Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Dalam rangka melaksanakan program upaya kesehatan masyarakat dengan 5


program wajib dari beberapa program kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas
parijatah kulon, dengan target program yang diharapkan dapat tercapai dengan baik
dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

Sebagai upaya memenuhi target program UKM pengembangan tersebut baik


secara kualitas maupun kuantitas, diharapkan adanya suatu sistem yang terarah yang
berisi susunan rencana kegiatan pokok puskesmas parijatah kulon yang akan
dilaksanakan selama satu tahun sehingga perlu ditetapkan pedoman pelayanan
kesehatan pengobatan tradisional di puskesmas Parijatah Kulon.

Pedoman ini berfungsi mengontrol atau memberi petunjuk bagi petugas untuk
melaksanakan Kegiatan, dimana dan bagaimana kegiatan itu dilaksanakan.
Terwujudnya pedomanan pelayanan pengobatan tradisional di puskesmas parijatah
kulon ini Berkat bantuan dari semua pihak, untuk itu kepada semua pihak, yang
membantu penyelesaian Program ini kami ucapkan terima kasih, mudah-mudahan apa
yang telah kami buat ini dapat dipergunakan sebagai acuan yang dapat
dipertimbangkan sebagai pegangan dalam melaksanakan Program pelayanan
kesehatan pengobatan tradisional di Puskesmas Parijatah Kulon.

Usul dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan


pedoman ini di masa yang akan datang.

Parijatah kulon, 5 juni 2017


Penanggung Jawab Program

Sri Waheni

1
2

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pekerja mempunyai resiko terhadap masalah kesehatan yang disebabkan


oleh proses kerja, lingkungan kerja serta perilaku kesehatan pekerja. Pekerja
tidak hanya berisiko meenderita penyakit menular dan tidak menular tetapi
pekerja juga dapat menderita penyakit akibat kerja dan atau / atau penyakit
terkait kerja.Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan/ atau lingkungan kerja termasuk penyakit akibat hubungan kerja.
Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013
diketahui bahwa setiap tahun ditemukan 2,34 juta orag meninggal terkait
pekerjaan baik penyakit maupun kecelakaan dan sekitar 2,02 juta kasus
meninggal terkait penyakit akibat kerja. Di indonesia, gambaran penyakit akibat
kerja saat ini seperti fenomene Puncak Gunung Es, penyakit akibat kerja yang
diketahui dab dilaporkan masih sangat terbatas dan parsial berdasarkan hasil
penelitian sehingga belum menggambarakan besarnya masalah keselamatan
dan kesehatan kerja di Indonesia. Hal ini disebabkan karena sumber daya
manusia yang mampu melakukan diagnosis penyakit akibat kerja masih kurang
sehingga pelayanan untuk penyakit akibat kerja belum optimal.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu disusun pedoman sebagai acuan
bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan dalam diagnosis dan tata laksana
penyakit akibat kerja.

B. Tujuan

Tersedianya pedoman diagnosis dan tatalaksan penyakit akibat kerja di fasilitas


pelayanan kesehatan.

C. Sasaran

Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan baik tingkat pertama maupun tingkat


lanjutan.

D. Ruang Lingkup

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
atau lingkungan kerja termasuk penyakit terkait kerja.Penyakit yang mempunyai
beberapa agen penyebab dengan faktor pekerjaan dan atau lingkungan kerja
memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya.

E. Batasan Operasional
Penyakit akibat kerja adalah (PAK) penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja yang akan berakibat cacat sebagian maupun cacat total.
Cacat sebagian adalah hilangnya atau tidak fungsinya sebagian anggota tubuh
tenaga kerja untuk selama-lamanya. Sedangkan Cacat total adalah keadaan
tenaga kerja tidak mampu bekerja sama sekali untuk selama-lamanya. Penyakit
Akibat Hubungan Kerja yaitu penyakit yang di cetuskan, dipermudah atau
diperberat oleh pekerjaan.penyakit ini disebabkan secara tidak langsung oleh
pekerjaan dan biasanya penyebabnya berbagai jenis faktor.
3

BAB 11

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan program


Pengobatan Tradisional di mulai dari kepala puskesmas, penanggung jawab UKP,
penanggung jawab UKM, dan seluruh karyawan. Penanggung jawab program
Pengobatan Tradisional merupakan koordinator dan penyelenggaraan kegiatan
pengobatan di wilayah kerja Puskesmas Parijatah Kulon.
Dalam upaya pelaksanaan Program Pengobatan Tradisional perlu melibatkan sektor
terkait yaitu: Lurah,kader, penanggung jawab P2,dan sektor terkait lainnya dengan
kesepakatan masing-masing.

B. Distribusi ketenagaan
1. Dokter
Dokter berperan sebagai penanggung jawab pelayanan kesehatan pasien di
Puskesmas yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
a. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta menegakkan diagnosis
medis
b. Menentukan pilihan tindakan, pemeriksaan laboratorium dan perawatan
c. Menentukan terapi obat
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi tindakan
e. Melakukan konseling terkait penyakit
f. Melakukan rujukan

2. Perawat / Bidan
Perawat / bidan berperan sebagai penanggungjawab asuhan
keperawatan/kebidanan dan sekaligus sebagai pelaksana asuhan keperawatan
yang mempuyai tugas pokok dan berfungsi sebagai berikut:
a. Melakukan deteksi dini kesehatan jiwa diseluruh kerja Puskesmas
b. Bertanggungjawab pada asuhan keperawatan bagi pasien
c. Melaksanakan tindakan dan perawatan sesuai instruksi dokter
d. Memotivasi pasien dan keluarga agar pasien kontrol secara rutin
e. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemberian obat kepada pasien

3. Tenaga Pengobatan Tradisional


a. Membuat rencana kegiatan
b. Pendataan Batra
c. Melaksanakan pembinaan pada Batra yang ada setiap 4 bulan sekali
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan
e. Mengkoordinir laporan Batra setiap 6 bulan sekali dan melaporkan ke dinas
kesehatan
4. Petugas Obat
a. Melaksanakan permintaan obat berdasrkan resep dokter
b. Mendiskusikan keadaan atau hal-hal yang dianggap perlu dengan tim
termasuk interaksi obat dab kesehatan
c. Membantu mengawasi dan mengevaluasi penggunaan obat oleh pasien /
klien bersama perawat
d. Jika perlu menggantikan bentuk obat dari jenis yang sama sesuai dengan
persetujuan dokter
e. Bersama dengan tenaga kesehatan melakukan pemantauan interaksi obat
5. Petugas pemeriksaan penunjang
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai permintaan dokter
b. Bekerjasama dengan dokter dan perawat untuk pemeriksaan laboratorium
c. Bertanggungawab pada hasil pemeriksaan laboratorium
4

C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan Upaya kesehatan kerja disepakati dan disusun
bersama dengan program dan sektor terkait dalam pertemuan lokakarya mini bulanan
yang dilakukan
5

BAB 111
STANDAR FASILITAS

A. Letak
Letak ruang konsultasi pemeriksaan Upaya Kesehatan Kerja berada pada BP,
KIA, dibagian depan Puskesmas, area publik berdekatan dengan klinik-klinik
lainnya yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar Puskesmas.
6

B. Persyaratan Ruang

Persyaratan yang perlu diperhatikan pada ruang pemeriksaan adalah sebagai


berikut:
1. Luas minimal ruangan pemeriksaan adalah 3m x 2m
2. Persyaratan komponen banguanan adalah sebagai berikut:
a. Atap: atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana ( angin puting
beliung, gempa, dll }
b. Langit-langit: langit- langit harus kuat, berwarna terang dan mudah
dibersihan, ketinggian langit-langit dari lantai minimal 2,8
c. Dinding: material dinding harus keras, rata, tidak berpori / tidak berserat,
tidak menyebabkan silau, kedap air, mudah dibersihkan dan tidak ada
sambungan agar mudah dibersihkan
d. Lantai: material lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin,
warna terang mudah dibersihkan
e. Pintu dan jendela

C. Persyaratan Prasarana

1. Sanitasi

a. Pada ruangan BP sebaiknya disediakan wastafel dengan debit air


mengalir yang cukup
b. Dilengkapi pula dengan tempat sampah yang tertutup

2. Ventilasi
a. Ventilasi harus cukup agar sirkulasi udara dalam ruangan tetap terjaga
jumlah bukaan ventilasi sebaiknya 15 % terhadap luas lantai ruangan
b. Arah bukaan ventilasi tidak boleh berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah ( TPS ), toilet dan sumber penularan lainnya

3. Pencahayaan
a. Pada siang hari sebaiknya menggunakan pencahayaan alami
b. Intensitas cahaya cukup agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik
( 200 lux )

4. Listrik
Tersedianya kotak kontak yang aman untuk peralatan / perlengkapan
dengan jumlah kurang lebih 2 titik

D. Persyaratan peralatan / perlengkapan


Persyaratan perlengkapan yang disediakan pada ruangan konsultasi pengobatan
tradisional:
1. Meja
2. Kursi
3. Media KIE ( poster, brosur )
4. Tensi
5. Stetoskop
6. Senter pemeriksaan
7. Alat ukur antropometri ( timbangan berat badan, microtoise, pita lila dll )
7

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Diagnosa

Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja karena pajanan biologis perlu


dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Identifikasi pajanan biologis di tempat kerja
a. Pengamatan proses kerja
b. Mempelajari epidemiologi dan penyebaran penyakit diwilayah kerja
2. Identifikasi kelompokpekerja risiko
a. Melakukan pemetaan pekerja yang berisiko terpajan biologis
b. Identifikasi kelompok pekerja yang yang rentan terhadap infeksi/alergi

Untuk menegakkan Diagnosis penyakit akibat kerja dilakukan langkah-langkah


Diagnosis PAK:

1. Menentukan diagnosis klinis


a. Anamnesis: Penyakit dan pekerjaan ditanyakan dimana tempat kerja, apa
pekerjaannya, pajanan biologis dominan yang ada, berapa lama bekerja di
tempat kerja tersebut dan apakah yang menderita penyakit tersebut lebih dari
seorang
b. Pemeriksaan fisik sesuai standar pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang sesuai dengan indikasi
2. Menentukan apakah ada faktor individu yang berperan.
Faktor individu yang berperan dalam hal ini adalah ketahanan tubuh, gizi,
penyakit lain yang diderita, dll
3. Menentukan apakah ada faktor lain diluar pekerjaan.
Apakah terdapat penderita lain di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekitar
tempat tinggalnya, dll
8

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program Upaya kesehatan
kerja direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektor sesuai dengan
tahapan kegiatan dan metode pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
9

BAB IV
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksaan kegiatan program kesehatan Upaya


kesehatan kerja perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi
risiko terhadap segala kemungkinan baik terhadap tingkah laku dan pola hidup dalam
keseharian. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.
10

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program Upaya kesehatan


kerja perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor
terkait dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan Upaya kesehatan kerja. Upaya pencegahan
risiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
11

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan program Upaya kesehatan kerja dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator Program Upaya kesehatan kerja
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai