Untuk memperlancar proses
obat dan makanan yang mengandung cukup penyembuhan.
gizi
4. Observasi terhadap eritema dan palpasi area Kehangatan merupakan tanda adanya
sekitar terhadap kehangatan infeksi.

5. Kolaborasi pemberian antibiotik topical Untuk menghambat pertumbuhan


bakteri

2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya lesi pada kulit yang mempengaruhi
penampilan

9
No Intervensi Rasional
1. Dorong klien untuk mengungkapkan Dengan mengungkapkan perasaan, dapat
perasaan dan persepsi tentang efek mengurangi beban secara psikologis
penyakitnya
2. Dorong individu untuk bertanya masalah, Untuk menilai tingkat pengetahuan pasien
penanganan, perkembangan dan dan dapat memberikan masukan-masukan
prognosa kesehatan. baru yang bermanfaat bagi kesembuhannya
3. Berikan informasi yang dapat dipercaya Meningkatkan pengetahuan pasien, agar
dan diperkuat informasi yang telah berperilaku sehat dan mencegah
diberikan. perkembangan penyakit yang lebih parah
lagi
4. Anjurkan untuk berbagi dengan individu Dengan mengungkapkan, saling berbagi,
tentang nilai-nilai dan hal-hal yang dapat mengurangi beban secara psikologis
penting untuk mereka

3. Resiko infeksi berhubungan dengan terbentuknya pus pada pustul


No Intervensi Rasional
1. Ajarkan pasien agar dapat Memandirikan pasien terhadap tanda-
mengidentifikasikan perubahan yang tanda infeksi, agar pasien dapat
terjadi pada kulit sedini mungkin. melakukan pengobatan secepat mungkin
ketika terjadi perubahan pada kulitnya

2. Demonstrasikan perawatan kulit dan Perawatan kulit yang benar (aseptic)


tekankan pentingnya tehnik aseptik. mencegah infeksi yang berkelanjutan

3. Tekankan pentingnya diet nutrisi yang Nutrisi yang bagus meningkatkan


bergizi untuk meningkatkan pemulihan imunitas tubuh terhadap perkembangan
bakteri
4. Jelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan Meningkatkan pngetahuan pasien agar
infeksi lain berperilaku sehat yang mencegah
mencegah infeksi yang lebih parah lagi

10
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Kinkin S. 2008. Tampil Cantik Dengan Perawatan Sendiri. Jakarta: Gramedia pustaka
utama
Hariana.Drs.H. Arif.2008.812 Resep Untuk Mengobati 236 Penyakit.Jakarta:Penebar Swadaya
Mcclockey C, Joanne, Gloria M Bulechek 1996, Nursing Intervention Classification (NIC),
Mosby Year Book, St.Louis.
Sjamsuhidajat R, de Jong W 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta , p.570-579.
Tan,Drs. H. T dan Drs. Kirana Rahardja.2010.Obat-obat Sederhna Untuk Gangguan Sehari-
hari.Jaakarta:Elex media Komputindo.
Webmaster.2010. Available From: http://acnesolutionsjournal.com/ diakses tanggal 16 Juni 2011
Webmaster.2010. Available From: http://www.masrie.co.cc/2010/09/askep-acne-dengan-klien-
acne-vulgaris.html diakses tanggal 16 Juni 2011
Webmaster.2010. Available From: http://jhon-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2010/01/akne-
vulgaris-part-2.html diakses tanggal 16 Juni 2011
Yatim, Dr. Faisal.2005.30 Gangguan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah.Jakart:Pustaka populer
Ober.

SCABIES
1. Definisi
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei yang termasuk
filum arthropoda, kelas arachnida, ordo ackarima, superfamili sarcoptes. Sarcoptes scabiei
yang lain seperti pada kambing dan babi. Terdapat tanda dan gejala (4 tanda kardinal) yaitu
Pruritus nokturna, menyerang manusia secara kelompok, terowongan pada tempat predileksi
(garis lurus atau berkelok kurang lebih 1cm, putih keabu-abuan, diujungnya terdapat papul
atau vesikel) dan ditemukan tungau. (Dasar diagnosis 2 dari 4 tanda kardinal).

2. Kasus
An. A (13 tahun) diantar ibu ke poli kulit-kelamin tanggal 15 Mei 2011 dengan
keluhan gatal dan kemerahan pada kaki, ketiak dan pantat. sejak 3 bulan yang lalu terutama
pada malam hari dan disertai demam. Untuk mengurangi keluhan, ibu menaburi tubuh pasien
dengan bedak bayi dan terkadang dengan minyak kelapa dan keluhan dinyatakan dapat
berkurang. Pasien tinggal bersama orang tua dan riwayat orang sekitar mengalami keluhan
yang sama dengan pasien, yaitu kakak pasien. Riwayat pengobatan : ini merupakan
kunjungan pasien yang kedua. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal ibu
pasien. Riwayat alergi dan penyakit atopi disangkal.

3. Pembahasan
Berdasarkan anamnesa kasus di atas, didapatkan pasien dengan keluhan : gatal-gatal
dan timbul kemerahan pada kaki,ketiak dan pantat. Gatal dirasa makin hebat pada malam
hari. Pasien juga tinggal bersama orang tua di rumah dan riwayat orang sekiktar yang
mengalami keluhan sama dengan pasien. Pasien dapat didiagnosis menderita penyakit
scabies dimana hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa ditemukan 2 dari 4 tanda cardinal
scabies, maka diagnosis klinis dapat ditegakkan. Dimana tanda cardinal yang ditemukan

11
adalah pruritus nokturna dan adanya orang sekitar pasien yang mengalami keluhan yang
sama.
Prognosis dari scabies yang diderita pasien pada umumnya baik, bila diobati dengan
benar dan juga dihindari faktor pencetus dan predisposisi, demikian juga sebaliknya.
Selain itu juga perlu dilakukan pengobatan kepada keluarga pasien yang mengalami
keluhan yang sama. Bila dalam perjalanan scabies tidak diobati dengan baik dan adekuat
maka Sarcoptes scabiei akan tetap hidup dalam tubuh manusia karena manusia
merupakan host definitive dari Sarcoptes scabiei.
a. Pengobatan Medis
Pada pasien ini penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan memberikan obat
secara topical dan sistemik. Syarat pengobatan adalah seluruh anggota keluarga harus
diobati (termasuk yang tanpa gejala)
Jenis-jenis obat :
1. Sulfur presipitatum 4-20% salep atau krim.
Efektif terhadap stadium dewasa (> 3 hari), namun salep ini sedikit berbau, jika
terkena pakaian akan menimbulkan noda, terkadang menimbulkan iritasi namun
masih dalam batas normal serta aman digunakan pada bayi.
2. Gamabenzenheksaklorida atau gameksan (GBH) 1% krim atau lotion.
Efektif terhadapa semua stadium, jarang menimbulkan iritasi, dan tidak
dianjurkan pada anak < 6 tahun dan wanita hamil karena bersifat toksik terhadap
system syaraf pusat.
3. Krotamiton 10% krim atau lotion.
Mempunyai 2 efek sebagai antiskabies dan antigatal.
4. Permetrin 5% krim.
Toksisitas lebih rendah daripada gameksan dan digunakan satu kali pemakaian
selama 10 jam. Akan tetapi obat ini tidak dianjurkan untuk bayi < 2 bulan.
b. Pengobatan tradisional
Ada beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengobati
penyakit scabies, diantaranya :
1. Daun salam
Kandungan daun salam terdapat antipruritus yang dapat mengobati penyakit
scabies.
Cara pemakaian : Cuci daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya sampai
bersih, lalu giling halus sampai menjad adonan, seperti bubur. Balurkan ke tempat
yang sakit, kemudian di balut.
2. Biji Pinang
Pinang mempunyai beberapa sifat yang adapat menyembuhkan penyakit
diantaranya, bersifat anthelmintica.
3. Daun buah srikaya
Kandungan : daun buah terdapat astringen, antiradang, antheimetik, serta
mempercepat pemasakan bisul dan abses, sifatnya sedikit dingin.

4. Intervensi
1. Diagnosa : Gangguan rasa nyaman (gatal) berhubungan dengan respon alergi
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 1x24 jam klien merasa
nyaman dan tidak merasa gatal-gatal

12
Kriteria Hasil: - Klien tidak mengeluh gatal-gatal
- Klien tidak menggaruk kulitnya
Intervensi Rasional
Mandiri
Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan mengetahui proses fisiologis
dengan penyebabnya (misal keringnya dan psikologis dan prinsip gatal serta
kulit) dan prinsip terapinya (misal penangannya akan meningkatkan rasa
hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal- kooperatif.
garuk.

Cuci semua pakaian sebelum gatal sering disebabkan oleh dampak


digunakan untuk menghilangkan iritan atau allergen dari bahan kimia
formaldehid dan bahan kimia lain serta atau komponen pelembut pakaian
hindari menggunakan pelembut
pakaian buatan pabrik.

