Makalah Sik Perkembangan Siknas
Makalah Sik Perkembangan Siknas
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini berdasarkan latar belakang masalah diatas adalah :
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetehahui apa pengertian sistem informasi kesehatan nasional!
2. Untuk menjelaskan sejarah sistem informasi kesehatan nasional di Indonesia!
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem informasi kesehatan nasional!
4. Untuk menjelaskan perkembangan sistem informasi kesehatan nasional saat sekarang !
BAB 2
PEMBAHASAN
KELOMPOK 6 Hal.1
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
Dalam era seperti saat ini, begitu banyak ias i kehidupan yang tidakterlepas dari peran serta dan
penggunaan teknologi ias ic , terkhusus padabidang-bidang dan lingkup pekerjaan. Semakin
hari, kemajuan teknologi ias ic , baik dibidang piranti lunak maupun perangkat keras
berkembangdengan sangat pesat, disisi lain juga berkembang kearah yang sangat mudahdari segi
pengaplikasian dan murah dalam biaya. Solusi untuk bidang kerja apapun ias ic cara untuk
KELOMPOK 6 Hal.2
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
dapat dilakukan melalui media ias ic , dengancatatan bahwa pengguna juga harus terus belajar
untuk mengiringi kemajuanteknologinya. Sehingga pada akhirnya, solusi apapun teknologi yang
kitapakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya manusia yang menggunakannya.Rumah Sakit,
sebagai salah satu institusi pelayan kesehatan masyarakatakan melayani traksaksi pasien dalam
kesehariannya. Pemberian layanan dantindakan dalam banyak hal akan mempengarui kondisi
dan rasa nyaman bagipasien. Semakin cepat akan semakin baik karena menyangkut nyawa
pasien.
Semakin besar jasa layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks pula jenis
tindakan dan layanan yang harus diberikan yang kesemuanya harus tetapdalam satu koordinasi
terpadu. Karena selain memberikan layanan, rumahsakit juga harus mengelola dana untuk
membiayai operasionalnya. Melihatsituasi tersebut, sudah sangatlah tepat jika rumah sakit
menggunakan sisikemajuan ias ic , baik piranti lunak maupun perangkat kerasnya
dalamupanya membantu penanganan manajemen yang sebelumnya dilakukan secaramanual.
Departemen Kesehatan telah menetapkan visi Indonesia Sehat 2010 yangditandai dengan
penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan yang sehat,berperilaku sehat, dan mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutuyang disediakan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat sendiri, sertaditandainya adanya peran serta masyarakat dan berbagai ias i
pemerintahdalam upaya upaya kesehatan. Dalam upaya mencapai visi dan misi yang
telahditetapkan tersebut, infrastruktur pelayanan kesehatan telah dibangunsedemikian rupa mulai
dari tingkat nasional, propinsi, kabupaten danseterusnya sampai ke pelosok.Setiap unit
infrastruktur pelayanan kesehatantersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan
menuju pencapaianvisi dan misi Depkes tersebut.Setiap jenjang tersebut memiliki
sistemkesehatan yang yang saling terkait mulai dari pelayanan kesehatan dasar didesa dan
kecamatan sampai ke tingkat nasional.Jaringan sistem pelayanan kesehatn tersebut memerlukan
sistem informasiyang saling mendukung dan terkait, sehingga setiap kegiatan dan
programkesehatan yang dilaksanakan dan dirasakan oleh masyarakat dapat diketahui,difahami,
diantisipasi dan di kelola dengan sebaik-baiknya.
2.2 Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
KELOMPOK 6 Hal.3
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau
pembuat rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem
Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah menjadi sistem yang
baru. Oleh karena itu, sistem informasi memilikiumur layak guna. Panjang pendeknya umur
layak guna sistem informasitersebut ditentukan diantaranya oleh:
KELOMPOK 6 Hal.4
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
Tahun 2007 : Telah terselenggara jaringan komunikasi data online terintegrasi antara 80%
Dinkes Kab/Kota dan 100% Dinkes Provinsi dengan Departemen Kesehatan.
KELOMPOK 6 Hal.5
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
Tahun 2008 : Telah terselenggara jaringan komunikasi data online terintegrasi anatara 90
% Dinkes Kab/Kota, 100% Dinkes Provinsi, 100% Rumah Sakit Pusat, dan 100% UPT
Pusat dengan Departemen Kesehatan.
