Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENELITIAN

PERENCANAAN STARATEGI PEMASARAN PARFUM


DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
(Studi Kasus : Parfum AXE Kompetitor Casablanca)

Disusun Oleh:
Annida Jahratun Nisa 14611062
Afifah Yuliana Sukardi 14611142
Suci Fauziati 14611198

JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN PARFUM
DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
(Studi Kasus : Parfume AXE Kompetitor Casabalanca)
Abstrak
Dengan banyaknya pilihan produk parfum di pasaran, maka muncullah kompetisi
antar produk. Kompetisi pada akhirnya mendorong kebutuhan untuk berbeda dari
pasaran. Setiap perusahaan berusaha melakukan berbagai terobosan untuk
meningkatkan daya saing dan menarik minat pelanggan. Untuk itu perusahaan
perlu merencanakan strategi pemasaran yang baik. Metode yang digunakan
adalah Quality Function Deployment, dimana hasil akhir dari metode tersebut
adalah sebuah perancangan pengembangan produk dalam bentuk matriks House
Of Quality (HOQ).
Kata kunci : Pengguna Parfum, Strategi Pemasaran, QFD, HOQ.

I. LATAR BELAKANG
Semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan produk dan jasa, maka
konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak, dengan demikian kekuatan
tawar-menawar konsumen semakin besar. Oleh karena itu, perusahaan seharusnya
mengetahui apa kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian berusaha untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut.
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang
menggunakan parfum merek AXE dan Casablanca dengan jumlah responden
sebanyak 21 orang. Data yang digunakan adalah kuesioner tentang kepuasan
konsumen dalam menggunakan produk AXE dan Casablanca. Dalam hal ini
harapan pelanggan diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan
kualitas produk (barang dan jasa) dan kepuasan pelanggan. Dalam
mengevaluasinya, pelanggan akan menggunakan harapannya sebagi standar atau
acuan. Dalam konteks kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan
perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Dengan
demikian, harapan pelanggan yang melatar belakangi mengapa dua merek pada
bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Berdasarkan masalah
yang telah diuraikan, dapat dirumuskan faktor apa yang membedakan penilaian
konsumen terhadap kedua merk parfum tersebut.

1
Penerapan metode QFD dan competitive benchmarking (AXE) bertujuan
untuk mengetahui upaya prioritas yang harus dilakukan oleh Casablanca dalam
peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen yang berorientasi
terhadap kepuasan konsumen. Dimana hasil akhir dari QFD merupakan sebuah
pengembangan produk dalam bentuk matriks HOQ (House of Quality) yang dapat
digunakan oleh pihak perusahaan untuk peningkatan dan pengembangan kualitas
layanan perusahaan agar sesuai dengan keinginan dari pelanggan. Penentuan
atribut yang dominan pada penelitian ini diperoleh berdasarkan asumsi dan
pertimbangan dari peneliti.

II. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, penulis membuat
rumusan masalah yaitu bagaimana tindakan yang harus dilakukan oleh perusahaan
dalam melakukan perbaikan guna meningkatkan jumlah penjualan produk parfum
Casablanca.

III. BATASAN MASALAH


1. Matriks yang digunakan dalam makalah ini adalah matriks pertama dari
Quality Function Deployment (QFD) yaitu House of Quality(HOQ)
2. Penelitian ini menggunakan data hasil kuesioner mengenai kepuasan
konsumen terhadap kedua merk parfum yaitu Casablanca dan AXE.
3. Responden yang diteliti adalah pengguna parfum Casablanca dan AXE.

IV. TUJUAN
Untuk menentukan perencanaan starategis perusahaan kedepan guna
meningkatkan penjualan dimasa yang akan datang.

V. MANFAAT
Dapat memberi masukan kepada perusahaan agar memiliki strategi yang
lebih baik dalam meningkatkan pelayanan kepada konsumen sehingga dapat
meningkatkan keuntungan pada perusahaan.