Kolaborasi
pemberian anti-histamin antihistamin dapat mengurangi alergi

2. Diagnosa : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gigitan Sarcoptes scabiei


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan elama 1X24jam
diharapkan lapisan kulit klien terlihat normal
Kriteria Hasil :
- Integritas kulit yang bak dapat dipetahankan (sensasi, elastisitas, temperatur)
- Tidak ada luka atau lesi pada kulit
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit serta perawatan
alami
- Perfusi jaringan baik
Intervensi Rasional
Mandiri
hindari manipulasi kulit Agar tidak merusak kontinuitas
(menggaruk,menggunakanhanduk,dan jaringan kulit.
pakaian yang kasar

Monitor kulit akan adanya kemerahan Untuk mendeteksi dini adanya resiko
kerusakan integritas kulit
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih Mengurangi kerusakan integritas kulit
dan kering yang lebih parah
Kolaborasi
pemberian kortikosteroid / antibiotik mengurangi rasa gatal & mencegah
topical infeksi

3. Diagnosa : Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman (gatal)

13
Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 2x24jam, kualitas tidur
klien meningkat
Kriteria Hasil :
Klien mengatakan ada peningkatan rasa sehat dan merasa dapat beristirahat
Intervensi Rasional
Kaji kebutuhan istirahat klien Mengetahui tingkat kebutuhan klien
untuk dilakukan tindakan
Anjurkan keluarga klien untuk Memberantas habitat Sarcoptes scabiei
membersihkan tempat tidur (mengganti yang bersarang di tempat tidur. Tempat
sprei, menjemur kasur, dsb) yang bersih menurunkan resiko dihuni
oleh kuman-kuman penyebab gangguan
kulit
Teknik relaksasi Keadaan rileks dapat mengurangi
ketegangan klien. Lingkungan yang
tenang merupakan salah satu hal yang
mendukung terpenuhinya kebutuhan
istirahat klien

14
RAMBUT
ALOPESIA
DEFINISI
Kebotakan (alopesia) adalah hilangnya sebagian atau seluruh rambut. Sejalan dengan
pertambahan usia, pada pria dan wanita akan terjadi penurunan kepadatan rambut.
Pria memiliki pola kebotakan khusus yang berhubungan dengan hormon testosteron. Jika
seorang pria tidak menghasilkan testosteron (akibat kelainan genetik atau dikebiri), maka dia
tidak akan memiliki pola kebotakan tersebut. Wanita juga memiliki pola kebotakan yang khusus.
Alopesia paling sering terjadi pada kulit kepala, biasanya terjadi secara bertahap dan bisa seluruh
kulit kepala kehilangan rambutnya (alopesia totalis) atau hanya berupa bercak-bercak di kulit
kepala. Sekitar 25% pria mulai mengalami kebotakan pada usia 30 tahun dan sekitar duapertiga
pria menjadi botak pada usia 60 tahun. Rata-rata kulit kepala mengandung 100.000 helai rambut
dan setiap harinya, rata-rata sebanyak 100 helai rambut hilang dari kepala. Setiap helai rambut
berumur 4,5 tahun, dengan pertumbuhan sekitar 1 cm/bulan. Biasanya pada tahun ke 5 rambut
akan rontok dan dalam waktu 6 bulan akan diganti oleh rambut yang baru. Kebotakan yang
diturunkan terjadi akibat kegagalan tubuh untuk membentuk rambut yang baru, bukan karena
kehilangan rambut yang berlebihan.
ETIOLOGI
Penyebabnya bisa berupa:
1. Keturunan
2. Penuaan
3. Perubahan hormon
4. Demam
5. Keadaan kulit lokal
6. Penyakit sistemik
7. Obat-obat tertentu, misalnya yang digunakan untuk mengobati kanker atau vitamin A
yang berlebihan
8. Pemakaian sampo dan pengering rambut yang berlebihan
9. Stres emosional atau stres fisik
10. Perilaku cemas (kebiasaan menarik-narik rambut atau menggaruk-garuk kulit kepala)
11. Luka bakar
12. Terapi penyinaran
13. Tinea kapitis
14. Trikotilomania.

MANIFESTASI KLINIS
Kebotakan pola pria adalah suatu pola khusus dari kebotakan pada pria, yang disebabkan oleh
perubahan hormon dan faktor keturunan. Kebotakan terjadi karena adanya penciutan akar rambut
yang menghasilkan rambut yang lebih pendek dan lebih halus. Hasil akhir dari keadaan ini
adalah akar rambut yang sangat kecil, yang tidak memiliki rambut.
Penyebab gagalnya pertumbuhan rambut baru belum sepenuhnya dimengerti, tetapi hal ini
berhubungan dengan faktor keturunan dan hormon androgen, terutama dihidrotestosteron yang
berasal dari testosteron. Kebotakan pola pria dimulai pada garis rambut; secara bertahap, garis

15
rambut mundur membentuk huruf M. Rambut menjadi lebih halus dan tidak tumbuh sepanjang
sebelumnya. Rambut di ubun-ubun juga mulai menipis dan pada akhirnya ujung atas dari garis
rambut yang berbentuk M bertemu dengan ubun-ubun yang menipis, membentuk kebotakan
yang menyerupai tapal kuda.

Kebotakan pola wanita adalah kehilangan rambut pada wanita akibat perubahan hormon,
penuaan dan faktor keturunan. Kebotakan terjadi karena adanya kegagalan pertumbuhan rambut
yang baru. Penyebab dari kegagalan tersebut belum sepenuhnya dimengerti, tetapi diduga
berhubungan dengan faktor keturunan, penuaan dan kadar hormon androgen.
Perubahan kadar hormon androgen bisa mempengaruhi pertumbuhan rambut. Setelah
menopause, banyak wanita yang merasakan rambutnya menipis, sedangkan rambut wajahnya
menjadi lebih kasar. Pola kebotakan pada wanita berbeda dengan kebotakan pada pria. Rambut
di garis rambut (dahi) tetap, sedangkan rambut di bagian kepala lainnya menipis.
Mungkin terdapat kehilangan rambut yang lebih di ubun-ubun, tetapi jarang berkembang
menjadi kebotakan total seperti yang terjadi pada pria.

Kebotakan pada wanita juga bisa disebabkan oleh:


1. kerontokan rambut yang bersifat sementara (effluvium telogen)
2. kerusakan rambut akibat penataan rambut, pengeritingan atau penarikan rambut
3. alopesia areata
4. obat-obatan
5. penyakit kulit tertentu.

16
Alopesia toksika atau alopesia karena keracunan bisa terjadi akibat:
1. Penyakit berat yang disertai demam tinggi.
2. Dosis yang berlebihan dari beberapa obat (terutama talium, vitamin A dan retinoid)
3. Obat kanker
4. Kelenjar tiroid atau kelenjar hipofisa yang kurang aktif
5. Kehamilan.

Kerontokan rambut bisa terjadi selama 3-4 bulan setelah penyakit atau keadaan lainnya.
Biasanya kerontokan bersifat sementara dan rambut akan tumbuh kembali.
Alopesia areata adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi kerontokan rambut
di daerah tertentu, biasanya pada kulit kepala atau janggut.
Pada alopesia universalis terjadi kerontokan pada semua rambut tubuh; sedangkan pada
alopesia totalis terjadi kebotakan total pada rambut kepala.
Pola kebotakan yang terjadi adalah khas, yaitu berupa bercak berbentuk bundar.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kadang dihubungkan dengan penyakit autoimun.

Trikotilomania adalah hilangnya rambut sebagai akibat dari dorongan yang kuat untuk
menarik-narik rambut. Hilangnya rambut bisa membentuk suatu bercak bundar atau
tersebar di kulit kepala. Trikotilomania merupakan suatu perilaku kompulsif, yang

17
mungkin berasal dari adanya stres emosional maupun stres fisik. Paling sering ditemukan
pada anak-anak, tetapi kebiasaan ini bisa menetap sepanjang hidup penderita.

Alopesia karena jaringan parut. Kebotakan terjadi di daerah jaringan parut.


Jaringan parut mungkin berasal dari luka bakar, cedera berat atau terapi
penyinaran.Penyebab lain dari alopesia karena jaringan parut adalah:
1. lupus eritematosus
2. liken planus
3. infeksi bakteri atau jamur yang bersifat menetap
4. sarkoidosis
5. tuberkulosis
6. kanker kulit.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menentukan jenis kebotakan secara sederhana hanya melalui pengamatan terkadang sulit, karena
itu dilakukan biopsi kulit untuk membantu menegakkan diagnosisnya.
Dengan biopsi bisa diketahui keadaan dari akar rambut sehingga bisa ditentukan penyebab dari
kebotakan. Pola kebotakan pria maupun wanita biasanya didiagnosis berdasarkan pola dan
gambaran hilangnya rambut.
PENATALAKSANAAN
Kehilangan rambut karena penyakit, terapi penyinaran atau pemakaian obat, tidak memerlukan
pengobatan khusus. Jika penyakitnya membaik atau jika pengobatan dihentikan, biasanya rambut
akan kembali tumbuh. Selama rambut masih dalam pertumbuhan, penderita bisa menggunakan
rambut palsu, topi atau penutup kepala lainnya.
Kebotakan pola pria maupun wanita bersifat menetap. Jika penderita merasa tidak terganggu
dengan penampilannya, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Ada 2 macam obat yang
digunakan untuk mengatasi kebotakan pola pria maupun wanita, yaitu minoxidil dan propesia.
Minoxidil dioleskan langsung ke kulit kepala. Obat ini bisa memperlambat kerontokan rambut,
tetapi bila pemakaiannya dihentikan, maka kebotakan akan kambuh kembali. Propesia
menghambat pembentukan hormon yang berperan dalam terjadinya kebotakan. Obat ini lebih
efektif dibandingkan dengan minoxidil dan tidak menimbulkan efek terhadap kadar testosteron
dalam tubuh. Pencangkokan rambut dilakukan dengan mengangkat sekumpulan kecil rambut
dari daerah dimana rambut masih tumbuh dan menempatkannya di daerah yang mengalami
kebotakan. Hal ini bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut di daerah donor dengan resiko

18
infeksi yang rendah. Prosedur ini mungkin harus dilakukan secara berulang dan biayanya mahal.
Cara lain yang aman dan tidak terlalu mahal untuk mengatasi kebotakan pola pria maupun
wanita adalah merubah gaya penyisiran rambut atau menggunakan rambut palsu. Untuk alopesia
areata bisa dilakukan pengobatan berikut:
1. corticosteroid topikal (dioleskan langsung ke kulit kepala)
2. suntikan steroid subkutan (dibawah kulit)
3. terapi sinar ultraviolet
4. mengoleskan bahan iritatif ke daerah yang botak untuk merangsang pertumbuhan
kembali.

Pada trikotilomania, mencukur kepala bisa mempertahankan rambut, tetapi tidak mengatasi akar
permasalahannya. Orang tua sebaiknya membantu menemukan masalahnya dan ikut terlibat
dalam pengobatan. Dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan psikis.
PENCEGAHAN
Tips berikut ini dapat membantu menjaga kesehatan rambut dan dapat meminimalkan rambut
rontok:
1. Makan makanan yang bergizi seimbang.
2. Tangani rambut Anda dengan lembut. Bila mungkin, biarkan rambut Anda kering
secara alami.
3. Hindari gaya rambut yang ketat, seperti kepang, disanggul atau ekor kuda.
4. Hindari memuntir, menggosok atau menarik rambut Anda.
5. Periksa dengan ahli perawatan rambut tentang gaya rambut atau teknik yang dapat
membantu mengurangi efek botak.
6. Obat minoxidil mendorong pertumbuhan rambut baru dan mencegah kerontokan
rambut lebih lanjut pada beberapa orang. Produk pertumbuhan rambut OTC lain tidak
terbukti memiliki manfaat.