Tahun 2009 : Telah terselenggara jaringan komunikasi data online terintegrasi antara
seluruh Dinkes Kab/Kota, Dinkes Provinsi, Rumah Sakit Pusat, dan UPT Pusat dengan
Departemen Kesehatan
Tahun 2010 Dst : Telah terselenggara jaringan komunikasi data online antara seluruh
Puskesmas, Rumah Sakit, dan Sarana Kesehatan lain, baik milik pemerintah maupun
swasta, Dinkes Kab/Kota, Dinkes Provinsi, dan UPT Pusat dengan Departemen Kesehatan
Setelah terselenggaranya jaringan komunikasi tersebut, diharapkan memiliki manfaat yang
optimal. Hal ini akan dapat berjalan dengan adanya peran Pusat dan Daerah untuk komitmen
dalam penyelenggaraannya.
Menurut WHO, Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu dari 6 building
blocks atau komponen utama dalam Sistem Kesehatan di suatu negara. Keenam komponen
( ias ic blocks) Sistem Kesehatan tersebut ialah :
1. Servis Delivery (Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan)
2. Medical product, vaccines, and technologies (Produk Medis, vaksin, dan Teknologi
Kesehatan)
3. Health Workforce (Tenaga Medis)
4. Health System Financing (Sistem Pembiayaan Kesehatan)
5. Health Information System (Sistem Informasi Kesehatan)
6. Leadership and Governance (Kepemimpinan dan Pemerintahan)
KELOMPOK 6 Hal.6
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
3. Pembiayaan Kesehatan
4. Sumber Daya Mansuia (SDM) Kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan
7. Pemberdayaan Masyarakat
Di dalam Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu :
Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan. Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan
merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungi kebijakan kesehatan, adiminstrasi kesehatan,
informasi kesehatan dan ias kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan
upaya kesehatan nasional agar berdaya guna, berhasil gunam dan mendukung penyelenggaraan
keenam subsitem lain di dalam Sistem Kesehatan Nasional sebagai satu kesatuan yang terpadu.
3. Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola
program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang
administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut :
1. Mendukung manajemen kesehatan
2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas
4. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-
based decision)
5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal
6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi
7. Membantu penilaian transparansi
2.4.2 Kekurangan
1. Permasalahan Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia
Permasalahan mendasar Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia saat ini antara lain :
a. Faktor Pemerintah
b. Fragmentasi
KELOMPOK 6 Hal.7
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
Terlalu banyak sistem yang berbeda-beda di semua jenjang administasi (kabupaten atau
kota, provinsi dan pusat), sehingga terjadi duplikasi data, data tidak lengkap, tidak valid dan
tidak ias ic dengan pusat.
Kesenjangan aliran data (terfragmentasi, banyak hambatan dan tidak tepat waktu)
Hasil penelitian di NTB membuktikan bahwa : Puskesmas harus mengirim lebih dari 300 laporan
dan ada 8 macam software RR sehingga beban administrasi dan beban petugas terlalu tinggi. Hal
ini dianggap tidak efektif dan tidak efisien, format pencatatan dan pelaporan masih berbeda-beda
dan belum standar secara nasional.
Aliran data terfragmentasi. Aliran data dari sumber data (fasilitas kesehatan) ke pusat
melalui berbagai jalan.
Data dan informasi dikelola dan disimpan oleh masing-masing Unit di Departemen
Kesehatan.
Bentuk data : agregat.
Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan data.
Sangat beragamnya bentuk laporan.
Validitas diragukan.
Data sulit diakses.
Karena banyaknya duplikasi, permasalahan kelengkapan dan validitas, maka data sulit
dioah dan dianalisis.
Pengiriman data masih banyak menggunakan kertas sehingga tidak ramah lingkungan.
KELOMPOK 6 Hal.8
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
Komunikasi data sudah mulai terintegrasi (mulai mengenal prinsip 1 pintu, walau
beberapa masih terfragmentasi).
Sebagian besar data agregat dan sebagian kecil data individual.
Sebagian data sudah terkomputerisasi dan sebagian masih manual.
Keamanan dan kerahasiaan data kurang terjamin.
KELOMPOK 6 Hal.9
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
2.5.1 Pendahuluan
Adanya desentralisasi ini pula, mengakibatkan pencatatan dan pelaporan sebagai produk
dari era sentralisasi menjadi overlaps , hal ini tentu saja menjadi beban bagi kabupaten.kota.
melalui keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002 tentng kebijkan dan StrTEGI
pengembangan SIKNAS dan Nomor 932 tahun 2002 tentang petunjuk pelaksanaan
pengembangan sistem informasi kesehatan daerah di kabupten/kota dikembangkan beragai
strategi, yaitu :
KELOMPOK 6 Hal.10
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
Secara umum pengertian sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan
proseur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai
sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan selalu
diperlukan dalam pembuatan program kesehatan kulai dari analisis situasi, penentuan prioritas,
pembuatan alternative solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga
proses evaluasi.
Teknologi informasi member berbagai kemudahan dalam proses managemen di segala
bidang. Dengan teknologi informasi, data dan informasi dapat diolah dan didistribusikan secara
lebih mudah, akurat dan fleksibel.Hal ini mendorong semakin dibutuhkannya pemanfaatan
teknologi informasi dalam berbagai kegiatan.
WHO menilai bahwa investasi sistem sistem informasi menuai beberapa keuntungan, antara lain:
1. Membantu pengambilan keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya,
2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami serta
melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
3. Penguatan evidence based dalam pengambilan kebijakan yang efektif, evaluasi dan
inovasi melalui penelitian.
4. Perbaikan dalam tata kelola, mobilisasi sumber baru dan akuntabilitas cara yang
digunakan.
Informasi kesehatan dapat dibagi menjadi lima domain yang berbeda, yaitu :
KELOMPOK 6 Hal.11
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
1. Penentu kesehatan, yang meliputi factor risiko, perilaku, keturunan, lingkungan, ias i,
ekonomi dan demografi.
2. Input sistem kesehatan yang meliputi kebijakan, pembiayaan, simber daya dan organisasi.
3. Output sistem kesehatan, meliputi informasi, kemampuan pelayanan dan kualitas.
4. Hasil sistem kesehatan, meliputi pemanfaatan pelayanan.
5. Status kesehatan meliputi angkan kematian, kesakitan atau ketidakmampuan dan
kesejahteran.
Dari beberapa sistem informasi kesehatan yang telah dikembangkan dapat dianalisa
beberapa hal sebagai berikut :
1. Integrated Sistem
Kementerian kesehatan telah mengembangkan siknas online, akan tetapi disamping itu
berbagai program seperti kewaspadaan gizi, informasi obat, rumah sakit, dan puskesmas kuga
mengembangkan sistem informasi sendiri. Hal ini berdampak tumpang tindihya informasi dan
berbagai kegiatan serta menyita waktu dan biaya. Sejatinya suatu sistem informasi yang
terintegrasi yang memenuhi kebutuhan berbagai lintas sector dan lintas program yang dapat di
akses sebagai informasi yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan berbagai
keputusan dan kebijakan. Seperti aplikasi komunikasi data, dapat dilihat bahwa data dan
informasi kesehatan yang disediakan tidak memenuhi dengan kebutuhan baik provinsi atau
kabupaten/kota, sehingga kabupaten/kota pun berupaya mengembangkan sistem informasi
sendiri.
SP2TP pun sejatinya dapat digantikan dengan SIMPUS online ternyata di lapangan
puskesmas pun masih menyampaikan laporannya secara manual setiap bulannya. Hal ini
mengakibatkan beban kera bagi petugas dan informasi yang diberikan tidaklah dalam hitungan
hari, melainkan bulan.Suatu sistem yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan baik pusat atau
daerah, pengambilan keputusan dapat mengakses informasi secara cepat dan tepat sehingga
kebiakan dapat efektif dan efisien.
2. Kemampuan Daerah
KELOMPOK 6 Hal.12
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
memenuhi kebutuhan infrastruktur dan sarana fisik. Tidak semua daerah masih surplus, akan
tetapi tidak sedikit daerah yang minus. Memang pada awalnya pelaksana sistem informasi
membutuhkan banyak biaya, akan tetapi dalam perjalanannya juga memerlukan perawatan dan
pemeliharaan yang tidak sedikit. Kondisi geografis juga sangat mempengaruhi, masih banyak
puskesmas di daerah yang sangat terbatas akses informasinya.
Pemanfaatan data dan informasi terkesan hanya kebutuhan pusat, bukanlah kebutuhan
daerah, sehingga munculah anggapan hanya proyek dan ego program masing-masing.Hal ini
karena pemanfaatan data dan informasi secara signifikan tidak dirasakan oleh kabupaten/kota
sebagai pelaksana kebijakan pemerintah pusat.
Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah tenaga yang
merangkap tugas atau jabatan lain. Di beberapa tempat memang dijumpai adanya tenaga purna
waktu.
Kini Departemen Kesehatan telah secara langsung dapat menghubungi 340 (76% dari
440 Kabupaten/Kota) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan 33 (100%) Dinas Kesehatan
Provinsi, melalui jaringan ias ic (online). Jaringan ini dimungkinkan karena Depkes telah
memasang perangkat-perangkat, 1 buah PC, 1 buah GSM Modem, 1 buah IP Phone, dan 1 buah
printer di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sedangkan bagi Dinas Kesehatan Provinsi, telah
dipasang 5 buah PC, 1 buah Server, 1 buah IP Phone, 1 set peralatan video-conference, dan 1
buah printer.
Pengembangan jaringan ias ic Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) online
ini telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun
2007.Untuk mengatasi kendala di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Depkes telah meminta
kepada Dinas-dinas kesehatan untuk menunjuk/menetapkan 2 orang petugas khusus yang
mengelola Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) online. Petugas-petugas yang
ditetapkan tersebut sebanyak 787 orang, dan telah dilatih selama 3 hari di Bandung pada bulan
Nopember 2007.Kegiatan ini ditujukan untuk pencapaian sasaran ke-14, dari 17 sasaran
KELOMPOK 6 Hal.13
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
KELOMPOK 6 Hal.14
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
untuk komunikasi data, melatih petugas pengelola SIKNAS online (pusat, provinsi, dan
kab/kota), mengupayakan insentif untuk pengelola SIKNAS online sebagai pemicu bagi adanya
tunjangan jabatan fungsional oleh daerah, membantu dan mengkoordinasikan penerapan
aplikasi-aplikasi misalnya konsultasi eksekutif, teleconference, dan lain sebagainya, dan
membantu melakukan advokasi kepada stakeholders daerah utk pengembangan SIKDA.
Sedangkan untuk daerah perannya yaitu menjabarkan kebijakan, standar, pedoman, dan
lainnya sejenis jika diperlukan dan menetapkan surat keputusan Gubernur / Bupati / Walikota
atau Peraturan Daerah, melengkapi perangkat keras ias ic untuk Dinas Kesehatan dan jaringan
wilayahnya termasuk unit pelaksanan teknisnya, membangun jaringan online wilayahnya yaitu
jaringan antara Dinas Kesehatan dan unit pelaksanan teknisnya serta swasta, mengembangkan
software ias ic dan software untuk komunikasi data dalam jaringan wilayahnya, merekrut
petugas pengelola SIKNAS online yang fulltime, mengangkat mereka ke dalam jababatan
fungsional dan membayar tunjangannya, mengembangkan dan menerapkan aplikasi-aplikasi
diantarannya informasi eksekutif, teleconference, dan lain sebagainya, terutama untuk
wilayahnya, memantau, mengevaluasi dan mengembangan SIKDA (Provinsi: SIKDA Provinsi,
Kabupaten/Kota: SIKDA Kabupaten/Kota).
Hal yang harus dilakukan oleh daerah dalam menindak lanjuti kebijakan Departemen
Kesehatan adalah dengan membuat Master Plan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Nasional disetiap daerah . Dalam sebuah artikel di blog tanggal 16 Nopember 2006 seorang
pakar jaringan yang juga adalah seorang dosen di S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Gadjah Mada minat Sistem Informasi Kesehatan menjelaskan tentang pentingnya master plan
sistem informasi berdasarkan pengalaman beliau sebagai konsultan di berbagai perusahaan.
Beliau menemukan banyak perusahaan yang tidak mempunyai master plan sistem informasi dan
langsung mengembangkan sistem informasi dengan bantuan sataf teknologi informasi (TI) baik
internal maupun dengan bantuan vendor (Eksternal).Hal tersebut menimbulkan adanya sekat-
sekat sistem informasi dalam suatu perusahaan karena masing-masing bagian mengembangkan
sistem informasinya sendiri, dan apabila perusahaan berkembang semakin besar, maka semakin
sulit pula dalam pengintegrasian antar satu sistem, sehingga output yang didapatkan pun
berbeda-beda pula.
KELOMPOK 6 Hal.15
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
Dalam tulisannya beliau menganalogikan pentingnya pembuatan master plan ini ibarat
membangun sebuah rumah, karena sangat riskan apabila membangun sebuah rumah tanpa
adanya gambar rencana pembangunannya. Beliau juga menjelaskan mengenai pengertian master
plan sistem informasi yaitu suatu perencanaan jangka panjang dalam pengembangan SI di
perusahaan tersebut, yang dengan baik ias menterjemahkan keinginan baik dari manajemen
(Sistem Owner), pengguna (Sistem User) maupun perubahan perubahan yang terjadi di dalam
maupun di luar organisasi.
Dalam bukunya World Health Organization (WHO) berjudul Developing Health Management
Information Sistem : A Practical Guide For Developing Countries menyebutkan ada 10 langkah
dalam mengembangkan sistem informasi manajemen kesehatan yaitu :
1. Meninjau kembali sistem yang telah berjalan, dengan prinsip bahwa jangan merubah sistem
yang ada dan bangun kekuatan-kekuatan yang ada serta pelajari kelemahan-kelemahan dari
sistem yang telah ada.
2. Gambarkan kebutuhan- kebutuhan data yang relavan dari unit unit dalam sistem kesehatan,
dengan prinsip, dengan prinsip tingkatan administrasi yang berbeda dalam suatu sistem
kesehatan mempunyai peran- peran yang berbeda beda pula, oleh karena itu keperluan data
berbeda beda pula. Tidak semua data yang dibutuhkan siap dalam pengumpulan data
rutin.Data yang tidak sering dibutuhkan atau diperlukan hanya untuk bagian dari populasi
dapat dihasilkan melalui studi-studi khusus dan survey sampel.
3. Menentukan sebagian besar data yang tepat dan aliran data yang efektif, dengan prinsip
bahwa tidak semua data yang dikumpulkan pada suatu tingkatan tertentu diperlukan dan
disampaikan ke tingkat yang lebih tinggi. Kebanyakan data yang lebih rinci pencariannya
langsung ke sumber data, dan persyaratan pelaporan ke tingkatan yang lebih tinggi sebaiknya
dicari ke tingkatan yang lebih rendah.
4. Melakukan desain pengumpulan data dan perangkat pelaporan, dengan prinsip kemampuan
pengumpul data yang akan ditugaskan dengan mengisi formulir yang harus dipertimbangkan
dalam mengembangkan pengumpul data. Kebanyakan pengumpulan data yang efektif dan
perangkat pelaporan adalah yang sederhanan dan lebih singkat.
5. Mengembangkan prosedur dan mekanisme untuk pengolahan data, dengan prinsip bahwa
arah data sistem informasi manajemen kesehatan adalah prosesnya sebaiknya konsisten
dengan sasaran untuk pengumpulan data dan perencanaan untuk analisis data erta
pemanfaatannya.
KELOMPOK 6 Hal.16
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
6. Mengembangkan dan melaksanakan program pelatihan untuk penyedia data dan pengguna
data, dengan prinsip program-program pelatihan dirancang sesuai dengan kebutuhan dan
tingkatan kelompok yang akan dilatih.
7. Melakukan pre test dan jika diperlukan melakukan perancangan ulang sistem untuk
pengumpulan data, aliran data, proses dan pemanfaatan data, dengan prinsip sebelum sistem
diuji sistem harus menggambarkan kondisi yang nyata dan umum selama pelaksanaannya.
8. Melakukan monitoring dan evaluasi sistem yang ada, dengan prinsip bahwa hasil akhir dari
monitoring dan evaluasi tidak bersifat menghukum atau mencari-cari kesalahan, dan lebih
mencari hal-hal yang positif yang dapat membuat sistem bekerja, serta mengidentifikasi apa
yang menjadi penyebab masalah sebagai dasar untuk meningkatkan sistem.
9. Mengembangkan penyebaran data yang efektif dan mekanisme umpan balik, dengan prinsip
bahwa suatu cara yang efektif untuk memberikan motivasi kepada penghasil data agar terus
menerus menyediakan data adalah dengan memberikan feedback yang positif dan negative
mengenai keadaan data yang mereka berikan.
10. Meningkatkan sistem informasi manajemen kesehatan, dengan prinsip bahwa pengembangan
sistem informasi kesehatan adalah selalu berusaha memberikan kemajuan., hal ini merupakan
suatu usaha yang dinamis di mana para manajer dan para pekerja berusaha memberikan
kemajuan terus menerus.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengembangan jaringan komputer Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) online ini
telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007.
2. SIKNAS ONLINE mempunyai tujuan untuk mengintegrasikan semua komunikasi data yang
terfragmentasi ke dalam suatu jaringan serta menghapus hirarki antar instansi.
3.2 Saran
KELOMPOK 6 Hal.17
Makalah Perkembangan SIKNAS 2014
1. Sudah selayaknya dimanfaatkan dengan maksimal apa yang dilakukan oleh Depkes dengan
menyediakan jaringan beserta kelengakapannya kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kab/Kota di seluruh Indonesia. Banyak manfaat yang bisa diraih dengan adanya fasilitas
tersebut. Komunikasi dan informasi yang makin intensif dan lancar tentunya antara Depkes
Pusat dengan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kab/kota, juga antar Dinas Kesehatan di
seluruh Indonesia. Mari manfaatkan semua fasilitas itu dengan harapan akan dapat
meningkatkan jaringan dan komunikasi data terintegrasi di bidang kesehatan.
KELOMPOK 6 Hal.18