2
VI. LANDASAN TEORI
6.1 Quality Function Deployment (QFD)
Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi dalam proses
perancangan dan pengembangan produk atau layanan yang mampu
mengintegrasikan suara-suara konsumen ke dalam proses perancangannya. QFD
sebenarnya adalah merupakan suatu jalan bagi perusahaan untuk
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen terhadap
produk atau jasa yang dihasilkannya.
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi Quality Function Deployment
menurut para pakar :
1. QFD merupakan metodologi untuk menterjemahkan keinginan dan kebutuhan
konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan
teknis dan karakteristik kualitas tertentu (Akao, 1990 dalam Urban, 1993).
2. QFD adalah metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses
perancangan dan pengembangan produk suntuk menetapkan spesifikasi
kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis
kapabilitas produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen (Cohen, 1995).
3. QFD adalah sebuah sistem pengembangan produk yang dimulai dari
merancang produk, proses manufaktur, sampai produk tersebut ke tangan
konsumen, dimana pengembangan produk berdasarkan keinginan konsumen
(Djati, 2003).

6.2 House Of Quality (HOQ)


Menurut Cohen (1995), House oF Quality (HOQ) adalah suatu kerangka
kerja atas pendekatan dalam mendesain manajemen yang dikenal sebagai Quality
Function Deployment (QFD). HOQ memperlihatkan struktur untuk mendesain
dan membentuk suatu siklus dan bentuknya menyerupai sebuah rumah kunci.
Dalam membangun HOQ adalah difokuskan pada kebutuhan konsumen
sehingga proses desain dan pengembangannya lebih sesuai dengan apa yang di

3
inginkan oleh konsumen dari pada dengan teknologi inovasi. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang penting dari konsumen. Di
dalam HOQ terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Bagian A berisi daftar mengenai kebutuhan konsumen (Customer Needs).
b. BagianBberisi Matrix perencanaan (planning matrix) yaitu, berisi informasi
mengenai data kuantitatif pasar, menunjukkan kepenntingan relatif dari
kebutuhan konsumen, strategi pencapaian tujuan untuk produk atau jasa baru,
perhitungan ranking kebutuhan konsumen.
c. Bagian C berisi Tanggapan Teknis (technical response) yaitu berisi informasi
mengenai tanggapan teknis perusahaan, merupakan gagasan produk atau jasa
yang akan dikembangkan biasanya gambaran tersebut diturunkan dari
customer needs pada bagian pertama HOQ.
d. Bagian D berisi Hubungan (Relationship) (dampak tanggapan teknis
perusahaan dengan kebutuhan pelanggan), pada bagian ini menggunakan
metode matrix prioritas (the prioritation matrix), berisi mengenai keputusan
tim kerja terhadap tingkat kekuatan hubungan masing-masing elemen antara
tanggapan teknik perusahaan dengan kebutuhan konsumen.
e. Bagian E berisi Korelasi Teknis (technical correlations), berupa setengah
matrik persegi ,terbagi sepanjang garis diagonal dan berisi 45 derajat
.membentuk seperti atap rumah berisi mengenai taksiran tim kerja terhadap
hubungan tiap tiap elemen dari tanggapan teknis perusahaan.
f. Bagian F berisi Matrix Teknis (technical matrix) pada bagian ini terdapat 3
tipe informasi yang dapat diperoleh, yaitu:
1. Prioritas tanggapan tehnikal (technical response)
2. Perbandingan persaingan teknikal (benchmark)
3. Target teknikal (technical target)

4
Gambar 1. House Of Quality
6.3 Parfum
Parfum/minyak wangi saat ini sudah semakin dekat dengan masyarakat di
berbagai kalangan. Parfum seakan menjadi pendamping tiap orang bila
bepergian, aromanya yang menarik menjadi daya pikat sendiri bagi konsumen
dalam memilih parfum. Apalagi saat ini aroma parfum yang ditawarkan sudah
semakin beragam, baik yang dikhususkan untuk pria, wanita, ataupun untuk
keduanya. Kata parfum sendiri berasal dari bahasa latin per fumum yang
berarti melalui asap. Riwayat parfum telah ada sejak zaman Mesopotamia kuno
sekitar lebih dari 4000 tahun yang lalu. Pada zaman dahulu, orang-orang menggu
nakan tanaman herbal, rempah-rempah dan bunga dan dicampurkan bersama
untuk membuat wewangian. Selanjutnya pada pertengahan abad ke-15 parfum
mulai dicampur minyak dan alkohol. Meskipun demikian, parfum baru
mengalami kemajuan pesat pada abad ke-18 dengan munculnya beragam aroma
wewangian dan botol yang indah (Wikipedia, 2011).

6.4 Konsep Kepuasan Konsumen


Menurut beberapa ahli kepuasan atau ketidakpuasan mempunyai definisi
yang berbeda namun pada dasarnya sama, berikut tokoh yang mengemukakan
pendapatnya tentang kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan:
a. Day (dalam Tse dan Wilton 1988) menyatakan kepuasan atau ketidakpuasan
pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang

5
dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang
dirasakan setelah pemakaian.
b. Wilkie (1990) mendefinisikan sebagai suatu tanggapan emosional pada
evalusi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.
c. Engel, et al. (1990) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan
evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama
atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila
hasil tidak memenuhi harapan.
d. Kotler, et al (1996) menandaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang ia rasakan di
banding harapannya.
Dari beberapa definisi dikemukakan tokoh tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengertian kepuasan adalah perbedaan antara harapan dan
kinerja atau hasil yang dirasakan.Dalam mengevaluasi kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan terhadap produk perusahaan mempunyai beberapa
faktor.

VII. METODOLOGI PENELITIAN


7.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan
menggunakan kuesioner atau angket. Kuesioner disebar melalui google form
dimana responden mengisi dengan gadget atau laptop. Kuesioner ini bersifat
tertutup, berisi daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk
mendapatkan informasi tentang penilaian terhadap parfum AXE dan Casablanca

7.2 Teknik Sampling


Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
probability sampling technique, yaitu suatu teknik pengambilan sampel dimana
peluang anggota populasi tidak diketahui karena pengambilan sampel tidak
dilakukan secara acak. Dengan metode non sampling probability yang digunakan
adalah metode purposive sampling, dimana pemilihan sampel didasarkan pada

6
karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik
populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

7.3 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna parfum Casablanca dan
AXE. Sampel diambil secara acak, dimana setiap sampel mempunyai peluang
yang sama untuk dipilih dan peneliti tidak menentukan secara pasti siapa yang
akan dijadikan sampel.

7.4 Variabel Penelitian


Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar
kebutuhan konsumen terhadap paket data internet. Adapun pertanyaan yang
diajukan kepada responden adalah sebagai berikut:
a. Tampilan Kemasan Produk
b. Harga Produk
c. Variasi aroma wangi yang ditawarkan produk
d. Ketahanan atau produk tahan lama
e. Kemudahan dalam mendapatkan produk

7.5 Metode Analisis Data


Metode Analisis yang digunakan yaitu QFD (Quality Function
Deployment) dengan matriks House of Quality (HOQ).

VIII. PEMBAHASAN
8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
A. Uji Validitas
Pada pengujian validitas digunakan untuk melihat kemampuan setiap item
pertanyaan mampu mengukur tujuan apa yang mau diukur. Jika nilai >
maka pernyataan tersebut valid. Adapun pernyataan yang akan diuji yaitu
pada Tabel 1 dan hasil pengujian pada Tabel 2.

7
Tabel 1. Item Pernyataan pada Kuesioner
No. Pernyataan
1 Tampilan kemasan menarik
2 Harga parfum yang ditawarkan terjangkau
3 Mempunyai banyak variasi wangi
4 Mempunyai wangi yang tahan lama
5 Produk mudah didapatkan

Tabel 2. Hasil Pengujian Validitas



Item (,;) Validitas Validitas
AXE Casablanca
1. 0,432 0,870 Valid 0,740 Valid

2. 0,432 0,870 Valid 0,677 Valid

3. 0,432 0,636 Valid 0,638 Valid

4. 0,432 0,894 Valid 0,605 Valid

5. 0,432 0,743 Valid 0,692 Valid

Dari hasil pengujian validitas, maka dapat disimpulkan bahwa semua item
pertanyaan valid, baik untuk parfum AXE atau Casablanca.