PENAGANAN TRADISIONAL
1. Ramuan Obat Tradisional 1 :
Air teh kental didiamkan selama semalam
Pemakaian : Gunakan keesokkan harinya untuk membasahi kulit kepala sambil dipijat
secara merata dan biarkan beberapa saat, lalu bilas. Lakukan secara teratur 3 kali seminggu.

2. Ramuan Obat Tradisional 2 :


Ambil kemiri secukupnya, lalu cuci hingga bersih, setelah itu kemiri ditumbuk hingga halus.
Tambahkan air secukupnya kemudian direbus hingga keluar minyaknya.
Pemakaian : Oleskan minyak kemiri pada kulit kepala hingga merata. Setelah agak kering,
lakukan secara teratur 2 kali seminggu.

3. Ramuan Obat Tradisional 3 :


1 buah jeruk nipis diambil airnya, oleskan air jeruk nipis tersebut pada kulit kepala hingga
merata. Setelah agak kering, oleskan juga kuning telur ayam pada kulit kepala hingga
merata. Kepala dibalut dengan handuk selama semalam. Keesokan harinya dikeramas
hingga bersih.
Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.

19
4. Ramuan Obat Tradisional 4 :
Rendam Cabai rawit secukupnya d dengan alkohol 75 % selama 14 hari, airnya dioleskan
pada kulit kepala. Lakukan setiap hari.
Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.

5. Ramuan Obat Tradisional 5 :


Seledri beserta tangkai secukupnya, dicuci bersih, lalu haluskan.
Pemakaian : Oleskan ke kulit kepala sambil dipijat-pijat. Lakukan setiap hari

6. Ramuan Obat Tradisional 6 :


Daun pare segar secukupnya dicuci bersih , haluskan, lalu peras.
Pemakaian : Gunakan airnya untuk keramas dan biarkan selama 30 menit, lalu bilas hingga
bersih.

7. Ramuan Obat Tradisional 7 :


Kupas daun lidah buaya
Pemakaian : Gosokkan di kepala sampai merata dan biarkan selama beberapa jam, lalu bilas
hingga bersih. Lakukan secara teratur 3 kali seminggu.

8. Ramuan Obat Tradisional 8 :


Siapkan 10 lembar daun waru muda yang segar, segenggam daun urang-aring, 5 lembar
daun mangkokan, 1 lembar daun pandan, 10 kuntum bunga melati, dan 1 kuntum bunga
mawar. Setelah disiapkan cuci bersih bahan, potong-potong, masukkan ke dalam panci,
tambahkan cangkir minyak kelapa dan cangkir minyak wijen, lalu panaskan sampai
mendidih. Setelah dingin, saring.
Pemakaian : Oleskan di kulit kepala sambil dipijit-pijit. Lakukan pada malam hari sebelum
tidur dan esok paginya rambut dikeramas. Lakukan 2-3 kali seminggu.

9. Ramuan Obat Tradisional 9 :


Diamkan air teh kental selama semalam
Pemakaian : Gunakan keesokan harinya untuk membasahi kulit kepala sambil dipijat secara
merata dan biarkan beberapa saat, lalu bilas. Lakukan secara teratur 3 kali seminggu.

PENANGANAN MODERN
1. Minoxidilatau Regaine
Merupakan obat bebas yang diaplikasikan langsung kekulit kepala untuk memperlancar
pasokan darah ke folikel rambut. Sekitar dua pertiga pria melaporkan perbaikan dalam
pertumbuhan rambut mereka setelah pemakaian hingga 1 tahun.
2. Finasteride
Adalah pengobatan oral untuk kebotakan, yang juga dikenal dengan merek Propecia. Obat ini
harus dengan resep dokter karena bekerja dengan cara mencegah aksi hormon laki-laki yang
memicu produksi DHT. Delapan puluh persen pria melaporkan perbaikan rambut setelah
pemakaian hingga 6 bulan.

20
3. Revivogen
Adalah terapi perawatan kulit kepala dengan menggunakan bahan-bahan alami yang
mempromosikan pertumbuhan rambut sehat dan memerangi penyebab kerontokan rambut.
Pengobatan dapat memakan waktu sekitar 4-6 minggu untuk menunjukkan hasil.
4. Transplantasi rambut
Dilakukan dengan pengambilan sedikit jaringan kulit yang mengandung folikel rambut dari
bagian lain kepala (seperti bagian belakang kepala) dan mencangkokannya ke daerah yang
botak.
5. Kafein.
Ini mungkin sedikit mengejutkan, tapi telah ada beberapa penelitian yang menunjukkan
bahwa kafein dapat bertindak sebagai stimulator pertumbuhan rambut manusia. Diperkirakan
kafein bekerja dengan menghambat bahan kimia perusak folikel di dalam tubuh. Ada
beberapa perawatan langsung berdasarkan kafein yang tersedia untuk membantu restorasi
rambut

Asuhan Keperawatan

1. Gangguan citra diri berhubungan dengan kebotakan akibat alopesia


Tujuan : klien mampu meningkatkan harga dirinya
kriteria hasil :
1. Klien mampu menerima kondisi alopesianya
2. Klien mampu menjalani aktifitas sehari- hari dengan normal tanpa gangguan citra
diri

Intervensi Rasional
Memberikan motivasi untuk meningkatkan Klien mampu menerima kondisi saat ini
harga diri klien
Menyarankan klien untuk memakai penutup Klien mampu mnjalani aktifitas sehari-
kepala, contoh : jilbab untuk wanita dan topi hari tanpa gangguan citra diri
untuk pria

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang didapat klien .


Tujuan : klien memahami mengenai alopesia
Kriteria hasil : 1. Klien memahami proses terjadinya alopesia

Intervensi Rasional
Memberikan Health education mengenai Klien memahami proses terjadinya alopesia
proses terjadinya alopesia
Memberi dukungan moral dan psikologis Klien menjadi terkoping
pada klien

21
Daftar Pustaka
1. Anonim. Kebotakan Rambut Pria, Mungkinkah Dipulihkan?. Diakses 16 juni 2011.
http://majalahkesehatan.com/kebotakan-rambut-priamungkinkah-dipulihkan/
2. BolducC, et als; alopecia reatain eMecjicinJeo umavl ol. 2, No. 11,N ov 200.1
3. Dawber RPR, Barker, D,Wojnarowska. F, Disorders of Hair, In Champion RH et al eds. Rook,
Wilkinsons, Ebling Textbook of Dermatology: In form volumes 6th ed oxford, Black Well
Science Ltd, 1998, 2869-931.
3. Levy, Janey. Alopecia Areata. New York : The Rosen Publishing Group, 2006.
4. Olgen A.E. Hair Disorders. in. Fitzpatrick TB, et al eds. Dermatology in General Medicine 5th
ed. New York : MC Graw Hill Inc, 1999 : 729 46

Terapi Rambut Rontok pada Ibu Post Partum


Rambut mengalami perubahan dramatis selama kehamilan. Rambut rontok post partum
sering muncul di sekitar 3-4 bulan setelah melahirkan dan dapat berlangsung dalam beberapa
bulan. Rambut rontok pasca melahirkan (Postpartum hair loss) adalah normal dan hanya terjadi
sementara saja serta tidak ada hubungannya dengan proses menyusui. biasanya setelah 6-12
bulan setelah melahirkan, rambut akan kembali normal.
Rambut tumbuh dalam tiga tahap: anagen atau tahap tumbuh, tahap catagen atau transisi,
dan telogen atau tahap beristirahat. Hormon kehamilan menghambat semua akar rambut ke tahap
anagen. Pada akhirnya, rambut tumbuh lebih cepat selama kehamilan, dan mungkin tampak lebih
tebal, terutama pada wanita dengan rambut pendek. Ketika kehamilan berakhir dan hormon
kembali normal, rambut akan memasuki fase catagen pendek dan kemudian fase telogen.
Rambut pada fase telogen biasanya tidak mengalami kerontokan selama sekitar 100 hari sebelum
melahirkan. Rambut rontok paska melahirkan sering dimulai pada sekitar 3 sampai 4 bulan
setelah kelahiran bayi, dan bisa berlanjut selama beberapa bulan atau sampai setahun. Rambut
rontok juga merupakan reaksi umum terhadap stres, biasanya terjadi tiga bulan setelah kejadian
traumatis. Namun, vitamin dan diet dapat membantu mengontrol gudang, serta mendorong
rambut baru tumbuh kembali dengan cepat.

Beberapa tips yang dapat membantu untuk meminimalkan kerontokkan rambut pada ibu
paska melahirkan :
1. Tetap mengkonsumsi vitamin prenatal atau suplemen khusus Biotin (vitamin H), Silika,
Kalsium, Zinc dan Omega yang membantu pertumbuhan rambut dan kekuatan.
2. Pijat kulit kepala merangsang aliran darah ke kulit kepala, yang mendorong folikel
rambut tumbuh rambut. Pijat kulit kepala bisa dilakukan dengan jari.
3. Pengalaman melahirkan harus setenang mungkin, melahirkan di lingkungan yang aman
dan nyaman, dan memiliki sistem pendukung yang baik selama dan setelah kelahiran
idealnya akan meminimalkan trauma emosional.
4. Hindari krim tebal atau shampoo yang keras. Pertumbuhan baru awalnya mungkin
tampak lebih halus dari rambut yang lebih tua. Hal ini adalah karena secara alami rambut
lancip di ujungnya.

22
Terapi Kerontokan Rambut :
1. Terapi Modern
a. Minoxidil
Berupa cairan yang dioleskan di kulit kepala sehari 2 kali untuk membantu
pertumbuhan rambut dan menjaga supaya tidak terjadi kerontokan rambut. Rambut
baru yang tumbuh dari perawatan dengan minoxidil biasanya lebih tipis dan pendek
dari rambut yang lain, perlu waktu 12 minggu supaya rambut baru bisa tumbuh. Bila
perawatan dihentikan maka rambut akan berhenti tumbuh. Efek samping yang
mungkin timbul dapat berupa iritasi pada kulit kepala.
b. Finasteride
Finasteride tidak dapat digunakan untuk pengobatan rambut rontok pada wanita
terutama wanita hamil karena mempunyai efek samping terhadap janin yang
dikandung, terutama janin laki-laki.
c. Kortikosteroid
Injeksi kortison pada kulit kepala dapat digunakan untuk mengatasi alopecia areata.
Dilakukan rutin setiap bulan. Terkadang dokter juga akan meresepkan pengunaan
kortikosteroid tablet untuk mengatasi rambut rontok yang parah. Rambut baru akan
tumbuh 4 minggu setelah penyuntikan dilakukan..
d. Anthralin
Anthralin biasanya digunakan untuk pengobatan alopecia areata, rambut baru akan
tumbuh sekitar 12 minggu kemudian.
e. Operasi
Cangkok rambut atau transplantasi rambut dapat digunakan untuk kasus androgenetic
alopecia dimana pengobatan lain tidak efektif. Pada saat transplantasi, dokter akan
menanam rambut yang berasal dari bagian bawah atau samping ke bagian kulit
kepala yang botak. Biasanya dibutuhkan beberapa kali proses transplantasi untuk
menutupi kebotakan tersebut. Cara lain yang dapat dipilih adalah dengan
menggunakan wig atau rambut palsu apabila ternyata pengobatan yang dilakukan
tidak memberikan hasil yang memuaskan. Saat ini telah tersedia.
2. Terapi Tradisional
a. Daun Seledri
Cuci 7-10 tangkai daun seledri sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Setelah
diremas, gosokan tumbukan daun seledri tersebut ke kulit kepala dan rambut secara
merata sambil dipijat ringan. Biarkan satu jam, bilas rambut. Lakukan seminggu
sekali.
b. Kuning Telur
Gunakan dua butir telur untuk rambut pendek dan empat butir telur untuk rambut
panjang. Gunakan bagian kuningnya. Tambahkan tiga sendok teh almond atau
minyak biji-bijian dan campurkan dengan lemon, kocok dengan cepat hingga
tercampur rata. Saat rambut masih basah, pijatkan campuran kuning telur tersebut
sampai ke kulit kepala. Biarkan campuran kuning telur tersebut menempel di rambut
sekitar 30-45 menit. Bilas rambut sampai bersih dan ulangi lagi beberapa hari
kemudian.
c. Kemiri (Aleurites moluccana)
Untuk memperkuat dan memperbaiki tumbuhnya rambut, gunakan 6 buah kemiri
ditumbuk halus, tambahkan air secukupnya dan dimasak hingga mengeluarkan

23
minyak. Gosokkan minyak tersebut pada kulit kepala dan rambut hingga merata.
Lakukan 3 kali seminggu.
d. Lidah Buaya (Aloe Vera)
Gunakan 60 gram daun lidah buaya, dikupas kulitnya, ditambah 30 gram daun
mangkokan dan 30 gram daun waru muda kemudian dihaluskan. Setelah itu,
tambahkan 50 gram minyak kemiri hangat, aduk rata. Kemudian oleskan pada kulit
kepala dan rambut hingga rata. Diamkan beberapa saat dan bilas hingga bersih.

Daftar Pustaka
Wihans. 2010. Kuning Telur Dapat Mengatasi Rambut Rontok. (online),
<http://jurnalberita.com/2010/12/kuning-telur-dapat-mengatasi-rambut-rontok/> diakses
tanggal 16 Juni 2011
Makarizo Healthy Beauty. 2009. Rambut Rontok pada Wanita Pasca Melahirkan. (online),
<www.makarizo.co.id> diakses tanggal 16 Juni 2011
Yourhair Styles. 2011. PostPartum Hair Loss. (online), <www.hair.becomegorgeous.com>
diakses tanggal 16 Juni 2011
Tennani, Sarah. 2008. Preventing Post Partum Hair Loss. (online), <www.suite101.com>
diakses tanggal 16 Juni 2011
Mcdeeck. 2007. Nutmeg (Kemiri/Aleurites Moluccana) Penghitam dan Penyubur Rambut.
(online), <www.id.shvoong.com> diakses tanggal 16 Juni 2011
Rendra. Susie. 2011. Rambut Rontok Hebat Usai Melahirkan. (online), <www.health.detik.com>
diakses tanggal 16 Juni 2011

GANGGUAN RAMBUT: UBAN


1. Definisi
Rambut (pilli) adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terdapat hampir
seluruh bagian tubuh tetapi sebagian besar merupakan rambut vellus yang kecil dan tidak
berwarna. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat terdapat pada kulit kepala, alis
dan bulu mata, saat dewasa rambut ini akan mengantikan rambut vellus pada area ketiak dan
pubis. Akar rambut berisi folikel rambut, folikel rambut ini mengandung melanosit yang
menghasilkan pigmen yang disebut melanin, yang bertanggung jawab untuk warna rambut.
Seiring dengan berjalannya waktu, rambut tersebut menjadi tua dan mulai berubah warna dari
hitam menjadi abu-abu dan putih inilah yang disebut dengan uban. Proses ini umum terjadi
pada usia 50-an tahun. Namun tidak jarang ditemui seorang yang rambutnya di penuhi uban,
padahal usianya masih tergolong muda atau bukan usia seharusnya. Penyebab tumbuh uban
bukan karena faktor usia saja, shampo tidak cocok dan stress bisa menjadi penyebab.

2. Penanganan Tradisional
Penatalaksanaan Konvensional dengan Santan
Mengecat rambut bisa dijadikan solusi untuk rambut beruban, namun mencegah selalu
jauh lebih baik tentunya. Gunakan santan kelapa untuk menunda kemunculan uban. Tidak
hanya menunda, biarpun uban sudah tumbuh, dapat dikurangi pertumbuhannya dengan santan
kelapa.

24
Cara untuk cegah uban dan kurangi pertumbuhan uban dengan santan kelapa ialah
dengan memarut kelapa tua, lalu memeras untuk mengambil santannya. Dan di tambahkan
garam dan di embunkan semalaman, dan esoknya di oleskan pada rambut.

3. Penanganan Terkini
Solusi alami berikut dapat efektif untuk mengobati uban
1. Pijat rambut
Pijat rambut dengan minyak kelapa akan menjaga rambut panjang, hitam dan kuat.
Memakai minyak dan campuran bubuk gooseberry kering adalah pengobatan yang efektif
untuk uban.
2. Menggunakan pewarna rambut henna
Henna adalah pewarna rambut alami untuk rambut beruban karena membantu dalam
menutupi uban dan mengembalikan warna rambut menjadi coklat gelap. Ini juga dapat
menjadi solusi alami untuk uban.
Penanganan Farmakologi
Dahulu growth hormon (GH) dianggap hanya berguna bagi pertumbuhan tulang dan
jaringan, namun dalam perkembangannya, perubahan pigmen baik kulit maupun rambut juga
disebabkan oleh hormon ini. Penelitian menghasilkan data bahwa mulai usia 30 tahun GH
menurun 20% setiap dekadenya. Saat ini ditemukan jaringan kompleksa amino chain yang
membentuk growth hormon, yg merujuk pada 161 rangkaian, bisa dibentuk secara alamiah
dengan menggunakan semacam precursor. agar produksiny tidak terhenti melainkan secara
aman bisa dibuat tubuh dengan alami. Hasil temuan inilah yg banyak membantu kehitaman
dan pertumbuhan rambut. Sedangkan cara lain adalah dengan menyuntikan melanin untuk
membuat rambut tidak menjadi putih.

4. Contoh Kasus
Seorang wanita Ny. N dengan usia 41 tahun mempunyai 2 orang anak. Sudah 2 bulan
ini Ny.N mengeluh perih pada kulit kepala dan jarang keluar rumah. Ternyata Ny. N sudah
mulai beruban. Dan ternyata hal ini menyebabkan Ny.N mengalami sedikit masalah dalam
bersosialisasi karena malu rambutnya sudah beruban. Ny.N tidak tahan melihat kondisi
rambutnya sehingga dia sering menggaruk dan mencabutnya. Akibatnya kulit di rambutnya
lecet dan luka. Akhirnya Ny.N memutuskan untuk berkonsultasi ke Klinik Kecantikan di
daerah Surabaya. Setelah dikaji oleh seorang konsultan ternyata Ny.N dulu sering
menggunakan pewarna rambut atau cat rambut pada saat mudanya dan memiliki pola hidup
yang kurang baik, karena asupan gizi yang tidak seimbang. Ny. N kurang mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung protein dikarenakan Ny.N memiliki riwayat penyakit
ginjal. Setelah berkonsultasi akhirnya Ny.N mendapatkan intervensi sesuai dengan
masalahnya.

Diagnosa dan intervensi


1. Diagnosa : Risiko kerusakan integritas kulit kepala berhubungan dengan maserasi
jaringan kulit kepala dan perubahan fungsi barier kulit kepala.
Tujuan : Integritas jaringan kulit kepala meningkat dan membaik.
Kriteria Hasil :
1. Integritas kulit kepala yang baik dapat dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur,
hidrasi, pigmentasi)

25
2. Tidak luka / lesi pada kulit kepala.
3. Perfusi jaringan baik.
4. Menunjukan perbaikan kulit kepala dan mencegah terjadinya cedera berulang

Intervensi :
1. Jaga kebersihan kulit kepala supaya tetap kering dan bersihe.
2. Monitor kulit kepala akan adanya kemerahan.
3. Oleskan lotion/minyak/ baby oil pada daerah yang terjadi maserasi.
4. Monitor status nutrisi pasien.
5. Berikan pengetahuan (Health Education) pada pasien supaya tidak menggaruk kulit
kepala atau mencabut uban supaya tidak mengalami perlukaan berulang dan memicu
terjadinya infeksi.
2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri.
Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi dalam 2 x 24 jam
Kriteria Hasil :
1. Dapat berinteraksi seperti biasa.
2. Rasa percaya diri timbul kembali.
Intervensi :
1. Kaji perubahan perilaku pasien seperti menutup diri, malu berhadapan dengan
orang lain.
2. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan pasien.
3. Beri harapan dalam parameter situasi individu.
4. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan.
5. Dorong interaksi keluarga.
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan penampilan
Tujuan : Ketakutan teratasi setelah 2 x 24 jam.
Kriteria Hasil :
1. Klien menyatakan peningkatan kenyamanan psikologis dan fisiologis.
2. Dapat menjelaskan pola koping yang efektif dan tidak efektif.
3. Mengidentifikasi respons kopingnya sendiri.
Intervensi :
1. Kaji ulang perubahan biologis dan fisiologis.
2. Gunakan sentuhan sebagai toleransi.
3. Dukung jenis koping yang disukai ketika mekanisme adaftif digunakan.
4. Anjurkan untuk mengekspresikan perasaannya.
5. Anjurkan untuk menggunakan mekanisme koping yang normal.
6. Anjurkan klien untuk mencari stresor dan menghadapi rasa takutnya.

Daftar pustaka
Anonim. 2010 Obat Ketombe dan Uban: Santan Kelapa. http://rumahabi.info/obat-ketombe-
dan-uban-santan-kelapa.html. diakses pada 16 Juni 2011.
Arrayyan, Rakha. 2007. Gangguan Sistem Integumen Pada Lansia. Jakarta
Carpenito. Lynda Juall. 2009.Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Pasien Klinis. Jakarta :
EGC., Ed.9
Doengoes, et all. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

26
Donovan, Jeff & Vera. 2010. chloroquine induced hair hypopigmentation. www.nejm.org
diakses pada 16 Juni 2011

27
Masalah Rambut : Ketombe (Dandruff)

Definisi
Ketombe adalah kelainan kulit kepala, dimana terjadi perubahan pada sel stratum korneum
epidermis dengan ditemukannya hiperproliferasi, lipid interseluler dan intraseluler yang
berlebihan, serta parakeratosis yang menimbulkan skuama halus, kering, berlapis-lapis, sering
mengelupas sendiri, serta rasa gatal.2,3,4 (Ervianti, 2006).
Ketombe biasanya dianggap sebagai bentuk ringan dari dermatitis seboroika, ditandai dengan
skuama yang berwarna putih kekuningan. Brahmono mendefinisikan ketombe sebagai kelainan
kulit kepala beramut (scalp) yang ditandai dengan skuama abu-abu keperakan berjumlah banyak,
kadang disertai rasa gatal, walaupun tidak ada atau hanya sedikit disertai tanda
radang.(Brahmono, 2002) Kulit kepala berambut tempat skuama tersebut menjadi mudah rontok,
berbau, dan rasa gatal yang sangat hebat pada kulit kepala. (Adhi Djuanda, 2002)

Etiologi
Etiologi dari dermatitis seboroik kulit kepala atau ketombe ini belum diketahui secara pasti,
sekalipun diperlihatkan adanya jamur lipofilik ( misalnya, Malassezia furfur) pada preparat anti
fungal. Tumpukan parakeratosis yang bercampur dengan sel-sel radang akut berkumpul di
sekitar folikel rambut dengan infiltrat sel-sel neutrofil dan limfosit di seluruh daerah perivaskular
superfisial. (Malassezia sp. merupakan flora normal kulit dan berjumlah 46% dari populasi,
sedangkan pada penderita ketombe jumlah tersebut meningkat menjadi 74%. (KA Arndt, 2002).
Pityrosporum ovale, termasuk golongan jamur, sebenarnya adalah flora normal di rambut. Akan
tetapi berbagai keadaan seperti suhu, kelembaban, kadar minyak yang tinggi, dan penurunan
imunitas (daya tahan) tubuh dapat memicu pertumbuhan berlebihan dari jamur ini. Sebenarnya
ketombe disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang meningkatkan minyak kulit dan
meningkatkan flora normal dalam kulit, seperti :
1. Ras tertentu memiliki sifat kulit berminyak
2. Genetik
3. Diet makanan berlemak tinggi
4. Iklim dan cuaca yang merangsang kegiatan kelenjar minyak kulit
5. Stres psikis yang menyebabkan peningkatan aktivitas kelenjar
6. Umur tertentu yang menyebabkan kelenjar minyak berproduksi maksimal
7. Obat-obatan tertentu menyebabkan stimulasi kelenjar minyak
8. Higiene (kesehatan/kebersihan) kulit buruk
9. Penyakit sistemik kronik
10. Obat-obatan penurun daya tahan kulit dan tubuh

Manifestasi Klinis
Gejala ketombe yang sering timbul adalah
1. rasa gatal di kulit kepala pada siang hari, terutama bila panas dan berkeringat.
2. terjadi pelepasan lapisan keratin epidermal pada saat digaruk yang kemudian menempel
di batang rambut atau jatuh ke baju.
3. timbul perlukaan pada kulit yang menyebabkan timbulnya infeksi sekunder oleh mikroba
lain.

28
4. garukan karena rasa gatal juga dapat menyebabkan rontoknya rambut terutama di daerah
verteks (puncak kepala).

Penatalaksanaan
a. Keperawatan
1. Melakukan massase pada kulit kepala saat keramas.
2. Memberikan diet rendah lemak.
3. Memberikan health education agar klien istirahat cukup, mengurangi rokok dan
minuman keras.
b. Umum
1. Memberikan shampoo anti ketombe. Ada berbagai macam shampo anti ketombe yang
bisa dipilih :
a Shampo sulfur : melepaskan lapisan tanduk kulit dan mengurangi pembentukan
lemak di kulit kepala.
b Shampo ter : mengurangi pembentukan lemak kulit dan menekan pembentukan
dan pelepasan kulit (epidermal turn over).
c Shampo Zinc-pyrithion (ZPT) : kandungan yang banyak digunakan di shampoo
anti ketombe yang dijual bebas dengan sifat anti jamurnya menekan
pertumbuhan P. ovale.
d Shampo Selenium : menekan pembentukan dan pelepasan kulit. Pemakaiannya
dioles ke kulit kepala setelah dibasahi, diamkan selama 5-10 menit, kemudian
dibilas. Pemakaian 2 kali seminggu, diturunkan bila ketombe sudah mulai
berkurang.
e Medicated Shampo : dengan kandungan antiseptik dan campuran salah satu
bahan di atas.
2. Memberikan solusio topical terbinafin 1 % efektif untuk terapi dermatitis seboroik pada
kulit kepala
3. Jika kulit kepala tertutupi oleh skuama difus dan tebal, skuama dapat dihilangkan dengan
memberikan minyak mineral hangat atau minyak zaitun pada kulit kepala dan
dibersihkan dengan deterjen seperti dishwashing liquid atau shampoo tar beberapa jam
setelahnya.
4. Skuama ekstensif dengan peradangan dapat diterapi dengan moistening kulit kepala dan
kemudian memberikan fluocinolone asetonid 0,01% dalam minyak pada malam hari
diikuti dengan shampo pada pagi harinya.
5. Bila ketombe masih membandel, dapat diberikan preparat anti jamur seperti ketokonazol
1-2%. Untuk pemberiannya berkonsultasilah dahulu dengan dokter. Pemakaiannya cukup
2 kali seminggu, pada hari lainnya dapat menggunakan shampo biasa. Perlu diperhatikan
untuk didiamkan dulu di kepala selama beberapa menit sebelum dibilas.
6. Pengobatan lain adalah kortikosteroid, Ketokonazol oral, hormon estrogen, vitamin B,
riboflavin, piridoksin dan sianokobalamin.
7. Apabila tidak berhasil juga, dapat digunakan anti malaria. Untuk mengatasi infeksi
sekunder seringkali diperlukan antibiotik. Dan pada kelainan psikis diperlukan obat
penenang.

Prognosis

29
Ketombe adalah penyakit kulit kepala yang dapat disembuhkan dengan menjaga kulit
kepala tetap bersih. Dengan menjaga kesehatan rambut, jumlah flora normal pada kulit kepala
akan tetap dalam batas normal sehingga aktivitas berlebihan flora normal kulit kepala dapat
dihindari. Namun, faktor lain seperti konsumsi makanan, psikologi, cuaca, juga harus
diperhatikan. Pada sebagian kasus yang mempunyai factor konstitusi penyakit ini agak sukar
disembuhkan (Djuanda,1999)

Penanganan ketombe secara tradisional


Masyarakat telah melakukan berbagai penanganan tradisional untuk mengatasi ketombe, salah
satunya adalah dengan memanfaatkan bahan-bahan herbal. Tanaman-tanaman yang sering
digunakan adalah:
1. Nanas
Buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) adalah tanaman obat tradisional yang
mempunyai efek anti inflamasi, anti oksidan, anti cancer, anti bakteri dan anti fungi.
Zat-zat kimia yang terkandung di dalam nanas antara lain adalah vitamin A dan C,
kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa, enzim bromelain,
saponin, flavonoid, polifenol.
Kandungan zat kimia yang berefek anti fungi :

a) Saponin : Menunjukkan efek anti fungi, anti bakteri, anti inflamasi, dan
mempunyai efek sitotoksik.12
b) Flavonoid : Mempunyai efek anti inflamasi, anti bakteri, anti fungi, anti viral, anti
cancer dan anti oksidan.13
c) Polifenol : Mempunyai efek anti inflamasi, anti fungi, anti bakteri, anti cancer dan
anti oksidan.

2. Lemon
Penatalaksanaan ketombe di masyarakat tidak hanya dilakukan secara medis, tetapi juga
dapat menggunakan cara alami, salah satunya adalah dengan menggunakan air perasan
jeruk lemon. Air perasan jeruk lemon sering dipakai masyarakat untuk mengobati
ketombe karena diyakini berkhasiat, bahannya mudah didapat, serta mengandung bahan
alami. Martos dkk. telah meneliti bahwa kandungan d-limonene dalam jeruk lemon
memiliki efek antijamur. Sebelumnya peneliti telah melakukan uji pendahuluan dan
didapatkan kadar hambat minimum (KHM) air perasan jeruk lemon terhadap Malassezia
sp. Secara invitro adalah pada konsentrasi 25%

3. Seledri
Selain pengobatan secara medis, pengobatan tradisional untuk menghilangkan ketombe
juga dapat ditemukan di masyarakat. Salah satunya dengan cara menggunakan seledri
untuk menghilangkan ketombe.7 Dalam hal ini efek antimikroba atau antijamur tanaman
ini diduga memiliki peranan penting.3,7.
Pada sebuah penelitian sebelumnya diketahui ekstrak seledri memiliki efek antijamur
yang dapat menghambat pertumbuhan Malassezia sp.

30
Penanganan Terkini Ketombe
Obat dalam Shampo
Ketombe dikenal juga sebagai pityriasis simplex capillitii, p. simplex capitis, dan p. sicca,
skala penyebaran ketombe sedikit sampai sedang dari kulit kepala dengan berbagain derajat
iritasi atau eritema. Ketombe sering dikaitkan dengan sensasi intermiten pruritus dan kekeringan.
Karakteristik mengelupas dari kulit kepala menunjukkan penurunan proses deskuamasi.
Umumnya, ketombe dianggap mewakili bentuk paling ringan dari dermatitis seboroik di kulit
kepala. Patogenesis tetap harus benar-benar dijelaskan, meskipun jamur Malassezia dianggap
sebagai etiologi yang utama. Terdapat lebih dari tujuh spesies Malassezia (M. globosa, M.
restricta, M. obtusa, M. sloofiae, M. sympodialis, M. furfur, dan Pachydermatis M.), dan
pertumbuhan mereka dapat diperburuk oleh hipersekresi sebum dan hyperproliferasi dari
stratum korneum (lapisan pelindung kulit). Malassezia dapat menstimulasi produksi sitokin oleh
keratinosit (sel epidermis yang mensintesis keratin), yang selanjutnya berkontribusi dalam
komponen inflamasi dermatitis seboroik dan ketombe. Penggunaan ketokonazol, pyrithione
seng, dan selenium sulfida biasanya menunjukkan hasil yang baik. Terapeautik shampo
menawarkan pilihan yang nyaman untuk mengobati pengelupasan kulit kepala dan pruritus kulit
kepala.
Shampo membersihkan rambut dan kulit kepala dengan cara mengemulsi sekresi minyak
selama mengobati penyebab yang mendasari. Direkomendasikan pada pasien untuk membusakan
sampo dan meninggalkan busa di kulit kepala selama lima sampai 10 menit, kemudian bilas.
Shampo biasanya digunakan sekali sehari selama dua minggu, kemudian 1-2 kali seminggu
sesudahnya untuk pemeliharaan. Meskipun kondisi dermatologis yang dapat mempengaruhi kulit
kepala, artikel ini berfokus pada ketombe dan pilihan pengobatan yang tersedia.

1. Shampo keratolitik
Terjadinya ketombe melibatkan hiperproliferasi, mengakibatkan deregulasi dari
keratinisasi. Korneosit (sisa-sisa keratinosit) mengumpul, sebagian besar tampak seperti
serpihan kulit. Pada dasarnya, keratolitik agen, seperti asam salisilat dan sulfur, melonggarkan
lapisan antara korneosit dan memungkinkan korneosit hilang dengan proses shampooing.
Keratolitik melembutkan, larut, dan melepaskan lapisan kulit kepala yang terlihat pada
ketombe, meskipun mekanisme tidak sepenuhnya dipahami.

a. Asam salisilat
Asam salisilat adalah beta-hidroksi asam, agen keratolitik yang berguna dalam
menghilangkan sisik, kulit hiperkeratotik; mengurangi adhesi sel cellto antara corneocytes.
Meskipun mekanisme aksi asam organik tidak jelas, kemungkinan melibatkan pelepasan
desmogleins dan disintegrasi desmosom. Aktivasi jalur endogen, bertanggung jawab untuk
pemisahan sel secara normal, mungkin juga terlibat, tetapi hipotesis ini belum dikonfirmas.
b. Belerang
Sulfur adalah unsur bukan logam berwarna kuning dengan sifat keratolitik dan sifat
antimikroba. Efek keratolitik diperkirakan dimediasi oleh reaksi antara belerang dan sistein
dalam keratinosit, sedangkan efek antimikroba tergantung pada konversi sulfur menjadi
asam pentathionic oleh flora normal kulit atau keratinocytes. Sifat keratolitik dapat
mendukung peluruhan jamur dari stratum corneum. Mekanisme yang tepat mengenai cara
kerja masih belum diketahui. Leyden mempelajari 2% kombinasi sulfur dan 2% salisilat
asam sebagai bahan dasar shampo (misalnya, Sebulex, Westwood Squibb) dalam percobaan

31
double-blind, dikontrol menggunakan klinis penilaian dari pengelupasan kulit dan
penghtungan korneosit. Mereka mengamati secara signifikan reduksi yang lebih besar dan
lebih cepat pada pengelupasan dan jumlah korneosit dalam subyek yang menggunakan 2%
belerang / 2% kombinasi asam salisilat dibandingkan yang menggunakan baik bahan aktif
sendiri dan zat pembawa.
2. Keratinisasi Regulator
a. Seng
Diperkirakan bahwa zinc pyrithione (ZPT) menyembuhkan kulit kepala dengan
normalisasi keratinisasi epitel, produksi sebum, atau keduanya. Beberapa studi juga telah
menunjukkan penurunan yang signifikan pada jumlah jamur setelah aplikasi seng pyrithione.
Sebuah studi oleh Warner et al. menunjukkan penurunan dramatis dari kelainan struktural
yang ditemukan dalam ketombe dengan menggunakan sampo pyrithione seng. Jumlah
organisme Malassezia menurun, parakeratosis dihilangkan, dan korneosit yang disertai
lemak berkurang. Oleh karena itu, normalisasi ultrastruktur stratum korneum oleh pyrithione
seng dianggap menjadi penatalaksanaan sekunder patologi dalam lapisan epidermis.
b. Tar
Meskipun tar klasik telah digunakan untuk mengobati psoriasis, tar memberikan pilihan
terapi yang efektif dalam mengobati ketombe juga. Masalah dengan pewarnaan, bau, dan
kekacauan dalam pelaksanaannya membuat tar terapi lini kedua padasebagian besar pasien.
Gel mengandung ekstrak tar batu arang, dan umumnya tidak begitu kotor dan bau seperti tar.
Shampoo tar bekerja melalui efek antiproliferatif dan sitostatik, meskipun definitif analisis
sulit karena jumlah yang begitu besar pada komponen aktif biologis dalam produk tar batu
arang. Produk tar memencarkan kerak pada kulit kepala, yang dapat mengurangi koloni
Malassezia. Aplikasi topikal dari tar menekan sintesis DNA pada epidermal. Pierard-
Franchimont et al. melakukan secara acak, doubleblind studi untuk membandingkan dua
kelompok dari 30 relawan dengan level sedang sampai level pasien dengan ketombe yang
bisa dilihat baik menggunakan shampo yang dengan tar dan tanpa tar (2% Asam salisilat,
0,75% piroctone olamine, dan 0,5% elubiol) atau 0,5% shampo tar batu arang. Mereka
mengamati secara signifikan lebih besar pengurangan jumlah spesies Malassezia pada
kelompok non-tar; Namun, subyek dalam kedua kelompok mengalami perbaikan klinis.
c. Steroid
Sifat farmakokinetik kortikosteroid topikal tergantung pada struktur agen, pembawa, dan
bafian kulit yang mana. Kortikosteroid topikal bekerja melalui efek anti-inflamasi dan
antiproliferatif. Pada kulit kepala, lotion atau larutan yang memiliki potensi moderat sampai
tinggi adalah tipe yang sering digunakan. Clobetasol propionat 0,05% (Clobex,
GlaxoSmithKline) tersedia dalam bentuk shampo. Meskipun saat ini tidak ada penelitian
tentang kemanjuran shampo steroid dalam mengelola ketombe, kemanjuran aplikasi steroid
topikal telah lama terbukti efektif dalam mengobati ketombe. Steroid topikal sering
digunakan dengan mengkombinasikan steroid topikal dan perawatan ketombe lainnya
seperti sebagai agen antijamur.

32
3. Agen antimikroba
a. Selenium sulfida
Diperkirakan bahwa selenium sulfida mengontrol ketombe melalui efek anti-
Pityrosporum daripada oleh efek antiproliferatif yang dimilikinya. Namun, secara signifikan
juga mengurangi laju pergantian sel. Selenium sulfida memiliki sifat anti-seboroik dan
muncul untuk menghasilkan efek sitostatik pada sel-sel epidermis dan folikel epitel.
Selenium sulfida tersedia dengan jumlah hitungan 1% shampo, dengan resep hanya 2,25%
(Selseb, Doak Dermatologics) dan 2,5% shampoo. Sebuah studi oleh Danby et.al.
dibandingkan ketokonazol 2% shampoo (misalnya, nizoral, McNeil Consumer) dengan
selenium sulfida 2,5% shampoo (misalnya, Selsun) pada 246 pasien dengan kasus ketombe
moderat sampai berat di acak, double-blind, plasebo-terkontrol trial. Ketokonazol dan
selenium sulfida terbukti efektif dalam mengobati ketombe, tapi ketokonazol lebih baik
ditoleransi karena efek samping obat yang lebih sedikit. Jumlah minyak yang berlebihan dari
kulit kepala adalah efek samping signifikan bagi banyak pasien yang secara teratur
menggunakan selenium sulfida untuk mengendalikan ketombe. Pierard-Franchimont dan
Pierard mempelajari tingkat ekskresi sebum pada 52 pria yang menggunakan treatment anti
ketombe. Minggu kelima dalam periode pengobatan , tingkat ekskresi sebum menunjukkan
peningkatan rata-rata 58% dengan menggunakan selenium sulfida, meningkat 3% dengan
ketokonazol, dan peningkatan 5% dengan ekonazol (misalnya, Spectazole,
OrthoNeutrogena).
Rapaport membandingkan efikasi anti ketombe dari empat shampoo pada 199 pasien:
selenium sulfida 1% (Selsun Blue, Chattem, Inc), 1% pyrithione seng (Kepala dan Bahu,
Procter & Gamble) ekstrak tar batubara 5% (Tegrin, GlaxoSmithKline), dan shampo
kendaraan (Flex, Revlon). Subjek menggunakan Selsun Blue mengalami perbaikan secara
signifikan lebih besar gejala daripada kelompok lain. Van Cutsem et.al. membandingkan
aktivitas in vitro antijamur ketokonazol 2%, selenium sulfida 2,5%, dan seng pyrithione 1%
dan 2% terhadap M. furfur pada kelinci percobaan. Ketokonazol ditemukan sebagai bahan
yang paling efektif untuk mengurangi jumlah M. fufur, namun hasil dengan selenium sulfida
dan 1% dan 2% pyrithione seng sebanding. Efek anti-ketombe ketokonazole lebih unggul
daripada orang-orang yang menggunakan selenium sulfida dan seng pyrithione. Selseb
(Doak) adalah resep yang hanya dikombinasikan dengan selenium sulfida 2,25% dalam urea
dengan pyrithione seng.

b. Agen antijamur imidazol


Imidazol topikal antijamur seperti ketokonazole bertindak dengan menghalangi
biosintesis ergosterol, sterol utama merupakan turunan dari membran sel jamur. Perubahan
permeabilitas membran disebabkan oleh penipisan ergosterol yang tidak kompatibel dengan
pertumbuhan jamur dan survival. Ketokonazol adalah agen antimycotic spektrum luas yang
aktif terhadap Candida albicans dan M.furfur. Dari semua imidazoles tersedia saat ini,
ketokonazol bahan yang paling dicari diantara pilihan pengobatan yang lain karena
efektivitasnya dalam mengobati dermatitis seboroik. Shampo ketokonazol 1% telah disetujui
untuk penggunaannya, dan 2% sampo yang tersedia dengan resep (nizoral). Jarang terjadi
efek samping termasuk iritasi dan bau yang menyengat. Ketoconazole shampoo 2% telah
dipelajari secara ekstensif pada lebih dari 2.000 pasien dengan ketombe seboroik dermatitis.
Dibandingkan dengan plasebo, shampo secara konsisten lebih efektif. Dalam penelitian
secara acak membandingkan kemanjuran empat minggu percobaan shampo ketokonazol 2%

33
dengan sampo pyrithione seng 1%, oleh Pierard-Franchimont et al. Pada data statistik
ketokonazol secara signifikan lebih unggul (dengan subyek menunjukkan 73% perbaikan)
yang lain (peningkatan 67%) . Dalam sebuah studi terpisah, Saple dan rekan meneliti
kombinasi sampo ketokonazol 2% dan seng shampo pyrithione 1% di antara 236 pasien
dengan ketombe, dengan klasifikasi baik sampai sangat baik dalam penanganan eritema dan
gatal-gatal dan efek samping yang minimal. Van Cutsem et al. Juga menunjukkan bahwa
ketokonazol itu lebih efektif daripada pyrithione seng atau selenium sulfida dalam
mengurangi jumlah Malassezia.
4. Kesimpulan
Ini adalah pendapat kami bahwa ketombe moderat sampai berat paling efektif diobati
dengan shampo ketokonazol 2%, kadang-kadang dikombinasikan dengan larutan steroid
untuk mengendalikan peradangan. Sampo ciclopirox juga sangat efektif. Untuk kasus
ketombe yang ringan sampai sedang, shampoo ketombe yang mengandung asam salisilat
atau selenium sulfida sering bekerja dengan baik, terjangkau dan tersedia banyak pilihan
bagi pasien. Banyak pilihan terapi untuk ketombe yang tersedia dalam komposisi shampo.
Formulasi ini menawarkan pilihan yang aman untuk mengobati kondisi umum dermatologis.
Kemanjuran dari berbagai penatalaksanaan bervariasi antara individu, dan pengobatan
kombinasi sering berguna pada pasien yang tidak ada respon dengan salah satu agen.

Daftar pustaka
Djuanda, A., 1999, Dermatosis eritroskuamosa dalam buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Edisi Ketiga, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
--------.2010.Cara Alami Menghilangkan Ketombe. Avalaible from :www.isdaryanto.com
Accesed 17 June 2011 at 04.30 a.m
permatasari yulia.2011.Rahasia Komplet Basmi Ketombe. Avalaible from
:http://www.mediaindonesia.com. Accesed 17 Juni 2011 at 04.30 a.m
Richard N Mitchell. 2006. Pocket Companion to Robbins and cotran pathologic of disease 7th
edition. New York : Elsevier Inc
Ervianti E. 2006. Seborrheic dermatitis and dandruff the usage of ketoconazole. In: new
perspective of dermatitis Elewski BE. 2005. Clinical diagnosis of common scalp disorders
[serial on the internet]. J Investig Dermatol Symp Proc. 10(3): 190-3. Available from:
http://content.nejm.org/cgi/medline/pmid;16382661. Accesed 6 Dec 2010
Bramono K. 2002.Pitiriasis sika/ketombe: etiopatogenesis. Dalam : Wasitaatmadja SM, Menaldi
SLS, Jacoeb TNA, Widaty S, editor. Kesehatan dan keindahan rambut. Kelompok Studi
Dermatologi Kosmetik Indonesia.
Arndt KA, Bowers KE. 2002. Manual of dermatologic therapeutics with essentials of diagnosis.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Ashbee HR, Evans EGV. 2002.Immunology of diseases associated with Malassezia species
[serial on the internet]. Clinical Microbiology Reviews. Available from:
http://cmr.asm.org/cgi/content/full/15/1/21. Accesed 2 Jan 2010

34
KUKU

INFEKSI JAMUR PADA KUKU (ONIKOMIKOSIS)


Definisi :
Penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur atau dermatomikosis merupakan penyakit
yang sering dijmpai terutama di Negara tropis karena udara yang lembab dan panas sepanjang
tahun sangat cocok bagi berkembangnya penyakit jamur khususnya mikosis superfisialis. salah
satu bentu dematomikosis adalah onikomikosis yaitu infeksi jamur pada kuku. Zaias menyatakan
onikomikosis adalah satu kelainan kuku yang disebabkan oleh oleh infeksi jamur dermatofita,
ragr (yeast) dan kapang (moulds). penyakit tersebut bersifat menahun dan sangat resisten
terhadap pengobatan.
Etiologi
a. Dermatofita sebagai penyebab onikomikosis seperti T. rubrum, E. floccosum, M. cains
b. Candida seperti candida albicans, candida guilermondi
c. A. furnigratus, A. plavus, A. ustus dll
Manifestasi klinis :
Hyperkeratosis subungual dan onikolisis, warna kuku kekuningan, destruksi lempeng
kuku proksimal, kasar, lunak dan rapuh.
Penanganan secara Medis :
Prinsip penatalaksanaan dan penanganan adalah menghilangkan factor predisposisi yang
memudahkan terjadinya penyakit serta terapi obat anti jamur yang sesuai dengan penyebab dan
patologi kuku. macam penanganan onikomikosis adalah :
1. Obat topical : bifonazol urea, amorolfin, siklopiroksolamin
2. Obat sistemik : obat sistemik generasi baru yang dapat digunakan adalah flukonazol,
itrakonazol, dan terbinafin.
3. Terapi bedah dengan tindakan bedah scalpel

\
Terapi Komplementer/Pengobatan secara Tradisional:
1. Lengkuas
Seperti halnya jamur lain yang menyerang anggota tubuh, jamur kuku juga dapat
menular. Untuk menghindari dan mencegah terjadinya jamur kuku, maka dianjurkan pola
hidup bersih yang diterapkan sehari-hari. Selain itu, penderita jamur kuku tidak perlu
khawatir karena pada saat sekarang ini sudah banyak obat jamur yang beredar dan bisa
dikonsumsi antara lain: intraconazole, biasanya obat jamur ini diminum dalam waktu yang

35
lama, selain obat jamur ynag diminum solusi lain untuk jamur kuku yaitu: obat jamur oles
yang digunakan bersamaan dengan obat jamur minum, karena jika hanya menggunakan salah
satu diantara itu saja tidak dapat menyembuhkan jamur kuku sampai tuntas. Bila
menggunakan pengobatan diatas kurang di sukai maka dapat dilakukan pengobatan
tradisional untuk jamur kuku yaitu menggunakan 1 rimpang lengkuas yang dicuci sampai
bersih, lalu belah dan gosokkan pada kuku yang terkena jamur, lakukan secara rutin setiap
malam sebelum tidur.
2. Alkohol
Rendam kuku dalam air hangat dengan beberapa tetes disinfektan selama lima
menit atau lebih. Angkat dan lap kering benar. Sekarang rendam kuku yang terinfeksi dalam
alkohol gosok selama dua puluh menit benar-benar kering. Lakukan ini dua kali sehari pagi
dan sebelum tidur.
3. Minyak Pohon Teh Australia
Minyak pohon teh merupakan ekstrak dari daun alternifolia Melaleuca, tanaman
Australia. Ini merupakan agen anti-jamur kuat. Ini juga merupakan solusi antiseptik yang
baik digunakan dalam tubuh untuk infeksi kulit yang parah.
4. Minyak Lavender
Minyak lavender juga sangat efektif karena memiliki sifat penyembuhan. Hal ini
dapat digunakan dengan minyak esensial teh. Sebuah kapas diolesi dengan kombinasi dari
kedua minyak harus diterapkan pada kuku yang terkena dampak pada semua sisi dan di
bawah kuku atas, dua kali atau tiga kali sehari.
5. Minyak Zaitun
Minyak zaitun juga sangat baik dan tidak hanya untuk diambil secara internal.
Jika dikombinasikan dengan minyak pohon teh Esensial dan diterapkan pada kuku yang
terkena, ia menusuk jauh ke dalam dan di bawah kuku dan menghilangkan infeksi dengan
membunuh jamur. Ini harus diterapkan untuk jangka waktu 15 hari.

Contoh Kasus :
Tn. A 31 tahun datang ke RSUD Kanujoso Djati Wibowo Balikpapan karena mengeluh
kuku tangan dan kakinya yang terasa nyeri, kasar, kekuningan dan rapuh. Tn. A mengaku sulit
melakukan aktifitas sehari harinya sebagai penjual keliling mie ayam oleh karena sakitnya ini.
sebelumnya Tn. A pernah tinggal dengan temannya yang mengalami sakit kuku yang sama
hingga akhirnya tertular dan mulai mengalami gejalanya pada 1 bulan yang lalu dan semakin
parah.
Intervensi keperawatan :
1. Resiko infeksi b.d invasi jamur terhadap kuku

No Intervensi Rasional
1. Rawat luka pada kuku tangan dan kaki Minyak zaitun mengandung antiseptic
yang mengalami onikomikosis dengan sehingga dapat membunuh jamur
air hangat dicampur dengan minyak onikomikosis
zaitun atau alcohol setiap hari
2. Pertahankan kebersihan kuku tangan Kuku tangan dan kaki yang bersih
dan kaki pasien agar tidak terjadi dapat mencegah infeksi jamur lebih
infeksi lebih lanjut lanjut
3. Jaga kuku tangan dan kaki agar tetap Kondisi kuku tangan dan kaki yang

36
kering lembab meningkatkan aktifitas jamur
4. Berikan obat obatan sesuai dengan Obat obatan tersebut dapat
preskripsi seperti bifonazol urea dan mengurangi gejala dari onikomikosis
flukonazol,
5. Memberikan health education tentang Agar klien dapat merawat dan
perawatan dan menjaga kuku tetap menjaga kuku tangan dan kakinya
bersih dan kering ketika di rumah

2. Nyeri b.d proses peradangan pada kuku


No Intervensi Rasional
1. Kaji tanda adanya nyeri ; baik verbal Bermanfaat dalam mengevaluasi
maupun non verbal ; catat lokasi ; nyeri ; menentukan pilihan ;
intensitas (skala nyeri 1-10 ), lamanya menentukan efektifitas terapi
2. Posisikan kaki dan tangan pasien yang Posisi yang nyaman akan mengurangi
mengalami onikomikosis dalam posisi rasa nyeri pada pasien.
nyaman
5 Berikan obat obatan sesuai dengan Obat obatan tersebut dapat
preskripsi seperti bifonazol urea dan mengurangi gejala dari onikomikosis
flukonazol,
6 Memberikan health education tentang Agar klien dapat merawat dan
perawatan dan menjaga kuku tetap menjaga kuku tangan dan kakinya
bersih dan kering ketika di rumah

REFERENSI
Fungal nail infection. http://dermnetnz.org/dna.fungi/fnail.html. Diakses tanggal 16 Juni
2011 pukul 10.00 am.
Scumdoctor.com. terapi komplementer pada jamur kulit. www.scumdoctor.com. Diakses
tanggal 16 Juni 2011 pukul 11.30 am.
Onycomycosis.http://www.doctorfungus.org/mycoses/human/other/onychormycosigenera
l.htm. Diakses tanggal 16 Juni 2011 pukul 10.00 am.
Adiguna M S, Onikomikosis dan Pengobatannya dengan cat kuku saklopiroksa, dalam
Majalah Kedokteran Indonesia Vol. 49, No.7, Juli 1999, Jakarta. 268-72

37
INFEKSI JAMUR DERMATOFITOSIS (TINEA UNGUIUM)
1. Definisi
Dermatofitosis (Tinea Unguium) adalah infeksi jamur dermatofit yang menyerang kuku.
Penyakit ini bersifat menahun dan sangat resisten terhadap pengobatan. Penyakit ini sering
dijumpai dinegara tropis karena udara yang lembab dan panas sepanjang tahun sangat cocok bagi
perkembangan penyakit jamur.

Kurangnya kebersihan pribadi dapat menjadi faktor yang berkontribusi besar seperti
memakai kaos kaki untuk waktu yang lama menciptakan lingkungan yang sempurna untuk
pertumbuhan jamur, berbagai alas kaki dan barang-barang pribadi lain juga menimbulkan resiko
yang siknifikan ada berbagai faktor yang dapat memperburuk kondisi ini, antara lain:
ketidakseimbangan dalam tingkat ph, kurangnya personal hygiene, alas kaki yang digunakan
oleh banyak orang, berjalan tanpa alas kaki, tidak mengeringkan kaki setelah mandi, penurunan
imunitas.

3. Tanda dan Gejala


1. Distal Lateral Subungual Onychomycosis (DLSO)- tersering. Tampak diskromia unguium
(perubahan warna kuku), onikolisis (lepasnya lempeng kuku dari dasar kuku), hipertropia
unguium (penebalan lempeng kuku) dan subungual hyperkeratosis/debris.
2. SuperfisialmWhite Onychomycosis (SWO) = Leuconychia Mycotica. Biasanya pada kuku kaki.
Permukaan lempeng kuku ada bercak batas jelas, pulau-pulau opak, putih (bila lama berwarna
kuning), permukaan menjadi kasar, lunak seperti kapur dan mudah di kerok. Pada pasien AIDS
dapat di kuku tangan.
3. Proximal Subungual Onychomycosis (PSO), gejala klinis pada proximal kuku. Banyak di
temukan pada penderita AIDS, penerima transplantasi organ, penyakit jaringan ikat.

4. Contoh kasus
Nn.W usia 25 datang ke puskesmas Mojo pada tanggal 17 juni 2011 karena mengalami
gangguan pada kuku kaki. Kuku kaki Nn.W mengalami perubahan warna menjadi kuning dan
menebal. Nn W mengeluh nyeri jika memakai sepatu dan kadang kala berbau tidak sedap. Dari
pengkajian didapatkan bahwa pasien dalam sehari memakai sepatu selama kurang lebih 10 jam
karena bekerja dikantor, sehingga kondisi kaki selalu lembab dan menjadi media untuk
pertumbuhan jamur.

Pembahasan
Dari anamnesa kasus diatas pasien mengeluh nyeri dan terdapat beberapa tanda dan
gejala dermatofitosis (Tinea Unguium) antara lain: terjadi perubahan warna menjadi kuning dan

38
menebal,serta bau yang tidak sedap pada kaki. Sebagaimana penatalaksanaan penyakit jamur
superficial lainya prinsip penatalaksanaan dermatofitosis adalah menghilangkan faktor
predisposisinya yang memudahkan terjadinya penyakit, serta terapi dengan obat anti jamur yang
sesuai dengan penyebab dan keadaan patologi kuku.
1. Pengobatan Medis
Pengobatan topical untuk Dermatofitosis (Tinea Unguium) diantaranya yaitu:
Macam obat topical, Ciclopirox 8% lacquer :
1. 1x/minggu 6 bulan, atau
2. Bulan I : 3x /minggu
Bulan II : 2x/minggu
Bulan III : 1x/minggu (dapat diteruskan sampai bulan VI)
Pengobatan Oral
Terbinafin : 1 tablet/hari, tangan : 6 minggu, kaki : 12-16 minggu
Itrakonasol : 1. 2 kapsul/hari, tangan: 6 minggu, kaki: 12-16 minggu
Pengobatan sistemik
Obat sistemik generasi baru yang dapat digunakan untuk pengobatan onikomikosis
adalah Flukanazol, itrakonazol dan terbinafin.
Bedah Kuku
Curettage : 1. SWO
2. Subungual debris, mengurangi beban kuku yang harus di obati oral
Pencabutan kuku tidak dilakukan
2. Pengobatan Tradisional
a) Rimpang lengkuas yang dicuci sampai bersih, belah dan gosokkan pada kulit atau kuku
yang terkena jamur.
b) Minyak teh (tea tree oil)
Minyak pohon teh merupakan antiseptic dan fungisida alami kuat yang bisa
melawan infeksi jamur.

5. Diagnosa dan intervensi


1. Diagnosa : Nyeri b.d adanya infeksi oleh jamur dermatofit
Tujuan : individu menyatakan peredaanrasa nyeri setelah suatu tindakan
Kriteria hasil: Dalam 1x24 jam derajat nyeri mengalami penurunan.
Intervensi Rasional
Gunakan terapi distraksi, dan metode peredaan Terapi distraksi dapat menurunkan derajat
nyeri lainya nyeri.
Rendam air hangat Memberikan kenyamanan pada bagian yang
terasa nyeri.
Kolaborasi pemberian obat topical maupun Obat topical maupun sistemik untuk
sistemik. menghilangkan jamur

39
2. Gangguan citra diri b.d perubahan warna pada kuku
Tujuan : Individu dapat mendemontrasikan penerimaan penampilan
Kriteria hasil: Setelah dilakukan intervensi, citra diri pasien kembali seperti semula.
Intervensi Rasional
Beri penjelasan tentang perawatan diri atau Mencegah infeksi dan perubahan kuku lebih
pemberi perawatan lanjut
Biarkan individu mengekspresikan perasaan Meringankan beban yang dirasakan
Siapkan orang terdekat terhadap perubahan Agar orang terdekat mampu menerima keadaan
fisik dan emosional pasien.

Daftar Pustaka
Bag./SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK. Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya. 2007.
Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabaya:Airlangga University Press
M.S, Adiguna.1999. Onikomikosis Dan Pengobatannya Dengan Cat Kuku Saklopiroksa, Dalam
Majalah Kedokteran Indonesia Vol. 49. Jakarta
Korting, HC, M Schfer-Korting, H Zienicke, Georgii A, dan MW Ollert.1993. Pengobatan
Tinea Unguium Dengan Dosis Menengah Dan Tinggi Ultramicrosize Griseofulvin Dibandingkan
Dengan Dengan Itraconazole. Diunduh pada tanggal 16 Juni 2011 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC192229/&ei=B-75TceqGI-
2vQPR5r2fAw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=10&ved=0CFcQ7gEwCQ&prev=/searc
h%3Fq%3Dtinea%2Bunguium%26hl%3Did%26prmd%3Divns
DermNet NZ. Infeksi Jamur Kuku. Diunduh pada tanggal 16 Juni 2011 dari
http://dermnetnz.org/fungal/onychomycosis.html&ei=B-75TceqGI-
2vQPR5r2fAw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=2&ved=0CCYQ7gEwAQ&prev=/searc
h%3Fq%3Dtinea%2Bunguium%26hl%3Did%26prmd%3Divns

40

Anda mungkin juga menyukai