Anda di halaman 1dari 15

PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM

a. Pengertian Perawatan Luka Perineum


Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis,
psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004).
Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus
(Danis, 2001). Jadi perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam
masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada
waktu sebelum hamil ( Anonimity, 2009 ).
b. Gangguan Integritas Kulit pada Proses Persalinan
1) Episiotomi
Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina. Jenis
episiotomi ditentukan berdasarkan tempat dan arah insisi antara lain :
a) Episiotomi garis medial
Paling sering dilakukan. Episiotomi ini efektif, mudah diperbaiki, dan biasanya
nyeri yang timbul lebih ringan. Kadang-kadang dapat terjadi perluasan melalui
sfingter rectum (laserasi derajat ketiga ) atau bahkan ke kanal ani (laserasi derajat
keempat ).
b) Episiotomi mediolateral
Dilakukan pada persalinan dengan tindakan jika ada kemungkinan terjadi
perluasan kearah posterior. Meskipun dengan demikian robekan derajat empat dapat
dihindari, tetapi robekan derajat tiga dapat terjadi. Selain itu, Jika dibandingkan
dengan episiotomi medial, kehilangan darah akan lebih banyak dan perbaikan lebih
sulit serta lebih nyeri.
2) Laserasi
a) Laserasi Perineum (Robekan Perineum)
Robekan pada perineum terjadi pada hampir semua persalinan dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya, namun hal ini dapat dihindarkan atau dikurangi
dengan jalan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan
cepat.
Robekan perineum dapat di bagi 4 tingkat :
(1) Tingkat 1 : Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa
mengenai kulit perineum.
(2) Tingkat 2 : Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinel transversalis,
tetapi tidak mengenai otot sfingter ani.
(3) Tingkat 3 : Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani.
(4) Tingkat 4 : Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan
mukosa rectum
b) Laserasi Vagina
c) Laserasi Serviks (Cedera Serviks)
(Bobak dkk, 2004)
c. Tujuan Perawatan Luka Perinium
1) Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam
uterus

1
2) Untuk penyembuhan luka perinium (jahitan perineum)
3) Untuk kebersihan perineum dan vulva
4) Untuk mencegah infeksi seperti diuraikan diatas bahwa saat persalinan vulva
merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman. Bila daerah vulva dan perineum
tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum saluran vagina dan uterus.
(Wahyu, 2011)
d. Waktu Perawatan Luka perineum
1) Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka
ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada
pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada
perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2) Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi
kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada
perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3) Setelah buang air besar.
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar
anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang
letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara
keseluruhan (Wilujeng, 2011).

e. Cara Perawatan Luka Perineum


Perawatan perineum dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan
cara menjaga kebersihan perineum caranya sebagai berikut:
1) Persiapan :
a) Siapkan air hangat
b) Sabun dan washlap
c) Handuk kering dan bersih
d) Pembalut ganti yang secukupnya
e) Celana dalam yang bersih
2) Cara merawatnya :
a) Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan ke belakang
b) Washlap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahan washlap yang sudah
ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri,
bila tidak dibersihkan dengan benar maka darah kotor akan menempel pada luka
jahittan dan menjadi tempat kuman berkembang biak.
c) Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa luka benar
benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin kecil.
d) Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat dengan menggunakan tempat
rendam khusus. Atau bila tidak bisa melakukan perendaman dengan air hangat cukup
di siram dengan air hangat.
e) Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam yang bersih dari
bahan katun. Jangan mengenakan celana dalam yang bisa menimbulkan reaksi alergi.

2
f) Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh, semakin bersih luka jahitan
maka akan semakin cepat sembuh dan kering.
g) Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka jahitan cepat sembuh.
Makanan berprotein ini bisa diperoleh dari telur, ikan, ayam dan daging, tahu, tempe.
Jangan pantang makanan, ibu boleh makan semua makanan kecuali bila ada riwayat
alergi.
h) Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa seizin dokter atau bidan.
3) Lamanya jahitan mengering
Luka jahitan rata-rata akan kering dan baik dalam waktu kurang dari satu
minggu. Bila keluar darah kotor bau busuk dari jalan lahir, ibu panas, dan luka jahitan
bengkak kemerahan terasa sangat nyeri atau luka jahitan bernanah.
Ada beberapa catatan yang perlu diketahui:
a) Luka jahitan terasa sedikit nyeri
Jangan cemas, rasa nyeri ini akibat terputusnya jaringan syaraf dan jaringan
otot , namun semakin sering di gerakkan maka nyeri akan berkurang. Bila ibu hanya
berbaring terus menerus dan takut bergerak karena nyeri akan menghambat proses
penyembuhan. Sirkulasi darah pada luka menjadi tidak lancar.
b) Luka terlihat sedikit bengkak dan merah
Pada proses penyembuhan luka tubuh secara alami akan memproduksi zat zat
yang merupakan reaksi perlawanan terhadap kuman. Sehingga dalam proses
penyembuhan luka kadang terjadi sedikit pembengkakan dan kemerahan. Asalkan
luka bersih ibu tak perlu cemas. Bengkak dan merah ini bersifat sementara.
Beberapa keluarga masih ada yang menganjurkan untuk mengurangi minum air putih
agar jahitan cepat kering. Hal ini sama sekali tidak dibenarkan. Justru ibu harus
minum yang banyak, minimal 8 gelas sehari untuk memperlancar buang air kecil,
mengganti cairan tubuh yang hilang dan memperlancar proses pengeluaran ASI.

Perawatan Luka Post Seksio Sesarea


Filed under: Kesehatan Tinggalkan komentar

Januari 3, 2010

A. Pengertian Seksio Sesarea

Seksio sesarea adalah proses persalinan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut
ibu (Laparatomi) untuk mengeluarkan bayi, atau suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina.

B. Indikasi dilakukan Seksio Sesarea

Seksio sesarea dilakukan atas indikasi sebagai berikut :

1. Panggul sempit

2. Disproporsi sefalo pelvik yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan panggul.

3
3. Ruptur uteri mengancam.

4. Partus lama (prolonged labor)

5. Partus tidak maju (Obstructed labor)

6. Distosia serviks

7. Pre-eklamasi dan hipertensi.

8. Sang ibu menderita herpes.

9. Sang bayi dalam posisi sungsang atau menyamping.

10. Putusnya tali pusar.

11. Bayi besar (Makrosomia-berat badan lahir lebih dari 4,3 kg)

12. Kepala bayi jauh lebih besar dari ukuran normal (Hidrosefalus)

m. CPD atau cephalo pelvic disproportion (proposi panggul dan kepala bayi yang tidak
pas,sehingga persalinan terhambat)

C. Komplikasi Operasi Seksio Sesarea

Infeksi puerperal (Nifas)

1. Ringan : Dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.

2. Sedang : Dengan kenaikan suhu tinggi,disertai dehidrasi dan perut sedikit

kembung.

1. Berat : Dengan peritonitis,sepsis dan ileus paralitik.

Penangannya adalah dengan pemberian cairan, elektrolit, dan antibiotika yang adekuat dan
tepat.

1. Perdarahan

2. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi
terlalu tinggi.

3. Kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan mendatang.

4
D. Nasihat pasca operasi

1 Dianjurkan jangan hamil selama lebih kurang satu tahun, dengan memakai kontrasepsi.

2 Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang baik.

3 Yang dianut adalah once a cesarean not always a cesarean kecuali pada panggul
sempit atau disproporsi sevalo pelviks.

E. Prinsip perawatan luka seksio sesarea

Pada prinsipnya dalam merawat luka dibutuhkan sterilitas mengingat luka sangat rentan
terhadap masuknya mikroorganisme dan adanya disintegritas, dalam melakukan perawatan
luka.

Tujuan perawatan luka yaitu :

1. Mencegah infeksi silang

2. Mempercepat proses penyembuhan luka.

F. Prosedur perawatan luka seksio sesarea

Persiapan alat yang digunakan untuk melakukan perawatan luka seksio sesarea yaitu:

1. Dressing pack steril (set ganti pembalut)

2. Korentang steril

3. Pengalas

4. Handscoon bersih 1 pasang

5. Piala ginjal, verband

6. Depper / lidi waten

7. Pinset on steril (2)

Prosedur kerja :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

2. Cuci tangan

3. Gunakan sarung tangan steril

5
4. Plester pinset apabila luka tertutup oleh balutan

5. Lakukan pembersihan luka dimulai dengan :

1. Kaji / observasi status luka,apakah luka bersih atau kotor serta sejenisnya.

2. Gunakan kassa steril yang dipegang dengan pinset, dicelupkan diberi larutan savlon
dan lakukan pembersihan pada luka, bila perlu berikan H2O2. celupkan atau diberi
larutan Nacl 0,9% kemudian bersihkan luka sampai bersih dan lanjutkan dengan
pengobatan luka menggunakan bethadine atau sejenisnya.

3. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

4. Catat : Tindakan, respon pasien dan kondisi luka pasien.

Pengertian Luka
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi
jaringan yang rusak atau hilang.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel

Jenis Luka:

1. Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka.

Luka Bersih (Clean Wounds). Yang dimaksud dengan luka bersih adalah luka bedah tak
terinfeksi yang mana luka tersebut tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan juga
infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi
Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds). Jenis luka ini adalah luka
pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi
terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi.
Luka terkontaminasi (Contamined Wounds) adalah luka terbuka, fresh, luka akibat
kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari
saluran cerna.
Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds) adalah terdapatnya mikroorganisme pada
luka. Dan tentunya kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jenis ini akan semakin besar
dengan adanya mikroorganisme tersebut.

6
2. Berdasarkan Kedalaman Dan Luasnya Luka.

Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema). Luka jenis ini adalah luka
yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.

Stadium II : Luka "Partial Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya lapisan kulit
pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan
adanya tanda klinis seperti halnya abrasi, blister atau lubang yang dangkal.

Stadium III: Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya kulit
keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas
sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Luka ini timbul
secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan di
sekitarnya.

Stadium IV: Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah luka yang telah mencapai
lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi / kerusakan yang luas.

3. Berdasarkan Waktu Penyembuhan Luka.

Luka Akut. Luka akut adalah jenis luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan
konsep penyembuhan yang telah disepakati.

Luka Kronis. Luka kronis adalah jenis luka yang yang mengalami kegagalan dalam
proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.

MACAM LUKA dan PENANGANANYA

1. Vulnus excoriasi (Luka lecet)

a) Pengertian : Jenis luka yang satu ini derajat nyerinya biasanya lebih tinggi dibanding luka
robek, mengingat luka jenis ini biasanya terletak di ujung-ujung syaraf nyeri di kulit.
b) Cara penanganan : Pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan luka terlebih
dahulu menggunakan NaCl 0,9%, dan bersiaplah mendengar teriakan pasien, karena jenis
luka ini tidak memungkinkan kita melakukan anastesi, namun analgetik boleh diberikan.
Setelah bersih, berikan desinfektan. Perawatan jenis luka ini adalah perawatan luka terbuka,

7
namun harus tetap bersih, hindari penggunaan IODINE salep pada luka jenis ini, karena
hanya akan menjadi sarang kuman, dan pemberian IODINE juga tidak perlu dilakukan tiap
hari, karena akan melukai jaringan yang baru terbentuk.

2. Vulnus punctum (Luka tusuk)

a) Pengertian : Luka tusuk biasanya adalah luka akibat logam, nah yang harus diingat maka
kita harus curiga adalanya bakteri clostridium tetani dalam logam tersebut.
b) Cara penanganan : Hal pertama ketika melihat pasien luka tusuk adalah jangan asal
menarik benda yang menusuk, karena bisa mengakibatkan perlukaan tempat lain ataupun
mengenai pembuluh darah. Bila benda yang menusuk sudah dicabut, maka yang harus kita
lakukan adalah membersihkan luka dengan cara menggunakan H2O2, kemudian
didesinfktan. Lubang luka ditutup menggunakan kasa, namun dimodifikasi sehingga ada
aliran udara yang terjadi.

3. Vulnus contussum (luka kontusiopin)

a) Pengertian : luka kontusiopin adalah luka memar, tentunya jangan diurut ataupun
ditekan-tekan, karena hanya aka mengakibatkan robek pembuluh darah semakin lebar saja.
b) Cara penanganan : Yang perlu dilakukan adalah kompres dengan air dingin, karena akan
mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga memampatkan pembuluh-pembuluh
darah yang robek.

4. Vulnus insivum (Luka sayat)

a) Pengertian : luka sayat adalah jenis luka yang disababkan karena sayatan dari benda
tajam, bisa logam maupun kayu dan lain sebgainya. Jenis luka ini biasanya tipis.
b) Cara penanganan : yang perlu dilakukan adalah membersihkan dan memberikan
desinfektan.

5. Vulnus schlopetorum

a) Pengertian : jenis luka ini disebabkan karena peluru tembakan, maka harus segera
dikeluarkan tembakanya.
b) Cara penanganan : jangan langsung mengeluarkan pelurunya, namun yang harus
dilakukan adalah membersihkan luka dengan H2O2, berikan desinfektan dan tutup luka.
Biarkan luka selama setidaknya seminggu baru pasien dibawa ke ruang operasi untuk
dikeluarkan pelurunya. Diharapkan dalam waktu seminggu posisi peluru sudah mantap dan
tak bergeser karena setidaknya sudah terbentuk jaringan disekitar peluru.

6. Vulnus combustion (luka bakar)

a) Pengertian : adalah luka yang disebabkan akibat kontaksi antara kulit dengan zat panas
seperti air panas(air memdidih), api, dll.

8
b) Cara penanganan : Penanganan paling awal luka ini adalah alirkan dibawah air mengalir,
bukan menggunakan odol apalagi minyak tanah. Alirkan dibawah air mengalir untuk
perpindahan kalornya. Bila terbentuk bula boleh dipecahkan, perawatan luka jenis ini adalah
perawatan luka terbuka dengan tetap menjaga sterilitas mengingat luka jenis ini sangat mudah
terinfeksi. Dan ingat kebutuhan cairan pada pasien luka bakar.

7. Luka gigitan.

a) Pengertian : luka jenis ini disebabkan dari luka gigitan binatang, seperti serangga, ular,
dan binatang buas lainya. Kali ini luka gigitan yang dibahas adalah jenis luka gigitan dari ular
berbisa yang berbahaya.
b) Cara penanganan : mengeluarkan racun yang sempat masuk ke dalam tubuh korban
dengan menekan sekitar luka sehingga darah yang sudah tercemar sebagian besar dapat
dikeluarkan dari luka tersebut. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini dapat
membahayakan bagi pengisapnya, apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di bagian
mukosa mulutnya. Sambil menekan agar racunnya keluar juga dapat dilakukan
pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari gigitan, ini bertujuan untuk mencegah semakin
tersebarnya racun ke dalam tubuh yang lain. Selanjutnya segera mungkin dibawa ke pusat
kesehatan yang lebih maju untuk perawatan lanjut.

8. Laserasi atau Luka Parut.

a) Pengertian : Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan kulit,
misalnya karena jatuh saat berlari.
b) Cara penanganan : Cara mengatasi luka parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih
dahulu dengan cara menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa steril atau
saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun.
Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih. Perhatikan pada luka,
bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan. Bila ternyata luka
terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit. Setelah bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti
povidon iodine atau kasa anti-infeksi.

9. Terpotong atau Teriris

a) Pengertian : Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh benda
tajam, bentuk lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada
pembuluh darah arteri yang putus terpotong.
b) Cara penanganan : menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan dengan
menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang
bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan
torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan pada
bagian antara luka dan jantung secara melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong
kayu/ballpoint tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar
kencang. Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari luka. Setelah itu,

9
luka ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas atau
paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi
kemudian ditutup kasa steril.

PENANGANAN LUKA (secara umum)

Dalam penanganan luka, sudah umum diketahui bahwa salah satu yang harus dilakukan
adalah tindakan debridement. Debridement bertujuan untuk membuat luka menjadi bersih
sehingga mengurangi kontaminasi pada luka dan mencegah terjadinya infeksi. Debridement
bisa dilakukan dengan beberapa cara, dari yang kurang invasif hingga invasif, yaitu
debridement secara biologik, mekanik, otolitik, enzimatik, dan surgical.
PROSES PENYEMBUHAN LUKA

1. Fase Inflamasi

adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada
jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan
membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan
dimulainya proses penyembuhan.

2. Fase Proliferatif
adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran
fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan
menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi
jaringan.

3. Fase Maturasi

Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12
bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah ; menyempurnakan terbentuknya jaringan baru
menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan
jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai
regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut.
Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah
perlukaan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

Usia, Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan


jaringan

10
Infeksi, Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga
menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah
ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.

Hipovolemia, Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan


menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.

Hematoma, Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara
bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan
yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga
menghambat proses penyembuhan luka.

Benda asing, Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan
terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari
serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu
cairan yang kental yang disebut dengan nanah (Pus).

Iskemia, Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah
pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat
dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu
adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.

Diabetes, Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula


darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi
penurunan protein-kalori tubuh.

Pengobatan, Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh


terhadap cedera, Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan, Antibiotik : efektif
diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang
spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat
koagulasi intravaskular.

10 Jenis Luka dan Perawatan awalnya

Belajar Ilmu Bedah sudah, Keperawatan Medikal Bedah lewat tapi terkadang pas lagi
praktek entah lupa apalan atau emang males ngapal (ketahuan banget kan kalo males.)
segala apa yang ada sudah buyar dari inget.. apa yang sudah apal ngelotok diluar kepala
bener-bener ngelotok sampe tak tersisa lagi duh kali ini pengen iseng nulis pengalaman-
pengalaman aja, pengen nulis cara bodoh berbagai pernak-pernik tentang luka dan
bagaimana cara menanganinya kalo mau cari definisi secara tekstual sepertinya bisa tuh
dicari dimana-mana blog-blog tetangga juga banyak yang muat so.. kalo masih minat
lanjut bacanya monggo diteruskan

11
Jenis-Jenis Luka Berdasarkan Penyebab
Rumus awal sebelum memulai semuanya, yang kudu diinget luka itu bahasa pelauwnya
Vulnus (kidding yang bener bahasa latinnya), jadi kalo denger kata vulnus gesit deh itu
pasti luka nah biasanya disingkat v, jadi kalo dirumah sakit ada diagnosa diawali V itu
berarti Vulnus = luka, bukan pembuluh darah vena. Nah sekarang, sjenis-jenisnya apa saja?

1. Vulnus laceratum (Laserasi)


Pernah bayangin gak kalo misalnya kita tertembak pistol laser??? Apa ya kira-kira yang akan
terjadi?? Nah, bayangin aja kalo kita terkena laser pasti akan luka,.yang tentunya akan
merobek bagian tubuh kita nah jadi kalo ketemu kata Vulnus Laceratum, berarti bayangin
aja luka akibat laser yang akan merobek bagian tubuh kita, jadi pasti lukanya adalah luka
robek. Nah Vulnus Laceratum ini adalah luka robekan yang bias diakibatkan karena terjatuh,
terkena ranting pohon, terkena batu asalkan terjadi robekan itu adalah Vulnus Laceratum.
Kuncinya adalah, robekan itu memiliki panjang, lebar dan dalam jadi 3 dimensi. Biasanya
Vulnus Laceratum disingkat VL so.. kalo ada pasien di gawat darurat tertulis VL berarti
pasien tersebut mengalami luka robek.

2. Vulnus excoriasi (Luka lecet)


Nah yang ini lain lagi, luka ini adalah luka lecet, luka jenis ini biasanya sih disebabkan
karena gesekan yang keras terhadap benda keras nah yang sering sih pada pasien-pasien
kecelakaan, kaki mencium aspal, muka mencium aspal jadilah Vulnus Excoriasi biasanya
disingkat VE inget ya.. VE . nah kalo VL dengan 3 dimensinya, maka untuk VE hanya
2 dimensi, Panjang dan Lebar.

3. Vulnus punctum (Luka tusuk)


Segala luka yang terkena tusukkan benda tajam disebut dengan Vulnus Punctum, bias karena
pisau, tombak atau segala sesuatu yang mengakibatkan bentuk luka sempit dan dalam nah
pengukurannya menggunakan 3 dimensi, yaitu panjang, lebar dan dalam.

4. Vulnus contussum (luka kontusiopin)


Jenis luka ini adalah luka yang tidak terjadi perdarahan keluar atau tidak terjadi robekan
kulit jadi luka jenis ini adalah luka yang diakibatkan karena benturan keras, sehingga
pembuluh darah dibawah kulit pecah, sehingga perdarahan hanya tertimbun saja tanpa
mengalir sehingga penampakannya bisanya berwarna merah kehitaman ataupun kebiruan.

5. Vulnus insivum (Luka sayat)


Jenis luka ini adalah luka kecil dan tipis.. biasanya luka ini adalah jenis luka yang disengaja
dalam proses pengobatan

6. Vulnus schlopetorum
Ini adalah jenis luka akibat peluru atau tembakkan jadi jenis luka ini adalah luka yang
dalam.

12
7. Vulnus morsum (luka gigitan)
Luka jenis ini adalah luka yang disebabkan oleh gigitan gigi, bias karena manusia, anjing,
Babi, monyet dan lain-lainlah.. pokoknya digigit, bukan diemut.

8. Vulnus perforatum
Luka jenis ini merupakan luka tembus atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak
atau proses infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.

9. Vulnus amputatum
Kalo denger kata amputatum tentunya gak asing dengan amputasi. Jadi vulnus amputatum
adalah luka dalam bentuk terpotongnya salah satu bagian tubuh kita sehinnga terpisah dari
badan/tubuh.

10. Vulnus combustion (luka bakar)


Luka jenis ini adalah segala jenis luka bakar yang disebabkan oleh karena thermis, radiasi,
elektrik ataupun kimia Jaringan kulit rusak dengan berbagai derajat mulai dari lepuh (bula
carbonisasi/hangus).

1. Vulnus laceratum (Laserasi)


Untuk jenis luka ini, harus diperhatikan dengan seksama apakah lukanya bersih atau tidak,
dalam atau dangkal, rapi atau tak beraturan (biasanya tak beraturan). Untuk skala luka yang
luas dan dalam, berarti kita harus bersiap diri untuk menjahitnya pertama, perhatikan
bentuk lukanya bersih atau tidak, jika luka kotor, maka kita bersihkan terlebih dahulu dengan
cairan NaCl 0,9%, jika terlalu kotor dan melekat kuat kotorannya, kita bersihkan
menggunakan H2O2, karena cairan ini sangat pedih sekali, maka kita harus memberikan
anastesi dulu (local menggunakan Lidokain). Setelah luka dibersihkan langkah berikutnya
adalah melakukan desinfektan dengan menggunakan IODINE, jika luka lebar dan dalam
maka kita harus melakukan Hecting (menjahit) agar penyembuhan luka lebih cepat, terhindar
infeksi dan hasilnya baik (secara estetika lebih minim meninggalkan bekas). Jika luka dalam,
maka hecting boleh berlapis-lapis, jangan menyisakan rongga di bagian dalam, karena kuman
akan sangat suka tinggal disana, makanya menjahit dengan berlapis sangat dianjurkan.
Biasanya luka jenis ini bentuknya tidak beraturan, oleh karena itu bisa dirapihkan sedikit
dengan cara mengunting bagian-bagian yang dirasa sangat berserabut (disesuaikan bentuk
lukanya).
Untuk perawatan luka VL ini adalah bentuk perawatan luka tertutup, dengan tetap menjaga
sterilitas luka, untuk luka awal Ganti verban pertama bisa dilakukan 48 jam sesudah luka,
tetap perhatikan tanda-tanda infeksi. Pembersihan luka bisa digunakan NaCl 0,9%, dengan
tetap menjaga sterilitas.

2. Vulnus excoriasi (Luka lecet)


Jenis luka yang satu ini derajat nyerinya biasanya lebih tinggi disbanding luka robek,
mengingat luka jenis ini biasanya terletak di ujung-ujung syaraf nyeri di kulit. Jadi harus
lebih dipahamkan kepada pasien. Pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan luka
terlebih dahulu menggunakan NaCl 0,9%, dan bersiaplah mendengar teriakan pasien, karena

13
jenis luka ini tidak memungkinkan kita melakukan anastesi, namun analgetik boleh diberikan.
Setelah bersih, berikan desinfektan. Perawatan jenis luka ini adalah perawatan luka terbuka,
namun harus tetap bersih, hindari penggunaan IODINE salep pada luka jenis ini, karena
hanya akan menjadi sarang kuman, dan pemberian IODINE juga tidak perlu dilakukan tiap
hari, karena akan melukai jaringan yang baru terbentuk.

3. Vulnus punctum (Luka tusuk)


Luka tusuk biasanya adalah luka akibat logam, nah yang harus diingat maka kita harus curiga
adalanya bakteri clostridium tetani dalam logam tersebut. Oleh karena itu penangan luka jenis
ini harus memungkinkan adanya aliran udara, mengingat clostridium tetani adalah bakteri
anaerob. Hal pertama ketika melihat pasien luka tusuk adalah jangan asal menarik benda
yang menusuk, karena bisa mengakibatkan perlukaan tempat lain ataupun mengenai
pembuluh darah. Bila benda yang menusuk sudah dicabut, maka yang harus kita lakukan
adalah membersihkan luka dengan cara menggunakan H2O2, kemudian didesinfktan. Lubang
luka ditutup menggunakan kasa, namun dimodifikasi sehingga ada aliran udara yang terjadi...

4. Vulnus contussum (luka kontusiopin)


Luka memar tentunya jangan diurut ataupun ditekan-tekan, karena hanya aka mengakibatkan
robek pembuluh darah semakin lebar saja. Yang perlu dilakukan adalah kompres dengan air
dingin, karena akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga memampatkan
pembuluh-pembuluh darah yang robek.

5. Vulnus insivum (Luka sayat)


Luka jenid ini biasanya tipis, maka yang perlu dilakukan adalah membersihkan dan
memberikan desinfektan.

6. Vulnus schlopetorum
Jika menemukan pasien seperti ini maka jelaslah ini tugasnya ruang operasi untuk
menyelesaikannya.. namun jika berhadapan dengan pasien seperti ini jangan langsung
mengeluarkan pelurunya, namun yang harus dilakukan adalah membersihkan luka dengan
H2O2, berikan desinfektan dan tutup luka. Biarkan luka selama setidaknya seminggu baru
pasien dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan pelurunya. Diharapkan dalam waktu
seminggu posisi peluru sudah mantap dan tak bergeser karena setidaknya sudah terbentuk
jaringan disekitar peluru.

7. Vulnus morsum (luka gigitan)


Untuk luka jenis ini anda bisa membuka postingan saya tentang ini monggo dibuka-buka
lagi

8. Vulnus perforatum
Ini adalah jenis luka yang tentunya hanya bisa diselesaikan di ruang khusus operasi, sehingga
perawatan yang bisa kita lakukan adalah perawatan luka pasca operasi..

14
9. Vulnus amputatum
Sama dengan kasus diatas perawatan luka ini adalah perawatan luka pasca operasi.

10. Vulnus combustion (luka bakar)


Penanganan paling awal luka ini adalah alirkan dibawah air mengalir, bukan menggunakan
odol apalagi minyak tanah. Alirkan dibawah air mengalir untuk perpindahan kalornya bila
terbentuk bula boleh dipecahkan, perawatan luka jenis ini adalah perawatan luka terbuka
dengan tetap menjaga sterilitas mengingat luka jenis ini sangat mudah terinfeksi.

15

Anda mungkin juga menyukai