B. Uji Releabilitas
Uji reliabilitas, digunakan untuk menunjukan sejauh mana pengukuran
tersebut tanpa bias dan menjamin pengukuran tersebut konsisten lintas waktu dan
lintas ragam pertanyaan. Kriteria suatu pertanyaan reliable jika memiliki nilai
Cronbach's Alpha > 0,7. Adapun hasil uji reliabilitas dari kuesioner diatas yaitu
pada Gambar 2 dan Gambar 3.

8
Gambar 2. Hasil Uji Reliabilitas pada AXE

Gambar 3. Hasil Uji Reliabilitas pada Casablanca

Berdasarkan Gambar 2 dan 3, didapatkan nilai Cronbach's Alpha untuk


parfum AXE sebesar 0,867 > 0,7 maka dapat disimpulkan kuesioner tersebut
reliable atau andal. Sedangkan untuk nilai Cronbach's Alpha pada parfum
Casablanca, yaitu sebesar 0,692 > 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner
tersebut reliable atau andal.

8.2 Identifikasi Kebutuhan Konsumen dan Nilai Kepentingan Relatif


Untuk mengetahui kebutuhan konsumen akan parfum, dilakukan
penelitian dengan menggunakan kuesioner menggunakan google form yang diisi
oleh 22 responden, dimana responden tersebut merupakan orang yang pernah
menggunakan parfum AXE dan parfum Casablanca. Masing-masing keinginan
konsumen yang telah teridentifikasi lalu dihitung nilai kepentingannya dengan
nilai 1 untuk sangat tidak puas, 2 untuk tidak puas, 3 untuk cukup, 4 untuk puas
dan 5 untuk sangat puas. Range nilai tersebut berfungsi untuk mengetahui
seberapa puas konsumen terhadap dua provider tersebut. adapun nilai kepentingan
relatif yang diperoleh dari hasil jawaban responden adalah seperti Tabel 3.

9
Tabel 3. Kebutuhan Konsumen dan Nilai Kepentingan Relatif
No. Keinginan Konsumen Nilai
1 Tampilan kemasan menarik 3.04
2 Harga parfum yang ditawarkan terjangkau 3.35
3 Mempunyai banyak variasi wangi 3.45
4 Mempunyai wangi yang tahan lama 3.5
5 Produk mudah didapatkan 3.97

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahu bahwa nilai kepentingan relatif tertinggi


berada pada pernyataan ke 5 yaitu tentang kemudahan mendapatkan produk
dengan nilai kepentingan 3.97. Adapun urutan yang kedua berdasarkan nilai
kepentingan relatif adalah pernyataan 4 yaitu mempunyai wangi yang tahan lama.
Sedangkan nilai kepentingan yang terendah berada pada pernyataan 1 yaitu
mengenai tampilan kemasan yang menarik.

8.3 Menerjemahkan Kebutuhan Konsumen kedalam Kebutuhan Teknis


Salah satu langkah penting dalam matriks perencanaan produk adalah
menerjemahkan kebutuhan konsumen ke dalam kebutuhan teknis agar lebih
menspesifikasikan sebuah desain umum. Untuk mendeskripsikan konsep produk
pada desain proses, manufaktur dan lain lain, maka dibuat struktur penyebab
atau arti teknis setiap Voice of Customers seperti Tabel 4.

Tabel 4. Voice of Customers

No. Kebutuhan Konsumen Kebutuhan Teknis


Desain dan warna kemasan yang menarik
1 Tampilan kemasan menarik
Adanya informasi tambahan pada kemasan
Harga parfum yang ditawarkan Efisiensi biaya produksi
2
terjangkau
Penetapan dan peraturan mengenai harga parfum
Adanya penambahan variasi wangi untuk menarik
3
Mempunyai banyak variasi wangi konsumen
Proses penyimpanan/penggudangan yang tepat
4 Mempunyai wangi yang tahan lama
Bahan pembuat kemasan
Proses distribusi parfum yang lancar
5 Produk mudah didapatkan Jaringan distribusi yang luas
Adanya layanan iklan parfum dan pemasarannya

10
8.4 Hubungan Kebutuhan Konsumen dan Kebutuhan Teknis
Pada tahap ini dilakukan analisis hubungan antara kebutuhan konsumen
dengan kebutuhan teknis yang telah didefinisikan sehingga diperoleh hubungan
yang kuat, sedang atau lemah. Hubungan yang kuat merupakan interpretasi
langsung dari keinginan konsumen, sedangkan hubungan yang sedang dan lemah
bukan interpretasi secara langsung. Nilai yang digunakan untuk menggambarkan
ketiga hubungan tersebut adalah sebagai berikut :
Nilai 9 : hubungan kuat
Nilai 3 : hubungan sedang
Nilai 1 : hubungan lemah

Tabel 5. Matrik Hubungan Kebutuhan Konsumen Terhadap Kebutuhan Teknis

8.5 Matriks Korelasi


Matrik korelasi adalah sebuah tabel segitiga yang sering dipadukan dengan
kebutuhan teknis, dalam arti bahwa matrik korelasi menjelaskan hubungan antar

11
item kebutuhan teknis. Maksud dari pembuatan seperti atap yaitu untuk
mengidentifikasi daerah dimana keputusan trade off, riset pengembangan
mungkin dibutuhkan.

Gambar 4. Hasil Matriks Korelasi

8.6 Penilaian Persepsi Konsumen dan Posisinya Terhadap Parfum AXE dan
Casablanca
Kuesioner tentang kebutuhan konsumen terhadap produk parfum AXE dan
Casablanca pada 22 responden dengan 5 pertanyaan. Sepuluh pertanyaan yang
diajukan ke responden untuk parfum AXE dan Casablanca adalah sama.
Pemilihan yang diajukan terbagi atas 5 pilihan yaitu nilai 1 untuk penilaian sangat
tidak memuaskan, 2 untuk nilai tidak memuaskan, 3 untuk nilai cukup, 4 untuk

12
nilai memuaskan, dan 5 untuk nilai sangat memuaskan. Nilai posisi parfum
merupakan hasil pengolahan berdasarkan nilai proporsi dari hasil kuesioner
tentang persepsi kepuasan konsumen yang dihitung dari 22 responden yang benar-
benar mengetahui dan pernah mengkonsumsi produk AXE dan Casablanca.
Tabel 6. Jumlah Proporsi (%) dan Nilai Posisi Responden yang Menyatakan
Penilaian Terhadap Produk Parfum AXE dan Casablanca
Nilai Kepuasan Nilai Posisi
No. Kebutuhan Konsumen AXE Casabalnca
AXE Casablanca
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3 2
1 Tampilan kemasan menarik 2 9 8 3 2 8 9 3
Harga parfum yang
2 3
2 ditawarkan terjangkau 1 4 13 4 2 5 9 6
Mempunyai banyak variasi
3 3
3 wangi 1 11 8 2 4 6 9 3
Mempunyai wangi yang
3 3
4 tahan lama 2 5 8 7 6 9 5 2
3 4
5 Produk mudah didapatkan 1 7 7 7 7 7 8

Tabel 7. Hasil Nilai Posisi Air Mineral

8.7 Perhitungan Kuantitatif untuk Identifikasi Prioritas

Beberapa informasi tambahan untuk bagian informasi konsumen dari matrik


perencanaan produk untuk menyediakan sebuah perhitungan kuantitatif dari
importance, sehingga dapat membantu proses penentuan prioritas perhitungan
kuantitatif sebagai berikut :

a. Goals : merupakan level performance yang ingin dicapai perusahaan untuk


memenuhi kebutuhan konsumen. Target tim mempercayai perusahaan akan

13
mampu mencapai target pada produk baru dengan skor yang telah ditentukan
yaitu membandingkan dengan produk pesaing.
b. Sales Point : merupakan keinginan konsumen yang berpengaruh pada
kompetisi yang dapat dipergunakan untuk pemasaran. Simbol yang
digunakan pada sales point yaitu dengan nilai tertentu yang besarnya lebih
dari satu (1) (misalnya 1,2), sedangkan yang bukan merupakan sales point
memiliki nilai sama dengan 1. Dalam penelitian ini ditetapkan sales point
sebesar 1,2 pada atribut yang dianggap sebagai keinginan konsumen yang
berhubungan kuat dengan kebutuhan teknis
c. Improve Ratio merupakan hasil perbandingan goal dengan posisi produk
perusahaan. Semakin besar nilai improve ratio, maka semakin jauh atribut
produk tersebut dari tingkat kepuasan maksimal konsumen.
d. Row Weight merupakan perhatian utama perusahaan untuk dapat
meningkatkan pemenuhan kepuasan pelanggan. Nilai row weight diperoleh
dari hasil perkalian antara Importance to Customer, Improvement Ratio, dan
Sales Point. Hasil dari row weight dapat dibuat untuk merefleksikan tindakan
yang dikelompokkan atas tindakan A (pesaing sangat jauh didepan), B (item
membutuhkan sumber daya yang lebih seperti teknologi, inovasi, skill, dan
konsep yang harus dikembangkan), dan C (item sangat sulit untuk
dikembangkan).
Tabel 8. Informasi Konsumen
Sales Improve Row
No. Keinginan Konsumen Goals Action
Point Ratio Weight

1 Tampilan kemasan menarik 3.5 1 1 3.5 C

2 Harga parfum yang 3.5 1 1 3.5 C


ditawarkan terjangkau
3 Mempunyai banyak variasi 3 1.2 1.2 4.32 B
wangi
4 Mempunyai wangi yang 3 1.2 1.1 3.96 B
tahan lama
5 Produk mudah didapatkan 4 1.2 1.2 5.76 B

14
Tabel 8 menyajikan informasi konsumen khususnya tindakan yang diambil
dan merupakan prioritas utama guna memperbaiki kualitas produk. Berdasarkan
tabel di atas bahwa atribut yang memiliki bobot baris paling besar atau mendapat
prioritas utama untuk dilakukan suatu tindakan guna memperbaiki kualitas produk
berturut urut adalah :

1. Produk mudah didapatkan


2. Mempunyai banyak variasi wangi
3. Mempunyai wangi yang tahan lama
Sedangkan atribut yang memiliki bobot nilai paling kecil atau tidak masuk
dalam prioritas utama untuk dilakukan tidakan guna memperbaiki kualitas
produk adalah:
1. Tampilan kemasan menarik
2. Harga parfum yang ditawarkan terjangkau

8.8 House Of Quality (HOQ)

Hasil akhir dari metode Quality Funtion Deployment atau QFD merupakan
sebuah rencana pengembangan produk. Rencana pengembangan dapat terlihat
pada nilai target yang terletak dibagian bawah House of Quality (HOQ).
Karakteristik teknik digunakan untuk mengukur atau mengkuantitatifkan
kebutuhan konsumen yang masih bersifat kualitatif. Adapun urutan nilai
karakteristik dalam HOQ paket data internet seperti pada Tabel 9.

Tabel 9. Urutan Nilai Karakteristik dalam House of Quality


No. Keinginan Konsumen Nilai
1 Produk mudah didapatkan 3.97
2 Mempunyai wangi yang tahan lama 3.5
3 Mempunyai banyak variasi wangi 3.45
4 Harga parfum yang ditawarkan terjangkau 3.35
5 Tampilan kemasan menarik 3.97

15
IX. KESIMPULAN DAN SARAN
9.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat diperoleh kesimpulan untuk meningkatkan
pemasaran parfum, dapat disusun strategi pemasaran sebagai masukan kepada
perusahaan produk parfum sebagai berikut :
1. Memperluas pemasaran sehingga produk dapat tersedia secara merata
sehingga konsumen mudah menemukan produk parfum.
2. Memperbanyak variasi wangi parfum sehingga dapat menarik minat
konsumen.
3. Meningkatkan daya tahan wangi parfum.
4. Meningkatkan efisiensi biaya produksi agar harga parfum sehingga dapat
dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.
9.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan penelitian
dengan menggunakan metode-metode lain sebagai pembanding.

X. DAFTAR PUSTAKA

Couhen, L., (1995). Quality function deployment (How to Make QFD Work for
You). Massachussetts :Addisson Wesley Publishing Company.

Adijaya. 2010. Quality Function Deployment. Diakses pada 17 April 2017 dari
http://waystoperfect.blogspot.co.id/2010/05/quality-function-deployment-
qfd.html

David, F.R., (2004). Manajemen Strategis : Konsep-konsep. PT. Indeks kelompok


Gramedia, Jakarta.

Gasperz, V., (2001). Total Quality Manegement. Jakarta : Gramedia Pustaka


Utama.

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai